Makalah Asidosis Respiratorik Psik 4B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK Keparawatan Gawat Darurat II (Emergency Nursing II) ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN PENATALAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN ASIDOSIS RESPIRATORIY Dosen Pengampu Ns. Lukmanulhakim, S.Kep, M.Kep



Disusun Oleh : Ahmad Harun Nur 1018031005 Almi Albiyana Mawaddah Elisya Eka Rohmawati Ferdy Yusuf Mariska Dewi Afiyanti Nanda Putri Duiyanti Nurul Arifin Risha Agnesya Rima Melinda Putri Wiwin Nur Indah Sari Yudi Ismail PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FALETEHAN 2021



1019031008 1018031034 1018031040 1018031070 1018031086 1018031089 1018031101 1018031098 1018031131 1018031134



ii



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN



PENATALAKSANAAN



PADA



PASIEN



DENGAN



ASIDOSIS



RESPIRATORIY ”. Adapun maksud dan tujuan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar juga untuk memperluas pengetahuan dan menambah wawasan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis dapat sekali menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya



bagi



pembaca.



Kritik



dan



saran



penulis



harapkan



untuk



menyempurnakan makalah ini.



Serang, 04 Oktober 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2 BAB II......................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3 a)



Definisi Asidosis Respiratorik...............................................................4



b)



Etiologi Asidosis Respiratorik...............................................................5



c)



Klasifikasi Asidosis Respiratorik..........................................................6



BAB III..................................................................................................................12 ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................12 A. Ilustrasi kasus...............................................................................................12 B. Pengkajian.....................................................................................................12 C. Data Penunjang / Diagnostik.........................................................................15 D. Analisa Data..................................................................................................15 E. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul.............................................16 F. Rencana Keperawatan....................................................................................17 G. Evidance Based Practice ( EBP ) terkait.......................................................19 BAB IV..................................................................................................................20 KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................20 Kesimpulan........................................................................................................20 Saran...................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asidosis respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat respiratorik



terjadi



jika



paru-paru



tidak



dapat



Asidosis



mengeluarkan



karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakitpenyakit berat yang mempengaruhi paru-paru. Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. (Hawfield A, DuBose T. 2010). Ketika ekserbasi terjadi gas trapping yang dapat menyebabkan peningkatan volume udara residu. Keadaan tersebut akan semakin menurunkan aliran udara pernapasan dan gangguan pertukaran pada gas di dalam paru sehingga dapat menimbulkan hipoksemia. Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) akan semakin meningkat (hiperkapnia) akibat peningkatan retensi CO2. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan pH akibat peningkatan PaCO2 . Perubahan nilai PaO2, PaCO2, pH, SO2 serta HCO3 - dapat diketahui dengan analisis gas darah (Hennessay et al., 2016). Analisis Gas Darah (AGD) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan secara kuantitatif terhadap pH arteri, PaCO2, bikarbonat, PaO2, serta saturasi oksigen. Idealnya pemeriksaan AGD menggunakan sampel dari darah arteri atau kapiler (Verma et al., 2010). PPOK eksaserbasi adalah penyebab yang paling banyak ditemukan pada asidosis respiratorik (33,33%) (Vijay et al., 2015).



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari asidosis respiratorik ? 2. Apa etiologi dari asidosis respiratorik? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari asidosis respiratorik ? 4. Bagaimana patofisiologi dari asidosis respiratorik ? 5. Bagaimna pemeriksaan penunjang dari asidosis respiratorik ? 6. Bagaimana penatalaksanan dari asidosis respiratorik ? 7. Bagaimana konsep askep dari asidosis respiratorik ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan pada kasus asidosis respiratorik 2. Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui definisi dari asidosis respiratorik 2) Untuk mengetahui etiologi asidosis respiratorik 3) Untuk mengetahui patofisiologi dari asidosis respiratorik 4) Untuk mengetahui manifestasi klinis dari asidosis respiratorik 5) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari asidosis respiratorik 6) Untuk mengetahui penatalakasanaan asidosis respiratorik 7) Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari asidosis respiratorik



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Anatomi Fisiologi A. Anatomi Fisiologi Menurut Mubarak (2015) sistem pernapasan di bagi menjadi dua yaitu: a. Sistem pernapasan atas. Sistem pernapasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring dan laring. 1) Hidung Pada hidung, udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan. 2) Faring Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan menghancurkan patogen yang masuk bersama udara. 3) Laring Laring merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang biasa disebut jakun. Selain berperan dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan makanan yang masuk. b. Sistem pernapasan bawah. Sistem pernapasan bawah terdiri dari trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru, dan membran pleura. 1) Trakea Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang menghubungkan laring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Di dalam paru, bronkus utama terbagi atas bronkus – bronkus



3



yang lebih kecil dan berakhir di bronkiolus terminal. Keseluruhan jalan napas tersebut membentuk pohon bronkus. 2) Paru Paru-paru ada dua buah, terletak di sebelah kanan dan kiri, masing – masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dann paru kiri dua lobus) dan di pasok oleh satu bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis. 8 Permukaan paru luar dilapisi oleh kantung tertutup bersanding ganda yang di sebut pleura. B. Konsep Penyakit a) Definisi Asidosis Respiratorik Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana tubuh tidak dapat mengeluarkan asam dalam keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini.



Asidosis



bukan suatu suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari jumlah penyakit. Terjadinya asidosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung pada penyebab utamanya. Asidos metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.



Sedangkan Asidosis



respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan. Asidosis Respiratorik adalah gangguan asam basah primer berupa asidosis (penurunan abnormal pH darah) disertai peningkatan PaCO2 arterial dari nilai normal yang diharapkan. Terjadinya pengeluaran CO2 oleh paru-paru yang lebih rendah dari normalnya atau lebih rendah dari



4



produksinya



oleh



jaringan



tubuh,



sehingga



terjadi



hipoventilasi.



Meningkatnya kadar pCO2 dalam darah disebabkan oleh beberapa mekanisme yaitu diantaranya: 



Terdapat kelebihan co2 didalam udara inspirasi paru-paru (misalnya: pemakaian masker rebreathing).







Terjadi penurunan ventilasi alveolar (disini asidosis respiratorik amat banyak ditemukan)







Terjadinya peningkatan produksi CO2 dijaringan tubuh



b) Etiologi Asidosis Respiratorik Asidosis respiratory tidak adekuatnya eksresi karbondioksida dengan tidak adekuatnya ventilasi,sehingga mengakibatkan kenaikan kadar karbondioksida plasma. Selain peningkatan PaCO2, hipoventilasi biasanya menyebabkan penurunan PaO2. Asidosis respiratory juga dapat terjadi pada penyakit yang merusak pada otot-otot pernafasan. (Brunner & Sudarth, 2001:278) 



Hambatan pada pusat pernafasan di medulla oblongata a. Obat-obatan: kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik (akut). b. Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik. c. Henti jantung (akut). d. Anpnea saat tidur.







Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada a. Penyakit neuromuscular: miastenia gravis, poliomyelitis, sclerosis, lateral amiotropik. b. Deformitas rongga dada: kifoskoliosis c. Obesitas yang berlebihan: sindrom pickwickian d. Cedera dinding dada seperti patah tulang tulang iga







Gangguan pertukaran gas a. PPOM (emfisema dan bronchitis) b. Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus c. Pneumonia atau asma yang berat



5



d. Edema paru akut e. Pnoumotorak 



Obstruksi saluran nafas atas yang akut a. Aspirasi benda asing atau muntah b. Laringospasme atau edema laring bronkopasme berat



c) Klasifikasi Asidosis Respiratorik 1. Respiratorik akut Asidosis respiratorik akut umumnya timbul akibat obstruksi akut saluran nafas seperti pada laringospasme, edema pulmunal akut, atelektasis, pneumotorak, syndrome tidur apnea, aspirasi benda asing, atau depresi susunan saraf pusat (SSP) pada pusat pernafasan di medulla oblongata seperti pada kelebihan dosis barbiturate atau narcosis, pemberian oksigen pada pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP. Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaan normal. 2. Respiratorik kronis Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah meningkat. Pada penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur obstruktif. Peningkatan kompenantorik yang diperkirakan dari HCO3- plasma pada asidosis respiratorik kronik adalah 3,5mEq/L untuk tiap peningkatan PaCO2 sebanyak 10mmHg diatas 40mmHg.



C. Patofisiologi Asidosis Respiratorik Asidosis respiratorik merupakan gangguan klinis yang disebabkan oleh hipoventilasi alveolar. Produksi CO2 disini meningkat dengan cepat dan dengan adanya kegagalan dalam proses ventilasi oleh alveolus paruparu, maka terjadilah peningkatan CO2. Meningkatnya PaCO2 (disebut juga hiperkapnea). Bila terjadi peningkatan PaCO2 maka tubuh



6



memberikan respon dengan meningkatannya frekuensi ventilasi. Sistem control PaCO2 ini berlangsung dengan cepat dan efektif. Hiperkapnia dan asidosis respiratorik terjadi bila terdapat kegagagalan paru berupa hipoventilasi dan pengeluaran CO2 oleh paru berkurang dibandingkan dengan produksi CO2 oleh jaringan. Akibat dari hipoventilasi maka akan terjadi penurunan ambilan O2 pada inspirasi sehingga kemudian terjadi hipoksemia. Metabolisme tubuh dengan cepat menghasilkan sejumlah besar asam volatile (H2CO3). C2 dan H2O akan membentuk asam karbonat (H2CO3). Bila terjadi gangguan ventilasi yang mempengaruhi eliminasi CO2, maka terjadi gangguan asam basa. Biasanya dalam keadaan normal PaCO2 di pertahankan antara 39-41 mmHg. Ventilasi alveolar berada dalam control pusat saraf pernafasan sentral yang berada di ponss dan medulla serebral. Ventilasi diatur atau dipengaruhi oleh kemo reseptor untuk PaCO2, PaO2 dan PH yang ada dibatang otak (brain-stem), aorta dan badan karotis sebagai implus saraf dari rese[ptor paru-paru dan implus dari cortex serebral. Bila ventilasi gagal maka akan cepat menyebabkan terjadinya peningkatan PaCO2 (Padila, 2012).



7



D. Manifestasi Klinis Asidosis Respiratorik Tanda-tanda klinis berubah-ubah pada asidosis respiratorik akut dan kronis yaitu a. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) yang menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah kusust piker, dan perasaan penat pada kepala b. Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih mengakibatkan: somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya, juga menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan mioklonus (kedutan otot).



8



c. Retensi O2 menyebabkan fase dilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intracranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilledema (pembengkakan dikus obtikus yang terluhat pada pemeriksaan dengan optalmoskop). d. Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk mekanisme kompensatorik dan perpindah kedalam sel sehingga menyebabkan kalsium keluar dari sel.



E. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan diagnostic a. Rongten dada : untuk menentukan segala penyakit pernafasan b. EKG : untuk mengidentifikasi segala keterlibatan jantung sebagai akibat PPOK 2) Pemeriksaan laboratorium a. Analisa gas darah : memperlihatkan PaCO2 meningkat, lebih besar dari 45mmHg b. Untuk asidosis yang berlangsung lebih dari 24 jam, maka kadar bikordinat plasma akan meningkat, lebih daru 26 mEa/e, yang mencerminkan kenyataan bahwa ginjal sedang mengsekresikan lebih banyak H+ dan menyerap lebih banyak baja. c. PH Plasma : apabila kompensasi ginjal berhasil, maka pH plasma akan rendah, tetapi berada dalam rentang normal. Apabila kommpensasi tidak berhasil maka PH memperlihatkan konsentrasi H+ yang tinggi (