MAKALAH FARMAKOLOGI (Pertiwi Agustini D4 Kebidanan TK4) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FARMAKOLOGI “ANTI HIPERTENSI ”



DOSEN PEMBIMBING Yona Harianti Putri M.Farm DISUSUN OLEH: LUTHFIANIIQ SYAHDA Kumala



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN TINGKAT IV T.A 2020/2021



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberi kesehatan kepada penulis sehingga terselesaikan makalah



ini dengan penuh kemudahan. Shalawat dan salam semoga



terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dibuat dalam rangka untuk melengkapi tugas anti hipertensi mata kuliah farmakologi , saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bunda Yona Harianti Putri M.Farm yang telah membimbing dalam membuat makalah ini. Semoga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah



ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan



kritiknya. Terima kasih.



Bengkulu , 14 Oktober 2020



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………..................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4  A.Latar Belakang......................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 6 A. Pengertian ................................................................................................................6 B. Macam-Macam Hipertensi........................................................................................6 C. Klasifikasi Obat Anti Hipertensi ..............................................................................9 BAB III PENUTUP .........................................................................................................15 A.Kesimpulan............................................................................................................... 15 B.Saran ........................................................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 16



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi meyajikan satu problem unik dalam terapi. Hipertensi lazimnya merupakan penyakit seumur hidup penyebab beragam gejala sehingga mencapai tahap lanjut. Untuk mendapatkan pengobatan efektif, harus digunakan setiap hari obat yang mungkin mahal dan sering menyebabkan efek samping. Oleh karena itu, para dokter harus menetapkan dengan pasti bahwa hipertensi adalah menetap, memerlukan  pengobatan dan harus mengeluarkan penyebab hipertensi sekunder yang dapat dirawat dengan prosedur pembedahan definitif.  Hipertensi menetap, terutama pada orang-orang dengan peningkatan tekanan darah ringan, harus ditetapkan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada  paling sedikit pada tiga kali kunjungan yang berbeda. Pemantauan tekanan darah pada  pasien rawat jalan diduga merupakan predictor terbaik terhadap terjadinya risiko dan, oleh karenanya, dibutuhkan untuk terapi pada hipertensi ringan.  



Sekali ditetapkan hipertensi, pertanyaan apakah diperlukan pengobatan atau tidak



dan obat mana yang digunakan haruslah dipertimbangkan. Tingkat tekanan darah, umur dan jenis kelamin pasien, tingkat keparahan kerusakan organ (jika ada) karena tekanan darah yang tinggi dan kemungkinan adanya faktor-faktor risiko kardiovaskular, semua harus dipertimbangkan.  Sekali keputusan diambil untuk melakukan pengobatan, regimen terapeutik harus dikembangkan dan pasien diberitahu tentang sifat-sifat alami hipertensi dan  pentingnya pengobatan. Pemilihan obat didasarkan pada tingkat tekanan darah, kerusakan organ dan tingkat keparahannya serta adanya penyakit-penyakit lain. Tekanan darah tinggi parah dengan komplikasi yang mengancam hidup membutuhkan  pengobatan lebih cepat dengan obat yang lebih kuat. Sebagian besar pasien dengan hipertensi esensial telah menderita tekanan darah tinggi selama berbulan-bulan atau  bertahun-tahun, dan terapi paling baik dilakukan secara bertahap.  Kesuksesan pengobatan hipertensi menuntut kepatuhan terhadap instruksi diet dan penggunaan obat yang dianjurkan. Pendidikn engenai sifat alami hipertensi



dan  pentingnya perawatan serta pengetahuan tentang efek-efek samping potensial obat sangat perlu diberikan. Kunjungan tindak lanut ( follow-up) harus cukup sering untuk meyakinkan pasien bahwa dokter berfikir penyakit hipertensi adalah penyakit serius. Pada setiap kunjungan tindak lanjut, harus ditekankan tentang Pentingnya  pengobatan dan pertanyaan terutama mengenai dosis dan efek samping obat harus ditanamkan. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien adalah  penyederhanaan aturan pemberian dosis dan juga meminata pasien untuk memantau tekanan darahnya di rumah. B. Tujuan Penulisan  Agar mahasiswa dapat mengetahui : 1. Tentang pengertian hipertensi dan obat antihipertensi. 2. Khasiat dan penggunaan obat antihipertensi 3. Jenis-jenis obat dan penggolongannya 4. Macam-macam obat antihipertensi 5. Efek samping dan cara mengatasi obat



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun parenteral, yang  bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi ( Hipertensi ). Cara mengetahu tinggi tidaknya tekanan darah seseorang adalah dengan mengetahui terlebih dahulu tekanan darahnya, yaitu dengan mengambil dua ukuran yang umumnya diukur dengan menggunakan alat yang disebut dengan tensimeter, kemudian diketahui tekanan darahnya. Contoh 120/80 mmHg, angka 120 menunjukkan tekanan darah atas  pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik, kemudian angka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh sedang beristirahat tanpa melakukan aktivitas apapun yang disebut dengan tekanan darah diastolik. Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ( Priyanto, 2010 ). B. Macam-Macam Hipertensi 1. HIPERTENSI PADA LANSIA. Manfaat pengobatan dengan antihipertensi terbukti hingga usia 80 tahun, namun pada saat memutuskan penggunaan suatu obat tidak tepat apabila berdasarkan pembatasan usia. Pada lansia yang nampak sehat, apabila mengalami hipertensi tekanan darahnya harus diturunkan. Ambang batas pengobatan adalah tekanan darah diastolik rata-rata ≥ 90 mmHg atau tekanan darah sistolik rata-rata ≥160 mmHg setelah pengamatan selama lebih dari 3-6 bulan (meskipun telah menjalani terapi tanpa obat). Pasien yang mencapai usia 80 tahun pada saat pengobatan dengan antihipertensi sebaiknya tetap melanjutkan pengobatan. Tiazid dosis rendah merupakan obat pilihan pertama, bila perlu dengan tambahan antihipertensi lainnya. 2. HIPERTENSI SISTOLIK TERISOLASI.



Hipertensi sistolik terisolasi (tekanan darah sistolik ≥160 mmHg, tekanan darah diastolik < 90 mmHg) menyebabkan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler, terutama pada pasien usia di atas 60 tahun. Tekanan darah sistolik rata-rata 160 mmHg atau lebih tinggi selama lebih dari 3-6 bulan (meskipun telah menjalani terapi tanpa obat) harus diturunkan pada pasien berusia diatas 60 tahun, sekalipun hipertensi diastolik tidak ada. Pengobatan dengan pemberian tiazid dosis rendah, bila perlu dengan tambahan beta bloker, memberikan hasil yang efektif. Antagonis kalsium dihidropiridin kerja panjang dianjurkan apabila tiazid dikontra-indikasikan atau tidak dapat ditoleransi. Pasien dengan hipertensi postural yang parah tidak boleh menerima obat-obat antihipertensi. 3. HIPERTENSI PADA DIABETES. Untuk pasien diabetes, tujuan terapi adalah untuk menjaga tekanan darah sistolik