Makalah Aksara Melayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AKSARA MELAYU



mengenal huruf vokal semua huruf aksara arab melayu adalah huruf konsonan jadi tidak terdapat huruf vokal untuk menggantikan bunyi vokal (a i u e o) menggunakan huruf saksi huruf saksi berfungsi sebagai lambang bunyi vokal huruf yang dipakai sebagai huruf saksi ada 3 yaitu huruf alif (‫)ا‬, huruf wau (‫)و‬, dan huruf ya (‫)ي‬ jadi huruf saksi itu meminjam 3 huruf konsonan



perhatikan penulisan huruf saksi ini        huruf alif ( ‫ )ا‬sebagai tanda bunyi a atau e lemah (seperti pada kata emak) contoh para



= ‫ڨ ا را‬



‫ڨارا‬



enggan



= ‫اڠ ڬـ ن‬



‫اڠڬن‬



huruf alif ( ‫ )ا‬yang bukan sebagai huruf saksi misalnya akan



= ‫اك ن‬



‫اكن‬



nomor = ‫ن وم ور‬ rukun = ‫روك ون‬



‫نومور‬ ‫روكون‬



       huruf wau (‫ )و‬sebagai tanda bunyi o atau u contoh



huruf wau (‫ )و‬yang bukan sebagai huruf saksi misalnya kawan = ‫ك اوان‬ ‫كاوان‬        huruf ya (‫ )ي‬sebagai tanda bunyi i atau e keras (seperti pada kata enak) contoh tinggi = pena



‫ت ڠ ڬـ ي‬ =‫ڨينا‬



‫تڠڬي‬ ‫ڨينا‬



huruf ya (‫ )ي‬yang bukan sebagai huruf saksi misalnya yang



=



‫يڠ‬



‫يڠ‬



       huruf alif diikuti wau (‫ )او‬sebagai tanda bunyi au contoh ranjau = ‫رن ج او‬



‫رنجاو‬



       huruf alif diikuti ya (‫ )اي‬sebagai tanda bunyi ai contoh pandai = ‫ڨ ن داي‬



‫ڨنداي‬



       huruf wau diikuti ya (‫ )وي‬sebagai tanda bunyi oi contoh amboi



= ‫ام ب وي‬



huruf ‫ و‬tidak dapat disambung dengan huruf sesudahnya   huruf ‫ و‬dipakai untuk bunyi o dan u   untuk membedakan o dan u dapat diketahui setelah membaca kata yang dimaksud   huruf e ada 2 jenis yaitu e keras seperti pada kata meja – merah – pena e lemah seperti pada kata lega – kera – sepi untuk membedakan coba ucapkan   huruf ‫ ا‬dipakai untuk bunyi a dan e lemah untuk membedakannya dapat diketahui setelah membaca kata yang dimaksud 



ada ketentuan untuk kata yang berakhiran huruf k



cara memilih ‫ كـ‬atau ‫ ق‬yaitu 1.  kata dari bahasa Indonesia asli memakai ‫ق‬ contoh lentik= ‫لنتيق‬ teluk=‫تلوق‬ molek=‫موليق‬ 2.  kata dari bahasa asing selain arab memakai ‫كـ‬ contoh merk= ‫ميركـ‬ objek=‫اوبجيكـ‬ publik= ‫ڨوبليكـ‬ 3.  kata dari bahasa arab disesuaikan penulisan aslinya contoh



‫امبوي‬



akhlak ‫اخالق‬  membaca kalimat sederhana kalimat dalam aksara arab melayu cirinya tidak menggunakan huruf kapital di awal dan diakhiri tanda titik (∙) contoh kalimat bahasa indonesia kalimat aksara arab melayu



kalimat bahasa indonesia kalimat aksara arab melayu



Budi makan mi. ∙ ‫بودي مكن مي‬ mi makan Boni buang batu. ∙ ‫بوني بواڠ باتو‬ batu buang



budi



boni



 melengkapi kalimat sederhana ‫بيال بلي ڬوال‬  Bela beli____  jawaban: ‫ = ڬوال‬gula ‫سوڠڬوه رينداڠ ڨوهون جاراكـ‬ sungguh rindang pohon jarak ‫تيمڨت برتدوه اوراڠ بڽكـ‬ tempat berteduh orang banyak ‫اڨا تندا ساوراڠ بيربودي‬ apa tanda seorang berbudi ‫جادي چونتوه تيڨتي جنجي‬ jadi contoh tepati janji



‫دكات دوري ديسا ڨواكـ‬ dekat Duri Desa Puak ‫سبله اوترا كوتا كنديس‬ sebelah utara Kota Kandis ‫بڽكـ اهلي برتمبه بوتكـ‬ banyak ahli bertambah botak ‫ميڠيڠت ميڽكـ سوداه هابيس‬ mengingat minyak sudah habis



PEMBELAJARAN HURUF ARAB MELAYU HURUF ARAB MELAYU



Arab Melayu adalah huruf arab yang telah dimodifikasi bacaannya menjadi bahasa melayu. Beberapa bentuk dari huruf asli arab masih digunakan dalam menulis arab melayu. Tetapi ada sebagian huruf yang dirubah dengan penambahan titik agar bunyi bacaan sesuai dengan bahasa Melayu. Arab melayu merupakan salah satu bukti dari teori Mekkah, teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 tahun 674 melalui pantai barat Sumatra yang dibawa oleh pedagang asal Arab (Mesir). Dasar dari teori ini adalah telah adanya pedagang asal Arab pada abad ke-7 tahun 674 yang mendirikan perkampungan di pantai barat sumatra. Berdasarkan pertimbangan telah berdirinya perkampungan di Kanton pada abad ke-4 hal ini juga sesuai dengan pemberitaan di Cina.



Dari situlah akhirnya huruf-huruf arab berasimilasi dengan bahasa melayu di dalam tulisan. Selanjutnya, pada masa penyebaran Islam, beberapa kerajaan Islam di wilayah Nusantara menggunakan media komunikasi berupa bahasa Melayu bertuliskan Arab. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa peninggalan bersejarah sebagai berikut: a. Koin Kesultanan Palembang Darussalam yang bertuliskan arab melayu. b. Batu Bersurat Terenggamu yang bertuliskan arab melayu di tebing sungai Tersat, Kuala Berang di Hulu Terenggamu. c.  Makam atau nisan pejuang Islam yang bertuliskan arab melayu, seperti yang terdapat pada dinding makam pahlawan nasional dari Aceh, Cut Nyak Dhien. d.  Kitab Sabilal Muhtadin karangan Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari yang ditulis dengan menggunakan huruf arab melayu.  Cara penulisan dan pengucapan huruf arab melayu a. Huruf ditulis secara gundul (tanpa harakat atau baris) b. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e. c. Huruf alif yang diikuti waw berbunyi u atau o.



d.         Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau e e. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fathah f. Konsonan diikuti huruf waw akan berbunyi dhommah g. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh h.  Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, waw atau ya berbunyi fathah. i.          Huruf ‘ain digunakan sebagai penanda huruf k pada sebagian kata huruf melayu.             b. Kaidah Penulisan Arab Melayu Penulisan huruf arab melayu dapat dirumuskan menjadi beberapa kaidah sebagai berikut: 1)    Kaidah 1 Setiap suku kata yang diawali dan diakhiri dengan konsonan, cukup dituliskan konsonannya (tanpa diberi saksi). Contoh:           Tempat            : ‫تمفت‬           Hampir            : ‫هممفر‬                   Pintar               : ‫فنتر‬                    2)       Kaidah 2 a. Suku kedua dari berbagai huruf hidup yang berbunyi “a”, mendapat saksi alif (‫ )ا‬, tetapi suku pertama yang dari belakang hidup berbunyi “a” tidak mendapat saksi. Contoh: Badan         : ‫بادن‬ Raja             : ‫ راج‬   Laba            : ‫الب‬ b.  Suku kedua dari belakang hidup berbunyi “e” dan suku pertama dari belakang berbunyi “a”. Maka suku kesatu dari belakang mendapat alif saksi. Contoh: Kera            :‫كرا‬ Reda           : ‫ردا‬



Peta             :‫ فتا‬  Jeda             :‫جدا‬ 3)       Kaidah 3 Bila suku pertama dan kedua terdiri dari vokal i, o, dan ai, maka huruf atau konsonan arab itu diberi saksi “ya (‫”)ي‬. Contoh: Kiri      :‫كيري‬ Mini     :‫ميني‬ Seri      :‫سيري‬ Nilai     :‫نيلي‬ Lihai    :‫ليهي‬



       4)       Kaidah 4 Bila suku pertama dan atau kedua hidup berbunyi “o”, “u”, dan “au” ditulis dengan waw () saksi. Contoh: Roda    : ‫رود‬ Lubang            : ‫لوبع‬ Pulau   : ‫فولو‬ Kicau   : ‫كيجو‬ Surau   : ‫سورو‬        5)       Kaidah 5 Bila suku terakhir berbunyi “wa”, ditulis dengan huruf “waw” dan “alif”. Contoh:



Dewa   : ‫ديوا‬ Bahwa : ‫بهوا‬ Kecewa: ‫كجيوا‬ Jiwa     : ‫جيوا‬ Siwa    : ‫سيوا‬        6)       Kaidah 6 Bila huruf awal pada suku kata pertama terdiri dari vokal, maka: a. Kalau vokal itu terus diikuti dengan konsonan, maka dituliskan alif saja. Contoh:      Antar           :‫انتر‬      Intan           :‫انتن‬      Untung        :‫انتع‬      Unta            :‫انت‬      Enteng        :‫انتع‬ b. Kalau suku kata pertama itu berbunyi “a” saja ditulis dengan alif. Contoh:      Abang         : ‫ابع‬      Aman          : ‫امن‬ c. Kalau suku kata pertama berbunyi “i” atau “e” ditulis dengan huruf alif dan ya. Contoh:      Ipar             : ‫ايفر‬      Edar                        : ‫ايدر‬      Nilai            : ‫نيلي‬ d. Kalau suku kata pertama berbunyi “o” dan “u” ditulis dengan alif dan waw. Contoh:      Ubah           : ‫اوبه‬      Obat            : ‫اوبت‬



       7)       Kaidah 7 Gunakan huruf alif dilanjutkan ya, bila suku kata satu dengan yang lain berbentuk “a-i”. Dan gunakan tanda hamzah di atas waw sesudah alif saksi untuk bentuk “a-u” Contoh: Kail      :‫كايل‬ Saing   : ‫سايع‬ Sauh    : ‫ساؤه‬ Mau     : ‫ماؤ‬        8)       Kaidah 8 Bila suku kata yang satu dengan yang lain berbentuk “i-a”, maka penulisannya dengan cara menghubungkan huruf ya dengan huruf sesudahnya (atau boleh dengan memberikan tanda alif gantung di atas ya). Contoh: Kian     : ‫كين‬        9)       Kaidah 9 Bentuk “u-a” harus dinyatakan dengan huruf alif sesudah huruf waw. Contoh: Buat     : ‫بوات‬ Tuan    : ‫توان‬



       10)     Kaidah 10 Bentuk “i-u” harus dinyatakan dengan memberikan huruf waw sesudah huruf ya. Contoh: Liur      : ‫ليور‬ Beliung: ‫بليوع‬ Nyiur   : ‫ثيور‬



       11)     Kaidah 11 Bentuk “u-i” dinyatakan dengan huruf waw dan ya. Contoh: Kuil     : ‫كويل‬ Buih     : ‫بويه‬ Puing   : ‫فويع‬ Bentuk “o-i” juga dapat memakai cara tersebut, contoh: Boing   : ‫بويع‬        12)     Kaidah 12 Awalan me, ber, per, pe, ter, di, se, ke, ku tidak menimbulkan perubahan ejaan, penulisannya dengan merangkaikan saja. Contoh: Mengambil      : ‫مغمبل‬ Berbunyi          : ‫بربوثي‬ Perkasa            : ‫فركاس‬ Pedagang         : ‫فداكع‬ Terlepas           : ‫ترلفس‬ Didera             : ‫ددرا‬ Dan untuk awalan yang diiringi oleh vokal, maka penulisannya dengan cara menambahkan atau menggantikan alif dengan hamzah. Contoh: Seiring             : ‫سايرغ‬ Keujung           : ‫كؤجع‬ Kuambil           : ‫كوامبل‬        13)     Kaidah 13 Partikel kah, lah, tah dan pun penulisannya tidak mengubah ejaan (tinggal merangkaikan). Contoh:



Bacalah            : ‫ باجله‬  Makankah        : ‫مكنكه‬ Apatah             : ‫افته‬ Bunyipun         : ‫بوثيفون‬ Untuk partikel pun ada sedikit pengecualian yaitu dengan menambahkan waw sesudah huruf fa.        14)     Kaidah 14 Tentang imbuhan kan, ku, mu dan nya. a. Bila suku kata terakhir diawali dan diakhiri oleh konsonan, maka penulisannya tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:      Tanamkan   : ‫تانمكن‬      Rambutmu  :‫رمبتمو‬ b. Suku kata terakhir berbunyi ai dan ua tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:      Tupaiku       : ‫توفيكو‬      Kerbaunya  : ‫كوبوث‬      c.  Suku terakhir terdapat sebuah vokal, perangkaian dengan akhiran ini akan mengubah ejaan. Contoh:      Bukumu      : ‫بكومو‬      Hatinya       : ‫هتيث‬ d.         Kata yang sudah berakhiran an, i dan kan tidak mengalami perubahan ejaan jika dirangkaikan dengan imbuhan yang lain. Contoh:      Pergaulannya          : ‫فركاؤلنث‬      Menjalaniya            : ‫منجالنيث‬      Perkataanmu.          :



Membaca dan Menulis Kata yang Terdiri dari Satu dan Dua Suku Kata



1.  Satu Suku Kata Kata dengan satu suku kata selalu diakhiri huruf konsonan Misalnya: tik, bom, gas, dan, bang a.  Suku kata yang berbunyi a dengan huruf saksi alif (‫)ا‬ Penulisannya ada 2 jenis, yaitu: 1). Huruf saksi (‫ )ا‬ditulis apabila diawali huruf yang tidak dapat disambung yaitu ‫ا د ذ ر و ز ۏ‬ Contoh: dan= ‫دان‬ ras = ‫راس‬ 2). Huruf saksi (‫ )ا‬tidak ditulis apabila diawali huruf yang dapat disambung Contoh: gas = ‫ڬس‬ jam = ‫جم‬ b.  Suku kata yang berbunyi i dan e keras dengan huruf saksi ya (‫)ي‬ Contoh: bis = ‫بيس‬ tes = ‫تيس‬ c.   Suku kata yang berbunyi u, dan o dengan huruf saksi wau (‫)و‬ Contoh: mur = ‫مور‬ kol = ‫كول‬ 12.  Dua Suku Kata Sebelum menulis kata coba kalian ingat kembali ini. -      Menulis huruf arab melayu dari arah kanan ke kiri dan dari atas ke bawah ‫ا ب د رل س‬ -      Huruf ‫ ا د ذ ر ز و ۏ‬tidak dapat dirangkai dengan huruf sesudahnya. -      Seluruh huruf konsonan harus ditulis, sedangkan huruf saksi sebagai huruf vokal ada yang ditulis ada yang tidak.



Ketentuan penulisan huruf saksi pada kata dengan 2 suku kata yaitu: a.  Huruf saksi ditulis pada bunyi vokal u, o, i dan e keras. -      u dan o menggunakan saksi (‫)و‬ -      i dan e keras menggunakan saksi(‫)ي‬ Contoh: guru = ‫ڬورو‬ diri = ‫ديري‬ nomor = ‫نومور‬ bengkel = ‫بيڠكيل‬



b.  Huruf saksi tidak ditulis pada bunyi e lemah (‫)ا‬ Contoh: jeram= ‫جرم‬ seni= ‫سني‬ a.  Pada bunyi a huruf saksi (‫ )ا‬ada yang ditulis ada yang tidak, aturannya yaitu: 1). Huruf saksi (‫ )ا‬ditulis, jika: - Suku kata pertama bersuku vokal. Contoh: bata = ‫بات‬ nyata = ‫ڽات‬ -      Suku kata ke dua dimulai huruf w. Contoh: cawan = ‫چاوان‬ jiwa = ‫جيوا‬ -      Suku kata pertama bersuku hidup vokal e lemah dan suku kata ke dua bersuku hidup. Contoh: dera = ‫درا‬ cela = ‫چال‬ -      Suku kata pertama bersuku hidup bervokal a dan suku kata ke dua bersuku hidup dimulai dengan salah satu huruf d-r-l-w-ng (‫)د ر ل و ڠ‬ Contoh: pada = ‫ڨادا‬ bara = ‫چارا‬ pala = ‫ڨاال‬ bawa = ‫باوا‬ wangi = ‫واڠي‬ 2). Huruf saksi (‫ )ا‬tidak ditulis, jika tidak memenuhi ketentuan yang sudah dijelaskan pada poin 1). Contoh: baca = ‫باچ‬ lambat = ‫لبت‬ kita = ‫كيت‬