Makalah Advokasi Promkes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karwna itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Penyusun



1



DAFTAR ISI



Kata Pengantar.......................................................................................................1 Daftar Isi................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................3 B. Rumusan Masalah...........................................................................................3 C. Tujuan.............................................................................................................4 D. Manfaat...........................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAI A. Pengertian Advokasi.......................................................................................5 B. Prinsip Dasar Advokasi..................................................................................5 C. Langkah langkah Advokasi............................................................................7 D. Arus Komunikasi Advokasi Kesehatan..........................................................8 E. Indikator Advokasi.........................................................................................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Istilah Advokasi mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global promosi kesehatan. Akhir- akhir ini topik “advokasi” begitu popular dan menjadi kata yang sering diucapkan maupaun dimuat dalam surat kabar. Bahkan dengan peran masyarakat yang lebih besar dalam perumusan kebijakan publik, kata ini menjadi jargon yang selalu muncul dimedia massa. Dalam kaitan dengan promosi kesehatan, apa sebenaranya kaitan advokasi dengan bidang ini? Apakah advokasi dan promosi kesehatan saling berkait? Bagaimana kaitan keduanya? untuk melihat jauh isu itu, akan dijelaskan pengertian dan tujuan promosi kesehatan serta berbagai tehnik yang digunakan dalam promosi kesehatan. Selain itu akan disinggung mengenai penegertian dan tujuan advokasi dengan minat khusus advokasi dalam promosi kesehatan. Dalam konteks ini kedua topik tersebut dikaji dan dijelaskan kaitanya serta lebih jauh diuraikan lebih dalam mengenai advokasi dalam promosi kesehatan. Di sektor kesehatan, dalam konteks pembangunan nasional sasaran advokasi adalah pimpinan eksekutif, termasuk presiden dan para sector lain yang terkait dengan kesehatan, dan lembaga legislative. Sedangkan istilah kemitraan di Indonesia masih relative baru, namun demikian praktiknya di masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan advokasi? 2. Apa saja prinsip dasar advokasi? 3. Apa saja langkah-langkah advokasi? 4. Apa saja arus komukasi advokasi kesehatan?



3



C. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian advokasi. 2. Mengetahui dan memahami prinsip dasar advokasi. 3. Mengetahui dan memahami langkah-langkah advokasi. 4. Mengetahui dan memahami arus komukasi advokasi kesehatan. D. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Mahasiswa bisa mengetahui dan memahami bahwa advokasi sangat berguna dan penting dalam promosi kesehatan yang akan dilakukan 2. Bagi Institusi Menciptakan mahasiswa yang mampu melakukan promosi kesehatan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dituju



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Advokasi Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan. Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Istilah advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif  menggunakan 3 strategi pokok, yaitu Advocacy, Social support dan Empowermen. Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program  atau kegiatan yang dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.  B. Prinsip Dasar Advokasi Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.      



Tujuan advokasi yaitu : 1. Komitmen politik ( Political commitment ) Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 5



2010 oleh presiden. Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik. 2. Dukungan kebijakan ( Policy support ) Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut. 3. Penerimaan sosial (Social acceptance) Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan,maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat. 4. Dukungan sistem (System support) Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung.



 



6



C. Langkah-Langkah Advokasi 1. Tahap Persiapan Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrument advokasi. Bahan advokasi adalah:data informasi – bukti yang dikemas dalam bentuk tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau dampak masalah,dampak ekonomi,dan program yang diusulkan/proposal program. 2. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi. 3. Tahap Penilaian Untuk menilai keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikator sebagai berikut : a. Software. Misalnya: Dikeluarkannya UU, PP, Perda, KepMen, SK Bupati, MOU, dsb b. Hardware. Misalnya: Meningkatnya anggaran kesehatan, adanya bantuan sarana.



7



D. Arus Komunikasi Advokasi Kesehatan Komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi tersebut efektif. Berikut adalah bagan arus komunikasi dalam agar pengajuan proposal advokasi berjalan lancar. Pelaksana menentukan dan mengadakan rapat pelaksana Penyusunan proposal Pengajuan proposal Tertuju pada advokat yang jelas dan berpengaruh dalam sasaran promosi kesehatan Penjelasan tehnis isi dari proposal dan tehnis promkes Menunggu dan meminta persetujuan dari advokat



Persiapan dan rapat sebelum pelaksanaan Pelaksanaan promosi kesehatan Evaluasi dan laporan kepada advokat tentang hasil yang didapat



8



E Indikator Advokasi    



Indikator Hasil Advokasi Advokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk, yakni adanya komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Advokasi sebagai suatu kegiatan, sudah barang tentu mempunyai masukan (input) – proses – keluaran (output). Oleh sebab itu, apabila kita akan menilai keberhasilan advokasi, maka kita harus menilai tiga hal tersebut. Penilaian ketiga hal ini didasarkan pada indikator – indikator yang jelas. Dibawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta indikator – indikator evaluasi tentang 3 komponen tersebut. 1.      Input Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan advocacy (advocator), dan bahan – bahan (material) yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung argumen dalam advokasi. Indikator untuk mengevaluasi kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan adokasi sebagai input antara lain : a.       Berapa kali petugas kesehatan, terutama para pejabat, telah mengikuti pelatihan – pelatihan tentang komunikasi, advokasi atau pelatihan – pelatihan yang berkaitan pengembangan kemampuan hubungan antarmanusia (human relation). Pada tingkatan provinsi apakah kepala dinas, kepala sub dinas atau kepala seksi telah memperoleh pelatihan tentang advokasi. b.      Sebagai institusi, dinas kesehatan baik tingkat provinsi maupun kabupaten, juga mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi para petugas kesehatan dengan kemampuan advokasi melalui pelatihan – pelatihan. Oleh sebab itu, pelatihan advokasi yang diselenggarakan oleh pusat, dinas provinsi, maupun dinas kabupaten juga merupakan indikator input. c.       Disamping input sumber daya manusia, evidence merupakan input yang sangat penting. Hasil – hasil stufi, hasil surveillance, atau laporan – laporan yang menghasilkan data, diolah menjadi informasi, dan informasi dianalisis menjadi 9



evidence. Evidence inilah yang kemudian dikemas dalam media khususnya media interpersonal dan digunakan sebagai alat bantu untuk memperkuat argumentasi kita kepada pengambil keputusan atau penentu kebijakan yang mendukung program kita. Jadi indikator untuk input ini adalah tersedianya data/ infomasi/ eveidence/ yang dikemas dalam bentuk buku, leaflet, slide, flif chart, dan sebagainya tentang situasi dan masalah kesehatan di wilayah institusi yang bersangkutan. 2.      Proses Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut. Dengan demikian maka indikator proses advokasi antara lain : a.       Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan terhadap program yang terkait dengan kesehatan. Dengan siapa saja lobying itu dilakukan. b.      Berpa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas masalah dan program – program pembangunan termasuk program kesehatan di daerahnya. Oleh siapa rapat tersebut diadakan, dan seberapa jauh program kesehatan dibahas dalam rapat tersebut. c.       Berpa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program – program kesehatan diadakan, dan mengundang sektor pembangunan yang terkait kesehatan. d.      Berapa kali pejabat kesehatan menghadiri seminar atau lokakarya yang diadakan oleh sekotr lain dan membahas masalah – masalah dan program – program pembangunan yang terkait dengan kesehatan. e.       Seberapa sering media lokal termasuk media elektronik membahas atau mengeluarkan artikel tentang kesehatan atau pembangunan yang terkait dengan masalah kesehatan. 3.      Output Keluaran atau output advokasi sektor kkesehatan dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni output dalam bentuk perangkat lunak (software), dan output dalam bentuk perangkat keras (hardware).



10



Indikator output dalam bentuk perangkat lunak, adalah peraturan – peraturan atau undang – undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap program – program kesehatan, misalnya : a.       Undang – undang b.      Peraturan pemerintah c.       Keputusan presiden d.      Keputusan menteri atau dirjen e.       Peraturan daerah f.       Surat keputusan gubernur, bupati, atau camat dan seterusnya. Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain : a.       Meningkatkan dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan b.      Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan sebagainya c.       Dibangunnya atau tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum, tempat sampah dan sebagainya d.      Dilengkapinya perlatan kesehatan, seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.



11



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Oleh karena konsep perubahan yang terjadi pada individu dan masyarakat juga dipengaruhi oleh kebijakan maupun perubahahn organisasi, dan politik bahkan faktor ekonomi, maka lingkungan yang mendukung perubahan prilaku menjadi penting. Oleh karena itu, advokasi sebagai salah satu strategi promosi kesehatan untuk mendukung perubahan perilaku individu maupun masyarakat menjadi penting. Advokasi pada hakekatnya adalah bekerja dengan dan organisasi untuk membuat suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Dengan demikian, advokasi menjadi suatu pengetahuan maupun keterampilan yang akan sangat membantu bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang ksehatan masyarakat.karenamasalah ksehatan perlu juga memberoleh perahtian dari para pembuat keputusan terkait diluar bidang ksehatan, maka advokasi masalah kesehatan sendiri bagi hal layak di luar kesehatan juga menjadi salah satu tugas yang harus dilakukan dalam bidang promosi kesehatan. Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat, sumberdaya (3M) tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan bersama, seminat (proses), terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan pelaksanaan kegiatan bersama (output), membaiknya indikator derajat kesehatan (outcome). 1. Dalam melakukan gerakan pemberdayaan terlebih dahulu kegiatan harus difokuskan pada upaya pemberdayaan petugas agar siap dan mampu berperan secara tepat dalam membangun masyarakat. 2. Mengembangkan masyarakat itu sendiri agar siap dan mampu berpartisipasi, memecahkan masalah yang dihadapinya secara mandiri. 3. Setelah kegiatan di masyarakat berlangsung, tidak berarti pemberdayaan petugas sudah berakhir, namun interaksi timbal balik



12



antara petugas dan masyarakat masih terus berlangsung. Artinya, masih banyak tatangan maupun permasalahan yang bervariasi harus dihadapi oleh petugas dalam melestarikan maupun mengembangkan kegiatan yang telah dibangun. Untuk itu proses pemberdayaan petugas harus terus dilakukan, sehingga tetap semangat dan mampu berperan dengan tepat dalam membantu masyarakat.



13



DAFTAR PUSTAKA



Notoatmodjo,suekidjo prof Dr.2008.promosi kesehatan dan perilaku;Rineka cipta:Jakarta. Iqbal Mubarak wahit.2012.ilmu kesehatan masyarakat:konsep dan aplikasi dalam kebidanan.salemba medika.jakarta



14