Makalah Farmakoterapi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata Pengatar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “FARMAKOTERAPI.” Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok kami. Makalah ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan data dari beberapa buku panduan yang ada, serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs internet, dan yang lainnya. kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait. Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi seluruh pembaca.



Kediri, 10 Maret 2021



DAFTAR ISI



Cover .......................................................................................................................i Kata pengantar ......................................................................................................ii Daftar isi ...............................................................................................................iii BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1 1.1 Latar Belajar .......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2 2.1 Pengertian Farmakoterapi ................................................................2 2.2 Evidence-Base Medicine (EBM) ......................................................2 2.3 Proses Keputusan Terapi ...................................................................2 2.4 Penggunaan obat Rasional ................................................................3 2.5 Contoh Kasus ......................................................................................4 2.6 Pengertian Toksikologi ......................................................................5 2.7 Penggolongan agen-agen Toksis .......................................................5 2.8 Peristilahan dalam bidang Toksikologi ............................................6 2.9 Klasisfikasi bahan Toksis ..................................................................7 2.10Toksistas ..............................................................................................7 BAB III PENUTUP ...............................................................................................9 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................9



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Farmakologi yaitu “pharmacon” artinya obat dan “logos” artinya ilmu, jadi farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa (obat) terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Definisi Farmakoterapi adalah ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan obat-obatan (farmakon). Dalam Ilmu Ini Obatobatan digunakan untuk membuat diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu pepenyakit. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi ini, jelas terlihat bahwa dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem biologi. Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini.



1.2 Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengertiaan Farmakoterapi! 2. Apa itu Evidence-Base Medicine ? 3. Proses Keputusan Terapi ! 4. Jelaskan Kriteria Penggunaan obat Rasional! 5. Contoh kasus 6. Jelaskan pengertian toksikologi 7. Penggolongan agen-agen tosis 8.



1.3 Tujuan Penulisan Mahasiswa dapat ngetahui dan memperlajari definisi Farmakoterapi dan toksilogi beserta materi-materi yang ada di dalamnya.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Farmakoterapi Farmakoterapi adalah ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan obat-obatan (farmakon). Dalam Ilmu Ini Obat-obatan digunakan untuk membuat diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu pepenyakit. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya melumpuhkan otot rangka selama proses pembedahan. 2.2 Evidence-Base Medicine (EBM) Evidence-Base Medicine (EBM) adalah suatu teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam mengelola pasien dengan mengintegrasikan tiga faktor, yaitu: 1. Keterampilan dan keahlian klinik dari dokter 2. Kepentingan pasien 3. Bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan EBM merupakan cara untuk membantu dokter dalam membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan keahlian klinis dokter berdasarkan bukti–bukti ilmiah. EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti ilmiah yang tersedia begitu banyak. Karena itu diperlukan EBM yang menggunakan pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai kebutuhan akan informasi bagi individual dokter yang dipicu dari masalah yang dihadapi pasiennya disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter tersebut. Tujuan Terapi Dengan Obat Untuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas bagi suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar–besarnya dengan resiko timbulnya efek merugikan sekecil mungkin. 2.3 Proses Keputusan Terapi Proses terapi merupakan proses ilmiah (scientific process), bukan sekedar:   



Proses otomatis Mencocokkan gejala dengan obat yang ada Berdasarkan seni, cita rasa, keinginan pelaku



Proses Ilmiah > pengetahuan, keahlian, pertimbangan professional yang cermat. 1.3.1 Enam(6) langkah dalam proses terapi rasional: 1. Menegakkan diagnosis pasien 2. Menentukan tujuan terapi/pengobatan



3. Memilih terapi yang paling sesuai untuk pasien 4. Memberikan pengobatan 5. Memberikan informasi, instruksi dan peringatan 6. Mengevaluasi pengobatan 1.3.2



Langkah Proses Keputusan Terapi Rasional



1. Proses penegakan diagnosis : tidak ada pengobatan tanpa diagnosis 2. TujuanTerapi dan pemilihan intervensi terapi (farmakoterapi, atau non farmakoterapi)  Apakah diperlukan terapi obat  Jika tidak, apa alternatifnya  Jika perlu obat, tujuan terapetik spesifik apa yang diharapkan  Bagaimana pertimbangan manfaat vs resiko dibanding tanpa obat 3. Proses memilih terapi yang paling sesuai untuk pasien Pertimbangan:  Efek terapi yang diharapkan  Kelas terapi untuk efek spesifik yang diharapkan  Jenis obat dari kelas terapi yang dimaksud  Keamananobat  Kemanfaatan klinik(clinical efficacy)  Biaya dan hargaobat  Cara pemberian dan dosis yang sesuai 4. Pemberian obat (mulai pengobatan):  Cara pemberian obat  Bentuk sediaan/formulasi  Besar dosis dan frekuensi pemberian  Lama pemberian 5. Informasi, instruksi, dan peringatan:  Penjelasan mengapa nasehat perlu ditaati  Mengapa perlu obat  Penulisan resep obat 6. Evaluasihasil / efekpengobatan:  Efek terapetik  Efek samping 2.4 Kriteria penggunaan obat Rasional a. b. c. d. e.



Ketepatan indikasi Ketepatan jenis obat Ketepatan dosis obat Ketepatan cara pemakaian dan lama pemberian Ketepatan penilaian kondisi pasien dan tindak lanjut



1.4.1 a. b. c. d.



e.



1.4.2 a. b. c. d.



1.4.3



Macam penggunaan obat tidak rasional PeresepanBoros(extravagant) : mengunakan obat yang mahal padahal tersedia obat yang murah dengan kemanjuran dan keamanan yang sebanding. Peresepanberlebihan(over prescribing) : mengunakan obat yang tidak diperlukan, dosis terlalu besar, lama pemberian terlalu panjang. Peresepan salah(incorrect prescribing) : pemilihan obat kurang tepat. Peresepan majemuk (multiple prescribing) : dua obat atau lebih digunakan padahal satu atau dua obat sudah memberikan efek yang sama. Beberapa kondisi terkait diobati semua padahal kesembuhan kondisi utama akan memperbaik ikondisi lainnya. Peresepan kurang(under prescribing) : obat yang diperlukan tidak digunakan, dosis tidak cukup, lama pemberian terlalu pendek. Dampak pengobatan tidak rasional Dampak terhadap mutu pelayanan & pengobatan. Dampak Klinis: penyakit tidak sembuh, muncul efek samping obat. Dampak terhadap biaya pelayanan pengobatan: boros. Dampak psikososial: ketergantungan pengunaan obat.



Permasalahan Terkait Obat Drug Related Problems/DRPs) DRPs adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien yang disebabkan oleh terapi obat dan secara nyata atau potensial mengurangi efek terapi yang diharapkan. Permasalah anter kait obat, yang perlu diperhatikan, diantaranya: 1. Indikasi yang tidak memperoleh terapi, yaitu pasien mempunyai masalah medis yang memerlukan pengobatan, tetapi tidak menerima obat sesuai dengan indikasi tersebut. 2. Pemilihan obat tidak tepat, yaitu pasien mendapatkan obat yang tidak sesuai dengan kondisi medis yang dialaminya. 3. Ketidaktepatan dosis (terlalu rendah/ terlalu tinggi). 4. Efek samping obat, yaitu pasien mendapat masalah medis karena efek yang tidak dikehendaki/efek samping obat. 5. Interaksi obat, yaitu pasien mendapat masalah medis karena adanya interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan. 6. Kegagalan menerima pengobatan, yaitu pasien mengalami masalah medis akan tetapi secara farmasetik, psikologis atau sosioekonomis penderita tersebut gagal mendapatkan obat 7. Penggunaan obat tanpa indikasi, yaitu pasien menggunakan obat tanpa indikasi medis yang jelas.



2.5 Contoh Kasus a. Seorang anak 8 tahun didiagnosa menderita infeksi saluran kemih, diterapi dengan Ciprofloxacin 250 mg 2x sehari. Rasional atau tidak?



b. Seorang pasien 35 thn, didiagnosa menderita gastritis. Oleh dokter diberi terapi dengan Ranitidin tablet 150 mg 2x sehari dan Cimetidin tablet 2x sehari. Rasional/tidak? Mengapa? c. Seorang anak 2 thn, terdiagnosa acuteotitis media, diberi terapi antibiotic Amoksisillin 20 mg/kgBB 1x sehari selama 10 hari. Rasional/tidak? Mengapa? d. Seorang bapak 50 thn (penarikbecak) menderita hipertensi (150/90 mmHg) tanpa ada penyakit lain yang diderita. Oleh Dokter diberi obat Valsartan tablet. Rasional/tidak? Mengapa? Contoh kasus 



Pasien wanita usia 59 tahun, didiagnosis penyakit ginjal kronis dengan penyulit penyakit arteri koroner dan gangren ditangan kiri (jari ke-3). Pasien diketahui mempunyai riwayat Diabetes Melitus sejak dua hingga tiga tahun yang lalu, mendapatkan resep sbb: R/ Amokcicilin tab 250 mg X (3 X 1) Captopril Tab 12,5 mg X (2 X 1) Furosemid Tab X ( 1 X 1) ISDN Tab X (3 X 1) BicNat Cap X ( 2 X 1) DRPs -



Ketidaktepatan pemilihan antibiotik Ketidaktepatan pemberian dosis (amoxcicillin dan captopril) Resiko interaksi obat yang merugikan (captopril – furosemid, captopril– ISDN , captopril – BicNat) Pasien penyakit ginjal kronis dengan penyulit arteri koroner menerima terapi obat yang kompleks sehingga meningkatkan resiko terjadinya DRPs



2.6 Pengertian Toksikologi Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang penggunaan berbagai bahan kimiawi yang dapat menyebabkan efek toksik terhadap tubuh. Efek toksik dapat  timbul baik hanya gejala ringan sampai kematian. Seiring dengan kemajuan teknologi, produksi dari bahan–bahan kimiawi beracun pun semakin banyak dan beredar luas. Ketersediaan bahan–bahan kimia beracun yang semakinmeluas dapat disalahgunakan untuk melakukan suatu tindak kriminal. Oleh karena itu, dalam pengungkapan suatu kasus keracunan yang disebabkan oleh bahan–bahan kimiawi berbahaya, memerlukan suatu cabang ilmu lain, yaitu toksikologi forensik. Dalam mengenai bahan–bahan kimiawi beracun serta efeknya terhadap tubuh. Toksikolog forensik juga harus mampu melakukan pemeriksaan luar dan dalam serta menyimpulkan analisis toksikologi. Dari definisi di atas, jelas terlihat bahwa dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem biologi. Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini. 2.7 Penggolongan agen-agen toksis Zat-zat toksis digolongkan dengan cara-cara yang bermacam-macam tergantung pada minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai contoh, zat-zat toksis dibicarakan



dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran dan dikenal sebagai racun liver, racun ginjal penggunaannya dikenal sebagai pestisida, pelarut, bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toksin binatang dan tumbuhan kalau dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen dan seterusnya. Agent-agent toksis bisa juga digolongkan berdasarkan: 



Sifat fisik: gas, debu, logam-logam







Kebutuhan pelabelan: mudah meledak, mudah terbakar, pengoksidir







Kimia: turunan-turunan anilin, Hidrokarbon dihalogenasi dan seterusnya







Daya racunnya: sangat-sangat toksik, sedikit toksik dan lain-lain.



Penggolongan agent-agent toksik atas dasar mekanisme kerja biokimianya (inhibitorinhibitor sulfhidril, penghasil met Hb) biasanya lebih memberi penjelasan dibanding penggolongan oleh istilah-istilah umum seperti iritasi dan korosif, tetapi penggolonganpenggolongan yang lebih umum seperti pencemar udara, agen yang berhubungan dengan tempat kerja, dan racun akut dan kronis dapat menyediakan satu sentral yang berguna atas satu masalah khusus. Dari uraian di atas telah terbukti bahwa tidak ada sistem penggolongan tunggal yang dapat diterapkan untuk keseluruhan agen toksik yang beraneka ragam itu dan gabungan dengan sistem-sistem penggolongan yang berdasarkan faktor-faktor lain boleh jadi diperlukan untuk menyediakan sistem perbandingan terbaik untuk satu tujuan tertentu. Meskipun demikian, system penggolongan yang didasarkan pada sifat kimia dan biologis dari agent-agent dan sifat-sifat pemaparan yang khusus sangat disukai untuk dipergunakan oleh pembuat undang-undang atau tujuan pengawasan dan pada umumnya untuk toksikologi.



2.8 Peristilahan dalam bindang Toksikologi Dalam lingkup toksikologi sering digunakan beberapa istilah yang mirip yaitu, racun, toksin, toksikan yang memiliki arti yang mirip tetapi berbeda. Berikut beberapa definisi yang perlu dipahami. 1. Racun Menurut Taylor, “Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimiawi yang akan menyebabkan penyakit dan kematian”. Menurut Dorland Dictionary: Racun adalah setiap zat yang bila dalam jumlah sedikit ditelan atau dihirup atau diserap atau dioleskan atau disuntikkan ke dalam tubuh atau dihasilkan dalam tubuh, memiliki aksi kimiawi dan menyebabkan kerusakan pada struktur atau gangguan fungsi yang menimbulkan gejala, penyakit atau kematian. 2. Toksin Racun (poison) adalah zat yang memiliki efek berbahaya pada organisme hidup. Sedangkan toksin adalah racun yang diproduksi oleh organisme hidup. “Bisa”(venom) adalah racun yang disuntikkan dari organisme hidup ke makhluk lain.



“Bisa” (venom) adalah toksin dan toksin adalah racun, tidak semua racun adalah toksin, tidak semua toksin adalah venom. 3. Venom atau “bisa” Racun dan “bisa” (venom) adalah toksin, karena toksin didiskripsikan secara sederhana sebagai bahan kimia yang diproduksi secara biologis yang mengubah fungsi normal organisme lain. 4. Toksikan Apa perbedaan toksin dan toxicant? Toksin adalah produk alami seperti yang ditemukan pada jamur beracun, atau racun ular. Toksikan adalah produk buatan manusia, produk buatan yang dipaparkan ke lingkungan karena aktivitas manusia; Contohnya adalah produk limbah industri dan pestisida. 5. Toksoid Toksoid adalah toksin yang tidak aktif atau dilemahkan. Toksin adalah racun yang dibuat oleh organisme lain yang bisa membuat kita sakit atau membunuh kita. Dengan kata lain, toksin beracun. Toksoid tidak lagi beracun tetapi masih sebagai imunogenik sebagai toksin dari mana ia berasal. 6. Xenobiotik Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah zat asing yang secara alami tidak terdapat dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia. 2.9 Klasifikasi Bahan Toksik 1. Berdasarkan sumbernya, bahan toksik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Toksin tanaman b. Toksin hewan c. Toksin lingkungan (air, tanah, udara) 2. Berdasarkan senyawanya: a.



Logam berat



b.



Senyawa organik



c.



Racun gas



3. Berdasarkan penggunaannya: a. Obat-obatan b. Pestisida c. Pelarut organik d. Logam berat



2.10 Toksisitas Dalam bidang toksikologi sudah dikenal adanya Postulat Paracelcus: “All substances are poisons; there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a remedy”, "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang tepat yang membedakan racun dari obat."



Apabila zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensi memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme. Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain. Perbandingan sangat kurang informatif, kecuali jika pernyataan tersebut melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang sedang dipermasalahkan dan juga dalam kondisi bagaimana zat kimia tersebut berbahaya. Oleh sebab itu, pendekatan toksikologi seharusnya dari sudut telaah tentang berbagai efek zat kimia atas berbagai sistem biologi, dengan penekanan pada mekanisme efek berbahaya zat kimia itu dan berbagai kondisi di mana efek berbahaya itu terjadi.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya melumpuhkan otot rangka selama proses pembedahan. EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti ilmiah yang tersedia begitu banyak. Karena itu diperlukan EBM yang menggunakan pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai kebutuhan akan informasi bagi individual dokter yang dipicu dari masalah yang dihadapi pasiennya disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter tersebut. Tujuan Terapi Dengan Obat ntuk memperoleh tanggapan (respon) farmakologi yang khas bagi suatu penyakit, manfaat terapi yang sebesar–besarnya dengan resiko timbulnya efek merugikan sekecil mungkin. Proses Ilmiah yaitu pengetahuan, keahlian, pertimbangan professional yang cermat. Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang penggunaan berbagai bahan kimiawi yang dapat menyebabkan efek toksik terhadap tubuh. Efek toksik dapat  timbul baik hanya gejala ringan sampai kematian. Seiring dengan kemajuan teknologi, produksi dari bahan–bahan kimiawi beracun pun semakin banyak dan beredar luas. Ketersediaan bahan–bahan kimia beracun yang semakinmeluas dapat disalahgunakan untuk melakukan suatu tindak kriminal.



DARTAR PUSTAKA https://id.scribd.com/presentation/374162071/KULIAH-FARMAKOTERAPI pada 18 maret 2018 https://id.wikipedia.org/wiki/Toksikologi