MAKALAH Etika Bisnis Siap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ETIKA BISNIS “Bisnis, Lingkungan Hidup, dan Etika”



Disusun oleh : Kelompok X Diana Ayu Permata sari Mega Dewanti Dimas Alif Cipta Pratama



(18130210098) (18130210119) (18130210163)



Dosen Pembimbing : Endah Kurniawati ,SE.,MM.



Universitas Islam Kadiri Kediri Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2019



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNya sampai saat ini penulis dapat menyusun makalah tugas kelompok pada mata kuliah ETIKA BISNIS. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap saran untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dalam penyelesaian ini berkat bantuan dari berbagai pihak , maka pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada : 1. Terhormat Ibu Endah Kurniawati , SE.,MM. yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami serta telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 2. Anggota kelompok dengan kerja sama yang kompak dan sukses berhasil menyusun makalah ini. 3. Seluruh anggota kelompok yang banyak memberikan saran dan bantuan hingga makalah ini dapat terselesiakan. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengharap makalah kami dapat menjadi acuan serta referensi untuk mahasiswa. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Kediri, 26 April 2019



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Lingkungan Hidup ......................................................................................... 2 1. Unsur Lingkungan Hidup....................................................................................... 2 2. Macam Lingkungan Hidup .................................................................................... 2 B. Krisis Dan Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global ........................... 3 1. Krisis Lingkungan Hidup ....................................................................................... 3 2. Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global ....................................... C. Lingkungan Hidup Dan Ekonomi Bisnis ..................................................................... D. Dasar Etika Untuk Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup ............................ E. Solusi Terhadap Lingkungan Hidup ............................................................................ BAB III Studi Kasus ................................................................................................................ 1. Kasus ..................................................................................................................... 2. Solusi ..................................................................................................................... BAB IV Penutup ..................................................................................................................... A. Kesimpulan .................................................................................................................. B. Saran............................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Semakin banyak orang yang lebih memilih merintis usaha sendiri dibandingkan dengan harus bekerja di perusahaan orang lain. Terlebih di Indonesia yang masih sangat sedikit terdapat wirausaha, mendorong masyarakatnya untuk berlomba-lomba mencari peluang bisnis baru. Semua aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Karena dalam setiap bisnis dituntut untuk selalu bersikap professional dan beretika. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, selalu diikuti oleh norma-norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Namun semakin banyaknya bisnis yang dijalankan, akan semakin menambah resiko kerusakan lingkungan jika bisnis tersebut dilakukan tidak sesuai dengan etika yang ada. Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kerusakan lingkungan pada dasarnya berasal dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi diantara semua kehidupan alam semesta, antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap alam, dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk dengan kebijakan politik dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak langsung atau tidak dengan alam. Kemajuan teknologi saat ini sangat mendukung berkembangnya sebuah bisnis.Teknologi dimanfaatkan manusia sebagai sarana untuk memudahkan pekerjaan dan menjaga kelancaran dan keefektifan dalam berbisnis jika teknologi digunakan sebagaimana mestinya dan sesuai etika yang ada. Segala sesuatu yang dilakukan manusia akan berhasil baik jika dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan aturan-aturan moral yang berlaku.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud lingkungan hidup? 2. Apa saja krisis dan masalah lingkungan hidup sebagai tantangan global? 3. Apakah hubungan lingkungan hidup dan ekonomi bisnis? 4. Apa dasar etika untuk tanggung jawab terhadap lingkungan hidup? 5. Bagaimana solusi terhadap krisis lingkungan hidup? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Dapat memahami maksud dari lingkungan hidup 2. Dapat mengetahui krisis dan masalah lingkungan hidup sebagai tantangan global 3. Dapat mengetahui hubungan hidup dan ekonomi bisnis 4. Dapat mengetahui apa saja yang menjadi dasar etika untuk tanggung jawab terhadap lingkungan hidup 5. Dapat mengetahui solusi untuk mengatasi krisis lingkungan hidup



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya. 1. Unsur Lingkungan Hidup a. Unsur Biotik Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Secara umum unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. b. Unsur Abiotik Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam yang berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup, meliputi tanah, air,cuaca, angin, dan sinar matahari. c. Unsur Sosial Budaya Unsur sosisal budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat, meliputi adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusisa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Macam Lingkungan Hidup a. Lingkungan Hidup Alamiah Lingkungan hidup alamiah adalah suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya tanpa adanya dominasi campur tangan manusia. Contohnya yaitu hutan primer b. Lingkungan Hidup Buatan Lingkungan hidup buatan adalah lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup buatan ini dapat terbentuk karena kebutuhan hidup manusia dengan jumlah pendudukyang makin meningkat memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah.



B. Krisis dan Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global 1. Krisis Lingkungan Hidup Masalah lingkungan hidup baru mulai disadari sepenuhnya dalam tahun 1960an. Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh bisnis modern, sejak permulaan industri di Inggris akhir abad ke-18 ssudah banyak terdengar keluhan tentang pengaruh negative dari industri atas lingkunga hidup. Sekarang polusi yang disebabkan oleh bisnis modern mencapai suatu tahap global dan tidak terbatas pada beberapa daerah industri saja. Kini kita sungguhsungguh mengalani krisis lingkungan hidup, karena sebagai akibat pencemaran dan perusakan lingkungan, kelanjutan hidup sendiri terancam di bumi kita, termasuk manusia. Selama alam dimanfaatkan dalam batas, keutuhan, dan keseimbangannya masih bisa bertahan tetapi kini alam sudah dieksploitasi dengan melewati batas. Jika keadaan ini dilanjutkan terus, alam dengan segala ekosistemnya akan hancur. Krisis lingkungan hidup juga disebabkan oleh faktor-faktor lain khususnya jumlah penduduk di bumi yang semakin banyak.  a.



b.



c.



d.



e.



Problem Lingkungan Hidup Dimensi Global Akumulasi Bahan Beracun Industri kimia tidak diperbolehkan lagi membuang limbahnya ke dalam sungai atau laut. Pembuangan sebelumnya sudah mengakibatkan banyak faktor negative, anatara lain ikan tidak layak lagi dikonsumsi karena kadar merkuri di dalamnya atau bahan beracun lainnya menjadi terlalu tinggi. Efek Rumah Kaca Menurut para ahli, suatu gejala yang sangat mengkhawatirkan adalah naiknya suhu permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh green house atau efek rumah kaca. Panas yang diterima bumi karena penyinaran matahari, terhalang oleh partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam atmosfer oleh ulah manusia, sehingga tidak bisa keluar. Perusakan Lapisan Ozon Perusakan lapisan ozon ini diakibatkan oleh beberapa sebab yang berbeda. Tetapi menurut para ahli, penyebab paling berpengaruh adalah pelepasan bahan CFC (klorofluorokarbon) ke dalam udara. CFC adalah bahan kimia yang banyak dipakai dalam kaleng penyemprotan aerosol, lemari es, AC, dan juga dalam “karet” busa. Hujan Asam Hujan asam merusak hutan dan pohon-pohon lain, mencemari air danau, merusak gedung-gedung, dan sebagainya. Bagi manusia hujan asam bisa mengakibatkan gangguan saluran pernapasan dan paru-paru. Deforestasi dan Penggurunan Kayu adalah barang yang sangat laris dalam kalangan bisnis, dan teknologi modern menyediakan alat-alat untuk menebang pohon dengan cepat dan efisien. Penebangan hutan (deforestation) besar-besaran itu mempunyai dampak penting atas lingkungan hidup. Kalau tidak secara sistematis hutan yang ditebang itu diganti dengan pohon-pohon baru, bisa timbul erosi pada



skala besar. Erosi tanah dapat mengakibatkan meluasnya penggurunan (desertification), dengan demikian kualitas tanah menurun juga dan air laut semakin menyusup kedalam. f. Keanekaan Hayati Keanekaan hayati (biodiversity) adalah jenis-jenis kehidupan (species) yang ada di bumi. Kekayaan alam sebagian besar ditentukan oleh banyaknya spesies. Spesies kehidupan yang saat ini belum dimanfaatkan, mungkin akan berguna di masa depan. Tetapi spesies yang punah sekarang, akan hilang lenyap dari muka bumi untuk selamanya. Salah satu akibat besar dari kerusakan lingkungan adalah kepunahan semakin banyak spesies hidup. 2. Masalah Lingkungan Hidup Sebagai Tantangan Global Dilihat dari usaha PBB untuk menangani lingkungan hidup sebagai masalah global gagal terus. Sehingga sudah dihasilkan ratusan dokumen, tapi komitmen konkret dari Negara-negara PBB untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hampir tidak ada. Perlu diakui, sebab utama dalah prioritas yang diberikan setiap Negara kepada keadaan ekonominya saat ini. Disini dunia sungguh-sungguh menghadapi kepahitan. Walaupun masa depan tetap dinilai sangat penting, tidak ada Negara yang bersedia mengorbankan (sekurang-kurangnya sedikit) keadaan ekonominya sekarang kepada masa depan lingkungan hidup yang lebih baik. C. Lingkungan Hidup dan Ekonomi Bisnis 1. Lingkungan hidup sebagai “the comons” Sebelumnya kita lihat bahwa bisnis modern mengandaikan begitu saja status lingkungan hidup sebagai ranah umum. Dianggapnya disini tidak ada pemilik dan tidak ada kepentingan pribadi. Pengandaian ini adalah keliru. Kekeliruan itu dapat kita mengerti dengan lebih baik jika kita membandingkan lingkungan hidup dengan the commons. The commons adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak daerah pedesaan di Eropa dan dimanfaatkan secara bersama – sama oleh semua penduduknya. Sering kali the commons adalah padang rumput yang dipakai oleh semua penduduk kampong tempat pengangonan ternaknya. Dizaman modern dengan bertambahnya penduduk sistem ini tidak dipertahankan lagi dan ladang umum itu diprivatisasi dengan menjualnya kepada penduduk perorangan. Masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapat dibandingan dengan proses menghilangnya the commont. Jalan keluarnya adalah terletak pada bidang moralnya yakni dengan membatasi kebebasan. Solusi ini memang bersifat moral karena pembatasan harus dilaksanakan dengan adil. Pembatasan kebebasan itu merupakan suatu tragedi karena kepentingan pribadi harus dikorbankan kepada kepentingan umum. Tetapi tragedi ini tidak bisa dihindari. Membiarkan kebebasan semua orang justru akan mengakibatkan kehancuran bagi semua. 2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas Dengan demikian serentak juga harus ditinggalkan pengandaian kedua tentang lingkungan hidup dalam bisnis modern yakni bahwa sumber-sumber daya alam itu tak terbatas. Mau tak mau kita perlu akui lingkungan hidup dan komponen – komponen yang ada didalamnya tetap terbatas, walaupun barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alam pun ditandai dengan kelangkaan. Jika para



peminat berjumlah besar maka air, udara, dan komponen – komponen yang ada didalamnya akan menjadi barang langka dan karena itu tidak dapat dipergunakan lagi secara gratis. Akibatnya faktor lingkungan hidup pun merupakan urusan ekonomi karena ekonomi adalah usaha untuk memanfaatkan barang dan jasa yang langka dengan efisien sehingga dinikmati oleh semua peminat. 3. Pembangunan berkelanjutan Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang tumbuh. Makin besar pertumbuhan makin sehat pula kondisi ekonomi tersebut. Sehingga pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan pembangunan. Sebuah langkah penting tentang konsekuensi masalah lingkungan hidup untuk ekonomi adalah pembangunan yang berkelanjutan. WCED mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari generasi sekarang, tanpa membahayakan kesanggupan generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. 4. Hubungan manusia dengan alam Masalah lingkungan hidup menimbulkan suatu cabang filsafat baru yang berkembang dengan cepat yaitu filsafat lingkungan hidup. Salah satu ciri khas sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan menaklukan alam. Alam dipandang sebagai binatang buas yang perlu dijinakan oleh manusia. Tujuan itu dibantu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang perlu disadari bahwa hubungan manusia dengan alam tidak dapat dipisahkan apalagi bertentangan dengan alam karena ia termasuk alam itu sendiri seperti setiap makhluk hidup lainnya. Pandangan manusia modern dengan alam adalah antroposentris karena menempatkan manusia pada pusatnya. Pandangan baru yang kita butuhkan bila kita ingin mengatasi masalah lingkungan hidup maka harus bersikap ekosentris dimana menempatkan alam dalam pusatnya. D. Dasar Etika Untuk Tanggung Jawab Terhadap Lingkup Hidup Dasar etika itu sendiri disajikan oleh beberapa pendekatan berbeda, antara lain: 1. Hak dan dentologi Manusia berhak atas lingkungan yang berkualitas karena ia mempunyai hak moral atas segala sesuatu yang perlu untuk hidup yang pantas sebagai manusia, artinya yang memungkinkan dia memenuhi kesanggupan sebagai makhluk rasional dan bebas. 2. Utilitarianisme Teori utilitarianisme dapat dipakai juga guna menyediakan dasar moral bagi tanggung jawab kita yang melestarikan lingkungan hidup. Malah utilitarianisme bisa menunjukkan beberapa jalan keluar bagi beberapa kesulitan yang dalam hal ini ditimbulkan oleh pandangan hak. 3. Keadilan Pendasaran bagi tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan hidup, dapat dicari juga dalam tuntutan etis untuk mewujudkan keadilan. Kalau begitu, keadilan disini harus dipahami sebagai keadilan distributive, artinya keadilan yang mewajibkan kita untuk membagi dengan adil. Sebagaimana sudah kita lihat, lingkungan hidup pun menyangkut soal kelangkaan dank arena itu harus “dibagi”



dengan adil. Tiga cara untuk mengaitkan keadilan dengan masalah lingkungan hidup: a. Persamaan Lingkungan hidup harus dilestarikan, karena hanya cara memakai sumber daya alam itulah memajukan persamaan (equality), sedangkan cara memanfaatkan alam yang merusak lingkungan mengakibatkan ketidaksamaan, karena membawa penderitaan tambahan khususnya untuk orang kurang mampu. b. Prinsip penghematan adil Artinya kita harus menghemat dalam memakai sumber daya alam, sehingga masih tersisa cukup bagi generasi-generasi yang akan dating. Kita harus memasuki posisi asal (original position) katanya, dimana kita tidak tahu akan termasuk generasi mana. Dalam posisi itu tentu kita menghendaki, agar generasi-genarsi sebelum kita akan meninggalkan lingkungan dalam keadaan utuh bagi kita. Karena itu dalam posisi asal, semua generasi akan menerima prinsip penghematan adil sebagai cara yang adil untuk membagi. c. Keadilan sosial Masalah lingkungan hidup dapat disorot juga dari sudut keadilan sosial. Sebelumnya keadilan sosial sudah dijelaskan menurut perbedaannya dengan keadilan individual. Pelaksanaan keadilan individual semata-mata tergantung pada kemauan baik (atau buruk) dari individu tertentu. Pelaksanaan keadilan sosial justru tidak bergantung pada kemauan orang tertentu, melainkan pada struktur-struktur yang terdapat dalam masyarakat dibidang politik, sosial, ekonomi, kultural, dan sebagainya. E. Solusi Terhadap Krisis Lingkungan Apabila suatu kegiatan bisnis hanya bisa memberikan efek negatif, salah satu tindakan radikal yang bisa diambil adalah dengan melarang seluruh bentuk kegiatan bisnis terutama industri. Namun hal ini bisa jadi merupakan hal yang menentang suatu prinsip hak seseorang. Bahkan bila hak tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sangat diperlukan tanggung jawab moral untuk melindungi lingkungan terhadap faktor-faktor lainnya. a. Siapa harus membayar? Terdapat dua jawaban untuk menjawab pertanyaan siapa yang harus membayar seluruh akibat dari pencemaran lingkungan: 1. The polluter pays. Yang dimaksud dengan si pencemar adalah orang atau perusahaan yang mengakibatkan pencemaran lingkungan harus menanggung biaya untuk membersihkan pencemaran hingga kembali seperti semula. 2. Those who will benefit from environmental improvement should pay the cost. Yang dimaksud dengan yang ingin menikmati lingkungan bersih harus menanggung biayanya adalah orang-orang yang berusaha menikmati lingkungan yang bersih.



b. Bagaimana beban dibagi? 1. Pengaturan Cara pertama adalah membuat peraturan mengenai polusi dari industri. Kekuatan pengaturan itu adalah bahwa pelaksanaannya dapat dipaksakan secara hokum. Bagi yang melanggar ada sanksinya. 2. Insentif Cara menangani biaya perbaikan lingkungan yang menemui lebih banyak simpati pada bisnis adalah memberikan insentif kepada industri yang bersedia mengambil tindakan khusus untuk melindungi lingkungan. 3. Mekanisme harga Mereka yang mementingkan ekonomi pasar bebas, cenderung memasang harga pada polusi yang disebabkan industri. Pabrik-pabrik yang menyebabkan polusi harus membayar sesuai dengan kuantitas emisi dan tingkat pencemaran. Dengan kata lain, dipungut pajak lingkungan dan industri yang besarnya sesuai dengan polusi yang disebabkan.



BAB III STUDI KASUS A. Kasus PT. Tekstil sejahtera alam adalah sebuah perusahaan tekstil yang telah berdiri selama 12 tahun. Berkedudukan di Tanggerang Indonesia. Aktivitasperusahaan selama 10 tahun yang lalu tidak begitu menunjukkan peningkatan profit yangluar biasa. Artinya produksi perusahaan selama itu dianggap mampu memberikan pendapatan profit, namun belum menunjukkan tingkat perolehan pendapatanyang bisa dipakai untuk membiayai ekspansi perusahaan. Contohnya ketika perusahaan membutuhkan mesin baru, dan mobil operasional maka pihak manajemen memutuskan untuk meminjam ke perbankan dan menyelesaikan pembayaran dengan mengkalkulasi penjualan dari penerimaan profit yang akan diterima. Dalam 2 (dua) tahun terakhir pihak pemilik perusahaan (owners) sudah menempatkan manajer baru yang dianggap lebih gesit dan penuh terobosan. Salah satu hasil terobosan bisnis adalah perusahaan memiliki kontrak bisnis dengan 20 Sekolah Dasar untuk memasok pakaian olah raga. Dan jangka waktu kontrak adalah selama 5 tahun. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan bagi pihak perusahaan, karena mereka sebagai penyedia bahan kaos dan selanjutnya tinggal menghubungi rekan bisnis bidang penjahitan. Bahkan bagi pemilik keuntungan yang diraih akan menjadi dana yang bisa dipakai untuk memperluas pabrik, dan berbagai penyediaan sarana fasilitas lainnya yang selama ini belum tersedia. Bagi para karyawan juga bisa mendapatkan bonus karena perusahaan akan memperoleh keuntungan besar. Namun ada persoalan lain yang harus dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan yaitu tingkat pencemaran air sungai yang selama ini dipakai untuk membuang limbah pabrik. Dan beberapa warga yang tinggal di kawasan dekat dengan lokasi PT. Tekstil Sejahtera Alam sering mengeluh kondisi tersebut, termasuk mereka yang selama ini bergantung air sungai untuk dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari tidak bisa dipakai lagi. Juga mereka yang dulunya memelihara air tawar yang sumber air sungai juga tidak bisa dilakukan lagi. Sehingga otomatis kerugian warga akibat aktivitas pabrik dirasa sekali. Apalagi PT. Tekstil Sejahtera Alam melakukan peningkatan produksi. Dan PT. Tekstil Sejahtera Alam sampai sejauh ini belum memiliki alat yang paling efektif untuk memfilter pembuangan limbah pabrik secara modern.



B. Solusi Berdasarkan kasus diatas maka solusi yang beretika bisnis yang dapat kita berikan ada beberapa hal. Pertama, bagi pihak manajemen PT. Tekstil Sejahtera Alam harus bisa menyediakan alat penetralisisir limbah pabrik yang berteknologi modern dan bersifat ramah lingkungan. Kedua, pihak manajemen PT. Tekstil Sejahtera Alam harus melakukan pendataan terhadap berbagai bentuk kerusakan yang telah ditimbulkan selama ini dan itu berakibat kerugian financial ke masyarakat sekitar. Selanjutnya hasil pendataan tersebut dijadikan sebagai rujukan untuk mengganti kerugian secara finansial.dengan kata lain pihak manajemen PT. Tekstil Sejahtera Alam harus bisa mengalokasiakan sejumlah dana demi membangun citra positif di mata masyarakat. Adapun yang ketiga, menyangkut dengan perubahan konsep manajemen yang diterapkan selama ini, yaitu jika dianggap salah maka harus secepatnya untuk dilakukan perubahan. Perubahan itu dibuat dalam rangka keinginan menempatkan perusahaan sebagai perusahaan yang bernilai bonafid di mata konsumen dan masyarakat. Adapun bentuk pelanggaran etika yang dilakukan oleh perusahaan itu adalah sudah jelas yaitu perusahaan dalam melaksanakan operasi pabrik tidak mengindahkan nilai-nilai etika bisnis yaitu menyebabkan terjadinya pencemaran sungai atau perusakan lingkungan, dan lebih jauh menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Adapun bentuk solusi yang harus dilakukan oleh perusahaan sebaiknya tempat pengolahan limbah pabrik harus dibuat dan perusahaan harus menyediakan anggaran khusus untuk penanganan persoalan limbah pabrik baik untuk bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.



BAB IV PENUTUP Berdasarkan dari pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai bisnis, lingkungan hidup, dan etika. Kesimpula-kesimpulan tersebut yaitu: a. Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia serta makhluk hidup lainnya. b. Dalam dimensi global lingkungan hidup terdapat enam masalah krisis lingkungan hidup yang dihadapi masyarakat global yaitu akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan penggurunan, dan keanekaan hayati. c. Keterkaitan lingkungan hidup dan ekonomi terlibat dalam prespektif lingkungan hidup sebagai the commons, ketidakeksternalitasnya lagi lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan. d. Dasar etika tanggung jawab terhadap lingkungan hidup adalah hak dan deontologi, utilitarianisme, dan keadilan. e. Solusi terhadap krisis lingkungan hidup adalah dengan menentukan siapa yang harus membayar dan bagaimana beban tersebut dibagi.



DAFTAR PUSTAKA Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Ernawan, Erni R. 2016. Business Ethies. Bandung: Alfabeta Fahmi, Irham. 2017.Etika Bisnis: Teori, kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta