Makalah Ims [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR TENTANG “PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)”



Disusun oleh Kelompok 6 : Winda Susanti



1511216003



Tria Ananda



1511216024



Fahruly Alhamda



1611212015



Rani Pratama Putri



1611213017



Cindy Rahma Putri



1611212035



Agri Mila Finoza



1611212038



Mutiara Rahmi



1611211048



Debora



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur kelompok ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kelompok buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular. Selain itu, makalah ini juga bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami secara jelas mengenai Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Kelompok menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak. Ucapan terimakasih dari kelompok kepada dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular. Demikianlah makalah ini kelompok susun. Semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kelompok harapkan demi kasempurnaan makalah ini.



Padang, Oktober 2017



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii



BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4 1.3 Tujuan ................................................................................................................ 4 1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 4 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 4 1.4 Manfaat .............................................................................................................. 5



BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 6 2.1 Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) ........................................................ 6 2.2 Penyebab Infeksi Menular Seksual (IMS) ......................................................... 6 2.3 Etiologi Infeksi Menular Seksual ....................................................................... 8 2.4 Tanda IMS Secara Umum ................................................................................ 10 2.5 Penanggulangan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) ............................. 11



BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 15 3.2 Saran ................................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi menular seksual (IMS) yang disebut juga penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang menular lewat hubungan seksual baik dengan pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti pasangan. Infeksi menular seksual merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol di sebagian besar wilayah dunia. Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang. Infeksi menular seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan utama dan menjadi beban ekonomi bagi negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 340 juta kasus baru dari empat IMS (gonore, infeksi klamidia, sifilis, dan trikomoniasis) dapat disembuhkan. Sekitar 75-85% dari jumlah tersebut berasal dari negara berkembang. Infeksi menular seksual menimbulkan beban besar terhadap morbiditas dan mortalitas di negara berkembang, baik secara langsung melalui dampaknya terhadap reproduksi dan kesehatan anak, dan secara tidak langsung berperan dalam memfasilitasi penularan infeksi HIV. Pada tahun 2005, diperkirakan ada 318 juta IMS dengan perkiraan 39.690.000 kasus infeksi klamidia, 9.430.000 kasus gonore, 2,54 juta kasus sifilis dan sekitar 25.760.000 kasus trikomonas (WHO, 2012). Kasus baru IMS diperkirakan lebih dari 110 juta di kalangan laki-laki dan perempuan di dunia. Prevalensi PMS di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di negara maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka kejadian gonore 10 – 15 kali lebih tinggi, infeksi klamidia 2 – 3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10 – 100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada perempuan hamil di negara industri. Pada usia remaja (15 – 24 tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus PMS baru yang didapat. Kasus-kasus PMS yang terdeteksi hanya menggambarkan



3



4



50% - 80% dari semua kasus PMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan keterbatasan “screening” dan rendahnya pemberitaan akan PMS. Di Indonesia, berdasarkan Laporan Survei Terpadu dan Biologis Perilaku (STBP) oleh Kementrian Kesehatan RI (2011), prevalensi penyakit menular seksual (PMS) pada tahun 2011 dimana infeksi gonore dan klamidia sebesar 179 % dan sifilis sebesar 44 %. Pada kasus Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) selama delapan tahun terakhir mulai dari tahun 2005 – 2012 menunjukkan adanya peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat dari 859 kasus pada 2005 menjadi 21.511 kasus di tahun 2012. Sedangkan kasus baru AIDS meningkat dari 2.639 kasus pada tahun 2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun 2012.Dengan demikian, salah satu dari ruang lingkup epidemiologi yang ada yaitu mengenai infeksi menular seksual dengan mengupas berbagai hal di dalamnya.



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan yang akan dibahas diantaranya: 1. Apa penyebab penyakit infeksi menular seksual? 2. Bagaimana alur penularan penyakit infeksi menular seksual? 3. Bagaimana etiologi penyakit infeksi menular seksual? 4. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi menular seksual? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui dan memahami tentang



Penyakit infeksi menular



seksual (IMS). 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui penyebab penyakit infeksi menular seksual 2. Untuk mengetahui alur penularan penyakit infeksi menular seksual 3. Untuk mengetahui etiologi penyakit infeksi menular seksual 4. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi menular seksual



5



1.4 Manfaat 1. Sebagai media informasi dalam memahami konsep epidemiologi penyakit menular tentang penyakit HIV dan AIDS 2. Memberikan pengetahuan bagi pembaca dan penulis



BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997). IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999). Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis. PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan.



2.2 Penyebab Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular seksual



6



7



merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran reproduksi (ISR). Tidak semua IMS menyebabkan ISR, dan sebaliknya tidak semua ISR disebabkan oleh IMS. 2.2.1



Berdasarkan penyebabnya IMS dapat dibedakan menjadi :



1. Infeksi menular seksual, misalnya gonorrhea, sifilis, trikomoniasis, ulkus mole, herpes genitalis, kondiloma akuminata, dan HIV. 2. Infeksi endogen oleh flora normal komensal yang tumbuh berlebihan misalnya kandidosis vaginalis dan vaginosis bacterial. 3. Infeksi iatrogenik yang disebabkan bakteri atau mikroorganisme yang masuk ke saluran reproduksi akibat prosedur medis dan intervensi selama kehamilan pada waktu partus atau pascapartus dan dapat juga karna kontaminasi instrument. 2.2.2 Berdasarkan organisme penyebab IMS : a.



Infeksi bakteri 1) Neisseria gonorroeae (gonore) 2) Chlamidia trachomatis (limfogranuloma venerum) 3) Treponema pallidum (sifillis, kondilo malatum) 4) Ureaplasma urealyticum (infeksi mikoplasma) 5) Haemophillus ducrei (chancroid) 6) Calymmatobacterium granulomatis (granuloma inguinale) 7) Spesies shigella 8) Gardanela vaginalis (vaginitis)



b. Infeksi virus 1) Virusherper simpleks (HSV) 2) Hepatitis A, B, C 3) Sitomegalovirus (infeksi CMV) 4) Human papilomavirus (kulit genital, kondiloma akuminata) 5) Moloskum kontangiosum 6) Human immunodeficiency virus (HIV)



8



c. Infeksi protozoa 1) Trichomonas vaginalis 2)



Entamoba histolyca



3)



Giardia lambai



d. Parasit 1) Phthirus pubis (kutu kepiting) 2)



Sarcoples scabies (tungau scabies)



2.3 Etiologi Infeksi Menular Seksual IMS biasanya didapat dari hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak aman seperti, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti baik secara vaginal, anal maupun oral, tanpa menggunakan kondom. Cara penularan IMS lainnya adalah melalui darah yaitu lewat tranfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, atau lewat benda tajam lain untuk menggunakan obat atau membuat tato dan yang terakhir adalah lewat kehamilan ibu kepada anaknya. IMS dapat disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bakteri dapat menyebabkan IMS sebagai berikut: 1. Sifilis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang merupakan bakteri berbentuk spiral gram negatif. Sifilis merupakan penyakit kronis yang sifatnya sistemik dengan tanda-tanda yang kurang spesifik berupa adanya tukak terutama di daerah genitalia eksterna, tidak disertai nyeri, kadang disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal. Perjalanan penyakit ini memiliki 3 fase aktif, yaitu primer dan sekunder yang merupakan fase laten, dan fase tersier yang merupakan fase lanjutan. Cara penularan Sifilis melalui kontak langsung dengan lesi. 2. Gonore Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gonore sering disebut dengan kencing nanah. Sifat penyakitnya akut dan pada 50% penderita ditemukan infeksi penyerta yaitu infeksi trikomoniasis atau klamidia. Bakteri ini mudah menginfeksi daerah dengan mukosa epitel kuboit atau lapis gepeng yang imatur, misalnya pada vagina wanita yang belum matur atau pada masa pubertas. Bakteri Neisseria gonorrhoeae secara



9



langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan faring, yang kemudian dapat meluas ke prostat, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis, dan testis pada pria, sedangkan pada wanita meluas ke kelenjar Skene, Bartholini, endometrium, tuba falopii, dan ovarim. Komplikasi dari Neisseria gonorrhoeae pada wanita mengakibatkan salpingitis, penyakit radang panggul (PRP), infertilitas, kehamilan ektopik, parauretritis, dan lain sebagainya. 3. Chancroid atau Ulkus mole Chancroid atau Ulkus mole disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi. Sifat penyakit ini akut, setempat, dan dapat okulasi sendiri. Chancroid atau Ulkus mole merupakan infeksi yang sering terdapat di daerah tropis. Tanda dari penyakit ini berupa ulserasi genetalia yang nyeri dan sifatnya akut serta adanya pembengkakan akibat peradangan pada kelenjar limfe inguinalis. Komplikasi yang terjasi berupa fimosis, striktur uretra, dan kerusakan hebat pada jaringan ikat. 4. UNG (Uretritis Non Gonoroe) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ureaplasma urealyticum. Ureaplasma urealyticum merupakan parasit penghuni mukosa traktus urogenitalis atau mukosa orofaring, menghidrolisis urea dan memerlukan sterol untuk tumbuh. 5. Vaginosis Vaginosis disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis yang merupakan bakteri anaerob pengganggu flora normal Lactobacillus Spp, sebagai penghasil H2O2 dan biasanya akan menyebabkan Vaginosis Bakterial. Vaginosis dapat disertai bakteri lain seperti Bacteriodes Spp, Mobiluncus Spp, dan lain lain. 6. Granuloma Inguinale Merupakan



infeksi



oleh Calymmatobacterium



kulit



kelamin



granulomatis,



yang



menyebabkan



disebabkan peradangan



menahun pada alat kelamin. Bagian tubuh yang terkena pada pria adalah penis, buah zakar, selangkangan dan paha, sedangkan pada wanita meliputi vulva vagina dan kulit di sekitarnya (Richens, 2006). 7. Klamidia



10



Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya krons, karena 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.



Salah satu IMS yang disebabkan oleh virus adalah HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV/AIDS disebabkan oleh retrovirus AIDS. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu melawan infeksi oportunistik atau kanker tertentu. Kemungkinan meninggal pada penderita AIDS bukan karena virus HIV, namun karena penyakit lain yang sebenarnya bisa dilawan oleh sistem kekebalan tubuh apabila tidak mengalami kerusakan akibat virus HIV. Jenis IMS lain yang disebabkan oleh protozoa salah satunya adalah trikomoniasis. Penyakit ini disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, yang memiliki gambaran klinis tidak pasti, terkadang tidak terdapat tanda dan keluhan sama sekali. Tanda yang apabila muncul hanya berupa sekret vagina yang banyak dan bau. Pada pria, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa prostatitis, atau peradangan pada kelenjar prostat. Kandidosis vulvo vaginal (KVV) merupakan salah satu jenis IMS karena Jamur. IMS ini disebabkan oleh Candida albicans yang juga biasa disebut kandidiasis. Kandidiasis mamiliki berbagai manifestasi klinis yang disebabkan oleh C. Albicans dan ragi (yeast) lain dari genus kandida. Penyakit ini akan mudah timbul pada orang dengan imunokompresi seperti penderita HIV/AIDS. Faktor predisposisi penyebab timbulnya kandidiasis diantaranya, faktor hormonal, peningkatan kadar karbohidrat pada penderita diabetes melitus (DM), pemakaian anti biotik jangka panjang, peningkatan suhu dan kelembaban, imonusupresi, dan iritasi atau trauma.



2.4 Tanda IMS Secara Umum Tidak semua IMS memiliki gejala khusus terutama pada wanita, terkadang tidak menunjukkan gejala yang mengganggu pada tahap awal dari perjalanan penyakit, namun ketika gejala muncul IMS sudah dalam stadium lanjut. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai diantaranya:



11



1. Cairan/keputihan yang tidak normal baik pada vagina maupun pada penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan, dengan warna yang lebih putih, kuning, hijau atau merah muda. Disertai adanya bau yang tidak sedap. 2. Pada pria, timbul rasa panas terbakar atau rasa sakit selama kencing atau setelah kencing. 3. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar kemaluan atau mulut. Luka yang timbul dapat terasa sakit atau tidak. 4. Tonjolan kecil-kecil di sekitar alat kelamin. 5. Warna kemerahan disekitar alat kelamin. 6. Pada pria, terdapat perubahan warna kemerahan disertai rasa sakit di daerah kantung zakar. 7. Rasa sakit di bagian perut bawah yang muncul – hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi. 8. Bercak darah setelah hubungan seksual.



Gejala-gejala yang mungkin muncul: Cairan vagina/penis encer berwarna putih –kekuningan Nyeri di rongga panggul Pendarahan setelah hubungan seksual (pada perempuan) Komplikasi yang mungkin terjadi:  Biasanya menyertai Gonore  Penyakit radang panggul  Kemandulan akibat perlekatan pada saluran Falopian  Kehamilan ektopik (di luar kandungan)  Infeksi mata dan radang paru-paru (pneumpnia) pada bayi baru lahir  Memudahkan penularan infeksi HIV



2.5 Penanggulangan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)



2.5.1 Yang Harus Di Lakukan JikaTerkena IMS



1. Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya. Obat IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat paling tepat untuk IMS yang diderita. Pergilah kedokter, klinik,



12



puskesmas atau rumahsakit. ikuti saran dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk juga berobat. 2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS 3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bias disembuhkan dan sifatnya kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu 4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan. Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.



2.5.2 Langkah Dasar yang Dapat Anda Ambil untukMelindungi Diri dari Penyakit Menular Seksual 1. Pertimbangkan bahwa tidak berhubungan seks adalah satusatunya cara pasti untuk mencegah IMS. 2. Gunakan kondom lateks setiap kali Anda berhubungan seks. (Jika Anda menggunakan pelumas, pastikan pelumas itu adalah berbasis air.) 3. Batasi jumlah Anda pasangan seksual. Semakin banyak mitra yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan IMS. 4. Praktekmonogami. Ini berarti berhubungan seks dengan hanya satu orang. Orang itu juga harus berhubungan seks dengan hanya Anda untuk mengurangi risiko Anda. 5. Memilih pasangan seks Anda dengan hati-hati. Jangan berhubungan seks dengan seseorang yang Anda duga mungkin memiliki IMS. Dan perlu diingat bahwa Anda tidak dapat selalu mengetahui pasangan Anda megalami IMS. 6. Periksa ke dokter untuk mengetahui apakah ada IMS. Jangan mengambil risiko menularkan infeksike orang lain. 7. Jangan menggunakan alcohol atau obat-obatan sebelum Anda berhubungan seks.Anda mungkin cenderung untuk lupa menggunakan kondom jika Anda sedang mabuk. 8. Mengetahui tanda-tanda dan gejala IMS. Mencari mereka pada diri sendiri dan pasangan seks Anda.



13



9. Pelajari tentang IMS. Semakin banyak Anda tahu, semakin baik Anda dapat melindungi diri sendiri.



2.5.3 PencegahanPenularan Cara lainnya :



1. Mencegah masuknya transfuse darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS kedalam tubuh kita. 2. Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar. 3. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alattato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang baru biasanya masih dalam plastic dan dibuka dihadapan kita.



Perawatan Dan Obat-Obatan Infeksimenularseksual



yang



disebabkanolehbakteriumumnyalebihmudahuntukmengobati.



Infeksi



virus



pengobatan



yang



dapatdikontroltetapitidakselaludapatdisembuhkan. JikaAndasedanghamildanmemilikiinfeksimenularseksual, tepatdapatmencegahataumengurangirisikoinfeksibayiAnda. Pengobatanbiasanyaterdiridari



salah



satuberikutini,



tergantungpadainfeksi:



Antibiotik. Obatantibiotikseringdalamdosistunggal, dapatmenyembuhkanbanyakinfeksibakteridanparasitmenularseksual, termasukgonore,



sifilis,



klamidiadantrikomoniasis.



Biasanya,



Andaakanmengobatigonoredanklamidiapadasaat



yang



samakarenakeduainfeksiiniseringmunculbersama-sama Obat antivirus. Obat



antivirus



dapatmengurangiinfeksigejala



HIV-AIDS



meskipun



virus



dapatterusberlanjutdanmasihdapatmenular. SemakincepatAndamemulaipengobatan, itusemakinefektif. jikaAndamenggunakanobatAndapersisseperti



SetelahAndamemulaipengobatan, yang



diarahkan,



itumungkindapatmengurangi virus sampaitingkat yang hampirtidakterdeteksi.



14



BAB 3 : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. 2. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. IMS biasanya didapat dari hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak aman seperti, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti baik secara vaginal, anal maupun oral, tanpa menggunakan kondom. Cara penularan IMS lainnya adalah melalui darah yaitu lewat tranfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, atau lewat benda tajam lain untuk menggunakan obat atau membuat tato dan yang terakhir adalah lewat kehamilan ibu kepada anaknya. 3. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai diantaranya: Cairan/keputihan yang tidak normal baik pada vagina atau penis, Pada pria, timbul rasa panas terbakar atau rasa sakit selama kencing, Luka terbuka/luka basah disekitar kemaluan atau mulu, Tonjolan kecil-kecil di sekitar alat kelamin., Warna kemerahan disekitar alat kelamin, Rasa sakit di bagian perut bawah yang muncul – hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi dan Bercak darah setelah hubungan seksual. 10. Langkah Dasar yang Dapat Anda Ambil untukMelindungi Diri dari Penyakit Menular Seksual: Pertimbangkan bahwa tidak berhubungan seks adalah satusatunya cara pasti untuk mencegah IMS, Gunakan kondom lateks setiap kali Anda berhubungan seks, Batasi jumlah Anda pasangan seksual, Praktekmonogami: Ini berarti berhubungan seks dengan hanya satu orang, Memilih pasangan seks Anda dengan hati-hati. Periksa ke dokter untuk mengetahui apakah ada IMS atau tidak.



15



16



3.2 Saran Dengan makalah ini penulis mengharapkan Semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular Seksual), factor penyebab, cara penularan dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



3. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik dan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ,Jakarta ,2006 4. gudangilmugigi.blogspot.co.id/2012/03/definisi-dan-etiologhivaids.html?m=1 diakses tanggal 23 oktober 2017 pukul 20.05 5. https://meeymeeyong.wordpress.com/2012/09/13/etiologi-singkat-darihivaids/amp/ diakses tanggal 23 oktober 2017 pukul 20.10 6. http://revansadiva.blogspot.co.id/2015/05/makalah-tentang-hivaidsbiologi.html 7. http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-penularan-dan-pencegahanhivaids.html