Makalah COVID Kel 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



Dosen Pembimbing : Ns. Dasuki, M.Kep Disusun Oleh : Kelompok II Ayu Nopita Cut Ade Syafitri Eli Susanti Firwan Mutril Gandi Fransiska Indah Sari Pebri Inka Lestari Riska Asmidar Sarah Yesi Destina Kurniati



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI TAHUN AKADEMIK 2020/2021



2



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Memenuhi tugas Keperawatan Askep Terkait Dengan Issue Lokal Nasional dan Global dengan judul “Corona Virus Disease” Sehubungan dengan penyelesaian makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing: Ns. Dasuki,M.Kep.Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Jambi, 17 September 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………..……………...…i Kata Pengantar…………………………………………………………................ii Daftar Isi……………………………………………………………..……………iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar



Belakang…………………………………………………………..



…………. 1.2 Rumusan



Masalah…………………………………………………………..



……… 1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………..…….



BAB II PEMBAHASAN……………………………………...... 2.1 Pengertian dan Teori………………………………………….…… 2.2 Jenis-Jenis……………………………………………………….….. 2.3 Etiologi…………………………………………………………….….. 2.4 Manifestasi Klinis……………………………………….…………… 2.5 Faktor-faktor resiko………………………………………………......... 2.6 Upaya Pencegahan dan Pengendalian…………………………………… 2.7 Pemeriksaan Penunjang…………………..………………………………… 2.8 Penatalaksanaan…………………..……………………………………….



BAB III PENUTUP iii



3.1 Kesimpulan....................................................................................... 3.2 Saran................................................................................................ Daftar Pustaka………………………………………………………………………..



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit padahewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Coronahingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Coronaterus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yangmeninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawanCOVID-19 dengan gejala mirip Flu.kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan dipasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjualberbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Coronabukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama miripFlu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parahdan gagal organ. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa



1



dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona.Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik.Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ. Berdasarkan data Worldometers pada Kamis siang (17/9/2020), total kasus Corona di dunia sudah tembus di angka 30.030.911 kasus. Sementara total kasus sembuh sudah mencapai 21.798.106 orang dan 945.051 lainnya meninggal dunia.Di Indonesia sendiri total kasus Corona sudah sebanyak 232.628 kasus. Sedangkan totakasus sembuh sudah mencapai 166.686 orang dan 9.222 lainnya meninggal dunia. Menurut data yang dikeluarkan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, pada Sabtu 8 Agustus 2020, pasien positif Covid-19 di Kota Jambi kini berjumlah 63 kasus dengan suspek 16 orang, sembuh sebanyak 32 orang dan satu kematian.Disusul Kabupaten Batang Hari dengan jumlah pasien positif sebanyak 27 orang, selanjutnya Kota Sungai Penuh 26 orang dan Tanjab Barat 25 orang. Selanjutnya Kabupaten Merangin sebanyak 21 orang, angka ini sama dengan Kabupaten Muaro Jambi 21 orang. Kemudian disusul Kabupaten Sarolangun sebanyak 9 orang, Kerinci 5 orang, Tanjab Timur 5 orang, Bungo 4 orang dan Tebo 4 orang.Dari data di atas terkonfirmasi Covid 19 di Provinsi Jambi hingga



2



hari ini sebanyak 210 kasus.Sementara, pasien sembuh sebanyak 117 orang. Total suspect sebanyak 49 orang, masih dirawat 89 orang, spesimen 13 orang. Sedangkan yang masih menunggu hasil swab 8 orang dan meninggal dunia empat orang.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Itu Pengertian dan Teori Corona Virus Disease? 2. Apa Saja Jenis Corona Virus Disease? 3. Apa Etiologi Corona Virus Disease? 4. Apa Manitesfasi Klinis Corona Virus Disease? 5. Apa Saja Factor Resiko Infeksi Corona Virus? 6. Apa Upaya Pencegahan dan Pengendaliannya? 7. Apa Saja Pemeriksaan Penunjangnya? 8. Apa Penatalaksanaan Infeksi Corona Virus Disease?



C. TUJUAN MASALAH 1. Menjelaskan Pengertian dan Teori Corona Virus Disease 2. Menjelaskan Jenis Corona Virus Disease 3. Menjelaskan Etiologi Corona Virus Disease 4. Menjelaskan Manitesfasi Klinis Corona Virus Disease



3



5. Menjelaskan Factor Resiko Infeksi Corona Virus 6. Menjelaskan Upaya Pencegahan dan Pengendaliannya 7. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjangnya 8. Menjelaskan Penatalaksanaan Infeksi Corona Virus Disease



BAB II PEMBAHASAN



2. Pengertian Teori Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang



4



menular kemanusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Hakikat Teori Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).



Jenis-Jenis Tujuh virus corona yang sudah diketahui dapat menginfeksi manusia adalah: 1. HCoV-229E (alpha coronavirus) Virus ini pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia pada pertengahan 1960-an. Mereka yang terinfeksi virus ini dilaporkan memiliki tanda-tanda flu biasa. Virus 5



ini lebih mudah menyerang anak-anak dan lanjut usia. Sejauh ini, belum dilaporkan penularan virus ini sampai menimbulkan korban jiwa, seperti dilaporkan jurnal Hindawi. 2. HCoV-NL63 (alpha coronavirus) Kasus manusia yang terinfeksi virus ini pertama kali diisolasi di Amsterdam pada 2004. Virus itu menginfeksi seorang bayi tujuh bulan. Ia menderita infeksi pernapasan mirip bronkhitis, seperti tertulis pada Institut Kesehatan nasional AS (NCBI).



3. HCoV-OC43 (beta coronavirus) Virus corona tipe ini adalah virus yang biasa menyebabkan flu. Ini adalah varian virus corona yang lebih umum di beberapa bagian dunia. Penelitian terbaru menunjukkan virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah yang



parah



pada



anak-anak.



Subtipe OC43 (HCoV-OC43) adalah virus corona manusia yang lebih umum di beberapa



bagian



dunia.Penelitian



terbaru



menunjukkan



virus



ini



dapat



menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah yang parah pada anak-anak, seperti dilaporkan NCBI. 4. HCoV-HKU1 (beta coronavirus), Virus ini ditemukan pada 2005 pada pasien di Hong Kong. Mengutip Institut Kesehatan Nasional AS, saat itu virus ini menginfeksi kakek berusia 71 tahun yang baru kembali dari Shenzhen, China.



5. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), 6



SARS-CoV merupakan sindrom pernafasan akut yang parah dan pertama kali diidentifikasi di China pada November 2002. Para ilmuwan juga belum yakin hewan apa yang menjadi sumber penularan virus ini ke manusia. Diperkirakan virus ini bermula dari kelelawar yang kemudian menyebar ke hewan lain, seperti musang. Manusia pertama yang terinfeksi virus ini berada di provinsi Guangdong, China Selatan, seperti tertulis di situs WHO. Virus corona ini mengakibatkan wabah dengan 8.098 kemungkinan kasus termasuk 774 kematian pada 2002-2003, atau sekitar 9 persen pasien yang terjangkit SARS tewas. 6. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Hingga 1 Agustus 2013, terdapat 94 kasus MERSCoV dan 47 meninggal. Negara yang terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Tunisia. WHO menyebut bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris adalah inang penampung utama untuk MERS-CoV. Unta ini juga menjadi hewan penular infeksi MERS pada manusia. Namun, peran pasti unta dromedari dalam penularan virus dan rute penularan yang tepat masih belum diketahui. 7. 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV Virus corona jenis baru, 2019-nCoV, dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia. Gejala yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara lain batuk, flu, demam, sesak nafas, kesulitan pernafasan, gagal nafas, gagal ginjal, hingga mengakibatkan kematian. Sampai saat ini, kemunculan virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan, China, maupun laju perkembangan dan mutasi virus corona belum dikaitkan dengan



7



dampak perubahan lingkungan seperti berkurangnya tutupan lahan dan perubahan iklim atau cuaca.



3. Etiologi SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom singlestranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif 27-32



kb.



nukleokapsid



Struktur (N),



protein protein



utama



SARS-CoV-2



matriks(M),



adalah



protein



glikoprotein spike  (S),



protein envelope  (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya. Famili coronaviridae memiliki empat generasi coronavirus, yaitu alpha coronavirus  (alphaCoV), betacoronavirus (betaCoV), delta coronavirus (deltaCoV), dan gamma coronavirus  (gammaCoV). AlphaCoV dan betaCoV umumnya memiliki karakteristik genomik yang dapat ditemukan pada kelelawar dan hewan pengerat, sedangkan deltaCoV dan gammaCoV umumnya ditemukan pada spesies avian.[1-3] SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens genom SARS-CoV-2 identik dengan bat  CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2.Virus ini memiliki diameter sebesar 60–140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksi asetat, dan kloroform.SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi stainless 8



selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton selama 24 jam.[1-3,8]



4. Manifestasi Klinis Gejala COVID-19 Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:  Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)  Batuk  Sesak napas Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu: 



Mudah lelah







Nyeri otot







Nyeri dada







Sakit tenggorokan







Sakit kepala







Mual atau muntah







Diare 9







Pilek atau hidung tersumbat







Menggigil







Bersin-bersin







Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau



Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.Demam adalah gejala yang paling umum, meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya mengalami demam di kemudian hari. Dalam satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit, sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat di rumah sakit. Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan sesak napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah , dan diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk bersin, pilek, atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan jantung berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat terjadi. Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan. Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali terinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5% orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi. Sebagian kecil kasus



10



tidak



mengembangkan



gejala



yang



terlihat



pada



titik



waktu



tertentu.Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam



transmisi



belum



sepenuhnya



diketahui.Namun,



bukti



awal



menunjukkan bahwa mereka dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi tetap tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit. 5. Faktor Resiko Infeksi Corona Virus COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang 1. orang lanjut usia, 2.  ibu hamil, perokok, 3. penderita penyakit tertentu, 4. dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker. Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.Oleh karena itu, tenaga medis dan



orang



yang



melakukan



kontak



dengan



pasien



COVID-19



perlu



menggunakan alat pelindung diri (APD).



6. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Pencegahan penularan secara droplet ini dengan menggunakan masker, jaga jarak, atau bila batuk dan bersin menggunakan lengan bagian dalam untuk menutup mulut dan hidung kita.Batuk dan bersin di lengan baju atau masker dapat menangkap sebagian besar dari droplet tersebut, tetapi dengan tidak 11



adanya benda yang menghalangi.Droplet bisa saja menyebar ke berbagai permukaan objek dan juga manusia yang ada di dekatnya sehingga dapat menyebar secara kontak juga. 1. Pakailah masker bersih. Bisa masker kain atau masker lainnya 2. Ganti setiap 4 jam sekali. Kemudian, setiap basah atau kotor dan setiap pindah tempat yang berbeda. 3. Ketiga, hadapkan lipatan masker ke bawah. Selanjutnya yang keempat, jangan menyentuh bagian depan masker.  4. Lakukan atau jaga kebersihan tangan sebelum menggunakan masker dan setelah melepas masker. Serta, tidak menyentuh bagian depan masker. Ini menjadi sangat penting karena kita tidak tahu virus atau mikroba apa yang sudah menempel di masker bagian depan kita pada saat kita pakai dan selesai pakai. 5. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor; 6. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut; 7. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah; 8. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan. Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara.Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. 7. Pemeriksaan Penunjang 12



Penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan dengan holistik dan komprehensif melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain: a. Pemeriksaan laboratorium, pedoman lengkap pemeriksaan laboratorium: Protokol laboratorium pasien terkonfirmasi maupun belum terkonfirmasi COVID-19: A. SKRINING



1. Hematologi a. Hitung limfosit absolut / absolute lymphocyte count (ALC) 3,13 2. CRP > 10mg/L 3. Pemeriksaan molekuler (TCM, Real Time PCR), atau 4. Rapid Test Antigen/Antibodi (bila pemeriksaan molekular tidak tersedia)



B. DIAGNOSIS 1. Hematologi a. Hitung limfosit absolut / absolute lymphocyte count (ALC) 3,13 2. CRP > 10mg/L 3. Pemeriksaan molekuler (TCM, Real Time PCR), atau 4. Kombinasi rapid test antibody dan PCR (konvensional/TCM/Real Time PCR)



13



C. PEMANTAUAN 1. Pemantauan serial setiap 1-3 hari, disesuaiakan kondisi klinis 2. Pemeriksaan laboratorium: a. Hematologi 1) Hemoglobin 2) Jumlah leukosit 3) Neutrofil 4) Hitung limfosit absolut / ALC 5) Neutrophil lymphocyte ratio (NLR) 6) Jumlah trombosit b. CRP (mg/L atau mg/dL), procalcitonin c. Feritin (acute phase reactant) d. Analisa Gas Darah e. Elektrolit f. Pemeriksaan tambahan:



1) Hemostasis : PT, APTT, D-Dimer 2) Fungsi ginjal : Ureum, kreatinin 3) Fungsi hati : ALT, AST, LDH 4) Pemeriksaan lainnya sesuai komorbid, misal glukosa darah untuk pasien Diabetes Mellitus g. PCR (konvensional/TCM/Real Time PCR)



D. SURVEILANS/ CONTACT TRACING Pemeriksaan Laboratorium: Kombinasi rapid test antibodi dan PCR (konvensional/TCM/Real Time RT-PCR)



14



b. Pemeriksaan mikrobiologi, pedoman lengkap pemeriksaan mikrobiologi: Jenis Spesimen Persentase Positif 1 Cairan Bronchoalveolar lavage (BAL) 93% 2 Biopsi Fibrobronchoscope brush 46% 3 Sputum 72% 4 Swab nasal 63% 5 Swab faring 32% 6 Feses 29% 7 Darah 1% 8 Urin 0% Peralatan dan bahan habis pakai yang disiapkan adalah sebagai berikut: i. Cool box berisi media transport virus (viral transport medium, VTM), sesuaikan dengan jumlah pasien yang hendak dilakukan pengambilan swab. VTM komersial (pabrikan, siap pakai) atau buatan sendiri dapat digunakan dan harus dipastikan kualitas medium terjamin. Cool-box juga dipastikan berfungsi dengan baik, menggunakan ice gel/gel pack di sekeliling VTM untuk menjamin rantai dingin tidak terputus. ii. Tersedianya kotak sampling/container untuk menyimpan peralatan antara lain: a. 2 jenis aplikator swab, yaitu: • Swab nasofaring yang terbuat dari dacron steril dengan tangkai plastik atau jenis flocked-swab dengan tangkai lebih lentur



15



• Swab orofaring terbuat dari dacron steril dengan tangkai yang tidak lentur. Penggunaan swab dacron merupakan keharusan karena swab kapas atau kalsium alginat mengandung



substansi



yang



menghambat



kemampuan



metode



dalam



mendeteksi virus. c. Pemeriksaan radiologi, pedoman lengkap pemeriksaan radiologi: a) Foto thorkas Meskipun memiliki sensitifitas yang lebih rendah dibandingkan CT scan toraks, fototoraks dapat digunakan sebagai modalitas lini pertama untuk pasien yang dicurigai COVID-19 atau untuk mengevaluasi pasien kritis yang tidak dapat dilakukan CT scan. Foto toraks dapat terlihat normal pada fase awal atau pada pasien dengan klinis ringan.Gambaran foto thoraks pada pasien COVID-19 yang tersering adalah berupa konsolidasi atau infiltrat dengan tempat predileksi dominan di lapangan bawah,perifer, bilateral. b) CT scan toraks tanpa kontras CT scan toraks memiliki sensitifitas yang lebih tinggi di bandingkan foto toraks dalam menilai lesi pada pasien COVID-19. CT scan dilakukan pada pasien yang dicurigai COVID-19 namun gambaran yang ditemukan pada foto toraks tidak khas atau meragukan.Gambaran CT scan toraks pada pasien COVID-19 dapat berupa ground glass opacities(GGO), crazy paving appearance, konsolidasi, penebalan bronkovaskular atau traction bronchiectasis dengan tempat predileksi di basal, perifer dan bilateral.



16



8. Penatalaksanaan infeksi Corona Virus Disease Terapi Suportif untuk Gejala Ringan Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah. Pasien disarankan untuk menggunakan masker terutama saat melakukan kontak dengan orang lain. Beberapa terapi suportif, seperti antipiretik, antitusif, dan ekspektoran dapat digunakan untuk meringankan gejala pasien 



Antipiretik/Analgetik Pemberian



antipiretik/analgetik



temperatur



≥38



°C,



antipiretik/analgetik



nyeri yang



diberikan kepala,



dapat



atau



apabila mialgia.



diberikan



pasien



memiliki



Pilihan



ketika



terapi



dibutuhkan



adalah paracetamol 500–1.000 mg PO setiap 4–6 jam, dengan maksimum dosis 4.000 mg/hari atau ibuprofen 200–400 mg PO setiap 4–6 jam, dengan maksimum dosis 2.400 mg/hari. Pada pasien COVID-19, penggunaan paracetamol lebih disarankan daripada ibuprofen karena ibuprofen memiliki luaran yang lebih buruk.[6,20] 9. Antitusif & Ekspektoran Pemberian antitusif dan ekspektoran berfungsi untuk menurunkan gejala batuk pada pasien COVID-19.Apabila pasien mengalami batuk berdahak, maka pemberian ekspektoran dapat diberikan untuk mengencerkan sputum. Pilhan antitusif yang dapat diberikan pada pasien adalah dextromethorphan 60 mg setiap 12 jam atau 30 mg setiap 6–8 jam PO. Terapi ekspektoran yang dapat diberikan adalah guaifenesin 200–400 mg setiap 4 jam PO, atau 17



600-1.200 mg setiap 12 jam PO, atau ambroxol 30–120 mg setiap 8–12 jam PO.[6,20] Terapi Suportif untuk Gejala Berat Pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat perlu dirawat di fasilitas kesehatan.Pengendalian infeksi dan terapi suportif merupakan prinsip utama dalam manajemen pasien COVID-19 dengan gejala yang berat. 10. Intubasi dan Ventilasi Mekanik Protektif Intubasi endotrakeal dilakukan pada keadaan gagal napas hipoksemia.Tindakan ini dapat dilakukan oleh petugas terlatih dengan memperhatikan kemungkinan transmisi airborne. Preoksigenasi dengan fraksi oksigen (FiO2) 100% selama 5 menit dapat diberikan dengan bag-valve mask, kantong udara, high flow nasal oxygen, dan non-invasive ventilation. Ventilasi mekanik dilakukan dengan volume tidal yang lebih rendah (4–8 ml/kg berat badan) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan plateau 50 mg/kg/hari) dapat secara signifikan mengurangi angka kematian pasien dengan sepsis berat. Akan tetapi, penambahan vitamin C dosis tinggi sebagai terapi sepsis berat tidak mengurangi lama perawatan di ICU. Hasil ini didukung hasil meta analisis oleh Li et al yang menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara pemberian vitamin C pada kasus sepsis dengan kesintasan yang lebih baik dan penggunaan durasi vasopresor yang lebih pendek. Namun uji acak terkontrol berikutnya tidak menunjukkan bahwa pasien sepsis yang diberikan vitamin C IV mengalami penurunan mortalitas. Saat ini, uji klinis mengenai penggunaan vitamin C pada kasus COVID19 sedang berlangsung di Cina. Uji klinis tersebut membandingkan antara kelompok plasebo dan kelompok intervensi vitamin C dosis tinggi dengan dosis 12 gram 2 kali sehari selama 7 hari secara intravena.[39,41]



Oseltamivir Oseltamivir merupakan obat yang telah disetujui penggunaannya untuk pengobatan influenza A dan B. Obat ini bekerja dengan menghambat neuraminidase



yang



terdistribusi



pada



permukaan



virus,



sehingga



mencegah penyebaran virus pada tubuh pasien. Obat ini banyak digunakan di Cina sebagai terapi COVID-19, tetapi belum banyak bukti yang menunjukkan efektivitas obat ini. Oseltamivir telah direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sebagai pengobatan COVID21



19 untuk pasien dengan gejala ringan sampai berat dengan dosis 75 mg/12 jam PO selama 5–7 hari.



22



BAB III PENUTUP Kesimpulan



Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya beberapa poin, sebagai berikut : Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari. Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar rumah kecuali di saat yang genting. COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian. Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat



23



DAFTAR PUSTAKA



Https://covid19.go.id// Https://corona.jakata.go.id/ Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Jenis Human Coronavirus. 15 Februari 2020. Tersedia di https://www.cdc.gov/coronavirus/types.httml (Diakses 4 Mei 2020)



24