5 0 438 KB
MAKALAH KIMIA ORGANIK ALKOHOL DAN ETER
DOSEN: MASRULITA, S,Si.,MT NIP (197003222005012000) DISUSUN OLEH:
Muhammad Dhani Maulana (190140126)
Riska Dwi Safira
(190140122)
Hajijah
(190140132)
Melati Zaldia Putri Tarigan (190140129)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “ALKOHOL DAN ETER “. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Kimia Organik. Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang lain, kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudahmudahan apa yang kami susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang membacanya.
Lhokseumawe , 16 September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………i DAFTAR ISI …………………………………………………………ii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….iii 1.1.LATAR BELAKANG……………………………………………..1 1.2.RUMUSAN MASALAH…………………………………………. 1 1.3.TUJUAN……………………………………………………………2 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………. 2.1. Pengertian Alkohol………………………………………………..3 2.2. Struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari alkohol…………4 2.3. Sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol……………………………..7 2.4. Pembuatan alkohol………………………………………………...14 2.5. Kegunaan senyawa karbon alkohol bagi kehidupan………………15 2.6. Pengertian eter……………………………………………………..18 2.7. Struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari eter……………...19 2.8. Sifat-sifat yang dimiliki oleh eter………………………………….20 2.9. Pembuatan eter……………………………………………………..21
2.10. Kegunaan senyawa karbon eter bagi kehidupan………………….21 BAB III PENUTUP……………………………………………………. 3.1. KESIMPULAN……………………………………………………22 3.2. SARAN…………………………………………………………….23 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..24
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG Jumlah senyawa karbon itu sangat banyak, sehingga untuk memudahkannya senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut. Misalnya saja senyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan itu dapat dilihat dari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau dilihat juga dari sifatnya, baik sifat secara fisik maupun kimia. Kimia senyawa karbon tersebut sebenarnya meliputi hampir setiap aspek kehidupan kita. Misalnya saja dalam dunia medis, makanan, bahkan bahan bakar pun banyak yang terbuat dari senyawa-senyawa karbon tersebut. Sehingga banyak manusia yang tidak memperhatikan dan menyadari akan adanya senyawa-senyawa karbon tersebut. 1.2.RUMUSAN MASALAH 1.
Apa yang dimaksud dengan alkohol?
2.
Bagaimana struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari alkohol?
3.
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol?
4.
Bagaimana pembuatan alkohol?
5.
Apa kegunaan senyawa karbon alkohol bagi kehidupan?
6.
Apa yang dimaksud dengan eter?
7.
Bagaimana struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari eter?
8.
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh eter?
9.
Bagaimana pembuatan eter?
10. Apa kegunaan senyawa karbon eter bagi kehidupan?
1.3.TUJUAN 1.
Untuk mengetahui tentang alkohol.
2.
Untuk mengetahui struktur, rumus umum, serta tata nama dari alkohol.
3.
Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol.
4.
Untuk mengetahui cara pembuatan alkohol.
5.
Untuk mengetahui kegunaan alkohol bagi kehidupan manusia.
6.
Untuk mengetahui tentang eter
7.
Untuk mengetahui struktur, rumus umum, serta tata nama dari eter.
8.
Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh eter.
9.
Untuk mengetahui cara pembuatan eter.
10.
Untuk mengetahui kegunaan eter bagi kehidupan manusia.
BAB II PEMBAHASAN 1.
ALKOHOL
A. Pengertian alkohol Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai cabang dari alifatikhirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah yang mengandung 3 gugus hidroksil dan 1 gugus hidroksi dalam satu rantai karbon Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol)
adalah
istilah
yang
umum
untuksenyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbonlain.Berdasarkan jumlah gugus fungsi –OH, jenis alkohol: o Alkohol monovalent o Alkohol polivalen
: memiliki 1 gugus fungsi –OH : memiliki gugus fungsi –OH lebih dari 1
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi – OH.contoh rumus struktur alkohol adalah metanol. Senyawa alkohol sudah banyak di kenal dan di manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan medis. Beberapa jenis makanan dan
minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi orang dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-lain. B. Rumus Umum Alkohol Rumus struktur senyawa karbon : CH3-CH3
CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3
CH3-CH2-CH2-OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum alkanol adalah CnH2n+1 OH atau CnH2n+1O. C.
Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1.
Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C primer. Contoh: CH3-CH2-OH │ CH3 2.
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C sekunder. Contoh: CH3-CH3-CH-OH
3.
Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C tersier. Contoh:
CH3 │
CH3-CH3-C-OH │ CH3 D. Tata nama Alkohol Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu: 1)
Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil
yang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol. Contoh: CH3- CH2- OH CH3-CH2-CH2-OH
2)
etil alkohol propil alkohol
Penamaan sistem IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol
(alkana menjadi alkanol). Contoh: CH3-CH2-OH CH3-CH2-CH2-OH
etanol propanol
Urutan penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC : Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH selain itu atom karbon lain sebagai cabang. Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai,sehingga posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil. Urutan penamaan : Nomor atom C yang mengikat cabang Nama cabang :
CH3
metil
C2H5
etil
Nama rantai induk ( alkanol) Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil. E.
Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut: a.
Keisomeran posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus – OH dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol. CH3-CH3-CH2-OH 1-propanol
CH3-CH(OH)- CH3 2-propanol
Cara menentukan jumlah isomer posisi alkohol: 1.
Membuat kemungkinan kerangka atom C
2.
Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda
setiap bentuk kerangka atom C. b.
Keisomeran optik
Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk memutar suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik. 2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah
CH3 │ H―CH―OH │ C2H5
c.
CH3 │ HO―C―H │ C2H5
Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.
F. Sifat-sifat dan struktur alkohol 1.
Sifat fisik
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat lebih menguap tergantung pada panjang rantai karbon utamanya. alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
N
Nama
Rumu
Titi
Kelaruta
M
s
k
n (g/100
r
struktu
didi
g air)
r
h
Metano
CH3-
65
l
OH
Etanol
CH3-
o
1
2
Larut
32
baik 78
CH2-
Larut
46
baik
OH 3
Propan
CH3-
ol
CH2-
98
Larut baik
60
CH2OH 4
Butanol
CH3-
118
8,3
74
138
2,6
88
CH2CH2CH2OH 5
Pentano
CH3-
l
CH2CH2CH2CH2OH
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2.
Sifat Kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut : reaksi oksidasi reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus. reaksi dengan asam karboksilat Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi esterfikasi. G.
Reaksi alkohol
1.
Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium C2H5―OH+ Na → C2H5ONa +H2 Etanol
Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alkohol 2.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat. Contoh: CH3―CH2―OH + O2
CH3―COH+H2O
Etanol
etanol
CH3―COH + O2
CH3COOH
Etanol
asam etanol
Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton. Alkohol tersier teroksidasi. 3.
Reaksi dengan oksigen halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air dengan reaksi: R―OH+HX
R― H2O
Contoh: CH3― OH+HCl
CH3―Cl+H2O
4.
Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester. R―OH + R― COOH Alkohol
asam karbosilat
R―COOR’ + H2O ester
Contoh: C2H5OH + CH3COOH
CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol
etil asetat
5.
asam asetat
Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air. Contoh: CH3―CH2―CH2―OH n―propanol
CH2―CH= CH2 + H2O 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikatpada rantai C terpanjang.
H. a.
Sintesis Beberapa Senyawa Alkohol Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan hidrogen menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C. Reaksi: CO + 2 H2CH3OH Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi jika karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam format (HCO2OH) yang merusakkan sel-sel retina. Jika formaldehida
adalah
penyebabnya,
maka
diduga
zat
ini
menghambatpembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina berfungsi. Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke retina. Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format, yakni asidosis di mana pH darah dan jaringan darah menurun. Metanol digunakan sebagai pelarut resin dan getah. Sebagian metanol diubah menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik. b.
Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada persentase tertentu. Misalnya, bir mengandung + 7% volume etanol, wiski, brendi, arak mengandung + 40% volume etanol, dan anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan alkohol itu.
Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga tidak dapat diminum lagi. Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh lebih mahal daripada alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang tidak terlalu mudah memperolehnya. Etanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan ragi. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape ketan, yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang terjadi: C6H12O6
2 C2H5OH + 3 CO2 Asam
`Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam. Reaksi: CH2= CH2 + H2O
I.
C2H5OH
Kegunaan alkohol
A. Monoalkohol Metanol sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi. bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat, dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian Etanol digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri. digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik. dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Spirtus digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
B.Polialkohol Gliserol sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk. sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit) sebagai bahan baku serat plastik sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin Glikol
digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron. J. Bahaya Alkohol Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, yaitu: Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, Usia, berat badan, dan jenis kelamin. Pengaruh jangka pendek Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah dan efeknya.Euphoria ringan danstimulasi terhadap prilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alcohol di dalam darah. Resiko intoksikasi alkohol Gejala intoksikasi yang paling umum adalah mabuk, sehingga dapat menyebabkan cendera dan kematian. Pengaruh jangka panjang Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan: Tekanan darah tinggi. Kerusakan jantung Strok Kerusakan hati Kanker saluran pencernaan
2.
ETER Eter mempunyai rumus umum R-O-R’ dengan R dan R’ dapat merupakan
gugus alkil yang sama. Bila gugus alkilnya sama disebut sebagai eter simetris dan jika tidak sama disebut dengan eter majemuk. Eter berisomer gugus fungsi dengan alcohol, sebab rumus kimia eter sama dengan alkohol.Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetikdietil eter (etoksietana, CH3CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia,
karena
gugus
ini
merupakan
gugus
penghubung
pada
senyawa karbohidrat danlignin. Jenis eter: Eter tunggal : eter dengan gugus alkil sama Eter majemuk : eter dengan gugus alkil berbeda 1)
Struktur Eter
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh senyawa eter. seperti pada tabel 4.3 berikut.
No
R
Gugus
R’
Rumus struktur
CH3
CH3 ―O―
Fungsi 1
―CH3
―O―
CH3
―C2H5
2
―O―
C2H5
C2H5 ―O― C2H5
―CH3
3
―O―
CH3
CH3 ―O― CH3
―C2H5
4
―O―
C2H5
C2H5―O― C2H5
2)
Tata Nama
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu: a)
Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat
pada gugus –O– kemudian diikuti oleh kata eter. b)
Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada
alkana asal dengan akhiran oksi. Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel di bawah ini: No
Rumus
Tata Nama
Struktur
1
IUPAC
Trival
CH3 ―O―
Metoksi
Metil–metil
CH3
metana
eter
atau
Dimetil eter 2
C2H5 ―O― C2H5
Etoksi etana
Etil–etil eter atau eter
Dietil
(gambar 4.4) 3
3)
CH3 ―O―
Etil–metil
C2H5
eter
Keisomeran
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional. i.
Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil eter. ii.
Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
Alkohol dengan rumus umum R–OH dan eter dengan rumus umum Contoh: C2H7–OH
dengan
CH3– O – C2H5
1–propanol
metoksi etana
(propil alkohol)
(etil–metil eter)
Kedua senyawa tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu C3H8O sedangkan gugus fungsinya berbeda. Jadi, alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi. 4)
Sifat-sifat eter
a.
Eter mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
b.
Bereaksi dengan HBr atau HI.
c.
Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya,
sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik didih alkana. 5) Sintesis senyawa eter a.
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat
melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna. Pembuatan eter dari alcohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O b.
Reaksi antara Natrium Alkanolat dengan alkilhalida (sintesis Williamson)
Contoh : C2H5OH + H2SO4 → C2H5SO3OH + H2O (tahap 1) C2H5SO3OH + C2H5OH → C2H5OC2H5 + H2SO4 (tahap 2)
6) Kegunaan 1.
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk
senyawa kovalen dan sedikit larut dalam air. 2.
Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius
atauanestetik 7) Bahaya eter Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan dan lainlain.Selain itu alkohol juga sangat di butuhkan dalam industri minuman. Alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivial dan secara iupac. Alkohol juga memiliki tiga keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic. Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik B. Saran Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang alkohol dan eter. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan, tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
http://abdulkholiskimia.blogspot.com/2013/01/alkohol-dan-eter.html (dikutip Jumat 13 September 2019) https://dewichim.blogspot.com/2014/11/alkohol-dan-eter.html
(dikutip Jumat 13
September 2019) https://moondoggiesmusic.com/contoh-makalah/ (dikutip Jumat 13 September 2019) http://israililha.blogspot.com/2016/01/makalah-kimia-organik-alkohol-fenol-eter.html (dikutip 13 September 2019) http://viskypasaribu.blogspot.com/2015/07/makalah-alkohol-dan-eter.html
(dikutip
13 September 2019) http://dianatrifitaloka.blogspot.com/2016/12/kimia-organik-alkohol-dan-eter.html (dikutip 13 September 2019)