Makalah Handwash Citri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE PENELITIAN Alat Peralatan yang digunakan antara lain gelas ukur 10 mL dan 25 mL, gelas beaker, corong, mortir dan stemper, kompor listrik, neraca analitik, batang pengaduk, dan sudip. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah oleum citri, minyak zaitun, kalium hidroksida 40%, CMC, SLS, asam stearat, vitamin C, dan akuades. PEMBAHASAN Pada uji kali ini dilakukan pembuatan formulasi hand soap atau hand wash. Formulasi yang digunakan tercantum dalam tabel 1. Tabel 1. Formulasi sabun cair Bahan Oleum citri Minyak zaitun KOH (40%) CMC SLS Asam stearat Vitamin C Akuades



Kadar (%) 5% 30% 16% 1% 1% 0,5% 1% Ad 100 mL



Minyak atsiri digunakan sebagai zat aktif. Hal ini dikarenakan komponen zat aktif yang terdapat pada minyak atsiri memiliki berbagai kemampuan seperti antiinflamasi, antiseptik/antibakteri, dan sebagainya. Minyak zaitun dan KOH berfungsi sebagai sumber lemak dan basa yang akan membentuk reaksi saponifikasi. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan basa kuat yang akan menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Alasan pemilihan lemak adalah dengan minyak zaitun karena minyak zaitun memiliki khasiat yang baik untuk kulit. Sedangkan



pemilihan KOH didasarkan atas kelarutannya yang mudah larut dalam air sehingga cocok untuk formulasi sabun yang berbentuk cair. CMC digunakan untuk basis, stabilisator, dan pengemulsi sehingga antara fase air dengan fase lemak dapat bercampur. SLS digunakan sebagai sumber penghasil busa dan pembersih. Asam stearat berfungsi sebagai agen penstabil dan pelembut busa. Vitamin C digunakan sebagai agen antioksidan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya proses oksidasi sehingga produk sabun akan berumur lebih lama atau lebih panjang. Pembuatan dilakukan dengan memanaskan minyak pada suhu 70oC. Penggunaan suhu tersebut bertujuan agar minyak dapat bercampur dengan KOH. Selanjutnya campuran tersebut. Selanjutnya ditambahkan CMC yang telah dikembangkan kemudian aduk hingga homogen. Kemudian ditambahkan asam stearat, SLS, dan vitamin C lalu diaduk hingga homogen. Setelah homogen, ditambahkan sisa air hingga sediaan tepat bervolume 100 mL. Setelah sediaan terbentuk, selanjutnya dilakukan uji terhadap sediaan hand soap. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan sediaan sebelum diedarkan di masyarakat. Uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik, uji pH, dan uji kadar air. Tabel 2. Hasil uji sediaan Uji a. Uji Organoleptik Rasa Aroma Warna Bentuk b. Uji pH c. Uji Kadar Air



Hasil Pahit Citrus Oranye Sabun Cair 14 45,81%



Dari hasil uji organoleptik terlihat bahwa aroma sediaan adalah citrus yang ditimbulkan dari zat aktifnya, yaitu oleum citri. Dari uji pH terlihat bahwa sediaan tidak memenuhi standar dikarenakan pHnya terlalu tinggi. Kulit memiliki kapasitas ketahanan dan dapat dengan cepat beradaptasi terhadap produk yang memiliki pH 8,0-10,8 (Frost et al., 1982). Jadi dapat disimpulkan bahwa sediaan tidak memenuhi standar karena pH > 10,8. Jika hasil uji pH menunjukkan angka diatas standar, maka sediaan tidak dapat digunakan. Hal ini dikarenakan pH yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kekeringan pada permukaan kulit. Sedangkan apabila pH terlalu rendah atau asam dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Uji selanjutnya adalah uji kadar air. Uji kadar air dilakukan untuk mengetahui banyak kandungan air yang terdapat pada sediaan sabun cair. Standar kadar air yang ditetapkan oleh SNI yaitu maksimal 60%. Kadar air dapat dipengaruhi dari bahanbahan yang bersifat higroskopis yaitu seperti SLS dan CMC. Pada hasil uji terlihat bahwa sediaan memenuhi syarat yang telah ditentukan, karena bernilai