Makalah Belajar Mengajar Dalam Implikasinya Dengan Kurikulum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BELAJAR MENGAJAR DALAM IMPLIKASINYA DENGAN KURIKULUM



Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Kurikulum dan Pengajaran Bahasa Indonesia



Dosen Pengampu: Dr. Bambang Sumadyo, M. Pd



Disusun Oleh:



1. Rizkia Auliani



20207170018



2. Anis Rozanah



20207170044



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah saat ini berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan adanya perubahan kurikulum. Kurikulum yang dibuat pemerintah bertujuan untuk menciptakan generasi yang lebih unggul dan berkualitas. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan, dengan kata lain sebagai instrumental input  untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus dibelajarkan kepada peserta didik. Melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk didalami dan diwujudkan dalam prilaku peserta didik. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, sosial budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini apabila diperhatikan perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi perkembangan yang cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat pula perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasa kecewa dan sedih. Apalagi kalau kita ditelusuri lebih jauh ke pelosok-pelosok dan sekolah-sekolah terpencil yang ada di desa-desa. Pada umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum memuaskan. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang



perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang mendasar tampak pada implikasi kurikulum, yang notabenenya fungsi dan peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplikasikan kurikulum pada proses belajar mengajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa pengertian kurikulum? 2. Bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum? 3. Bagaimana proses belajar mengajar dalam implikasinya dengan kurikulum? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan makalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum 3. Untuk mengetahui proses belajar mengajar dalam implikasinya dengan kurikulum



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum ialah suatu perangkat rencana dan juga pengaturan tentang tujuan, isi, dan juga bahan pengajaran dan cara yang digunakan ialah sebagai suatu pedoman didalam suatu penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan nasional. Menurut Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Prof. Dr. S. Nasution, M. A. menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah/ lembaga pendidikan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Murray Print bahwa kurikulum ialah sebuah ruang pembelajaran yang sudah terencana diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan juga pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum tersebut diterapkan. Sementara Hamid Hasan (Hernawan, 2008: 14) menyatakan istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lain saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah : 1) Kurikulum sebagai suatu ide. 2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide. 3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. 4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupkan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. B. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Pelaksanaan kurikulum, didasari pada permen 22 tahun 2006. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di setiap satuan pendidikan sebagai berikut:



a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan



untuk



mengekspresikan



dirinya



secara



bebas,



dinamis



dan



menyenangkan. b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar pelajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna pada orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (seorang guru di belakang memberikan daya dan kekutan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan). e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,



dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis jenjang pendidikan. C. Pihak yang Terkait dalam Implikasi Kurikulum Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasi kurikulum adalah sebagai berikut: 1. Pakar Ilmu Pendidikan Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implikasi kurikulum pakar ilmu pendidikan ini sering kali berada dalam posisi sebagai konsultan kurikulum dengan tugas yang sesuai dengan kepakarannya. 2. Ahli Kurikulum Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun persiapan pengelolaan kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari pakar pendidikan dan pakar kurikulum dan administrator pendidikan. 3. Supervisor Dalam proses pengembangan kurikulum dan implikasi kurikulum haruslah ada supervisor dalam kerangka tugas sebagai pemimpin pendidikan, sehingga setiap supervisor berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah kegiatan untuk mendatangi dan membimbing yang disupervisi, yaitu guru ke arah pencapaian tujuan pendidikan sekolah. 4. Sekolah Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan tanggung jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang bersangkutan. 5. Kepala sekolah Tugas dari kepala sekolah dalam implikasi kurikulum adalah menjamin tersedianya dokumen kurikulum, membantu dan memberikan nasihat kepada guru, mengatur jadwal pertemuan guru dan menyusun laporan evaluasi. Adapun kegiatan yang dilakukan kepala sekolah adalah menciptakan kondisi bagi pengembangan kurikulum di sekolahnya dan menyusun rencana anggaran tahunan yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. 6. Guru



Dalam implikasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan



implementasi



kurikulum.



Mengingat



pentingnya



kepentingan



keterampilan guru dalam pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi kurikulum, wajar apabila pendidikan guru haruslah diperhatikan dengan pertimbangan berbagai aspek yang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang guru. 7. Peserta didik Peserta didik berperan dalam keberhasilan pencapaian kurikulum karena semua kegiatan pengembangan kurikulum sampai dengan implementasi kurikulum yang sangat nyata adalah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang sewajarnya. Minat yang penuh, usaha yang sungguh penyesuaian tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah. 8. Orang Tua dan Masyarakat Dalam kaitannya dengan implikasi kurikulum peran orang tua siswa melalui kerja sama sekolah dengan orang tua siswa. Hal ini disebabkan tidak semua kegiatan belajar yang dituntut oleh kurikulum dapat dilaksanakan oleh sekolah sehingga sebagian dilakukan di rumah. Secara berkala orang tua siswa menerima laporan kemajuan anaknya dari sekolah berupa rapor yang merupakan komunikasi tentang program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. D. Peran Guru dalam Kurikulum Guru memiliki faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya



kurikulum



tanpa



ditunjang



oleh



kemampuan



guru



untuk



mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan, dan sebalikya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam mengimplementasikan kurikulum memegang posisi kunci. Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray Print (Sanjaya, 2008; 28) mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai berikut. 1. Implementers



Sebagai implementer, guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perananya guru hanya menerima sebagai kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupu menentukan target kurikulum. Pada fase ini sebagai implementator kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun. Manakalah kita lihat, sampai sebelum terjadi reformasi pendidikan di Indonesia guru-guru kita dalam pengenangan kurikulum hanya sebatas sebagai implementator berbagai kebijakan kurikulum yang dirancang secara tersebut. Akibatnya kurikulum bersifat seragam, apa yang dilakukan oleh guru-guru di bagian Timur Indonesia sama dengan apa yang dilakukan guru-guru yang berada di bagian barat Indonesia. Guru hanya sekadar pelaksana, mengajar dianggap bukan sebagai pekerjaan profesional, tetapi sebagai tugas rutin atau tugas tambahan. 2. Adapter Peran guru sebagai adapters, lebih dari hanya sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru diberi kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal Peran guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan peran guru sebagai implementers. 3. Developers Peran sebagai Developers, guru memiliki kewenangan dalam mendesain kurikulum guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karateristik, misi dan visi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajo ryang dibutuhkan siswa. Pelaksanaan ini dapat dilihat dari pengembangan kurikulum muatan lokal. Oleh sebab itu, bisa terjadi kurikulum mulok antar sekolah bisa berbeda. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing masing. 4. Researchers Sebagai fase terakhir di mana peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagia bagian dari tugas profesional guru yang



memiliki tanggungjawab dalam meningkatkan kinerja sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggungjawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum. Misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, efektivitas program, menguji strategi, dan model pembelajaran. Salah satu metode yang disarankan dalam penelitian ini yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui, PTK guru berinisiatif melakukan penelitian sekaligus m ksanakan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. E. Belajar Mengajar dalam Implikasinya dengan Kurikulum Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah dan pada tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, tetapi antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi kurikulum. 1.



Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Tanggung jawab kepala sekolah adalah kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai administrator, penyusunan rencana tahunan, pembinaan organisasi sekolah, koordinator dalam pelaksanaan kurikulum, kegiatan memimpin rapat kurikuler, sistem komunikasi dan pembinaan kurikuler.



2.



Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu pembagian tugas mengajar, pembagian tugastugas pembinaan ekstrakurikuler, pembagian tugas bimbingan belajar.



BAB III SIMPULAN Kurikulum ialah suatu perangkat rencana dan juga pengaturan tentang tujuan, isi, dan juga bahan pengajaran dan cara yang digunakan ialah sebagai suatu pedoman didalam suatu penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan nasional. Prinsip pelaksanaan kurikulum didasari pada permen 22 tahun 2006. Pihak-pihak yang terkait dalam implementasi kurikulum adalah: 1) pakar ilmu pendidikan, 2) ahli kurikulum, 3) supervisor, 4) sekolah, 5) kepala sekolah, 6) guru, 7) siswa, 8) orang tua siswa dan masyarakat. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Pada pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Pada pelaksanaan kurikulum tingkat kelas yang berperan besar adalah guru yang meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu: 1) sebagai yang bertugas melaksanakan kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar; 2) pembinaan kegiatan ekstrakurikuler; dan 3) pembimbing dalam kegiatan bimbingan belajar.



DAFTAR PUSTAKA



Ansyar,



Mohamad.



2009.



KURIKULUM



Hakikat,



Fondasi,



Desain



dan



Pengembangan. Jakarta : Kencana. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum.  Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana. Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zamroni.



2000. Paradigma



Publishing.



Pendidikan



Masa



Depan. Yogyakarta:



BIGRAF