Makalah Bakat Olahraga Psikologi Olahraga (Aridika Trilaksana 20087222 Prodi Pendd Kepelatihan Olahraga) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAKAT OLAHRAGA PSIKOLOGI OLAHRAGA



DISUSUN OLEH : ARIDIKA TRILAKSANA 20087222



DOSEN PEMBIMBING : Eval Edmizal S.Pd, M.Pd



PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi umat islam diseluruh dunia. Makalah ini saya susun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah PSIKOLOGI OLAHRAGA dan saya harap makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk saya pribadi maupun para peserta didik lainnya. Dalam menyusun makalah ini, saya berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-sumber dan informasi, baik buku-buku yang telah direkomendasikan oleh dosen maupun website yang terpercaya. Terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu saran dan kritik saya harapkan berkenan dengan pembuatan makalah ini, demi kesempurnaannya. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.



Padang, 6 Maret 2021



Penulis



(ii)



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang......................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah................................................................................................2 1.3 Tujuan..................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep tentang bakat...........................................................................................2 2.2 Teori bakat...........................................................................................................3 2.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi bakat............................................................3 2.4 Cara mengembangkan bakat atlet........................................................................6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9



(iii)



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya dalam program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling utama dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi, melukis namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka dari itu dalam olahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan seseorang yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu, serta membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi. Pada masa lalu dan sekarang hampir setiap negara barat keterlibatan anak-anak pada olahraga hanya karena tradisi, cita-cita, karena olahraga populer, dorongan orangtua, spesialisasi guru olahraga, kemudahan fasilitas dan lain-lain. Bagi Eropa Timur para spesialis pelatihan menganggap hal-hal tersebut tidak lagi memuaskan, misalnya seseorang yang mempunyai bakat alam sebagai pelari jarak jauh, seringkali hanya menjadi pelari jarak pendek dengan prestasi sedang, sehingga hasil yang dicapai tidak pada puncak kemampuan. Setelah atlet elit ditemukan kerja keras dan waktu berlatih harus digunakan pada atlet yang memiliki kelebihan secara alami, jika tidak bakat, waktu dan energinya akan terbuang percuma atau hanya menghasilkan atlet kelas menengah. Karena itulah tujuan utama dari pengidentifikasian bakat adalah “untuk mengenali dan memilih atlet-atlet yang memiliki kemampuan lebih pada cabang olahraga tertentu”. (Menpora, 1999) mengatakan bahwa tujuanpemanduan bakat adalah “untuk memperkirakan seberapa besar bakat seseorang untuk berpeluang dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi yang tinggi”. Pengenalan bakat bukan konsep yang baru dalam olahraga, meski belum banyak dilakukan secara formal terutama di Barat. Pada akhir 60-an dan awal 70-an hampir semua negara Eropa Timur mengembangkan metode yang spesifik untuk pengenalan atlet-atlet yang potensial. Beberapa dari prosedur yang digunakan merupakan penemuan dan arahan para ilmuan yang memberikan bimbingan pada para pelatih dalam menentukan seleksi anak-anak yang memiliki kemampuan yang diperlukan untuk satu cabang olahraga. Hasilnya sangat dramatis banyak para peraih medali pada Olimpiade 1972, 1976, 1980, dan 1984 khususnya Jerman Timur merupakan hasil seleksi ilmiah. Hal yang sama terjadi pada Bulgaria hamper 80% dari peraih medalinya merupakan hasil dari “seleksi pengenalan bakat yang seksama”.



(1) 1.2 Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah antara lain : a. Konsep tentang bakat. b. Teori bakat. c. Faktor–faktor yang mempengaruhi bakat. d. Cara mengembangkan bakat atlet. 1.2 Tujuan. Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain : a. Untuk mengetahui konsep tentang bakat. b. Untuk mengetahui teori bakat. c. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi bakat. d. Untuk mengetahui cara mangembangkan bakat atlet.



BAB 3 PEMBAHASAN 2.1 Konsep tentang bakat. Bakat dikonsepkan sebagai kemampuan alamiah atau bawaan untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relative bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talent. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang yang berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu social, ada yang berbakat di bidang olahraga, tetapi tidak berbakat di kesenian, ada yang berbakat di bidang kesenian, tetapi tidak berbakat di keterampilan. Bakat yang dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.



(2) 2.2 Teori bakat. Bakat adalah suatu kecakapan khusus yang dimiliki oleh individu. Bakat merupakan kualitas yang dimiliki individu yang menunjukkan perbedaan tingkat antara individu yang satu dan individu yang lain dalam suatu bidang olahraga. Bakat juga merupakan suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa kemampuan berolahraga. Seorang yang berbakat bidang olahraga misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat bidang olahraga, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus pada seseorang berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya khusus. Maka seseorang yang memiliki bakat berupa bidang olahraga, bila ia berlatih akan lebih cepat mudah dibandingkan dengan orang lain yang tidak mempunya potensi olahraga. Potensi adalah gaya yang tersedia pada seseorang yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri tertentu, daya ini sudah ada sejak lahir, atau dibawa sejak lahir. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia, kata bakat diartikan sebagai kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Menurut Andin (2013) “Bakat yang dimiliki oleh seseorang dipercaya berasal dari pola genetik atau rangkaian DNA yang dibawanya”. Oleh karena itu biasanya bakat menurun dari satu keluarga atau berada dalam satu generasi. Karena bakat dibawa sejak lahir, bakat dapat terlihat di usia muda misalnya sekitar 1-3 tahun. Anak akan terlihat lebih baik melakukan sesuatu hal dibandingkan anak lainnya. 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat. Untuk membina dan mengembangkan bakat siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan dan kemampuan yang dimiliki untuk menjadi yang memiliki bakat, tentunya harus mampu melihat bakat pada diri tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bakat, yaitu: a. Faktor intern. 1. Faktor Kesehatan. Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan bakat siswa, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah dan tidak



(3) bersemangat untuk melakukan aktivitas. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kurang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. 2. Cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi minat, siswa yang cacat minat dan bakatnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu. 3. Faktor psikologis. 



Perhatian. Untuk mencapai hasil minat dan bakat yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat dan bakat yang timbul pun akan rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah, dan bisa jadi siswa tidak lagi suka dengan bahan yang dipelajarinya. Agar siswa berminat dan berbakat, usahakanlah bahan atau materi pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat dengan materi pelajaran.







Kesiapan. Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah, anak



(4) tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil minat dan bakatnya itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan. 



Bakat atau intelegensi. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi. Bakat bias mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan orang yang memiliki “IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.



b. Faktor ekstern. 1. Faktor keluarga. Minat dan bakat siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut: 



Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan



(5) pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan bimbingan tersebut. 



Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang, ribut, sering cekcok, bias menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya.



2.4 Cara mengembangkan bakat atlet. a) Sisihkan waktu untuk berlatih. Apa pun keterampilan yang ingin dikuasai, perlu berlatih secara teratur, apalagi jika ingin memahiri keterampilan di berbagai cabor. Walau demikian, tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk melatih beragam keterampilan setiap hari. Agar mampu memanfaatkan waktu secara maksimal, berfokuslah pada hal-hal yang ingin dilatih. 



Luangkan waktu untuk berlatih 2 masing-masing 40-45 menit setiap hari selama 1 bulan.







Jangan khawatir jika sesekali tidak sempat berlatih. Jika berlatih hampir setiap hari selama 1 bulan, berarti sudah memanfaatkan lebih kurang 20 jam untuk berlatih intensif guna mengembangkan bakat yang dilatih.



b) Manfaatkan bakat sebaik mungkin.



Agar bisa berlatih dengan tekun dan efisien, pastikan benar-benar berfokus saat berlatih. Salah satu kiat menggunakan waktu secara efisien dengan hasil yang maksimal adalah (6) mengembangkan keterampilan sesuai bakat yang paling digemari. 



Lakukan refleksi untuk menentukan keterampilan yang ingin dikembangkan sesuai bakat yang miliki.







Tentukan target spesifik yang ingin dicapai setiap kali berlatih. Lakukan tugas atau aktivitas berulang-ulang sebanyak mungkin sampai menguasainya dengan baik. Sebagai contoh, jika ingin meningkatkan keterampilan berolahraga permainan, tentukan teknik paling mendasar yang harus dikuasai lalu alokasikan waktu 45 menit hanya untuk melatih teknik tersebut.







Contohnya, jika ingin menjadi pemain tenis yang hebat, berlatihlah melakukan servis sebanyak mungkin.







Jika ingin mengembangkan bakat bermain bola basket, berlatihlah memasukkan bola ke dalam keranjang.







Memanfaatkan



bakat



untuk



memahiri



keterampilan



tertentu



membantu



mengembangkan bakat. Melanjutkan contoh di atas, berolahraga berguna menjaga kesehatan dan meningkatkan koordinasi tubuh sehingga kemampuan fisik meningkat. c) Berlatihlah sampai mampu mengoreksi diri sendiri. Sediakan cukup banyak waktu untuk berlatih sampai mampu menyadari dan memperbaiki kesalahan saat menggunakan keterampilan tertentu. (mampu mencapai kemampuan ini jika berlatih secara konsisten dan berdisiplin hampir setiap hari selama 1 bulan.) 



Sesi latihan makin efisien jika berlatih dengan tekun sebab sudah memiliki pengetahuan dasar yang kuat sehingga bakat berkembang dengan sendirinya.







Sebagai contoh, jika ingin memahiri keterampilan bermain sepakbola, berlatihlah untuk memaksimalkan gerakan teknik sepakbola.



d) Berlatihlah secara konsisten dan persisten. Mencoba-coba dan berlatih adalah 2 hal berbeda. Joging dan yang menyehatkan, tetapi untuk memahiri keterampilan tertentu, perlu berdisiplin agar mampu mencapai



hasil yang diinginkan. Agar bisa berlatih dengan tekun, tentukan dua bakat yang sangat berbeda yang ingin dilatih dan dikembangkan secara bersamaan. 



Biasakan berlatih pada waktu yang sama setiap hari. (7)







Pelajari keterampilan yang didukung oleh kedua bakat yang ingin dikembangkan secara bersamaan. Biasakan melatih bakat pertama diikuti bakat kedua secara berurutan.







Contohnya, begitu Anda sampai di rumah setelah berlatih lari setiap pagi. Anda akan lebih bersemangat melatih bakat secara konsisten jika sesi latihan dijadwalkan berurutan.







Kembangkan bakat agar aktivitas harian lebih variatif dengan menerapkan saran dalam langkah ini. Latihan terasa lebih menyenangkan jika menggabungkan kegiatan yang aktif, misalnya berlatih lari.



e) Hindari pengalih perhatian selama berlatih. Jangan hanya mengandalkan tekad agar mampu berkonsentrasi sewaktu berlatih. Lakukan saran berikut untuk menghindari pengalih perhatian saat berlatih. 



Alokasikan waktu khusus untuk berlatih dalam jadwal harian dan manfaatkan waktu sebaik mungkin. Aturlah pewaktu jika diperlukan.







Heningkan dering ponsel sebelum berlatih.







Pastikan tidak melihat layar gawai (kecuali dibutuhkan saat berlatih).



BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setiap manusia dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat



ini tidak bisa



langsung terlihat begitu saja. Karenanya kita harus mengenali dan memahami bakat. Dengan memahami bakat, akan lebih mudah dan terarah dalam melatihnya. Melatih bakat merupakan langkah awal dalam membantu meraih masa depan. Apa yang harus dilakukan untuk mengenali dan mengembangkan bakat. Dan apa yang harus



diwaspadai agar usaha yang kita lakukan baik. Ketika bakat ditemukan, seyogyanya memberi peluang untukmengembangkan bakatnya. Yakni, dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan bakat itu. sekalipun seorang berbakat namun lingkungannya tak mendukung, (8) maka ia tak akan berkembang. "Memang berbakat akan belajar lebih cepat dan melakukan segala sesuatu lebih baik ketimbang biasa, sehingga tampaknya tak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal tidak demikian apakah ia berbakat atau tidak, punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang menarik dan menantang. Tapi karena kebutuhan, minat, dan perilaku yang "lebih" disbanding lainnya, mau tak mau, kita berbakat harus mendapatkan pengarahan khusus. Hanya, jangan sampai perlakuan khusus itu merugikan. Baik bagi kita sendiri itu maupun orang lain.



DAFTAR PUSTAKA https://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-mengenal-bakat-dan-minat.html http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-or-mansur-ms/p-bakat-mansur.pdf http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/827/3/BAB%20II.pdf https://berbagi123ilmu.blogspot.com/2017/06/makalah-konsep-bakat.html https://id.wikihow.com/Mengembangkan-Bakat-di-Berbagai-Bidang



(9)