Makalah Budaya Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS



PEMASARAN JASA



Disusun Oleh Nama : Indah Asri Utami Nim : 111010261



PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2014



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, konsep budaya telah mengalami pergeseran makna. Sebagaimana dinyatakan oleh Peursen (1984) bahwa dulu orang berpendapat budaya meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti: agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, tata negara dan sebagainya, tetapi pendapat tersebut sudah sejak lama disingkirkan. Budaya diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang-orang. Kini budaya dipandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan statis. Budaya tidak diartikan sebagai sebuah kata benda, kini lebih dimaknai sebagai sebuah kata kerja yang dihubungkan dengan kegiatan manusia. Konsep budaya organisasi telah memperoleh penerimaan luas sebagai cara untuk memahami sistem manusia. Dari sistem tersebut terbuka "perspektif", setiap aspek budaya organisasi dapat dilihat sebagai kondisi lingkungan yang penting yang mempengaruhi sistem dan subsistem tersebut. Pemeriksaan budaya organisasi juga merupakan alat analisis yang berharga dalam dirinya sendiri. Budaya Organisasi biasa disebut juga dengan budaya perusahaan yang sering jugadisebut budaya kerja, Semakin kuat Sumber



Daya



Manusia



makin kuat



pula



budaya perusahaan, makin kuat juga dorongan untuk berprestasi. Budaya perusahaan (corporate culture) memang sulit didefinisikan secara tegas dan sulit diukur, namun bisa dirasakan oleh sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan. Suatu



organisasi



terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya. Dengan demikan perlu ada pengakuan pandangan yang



akan berguna untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut,



agar tidak berjalan sendiri-sendiri. Penyatuan pandangan dari sumber daya manusia di dalam perusahaan ini diperlukan dalam bentuk ketegasandari



perusahaan,



yang



dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan karakter perusahaan tersebut. Salah satu tanggung jawab utama dari pemimpin strategis suatu organisasi adalah untuk menciptakan dan memelihara karakteristik organisasi. Dengan demikian budaya kerja organisasi ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam perusahaan.



1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Apakah pengertian dari budaya organisasi? Apa saja teori-teori mengenai budaya organisasi? Apakah dimensi-dimensi budaya organisasi? Bagaimana peranan budaya organisasi? Bagaimana cara mempelajari budaya organisasi? Bagaimana proses pembentukan budaya organisasi? Bagaimana budaya mempengaruhi keefektifan organisasi?



1.3. Tujuan Pembahasan Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Mengetahui pengertian organisasi Mengetahui teori-teori budaya organisasi Mengetahui dimensi-dimensi budaya organisasi Mengetahui peranan budaya organisasi Mengetahui cara mempelajari budaya organisasi Mengetahui proses pembentukan budaya organisasi Mengetahui pengaruh budaya terhadap keefektifan organisasi



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Budaya Organisasi Budaya merupakan pola yang terintegrasi dari perilaku manusia, yang terdiri dari pik iran, bahasa, perbuatan dan hasil-hasil budaya lainnya. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak



menyelesaikan



suatu pekerjaan.



Budaya



mengikat



anggota



kelompok



masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan



bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam



organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan. Budaya adalah suatu konsep yang berasal dari kajian atau disiplin ilmu antropologi, dan merupakan suatu identitas dari tiap-tiap bangsa. Dalam hal ini semua harus dipelajari oleh anggota budaya tersebut dan diteruskan secara berkesinambungan kepada generasi berikutnya. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli : a) Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi. b) Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri c) Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. d) Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. e) Kilman, Saxton dan Serpa (1986) memberi pengertian budaya organisasi adalah: Falsafah ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma yang



dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat. f) Menurut Griffin and Ebert ( 1989 ) budaya organisasi adalah pengalaman, sejarah, keyakinan dan norma-norma bersama yang menjadi ciri organisasi. Dari sudut pandang karyawan, budaya memberi pedoman bagi karyawan akan segala sesuatu yang penting untuk dilakukan. Dengan demikian budaya organisasi adalah suatu sistem pemahaman dalam bertindak yang dimengerti dan menjadi pegangan seluruh karyawan yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dan dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan. 2.2 Teori Budaya Organisasi Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu: 1) Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai- nilai sebuah organisasi. Asumsi yang pertama berhubungan dengan pentingya orang di dalam kehidupan organisasi. Secara khusus, semua individu saling berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan realitas. Individu-individu ini mencakup karyawan, supervisor, dan atasan. Pada inti dari asumsi ini adalah yang dimiliki oleh organisasi. Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah budaya yang



memiliki nilai



intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi mengenai apa yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan partisipasi aktif dalam organisasi tersebut 2) Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi. Realitas organisasi juga sebagian ditentukan oleh simbol-simbol, dan ini merupakan asumsi kedua dari teori ini. Perspektif ini menggaris bawahi pengguanaan simbol di dalam organisasi. Simbol merupakan representasi untuk makna.



Angota-angota



organisasi



menciptakan,



menggunakan,



dan



mengintrepetasikan simbol setiap hari. Simbol-simbol ini sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan nonverbal di dalam organisasi. Seringkali, simbol-simbol ini



mengkomunikasikan nilai-nilai



organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana karyawan perusahaan mempraktikannya.



3) Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam. Asumsi ketiga mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengan keberagaman budaya organisasi. Sederhana, budaya organisasi sangat bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam budaya-budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri. 2.3. Dimensi-Dimensi Budaya Organisasi Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya organisasi. Dimensi-Dimensi ini mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidak sepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan antropologi dan mendapat tempat pada awal perkembangan ilmu perilaku organisasi. Luthan (1998) menyebutkan sejumlah karakteristik yang penting dari budaya organisasi. 1. Aturan-aturan perilaku Yaitu bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa dipergunakan oleh anggota organisasi 2. Norma Adalah standar perilaku yang menjadi petunjuk bagaimana melakukan sesuatu. Lebih jauh di masyarakat kita kenal adanya norma agama, norma susila, norma sosial, norma adat, dll 3. Nilai-Nilai dominan Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk, rendahnya tingkat absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi, serta tingginya disiplin kerja. 4. Filosofi Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan Anda adalah harapan Kami”. 5. Peraturan-Peraturan Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus mempelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima dalam organisasi. 6. Iklim Organisasi Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal-hal fisik, bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para anggota organisasi mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pelanggan atau pihak luar organisasi. 2.4. Peranan Budaya Organisasi Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya di mana ia



berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku sosial atau masyarakat yang kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada anggota organisasi, dengan segala nilai, keyakinan dan perilakunya di dalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi. Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang berada dalam hierarki organisasi. Bagi organisasi yang masih didominasi oleh pendiri misalnya, maka budayanya akan menjadi wahana untuk mengkomunikasikan harapan-harapan pendiri kepada para pekerja lainnya. Demikian pula jika perusahaan dikelola oleh seorang manajer senior otokratis yang menerapkan gaya kepemimpinan top down. Disini budaya juga akan berperan untuk mengkomunikasikan harapan-harapan manajer senior itu. Peranan penting yang dilakukan oleh budaya organisasi adalah : a. b. c. d.



Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja. Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan. Membantu stabilisasi perusahaan sebagai suatu sistem sosial. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk.



Budaya organisasi juga mempunyai peranan sebagai berikut :   



Menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. Mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada







kepentingan diri individual seseorang. Merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh







karyawan. Sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.



2.5. Cara Mempelajari Budaya Organisasi Dalam mempelajari budaya organisasi yang akan diajarkan kepada karyawan perusahaan dapat digunakan beberapa bentuk (Robbins, 2002:291-293) yaitu : a) Cerita-Cerita Ceritera-ceritera mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam memulai usaha sehingga



kemudian menjadi maju seperti sekarang



merupakan hal yang baik untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan bagaimana perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi yang tidak menentu merupakan kisah yang dapat mendorong dan memotivasi karyawan untuk



bekerja keras jika mereka mau memahaminya. b) Ritual/Upacara-Upacara Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan, tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup perusahaan.



Sehingga tetap



dipelihara



keberadaannya,



contohnya



adalah



mengadakan selamatan diperusahaan sebelum mulai operasional agar perusahaan berjalan lancar. c) Simbol-Simbol Material Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam,ruang kantor dan lain- lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol simbol itulah dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan berbagai hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota organisasi. d) Bahasa Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan,



tiap bidang,



divisi,



strata



atau



semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yang kadang-kadang hanya dipahami oleh kalangan itu sendiri. Hal ini penting karena untuk dapat diterima di suatu lingkungan dan menjadi bagian dari lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku di lingkungan itu. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan. 2.6. Proses Pembentukan Budaya Organisasi Sumber-sumber pembentuk budaya organisasi, diantaranya: a. b. c. d. e. f.



pendiri organisasi. pemilik organisasi. sumber daya manusia asing. luar organisasi. orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder). masyarakat. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi dengan cara: A. kontak budaya. B. benturan budaya. C. penggalian budaya.



Pembentukan budaya organisasi tidak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat menerima nilai-nilai baru dalam organisasi. Calon anggota kelompok mungkin akan disaring berdasarkan kesesuaian nilai dan perilakunya dengan budaya organisasi. Kepada anggota



organisasi yang baru terpilih bisa diajarkan gaya kelompok secara eksplisit. Eugene McKenna dan Nic Beech (2000) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk budaya organisasi, yaitu : 1. Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik



yang



berkenaan dengan karyawan ataupun klien. 2. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi. 3. Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja. 4. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi. 5. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan. 6. Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi. Tahap-tahap



pembentukan



atau



pembangunan



budaya



organisasi



dapat



diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Seorang (biasanya pendiri) datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru. 2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri. 3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi, mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain-lain yang relevan. 4. Orang-orang lain dibawa ke dalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama. Pembentukan budaya organisasi dapat dilakukan dengan serangkaian langkah sosialisasi sebagai berikut: 1. Seleksi pegawai yang objektif. 2. Penempatan orang dalam pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan bidangnya ( “the 3. 4. 5. 6.



right man on the right place at the right time”). Perolehan dan peningkatan kemahiran melalui pengalaman Pengukuran prestasi dan pemberian imbalan yang sesuai. Penghayatan akan nilai-nilai kerja atau hal lain yang penting. Ceritera-ceritera dan faktor-faktor organisasi yang menumbuhkan semangat dan kebanggaan



2.7. Pengaruh budaya terhadap keefektifan organisasi Budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan konsistensi keperilakuan dan dapat memfasilitasi integrasi organisasional secara substansial. Budaya dapat berfungsi sebagai suatu substitusi bagi struktur organisasional. Hubungan antara kekuatan budaya dengan keefektifan organisasi adalah dalam hal: 1. Penyesuaian tujuan, karena budaya perusahaan menjadi semacam ikatan yang



membimbing setiap kelompok dalam organisasi bergerak menuju pada arah yang sama 2. Memberikan motivasi pada karyawan, karena dengan budaya perusahaan yang kuat berarti karyawan-karyawan dalam perusahaan mempunyai banyak nilai-nilai yang diyakini bersama. Hal ini menyebabkan lingkungan kerja yang nyaman, sehingga para karyawan merasa mendapat komitmen, dihargai, dan loyal, yang pada akhirnya mendorong mereka bekerja semakin giat. 3. Merupakan kontrol dan menciptakan struktur bagi perusahaan atas dasar nilainilai yang diyakini bersama dan norma-norma perilaku kelompok yang berlaku umum. Dengan budaya yang kuat, perusahaan tidak perlu menyandarkan diri pada birokrasi formal yang kaku.



BAB III KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut: 1. Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi, tetapi perlu dipelajari dan



dibentuk karena pada dasarnya budaya



organisasi adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, serta dibentuk oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya 2. Budaya organisasi sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu



organisasi yang efektif yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai



tujuannya. Budaya organisasi dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan organisasi dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan pada suatu organisasi. Dengan demikian budaya organisasi merupakan konsep penting bagi kinerja perusahaan dalam mencapai sasaran atau tujuannya.