Makalah DIAGNOSA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIAGNOSA KEPERAWATAN



Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Anisa Anggraeni



(201901007)



2. Azra Rah Gangga



(201901008)



3. Azza Nita Rahayu



(201901009)



4. Ikhda Lutfiah



(201901025)



5. Indi Latifa Sari



(201901026)



6. Lia Nurfadillah



(201901027)



7. Siti Annisa P



(201901041)



8. Sri Prihartini



(201901043)



9. Yosia Yehezkiel



(201901052)



AKADEMI KEPERAWATAN PASAR REBO 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diagnosa Keperawatan”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami berkat kerja sama dari teman-teman, makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



A. PENGERTIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa atau diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis tenaga medis, seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA Standar Diagnosa Keperawatan Internasional, 2015). Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap istuasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI). Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan proses aktual atau potensial terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Dan adapun tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan untuk membantu klien keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan masalh perawatan kesehatan (Potter & Perrt, 2005). B. SEJARAH DIAGNOSIS KEPERAWATAN Potter (2005), menyebutkan bahwa diagnosa keperawatan diperkenalkan pertama kali dalam literatur keperawatan tahun 1950 (McFarland dan McFarlance,1989). Sementara fry (1953) mengajukan formulasi diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan individu untuk membuat keperawatan lebih kreatif. Pada



awalnya



keperawatan



profesional



tidak



mendukung



diagnosa



keperawatan. Tahun 1955, Nurs Practice act of ANA (1995) melarang terapi diagnosa akibatnya perawat ragu untuk menggunakan diagnosa keperawatan praktik. Namun, teori eperawatan mendorong keperawatan definitif dalam hubungannya dengan masalah klien. Teori sebelumnya yang mendefinisikan tindakan keperawatan dalam hubungannya dengan masalah yang berpusat pada



klien, merupakan bagian dari tanggung jawab terhadap ketertarikan penggunaan terakhir diagnosa keperawtan dalam keperawatan terdahulu. Pada tahun 1973 konferensi nasional peratama untuk klarifikasi untuk diagnosa keperawatan, diselenggarakan untuk menentukan fungsi keperawatan dan menentukan sistem klarifikasi. Selanjutnya pada tahun 2003,NANDA berubah nama menjadi NANDA International (NANDA-I) agar lebih mencerminkan diagnosa keperawatan internasional untuk komunitas kesehatan secara global. Penggunaan standar formal pernyataan dignosis keperawatan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kese hatan. 2. Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa yang mereka lakukan sendiri, dengan profesi pelayanan kesehatan lainnya dan masyarakat. 3. Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelengara pelayanan kesehatan lainnya. 4. Membantu perawat terfokus pada bidang praktik keperawatan. 5. Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan. C. PERBEDAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS Potter (2005), mengungkapkan bahwa diagnosa medis adalah identifikasi kondisi penyakit berdasarkan evaluasi tertentu dari tanda fisik, gejala, riwayat medis klien, hasil pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan diagnostik. Contoh dari diagnosis medis adalah Hipertensi, Asam Urat, Infeksi Saluran Kemih, dan sebagainya. Sedang kan diangnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data terhadap masalah kesehatan yang aktual contohnya adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan trasport oksigen,



sekunder terhadap tirah baring lama, ditandai dengan nafas pendek, frekuensi nafas 30x/menit, nadi 63x/menit, pucat, sianosis. Dan potensial contohnya adalah resiko penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang resiko penularan TB Paru, ditandai dengan keluarga klien sering menanyakan penyakit klien itu apa dan tidak ada upaya dari keluarga untuk menghindari resiko penularan (membiarkan klien batuk dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung). Dari pernyataan diatas didapatkan pernyataan perbedaan antara diagnosa medis dan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Diagnosa keperawatan a. Berfokus pada respon atau reaksi klien terhadap penyakit, program pengobatan, tes diagnosa. b. Berorientasi pada kebutuhan hidup c. Perubahan seksual pada perubahan respon klien d. Mengarah kepada fungsi mandiri perawat, dalam melaksanakan tindakan keperawatan, dan evaluasi. 2. Diagnosa medis a. Berfokus pada faktor – faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit. b. Berorientasi kepada keadaan patologis. c. Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh. d. Mengarah kepada tindakan medis yang sebagai dapat dilimpahkan kepada perawat. D. JENIS DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Diagnosa negatif Yang dimaksud dengan diagnosa negative adalah suatu diagnosa yang tegak, dimana diagnosa tersebut mengarah pada pemberian intervensi keperawatan. Diagnosa ini ada pada pasien yang beresiko mengalami sakit. Intervensi yang dilakukan berupa preventif ( pencegahan ), kuratif



( penyembuhan ) serta rehabilitative ( pemulihan ). Dalam diagnosa negative ini terdiri dari : 1.) Diagnosa aktual Diagnosa yang menggambarkan respon klien terhadap kondisi yang ada pada pasien yang berkaitan dengan kondisi yang ada pada pasien yang berkaitan dengan masalah kesehatan ataupun proses kehidupan yang sedang dihadapi pasien, yang berpotensi menimbulkan masalah. Tanda atau gejala mayor ataupu minor dapat ditemukan pada pasien dan dapat divalidasi. Tanda mayor adalah tanda atau gejala yang ditemukan 80 – 100 % untuk validasi diagnosa. Sedangkan tanda minor adalah tanda atau gejala yang tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis. Contoh : Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom). 2.) Diagnosa resiko Diagnosa ini menggambarkan respon klien terhaap kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang dapat mengakibatkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan. Pada kondisi ini tidak ditemukan adanya tanda atau gejala mayor dan minor, namun kondisi klien mempunyai faktor resiko mengalami masalah kesehatan tertentu. Contoh : Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi). b. Diagnosa positif Suatu diagnosa yang menunjukan bahwa klien dalam keadaan sehat dan dapat mencapai suatu kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosa ini juga disebut dengan diagnosa promosi kesehatan. Contoh penulisan diagnosa :



Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal. E. PROSES PENEGAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Proses ini mempunyai tiga tahap yang sistematis, yaitu tahap pertama adalah analisa data, identifikasi masalah, dan kemudian masuk tahap perumusan diagnosa. Analisa data



Identifikasi masalah



Dalam tahap ini, bandingkan kondisi pasien dengan nilai normal kelompokkan data data



Identifikasi data- data yang diperoleh, kelompokkan dan masukkan dalam masalah aktual, resiko dan atau dalam kelompok promosi kesehatan Aktual : masalah b.d penyebab d.d tanda atau gejala



Perumusan diagnosa



Resiko : masalah d.d tanda atau gejala Promkes : masalah d.d tanda atau gejala b.d = berhubungan dengan d.d = dibuktikan dengan



Contoh penulisan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum, berlebih, mengi, dyspnea, gelisah.



F. KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, ada beberapa komponen yang dibutuhkan untuk merancang tindakan asuhan keperawatan. 1. Problem atau masalah (P) Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi. Tujuannya adalah menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Masalah keperawatan disusun dengan menggunakan standar yang telah disepakati dalam NANDA Internasional. Hal tersebut diharapkan dilakukan dengan harapan sebagai berikut : a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum. b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan. c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan maslah keperawatan dengan masalah medis. d. Meningkatkan kerja sama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dalam data pengkajian sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Ciri – ciri masalah keperawatan adalah sebagai berikut : a. Merupakan respon pasien terhadap penyakit, perohgram pengobatan, dan tes diagnostik. b. Masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. c. Ada inervensi keperawatan untuk menyelesaikan maslah keperawatan. 2. Etiologi atau penyebab (E) Keadaan ini menunjukan penyebab keadaan atau masalah keperawatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebab suatu masalah bisa meliputi perilaku, lingkungan, interaksi antar perilaku dan lingkungan. Unsur – unsur dalam indentifikasi etiologi adalah sebagai berikut : a. Patofisiologi penyakit. b. Situasional adalah personal dangan lingkungan.



c. Medikasi tindakan yang berhungan dengan program pengobatan. d. Maturasional e. Sign dan symtom (S/ tanda dan gejala) 3. Sign dan symtom (S/ tanda dan gejala) Sign dan symtom adalah ciri, tanda atau gejala merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa keperawatan atau batasan karakteritis. Penyebab ditunjukkan dengan faktor berhubungan. G. KARAKTERISTIK DIGNOSIS KEPERAWATAN 1. Dignosa keperawatan aktual menurut SDKI adalah menyajikan keadaan secara klinis yang telah divalidasikan melalui keadaan secara klinis melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasikan. Diagnosis keperawatan aktual memiliki tiga insur penting, yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan. a. Masalah (problem) Masalah yang nyata ada. b. Penyabab(etiologi) Penyebab dari masalah yang merupakan faktor berpengaruh terhadap terjadi masalah. c. Tanda atau gejala (sign atau symptom) Merupakan batasan karakteristik untuk masalah aktual,terdiri dari 80% batasan karakteristik mayor dan 20 batasan karakteristik minor. 2. Diagnosa keperawatan risiko atau berisiko tinggi Menurut SDKI diagnosa keperawatan risiko atau berisiko teinggi adalah keputusan klienis tntang individu, keluarga atau komunitas sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (masalah yang belum terjadi). Rumus diagnosa keperawatan risiko atau berisiko tinggi adalah sebagai berikut : Masalah (problem) + penyebab (etiologi)



Contohnya : Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan pada tonjolan tulang, lembab, efek terapi radiasi. 3. Diagnosa keperawatan sejahtera atau potensial untuk meningkatkan kesehatan klien Menurut SDKI diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketngkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatannya dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing – masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajaian yang disahkan. Contohnya : a. Kesiapan menunjukan rasa aman. b. Kesiapan menunjukan kesejahteraan spiritual. 4. Diagnosa keperawatan sindrom Menurut



SDKI,



diagnosa



keperawatan



sindrom



adalah



diagnosa



keperawatan yang terdiri atas sekelompok diagnosa keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu keadaan tertentu contohnya : a. Sindrom nyeri kronis b. Sindrom lansia lemah c. Sindrom trauma perkosaan d. Sindrom stress akibat perpindahan tempat 5. Diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Penyebab Fisiologis : a. Spasme jalan napas



b. Hipersekresi jalan napas c. Disfungsi neuromuskuler d. Benda asing dalam jalan napas e. Adanya jalan napas buatan f. Sekrisi yang tertahan g. Proses infeksi h. Respon alergi i. Efek agen farmakologis (anastesi) Situasional : a. merokok aktif b. merokok pasif c. terpapar polutan 6. Diagnosa Gangguan Pertukaran Gas Kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler. Penyebab : ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan perubahan membran alveolus-kapiler 7. Diagnosa Peningkatan Keseimbangan Cairan Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan tubuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat ditingkatkan. 8. Diagnosa Defisit Nutrisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme Penyebab : a. Ketidakmampuan menelan makanan b. Keidakmampuan mencerna makanan c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d. Peningkatan kebutuhan metabolisme e. Faktor ekonomis (finansial tidak mencukupi)



f. Faktor psikologis (stres, keenganaan untuk makan) 9. Diagnosa Perfusi Perifer Tidak Efektif Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat menggangu metabolisme tubuh. Penyebab : a. Hiperglikemia b. Penurunan konsentrasi hemoglobin c. Peningkatan tekanan darah d. Kekurangan volume cairan e. Penurunan aliran arteri atau vena f. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas) g. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (diabetes melitus, hiperlipidemia) 10. Diagnosa Gangguan Ventilasi Spontan Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat Penyebab : gangguan metabolisme dan kelelahan otot pernapasan. 11. Diagnosa Resiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif Beresiko mengalami penurunan sirkulasi gastrointestinal. Faktor resiko : a. Perdarahan gastrointestinal akut b. Trauma abdomen c. Sindrom kompartemen abdomen d. Aneurisme aorta abdomen e. Varises gastrointensial f. Penurunan kinerja ventrikel kiri g. Koagulopati (anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata) h. Penurunan konsentrasi hemoglobin



12. Diagnosa Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif Beresiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat menggangu metabolisme miokard. Faktor resiko : a. Hipertensi b. Hiperlipidemia c. Hiperglikemia d. Hipoksemia e. Kekurangan volume cairan 13. Diagnosa Resiko Penurunan Curah Jantung Beresiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metbolisme tubuh. Faktor resiko : a. Perubahan afterload b. Perubahan frekuensi jantung c. Perubahan irama jantung d. Perubana kontraktilitas e. Perubahan preload 14. Diagnosa Resiko Perifer Tidak Efektif Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat menggangu metabolisme tubuh. Faktor beresiko : a. Hiperglikemia b. Gaya hidup kurang gerak c. Hipertensi d. Merokok e. Prosedur endovaskuler



15. Diagnosa Resiko Gangguan Sirkulasi Spontan Beresiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan. Faktor resiko : a. Kekurangan volume cairan b. Hipoksia c. Hipotermia d. Hipokalemia / hiper



H. PERSYARATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau dihadapi 2. Spesifik dan akurat (pasti) 3. Dapat merupakan menyataan dari penyebab 4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan 5. Dapat dilaksanakan oleh perawat 6. Mencerminkan keadaan kesehatan klien I. MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat 2. Bersifat aktual, risiko atau potensial 3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan 4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta faktor – faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. J. PROSES PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA Interpersonal (2015 - 2017) menyebutkan diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk memilih tindakan keperawatan guna mencapai hasil bagi



perawat. Berfokus pada respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis. Berikut adalah proses perumusan diagnosa keperawatan ; 1. Klarifikasi dan analisis data Pengelompokan data adalah mengelompokkan data klien atau keadaan tertentu



dimana



klien mengalami



permasalahan



kesehatan



atau



keperawtan berdasarkan kriteria permasalahannya. 2. Mengidentifikasi data Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatan, atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawata dengan kemampuan dan wewenang yang dmilikinya. 3. Memvalidasi diagnosis keperawatan Memvalidasi diagnosis keperawatan adalah menghubungkan dengan klarifikasi gejala dan tanda – tanda yang kemudian menunjukan kepada kelengkapan dan ketepatan data untuk kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat penting untuk saling percaya sehingga mendapatkan data yang tepat. 4. Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya Setelah perawat mengelompokan, mengidentifikasikan, memvalidasi data – data yang signifikan dan tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, wellnes, dan sindrom. K. SUMBER KESALAHAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Untuk



menghindari



dari



kesalahan



pengumpulan



data



pengetahuan,



keterampilan dalam teknik pemeriksaan data sangat diperlukan.berikut ini beberapa cara untuk menghindari kesahlan dalam pengumpulan data: a. Tinjau ulang tingkat kenyamanan dan kompetensi dalam melakukan wawacara dan pemeriksaan pisik sebelum mulai pengumpulkan data b. Lakukan pemeriksaan dalam beberapa langkah dengan terfokus pada satu sistem tubuh sebelum memulai pemeriksaan lengkap kepala hingga kaki.



c. Tinjau ulang pengkajian klinis d. Tentukan keakuratan data dengaan memvalidasi beberapa kali hasil yang dapat digunakan meminimalkan risiko ketidak akuratan e. Teratur dalam pemeriksaaan memiliki formulir dan peralatan pemeriksaan yang sesuai dan siap digunakan. L. KESALAHAN DALAM INTERPRESTASI DAN ANALISIS DATA Setelah pengumpulan data, tinjau ulang data tersebut, apakah sudah akurat dan lengkap. Saat tidak dapat memvalidasi data, menunjukan ketidak sesuaian antara petunjuk klienis dan diagnosa keperawatan (Lunney,1998 dikuti oleh Potter,2005). M. KESALAHAN DALAM PENGELOMPOKAN DATA Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data dikelompokan terlalu cepat, tidak benar atau tidak dikelompokan selama sekali. N. KESALAHAN DALAM PERNYATAAN DIAGNOSIS Pemilihan pernyataan diagnosis yang tepat akan menghasilkan intervensi keperawatan dan hasil yang sesuai. Untuk mengurangi kesalahan pernyataan, pernyataan diagnosis harus menggunakan bahasa yang sesuai, ringkas dan tepat. Berikut ini adalah taktis untuk mengurangi kesalahan dalam pernyataan diagnosis yaitu : a. Kenali respon klien bukan diagnosa medis (Car- Pernito – Moyet, 2005) b. Karena diagnosis medis membutuhkan medis, saat tidak bijak bila memasukkan medis kedalam diagnosa keperawatan. c. Kenali pernyataan diagnosa NANDA-I. d. Kenali diagnosa keperawatan dari kelompok karakteritis, definisi, karena satu gejala tidak cukup untuk mengidentifikasi masalah. e. Kenali etiologi yang dapat



ditangani dibandingkan tanda klinis atau



masalah kronis. f. Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau pemeriksaan diagnostik, daripada terapi atau pemeriksaan itu sendiri



g. Klinis mengaalami banyak respon terhadap pemeriksaan diagnostik dan terapi medis yang termasuk dalam bidang keperawatan h. Kenali respon klien terhadap peralatan dibandingkan peralatan itu sendiri. i. Kenali masalah klien dibandingkan masalah diri sendiri dengan pelayanan kesehatan. j. Diagnosa keperawatan selalu berpusat pada klien dan menjadi dasar untuk pelayanan yang diarahkan oleh tujuan k. Gunakan pertimbangan profesional dibandingkan dugaan l. Buat diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan data subjektif klien dan jangan disertakan kepercayaan dan nilai – nilai pribadi. m. Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Car-Penito-moyet, 2005) n. Penyataan yang bersifat menyalahkan, mengabaikan, atau malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum o. Kenali masalah dengan etiologi untuk menghindari pengulangan pernyataan p. Kenali satu masalah saja dalam pernyataan diagnostik



DAFTAR PUSTAKA Induniasih. (2011). METODOLOGI KEPERAWATAN. Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS. Mufidaturrohmah. (2017). DASAR-DASAR KEPERAWATAN. Yogyakarta : GAVA MEDIA. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnosa. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.