Makalah Hipotesis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.



Latar belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan



dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji



1



hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. B.



Rumusan masalah



Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: 1. Apa definisi hipotesis? 2. Apa saja jenis-jenis hipotesis? 3. Apa saja karakteristik test table hipotesis? 4. Bagaimana cara menguji hipotesis? 5. Apa saja fungsi hipotesis? 6. Apa saja pertanyaan tentang hipotesis? C.



Tujuan 1. Agar memahami pengertian hipotesis 2. Agar mengerti jenis-jenis hipotesis 3. Agar mahasiswa saja karakteristik test table hipotesis dalam pengujian hipotesis 4. Agar mengetahui cara menguji hipotesis 5. Agar mengetahui fungsi –fungsi hipotesis



2



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Hipotesis Definisi Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa. Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan



masalah,



peneliti



seringkali



tidak



dapat



memecahkan



permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu: 1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melalui membaca. 2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status



3



menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal: 1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).



2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain: 1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variable penyebab dan variabel akibat. 2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu. 3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya. G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan



4



bagi: 1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude). 2. Penelitian tentang perbedaan (differencies). 3. Penelitian hubungan (relationship).



Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu: a. Case studies b. Causal comparative studies c. Correlations studies



B. Jenis-Jenis Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu : 1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja: a. . Jika... maka... b. Ada perbedaan antara... dan... dalam... c. Ada pengaruh... terhadap...



2.



Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran



5



diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam



penelitian ini penulis



mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol). Rumusan hipotesis nol: a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam... b. Tidak ada pengaruh... terhadap... Contoh Hipotesa yang diajukan dalam penulisan penelitian. 1) Hipotesis Kerja (H1) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih



efektif dibandingkan dengan pembelajaran



matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”. 2) Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”. Berdasarkan tiga macam masalah penelitian tadi,maka ada tiga macam hipotesis penelitian (Hipotesis Alternatif),yaitu: a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang,hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif).



Contoh: gaya mengajar dosen statistik mencapai 70% dari kriteria rata-rata nilai ideal. Hipotesis deskriptif untuk keperluan pengujian dengan statistik,bentuk rumusan hipotesis deskriptif lengkap ialah ”Terdapat perbedaan antara titk taksiran (yang diperkirakan 5 ton/ha)”.



6



b.



Hipotesis Komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan.



Contoh: ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan pondok pesantren X dengan lulusan SMU Y,yaitu lulusan pondok pesantren X lebih baik dari pada lulusan SMU Y.



c. Hipotesis Asosiatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan.Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis yaitu: 1) Hipotesis hubungan simentris ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih,tetapi tidak menunjukkan sebab akibat. Contoh: ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilan.



2) Hipotesis hubungan sebab-akibat (kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Contoh: pergaulan bebas berpengaruh positif terhadap penyakit AIDS. 3) Hipotesis hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi. Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu: 1. Untuk menguji teori, 2. Mendorong munculnya teori, 3. Menerangkan fenomena sosial,



7



4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, 5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. C. Fungsi Hipotesis Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada empat yaitu: 1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.



2.



Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji



dalam penelitian Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan



tersebut



“komentar



guru



terhadap



hasil



pekerjaan



murid,



menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak



8



menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.



3.



Hipotesis memberikan arah kepada penelitian Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga



menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.



D. Karakteristik Test Tabel Hipotesis Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Seorang peneliti mungkin merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Kesalahan penarikan kesimpulan tersebut barangkali disebabkan karena kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan. Macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis:



9



Keadaan sebenarnya Kesimpulan dan



Hipotesis benar



Hipotesis salah



Tidak membuat



Kekeliruan macam ii



keputusan Terima hipotesis



kekeliruan Tolak hipotesis



Kekeliruan masam i



Tidak ada membuat kekeliruan



Selanjutnya ditentukan bahwa probabilitas melakukan kekeliruan macam I dinyatakan dengan ɑ (alpha), sedangkan melakukan kekeliruan macam II dinyatakan dengan β (beta). Nama-nama ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis kesalahan. Kesalahan tipe I ini disebut taraf signifikansi pengetesan, artinya kesediaan yang berwujud besarnya probabilitas jika hasil penelitian terhadap sampel akan diterapkan pada populasi. Besarnya taraf signifikansi ini pada umumnya sudah diterapkan terlebih dahulu. Untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan pada umumnya digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01, sedangkan untuk peneliti obat-obatan yang resikonya menyangkut jiwa manusia, diambil 0,005 atau 0,001, bahkan mungkin 0,0001. 1. Cara Menguji Hipotesis Pengujian hipotesis pada dasarnya adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Ada dua cara menaksir parameter, yaitu



10



1. Penaksiran titik (a point estimate), suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari rara-rata data sampel. Sebagai contoh hipotesis yang berbunyi: 



Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan S1.







Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah 6 jam sehari.



2. Penaksiran interval (interval estimate), suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Sebagai contoh hipotesis yang berbunyi: 



Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan D3 - lulusan S2.







Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah antara 4 - 8 jam.



Menaksir populasi dengan nilai tunggal akan memiliki resiko kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan interval. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya. Sebagai contoh di atas, menaksir lama tidur orang dewasa adalah antara 3 - 9 jam akan lebih kecil kesalahannya jika interval lama tidur orang dewasa adalah 5 - 7 jam.



Dalam penelitian, biasanya interval taksiran ditetapkan terlebih dahulu. Seperti 1%, 5%, atau 10%. Nilai ini disebut taraf signifikansi / tingkat signifikansi / level of significant. Nilainya adalah berupa probabilitas atau peluang munculnya suatu kejadian, yaitu peluang besarnya melakukan kesalahan. Tingkat signifikansi 5% artinya kita mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolah hipotesis yang benar adalah sebanyak-banyaknya 5% dan benar dalam mengambil keputusan sedikit-dikitnya adalah 95%. (tingkat kepercayaan).



Atau dengan kata lain, kita percaya bahwa 95% dari keputusan untuk menolak hipotesis yang salah adalah benar.



11



Penentuan taraf signifikansi, biasanya ditentukan oleh peneliti. Penelitian tertentu yang membutuhkan taraf kesalahan yang lebih kecil seperti meneliti makanan, penyakit, obat-obatan dll dibutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi bisa menggunakan taraf signifikansi 0,5% atau 0,1%.



Dalam kurva normal untuk pengujian dua sisi (2-tail sided), dapat kita lihat daerah taksiran dan besarnya kesalahan, sebagai berikut :



Gambar 1. Kurva Pengujian Dua Sisi Untuk pengujian satu sisi (1-tail sided) menggunakan uji-t atau uji-F, maka dapat kita lihat daerah taksiran dan besarnya kesalahan, sebagai berikut:



Gambar 2. Kurva Pengujian Satu Sisi



Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan



penerimaan dan



penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho). Misal dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal. Maka jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan



12



pengetesan 2 ekor, maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva, masing-masing 2%. Daerah kritik merupakan daerah penolakan hipotesis (hipotesis nihil) dan disebut daerah signifikansi. Sebaliknya daerah yang terletak di antara dua daerah kritis, yang diarsir, dinamakan daerah penerimaan hipotesis,



atau



daerah



non-signifikansi.



Cara



menguji



hipotesis,



menggunakan daerah kurva normal dan dari perhitungan Z-score dengan rumus:



Z=



𝑋 − 𝑋̅ 𝑆𝐷



Apabila harga Z-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan, tidak diterima.



E. Penelitian hipotesis dan pertanyaan penelitian



a.



hipotesis istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata



yaitu ”hupo” (sementara) dan ”thesis (pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih (Kerlinger,1973:18 dan Tuckman,1982:5). Jadi hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah



13



penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. b.



Pertanyaan penelitian (research questions). Inti dari suatu penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu



diatasi, ada fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui. Cara peneliti untuk merumuskan hal tersebut secara jelas ialah dengan membuat pertanyaaan penelitian yang akan di jawab dalam penelitian. Pertanyaan dalam penelitian merupakan pertanyaan yang efektif, menarik, relevan, harus jelas, dan dapat diteliti. Ciri-ciri merumuskan pertanyaan yang baik yaitu: Aktual, Adanya paradoks, dan dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Pertanyaan dalam penelitian dapat dibagi dalam dua kategori: 1.



Pertanyaan umum (general research questions)



Pertanyaan umum adalah pertanyaan yang lebih abstrak dan biasanya tidak dapat dijawab secara langsung (karena sangat umum). Contohnya: ·



Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa?



2.



Pertanyaan spesifik (specific research questions).



Pertanyaan spesifik adalah pertanyaan yang lebih rinci, lebih khusus dan jelas. Pertanyaan ini dapat dijawab secara langsung karena secara langsung mengacu pada data-data penelitian yang akan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Contohnya: ·



Pertanyaan umum:



14



Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa? ·



Pertanyaan khusus:



Apakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat baca seorang siswa? Apakah tingkat minat baca dipengaruhi oleh tingkat pendapatan orang tua? 2.



Hubungan teori, hipotesis, dan pertanyaan dalam penelitian Pertanyaan dalam penelitian timbul akibat adanya kerancuan/ketidak sesuaian



antara teori dengan fakta. Kemudian dari pertanyaan pertanyan tersebut timbul hipotesis-hipotesis akibat keingin tahuan dan hubungan sebab akibat antara kenapa dan mengapa. Apabila suatu percobaan telah berhasil membuktikan kebenaran hipotesis, Maka hipotesis tersebut kemudian menjadi teori. 3.



Kriteria penyusunan hipotesis



Menyusun Hipotesis berupa pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Cara merumuskan Hipotesis ialah dengan tahapan: rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik. Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat. Contoh: ·



Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai



·



Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan



Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variablevariabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan. Contoh:



15



·



“gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan



instruksi terhadap bawahan. ·



Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan



perusahaan. Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya: H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan. H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan. Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Contoh: ·



asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi:



H0: P = 0,3 l 0,3mH1: P



16



BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa. Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu : 



Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha).







Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis: Keadaan sebenarnya Kesimpulan dan



Hipotesis benar



Hipotesis salah



Tidak membuat



Kekeliruan macam ii



keputusan Terima hipotesis



kekeliruan Tolak hipotesis



Kekeliruan masam i



Tidak ada membuat kekeliruan



B.Saran Sebaiknya apabila melakukan penelitian hendaknya didasari oleh suaatu hipotesis yang dapat dipertanggung jawabkan selanjutnya. Selain itu pengujian hipotesis harus didasari pada taraf signifikansi agar memperoleh tingkat kepercayaan secara akurat.



17



DAFTAR PUSTAKA W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.10 M.B.A,Riduan.2006.Dasar-dasar Statistik.Bandung:ALFABETA Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sarwono, Jonathan. 2013. 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi.PT. Elex Media Komputindo : Jakarta Cramer, Duncan and Howitt, Denis. 2006. The Sage Dictionary of Statistics. Sage Publication : London



18