Makalah Al-Kalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang disebut komunikasi merupakan fenomena yang rumit dan terus menerus berubah dalam kehidupan manusia. Ciri tersebut memiliki relevansi dengan pembelajaran dan pengajaran bahasa. Dapat dikatakan bila dua orang atau lebih terlibat dalam suatu komunikasi, tentu mereka melakukan komunikasi karena berbagai alasan. Kapanpun komunikasi terjadi tentu selalu ada pembicaraan dan pendengaran, ada pembicara dan ada pendengar serta topik yang dibicarakan. Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyampaikan pikiran, gagasan, ide, perasaan, dan terampil menangkap informasi yang didapat, serta terampil pula menyampaikan informasi yang diterima. Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Contohnya dalam lingkungan keluarga, terjadi dialog, antara orang tua dan anak, dan komunikasi antara anak-anak itu sendiri. Ketrampilan berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara ini sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dalam kelas bahasa. Akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya, kegiatan berbicara menjadi tidak menarik. Ini terjadi karena penguasaan kosakata dan pola kalimat oleh siswa masih terbatas. Namun demikian, kunci keberhasilan kegiatan tersebut sebenarnya ada pada pengajar. Apabila pengajar dapat merangsang situasi pembelajaran menjadi hidup, dapat secara tepat memilih topik pembicaraan, teknik yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, serta memiliki kreativitas dalam mengembangkan model-model pembelajaran. maka tentu kemancetan itu tidak akan terjadi. Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara adalah keberanian murid dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu, pengajar dituntut mampu memberikan dorongan kepada siswa agar berani berbicara. Kendatipun dengan resiko salah. Kepada siswa hendaknya ditekankan bahwa takut salah adalah kesalahan yang paling besar.



Secara umum, tujuan latihan berbicara bahasa arab, untuk tingkat pemula, menengah, dan lanjut adalah agar siswa mampu berkomunikasi lisan secara baik dan benar dengan orang lain. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pembelajaran kalam? 2. Apa tujuan pembelajaran kalam? 3. Apa saja model pembelajaran kalam?



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KALAM Ketrampilan berbicara sering juga disebut dengan istilah ta'bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan, dimana kalam



lebih menekankan kepada



kemampuan lisan, sedangkan ta'bir disamping secara lisan juga dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. Dalam memulai latihan berbicara, terlebih dahulu didasari oleh kemampuan memdengarkan, kemampuan penguasaan kosakata dan keberanian mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.1 Ketrampilan berbicara pada hakikatnya merupakan ketrampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi yang bertujuan untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara. Ketrampilan ini juga didasari oleh kepercayaan didri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah dan lain-lain.2 Pengertian ketrampilan berbicara merupakan suatu ketrampilan menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dipengaruhi oleh berbagai faktor secara praktis bisa kita simak, yaitu pelafalan, intonasi, pilihan kata, struktur kata dan kalimat, sistematika pembicaraan, isi pembicaraan, cara memulai dan mengakhiri pembicaraan serta penampilan. Maharah al-Kalam adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tandatanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.3 Makruf, Imam. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif,(Jakarta: Need’s Press), 103. Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Rosdakarya), 239. 3 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), 15 1 2



B. TUJUAN PEMBELAJARAN KALAM Secara umum maharah al-kalam  bertujuan agar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Sasaran teknik ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan bahasa Arab pada situasi yang alami dengan sikap spontanitas kreatif, disamping penguasaan tata bahasa. Lebih fokusnya  adalah menyampaikan makna atau maksud yang tepat sesuai dengan tuntunan dan fungsi komunikasi pada waktu tertentu. Tujuan dari pembelajaran kalam (ketrampilan berbicara) mencakup beberapa hal antara lain sebagai berikut:4 a. Kemudahan Berbicara Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mampu mengembangkan ketrampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik didalam kelompok kecil maupun dihadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan. b. Kejelasan Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Agar kejelasan dalam berbicara tersebut dapat dicapai, maka dibutuhkan berbagai macam latihan terus-menerus dan variatif. Latihan tersebut bisa melalui diskusi, pidato dan debat. Karena dengan latihan seperti ini, akan dapat mengatur cara berfikir seseorang dengan sistematis dan logis. c. Bertanggung jawab5 Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggungjawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sunggung-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak bicara, dan bagaimana situasi pembcaraan serta momentumnya pada saat itu. Latihan demikian akan menghindarkan seseorang dari berbicara yang tidak bertanggungjawab atau bersilat lidah yang mengelabuhi kebenaran.



4 5



Iskandarwassid, dkk. Strategi …., 242. Iskandarwassid, dkk. Strategi …., 242.



d. Membentuk Pendengaran Yang Kritis Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembngkan ketrampilan menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program pembelajaran ini. Disini peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata yang telah diucapkan, niat ketika mengucapkan, dan tujuan dai pembicaraan tersebut. e. Membentuk Kebiasaan Kebiasaan berbicara bahasa arab tidak dapat dicapai tanpa ada niat yang sungguhsungguh dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan ini bisa diwujudkan melalui interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya, tidak harus dalam komunitas besar. Dalam menciptakan kebiasaan berbahasa arab ini yang dibutuhkan adalah komitmen, komitmen ini bisa dimulai dari diri sendiri, kemudian komitmen ini berkembang menjadi kesepakatan dengan orang lain untuk berbahasa arab secara terus-menerus. Inilah yang disebut dengan menciptakan lingkungan berbahasa yang sesungguhnya.



C. MODEL PEMBELAJARAN KALAM Aktivitas latihan prakomunikatif adalah latihan-latihan yang memberikan maksud agar peserta didik dapat mempelajari kemampuan-kemampuan dasar dalam kegiatan maharah alkalam seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah, mimik muka, dan sebagainya. Pada aktivitas ini keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak berperan aktif dalam memberikan latihan yang di setiap unsur memerlukan banyak contoh. Teknik yang dapat diterapkan dalam aktivitas latihan prakomunikatif secara bertahap adalah sebagai berikut:6 a.    Al-hifz ala al-hiwar (hapalan dialog) Dalam teknik ini latihan meniru dan menghapalkan dialog-dialog mengenai berbagai macam situasi dan kesempatan. Melalui latihan ini diharapkan pelajar dapat mencapai kemahiran yang baik dalam percakapan yang dilakukan secara wajar dan tidak dibuat-buat. Kendatipun pada awalnya latihan ini dibuat secara pola berdasarkan hapalan,



Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), 136-137. 6



namun akan mencapai kemampuan berkomunikasi secara wajar jika hal ini dilakukan secara terus-menerus. b.    Al-hiwar bil al-shuwar (dialog melalui gambar) Melalui teknik ini diharapkan dapat memahami fakta melalui gambar yang diungkapkan secara lisan sesuai denga tingkatan siswa, guru dalam hal ini membawa gambar-gambar dan menunjukkkan satu persatu kepada siswa dengan menggunakan metode tanya jawab sehingga terciptalah kondisi yang sesuai diinginkan maksud dari media gambar tersebut.



‫هذ تلميذ‬ ‫هذه استاذة‬ ‫ذلك فالح‬ ‫تلك طبيبة‬ ‫اسمي عائشة‬



‫من هذا ؟‬ ‫من هذه ؟‬ ‫من ذلك ؟‬ ‫من تلك ؟‬ ‫ك‬ ِ ‫ما اسم‬



         



‫هذا كثاب‬ ‫هذه كراسة‬ ‫ذلك باب‬ ‫تلك مجلة‬ a‫اسمي يوسف‬



‫ما هذا ؟‬ ‫ما هذه ؟‬ ‫ما تلك ؟‬ ‫ما تلك ؟‬ ً ‫ما اسم‬ ‫ك‬



  c.     Al-hiwar al-muwajjah (dialog terpimpin) Pada teknik ini diupayakan siswa dapat melengkapi pembicaraan yang sesuai dengan situasi tertentu dengan keadaan yang dilatihkan. Pada prakteknya guru dapat memberikan contoh tanya jawab dalam bahasa Arab, misalnya tentang shalat tarawih. Dalam tanya jawab ini guru memberikan kalimat-kalimat untuk dapat direspon oleh siswa, misalnya:



‫انا اريد أن أذهب الى مسج الكرامة‬



‫اريد أن أدهب الى مسجد الكرامة‬



‫ معك‬a‫بمرتافورا‬ ‫ بل أذهب الى‬,‫ ال أدهب الى هاك‬,‫ال‬



‫ و‬,‫بمرتافورا هدالليل لصالت التراويح‬ ‫أنت ؟‬



‫المصلى قريب من المدرسة‬   d.    Al-tamtsil al-suluki (dramatisasi tindakan) Pada teknik ini diharapkan siswa dapat mengungkapkan suatu aktivitas secara lisan. Guru melakukan upaya tindakan tertentu seperti tersenyum, tertawa duduk, dan sebagainya, kemudian siswa dapat memberikan jawaban sesuai dengan tindakan guru tersebut.7



‫أنت تتبسم‬ ‫أنت تضحك‬ ‫أنت تجلس على الكرسي‬   7



Acep Hermawan, Metodologi…138.



‫ماذ أعمل ؟‬



e.     Tathbiq al-namadzij Pada teknik ini diharapkan siswa dapat mengungkapkan kalimat lengkap melalui pola-pola kalimat yang belum disempurnakan. Melalui praktek pola dengan menyempurnakan kalimat tertentu yang didahului soal-soal yang tidak lengkap, acak, atau penambahan yang sudah lengkap. Dalam prakteknya dapat melalui pola kalimat antara lain penambahan, penyisipan, substitusi, integrasi, menyusun, melengkapi dan lain-lain. 1.    Al-tazyid (penambahan)



‫قرأ أحمد المجلة صباحا‬ ‫قرأ أحمد المجلة مساء‬ ‫قرأ أحمد المجلة ليال‬



‫قرأ أحمد المجلة‬



  2.    Al-takhlil (penyisipan)



‫ذهب التلميذ اليوم الى المكتبة‬ ‫ذهب التلميذ بعد الظهر الى المكتبة‬ ‫ذهب التلميذ قبل العصر المكتبة‬



‫ذهب التلميذ الى المكتبة‬



  3.    Al-tabdil (substitusi)8 ‫الدكان كبير‬



‫المسجد كبير‬



‫البيت كبير‬ ‫الغرفة واسعة‬ ‫الحديقة واسعة‬



‫المكتبة واسعة‬



‫عرفت أن التعلم مفيد‬  



‫عرفت – التعلم مفيد‬ ‫ذهب علي السوق‬



  4.    Al-tadmij (integrasi)



  5.    Al-tartib (menyusun) Kata tersusun



Kata Acak



‫انا اسافر الى مكة و المدينة مع اسرتي‬



‫ للعمرة – اسافر – اسرتي‬- ‫مكة – الى‬



‫للعمرة‬ ‫ذهب محمد الى المكتبة التجارية مع‬



‫ انا‬-‫– المدينة – مع – و‬ – ‫الى – التجارية – ذهب – أصحابه‬



‫أصحابه‬



‫المكتبة – محمد – مع‬



  6.    Takmil al-jumlah (melengkapi kalimat)9 8 9



Acep Hermawan, Metodologi…139 Ibid.,,140.



Pelengkap



Kalimat tak lengkap



‫الموز‬ ‫رخيص‬



‫ عثمان يحب البرتقال ولكن يحي يحب‬.... ‫ وهذا الكراسة‬,‫ هذا الكتاب غلي‬....



  Pola aktivitas pembelajaran maharah al-kalam pada tingkatan prakomunikatif menuntut pengajar/guru lebih dapat menyediakan materi yang lebih bervariatif sehingga akan membawa siswa lebih merasa belajar. Dengan teknik-teknik yang pada tahapan prakomunikatif diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran dasar maharah al-kalam, sehingga dapat dilanjutkan dengan pembelajaran dengan teknik komunikatif. Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan mereka mengembangkan kemampuan sendiri. Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara daripada guru. Sedangkan penyajian latihan diberikan secara bertahap, dan dianjurkan agar materi latihan di pilih sesuai dengan kondisi kelas.