LPM PGPR File Alih Fungsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)



JUDUL



: Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria)



TUJUAN



: Setelah penyuluhan petani dapat membuat PGPR



SASARAN



: Petani



METODE



: Ceramah, demonstrasi cara dan tanya jawab



MEDIA



:Benda sesungguhnya, power point, dan Folder



WAKTU



:75 Menit



TEMPAT



:Rumah ketua kelompok tani



No 1



Pokok Kegiatan Pendahuluan



Uraian Kegiatan



Waktu



 



10 menit



Perkenalan Maksut dan tujuan



4. Menyampaikan   2



4



Manfaat dan kelebihan Cara mendapatkan pgpr dari alam  Demonstrasi Cara -Metode Pembuatan dan perbanyakan PGPR  Diskusi



Isi /materi



Penutup



   



Kesimpulan Membagikan Folder Motivasi Dokumentasi Total



2 menit 8 menit



20 menit 25 menit



10 menit



75(menit)



Keterangan



Gowa, Januari 2018 Mahasiswa



MUH ALFIANSYAH L



SINOPSIS CARA PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria) A. APA ITU PGPR? PGPR dalam terminologi bahasa Indonesia merupakan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali jenis bakteri yang bersimbiosis dengan perakaran tanaman, dan memberikan efek positif bagi pertumbuhan tanaman. Contoh umum yang bisa kita amati adalah bintil akar pada tanaman legum yang merupakan bentuk simbiosis bakteri penambat Nitrogen pada perakaran tanaman. Pengaruh PGPR pada tanaman dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1. Mendorong pertumbuhan tanaman (bertindak sebagai fitohormon), 2. Menekan perkembangan penyakit (bioprotectant / biokontrol), 3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman secara langsung dan tidak langsung. Dari berbagai kajian, perlakuan PGPR pada tanaman akan memberikan pertumbuhan akar yang lebih sehat, panjang dan lebih banyak dibandingkan tanpa PGPR. Perakaran yang sehat dan lebih panjang menyebabkan penyerapan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman akan semakin banyak, sehingga pertumbuhan tanaman juga lebih bagus. Di samping itu, perakaran yang dikoloni oleh bakteri PGPR umumnya lebih tahan terhadap infeksi patogen tanaman. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan bakteri PGPR untuk menghasilkan siderofor dan antibiotik untuk mencegah perkembangan patogen tanaman. Berbagai literatur menyebutkan bahwa kandungan bakteri PGPR utamanya adalah dari kelompok Pseudomonas sp. B. CARA SEDERHANA MENDAPATKAN PGPR DARI ALAM



Bakteri PGPR dapat diperoleh dengan mengisolasi bakteri perakaran pada tanaman inang. Namun demikian, untuk proses di tingkat lapang/petani, proses yang dilakukan tidaklah serumit yang harus dilakukan di laboratorium agens hayati. Untuk metode di lapang, cukup dengan mengambil perakaran dan sedikit tanah di sekitar perakaran tanaman. Secara umum, kategori tanaman yang ditengarai mempunyai kandungan bakteri PGPR adalah tanaman yang menunjukkan keragaan paling bagus, paling sehat, pada perlakuan yang sama di lapangan. Namun demikian, ada beberapa jenis tanaman inang PGPR yang dapat digunakan sebagai sumber PGPR, yaitu akar bambu, putri malu, alang-alang, rumput gajah, serai dan rumput teki. Hampir semua jenis tanaman tersebut hidup dengan baik di alam tanpa pemupukan, dan tahan terhadap iklim yang ekstrim. Namun demikian, bahan yang paling banyak digunakan adalah perakaran bambu. Untuk lebih lengkapnya, berikut bahan – bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan PGPR: 1) Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-rata di akar kacang / polong ada simbiosis dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan Nitrogen dalam tanah. 2) Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini banyak mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana bakteri ini bisa meningkatkan kelarutan phoshate (P) dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa meningkatkan dan penyerapan unsur mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll. 3) Semua rumput liar seperti putri malu, rumpun teki, dll (campuran beberapa klasifikasi family) : rata-rata akar ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp (pelarut phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen), Pseudomonas putida (penekan fungi patogen), Actinomycetes (penghasil antibiotik) Metode : 4) Ambil sekitar satu genggam perakaran diatas (bisa satu macam atau kombinasi), kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR. 5) Masukkan ke dalam botol bersih berisi air steril sebanyak 1 liter. Lebih baik gunakan air sumur yang telah matang (dimasak sebelumnya). Air sumur relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan kimia. 6) Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam perakaran dapat tercampur pada air.



7) Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak berupa gelembung udara yang menempel pada dinding botol. 8) Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang/starter PGPR. 9) Untuk mengetahui apakah biang PGPR yang dibuat merupakan bakteri yang berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman, dan justru tidak merugikan, maka dapat dilakukan test sederhana dengan cara menyiramkan larutan biang PGPR pada tanaman pot yang sehat. Setelah 3 (tiga) hari, diamati apakah ada pengaruh merugikan yang terjadi pada tanaman uji, seperti layu atau menguning. Apabila tampak gejala tersebut,



dimungkinkan



bakteri



yang



berkembang



bukanlah



bakteri



yang



menguntungkan, sehingga tidak disarankan untuk dikembangkan. Namun apabila tanaman tidak menunjukkan gejala sakit, atau gangguan pertumbuhan, maka besar kemungkinan PGPR yang dibuat mengandung bakteri yang dapat berfungsi sebagai PGPR.



C. PERBANYAKAN PGPR Meskipun biang / starter PGPR dapat langsung digunakan untuk aplikasi di lapangan, agar produksi PGPR tidak terlalu banyak menyita bahan baku berupa perakaran tanaman inang, maka perlu dilakukan perbanyakan, dengan menggunakan media pengembangan. Bahan umum yang diperlukan pada perbanyakan PGPR adalah : 1. Air sumur 10 liter 2. Terasi 300 gram 3. Gula pasir / gula jawa / molase 300 gram 4. Injet (kapur sirih) 1 sendok teh 5. Bekatul (opsional) 300 gram 6. Biang PGPR 100 ml 7. Metode : 8. Rebus 10 liter air sumur, tambahkan semua bahan kecuali biang PGPR. Kemudian aduk rata lalu tutup rapat dan tunggu hingga mendidih. 9. Setelah mendidih, matikan api dan dinginkan. Setelah dingin, saring dengan kain kasa dan masukkan ke dalam galon / jerigen steril. 10. Setelah benar-benar dingin, masukkan biang PGPR kemudian tutup galon/jerigen. 11. Inkubasi secara anaerob, proses dan bentuk wadah disamakan seperti pembuatan fermentasi bahan nabati atau asam amino sebelumnya. 12. Setelah 10 (sepuluh) hari, PGPR siap digunakan.



Hasil biakan dikatakan baik apabila berbau asam segar akibat hasil fermentasi bakteri, tidak berbau busuk, tidak terlihat ada organisme lain seperti misalnya belatung. Namun apabila bau PGPR hasil biakan tersebut busuk, maka dapat dikatakan biakan tersebut mengalami kontaminasi, sehingga tidak layak untuk digunakan sebagai PGPR. Untuk meyakinkan, dapat dilakukan uji sederhana dengan menggunakan tanaman pot seperti halnya pada pembuatan biang/starter. Sumber :https://arfinsyah.wordpress.com/2017/04/27/plants-growth-promoting-rhizobacteriapgpr/



Berada di daerah perkotaan, Bogor mengalami masalah yang cukup pelik dalam produksi pangan. Dinas Pertanian bersama Pemkot Bogor berusaha ketat mempertahankan lahan pertanian agar mampu memaksimalkan produksi.



Dekade terakhir Kota Bogor telah menjadi daerah penyangga Ibukota dan memiliki konsekuensi pembangunan yang tiada henti, mulai dari industri hingga perumahan. Pada akhirnya, menggerus perlahan namun pasti lahan pertanian yang sejak dahulu hingga sekarang sisa lahan pertanian tersebut juga akan semakin tergerus pembangunan perumahan dan ruko