Makalah Islam Dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTAR PULAU



Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nur Indra Setyo Utomo Rafi Mu’iz Resy Suhendra Rhegy Noor Amin Rico Dwi Cahyono Rike Verianto Riko Veriawan



(08) (17) (28) (30) (32) (34) (37) i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis berjudul “Makalah Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau” ini. Karya tulis ini kami susun guna memenuhi tugas Sejarah Indonesia mengenai sistem pemerintahan yang berlaku pada zaman Hindu Budha serta untuk menambah pengetahuan tentang zaman Hindu Budha. Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyusunan karya tulis ini. 1. 2. 3. 4. 5.



Tuhan Yang Maha Esa Kepala SMK PGRI Wlingi Guru Sejarah Indonesia Orang tua kami Teman-teman semua, kelas X TKR 5



Kami menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.



Wlingi, 17 Februari 2016



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Cover...............................................................................................................i Kata Pengantar.............................................................................................................. ii Daftar Isi.......................................................................................................................iii Bab I : A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................1 C. Tujuan.........................................................................................................1 Bab II : A. Kedatangan Islam ke Indonesia..................................................................2 B. Pola Jaringan Dan Pelayaran Antarpulau Di Indonesia..............................3 C. Mata Uang yang Digunakan.......................................................................3 D. Peran Kepulauan Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran................4 E. Perdagangan Antarpulau Di Indonesia Pada Masa Kuno...........................4 Bab III : A. Kesimpulan.................................................................................................6 B. Saran...........................................................................................................6 Daftar Pustaka...............................................................................................................iv



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya. Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal dan kemampuan diplomasi dagang. Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kedatangan Islam ke Indonesia? 2. Bagaimana pola jaringan dan pelayaran antarpulau di Indonesia dan hubungannya dengan wilayah lain di Asia Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada tahun 1511? 3. Apa saja mata uang yang digunakan pada masa itu? 4. Bagaimana peran Kepulauan Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sampai abad ke-18? C. Tujuan Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. Memenuhi salah satu tugas sejarah Indonesia. 2. Mengetahui kedatangan Islam ke Indonesia. 3. Mengetahui pola jaringan dan pelayaran antarpulau di Indonesia dan hubungannya dengan wilayah lain di Asia Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada tahun 1511. 4. Mengetahui mata uang yang digunakan pada masa itu. 5. Mengetahui peran Kepulauan Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sampai abad ke-18.



BAB II PEMBAHASAN



A. Kedatangan Islam ke Indonesia Teori yang menerangkan bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia adalah dari Persia yang beraliran Syiah. Namun, asumsi atau dugaan tersebut tidak dapat di pertanggungjawabkan. Dapat disimpulkan bahwa mubaligh-mubaligh Islam pertama kali ke Indonesia itu datang dari Gujarat (pantai barat India, daerah sebelah barat Ahambadal). Hal itu diartikan demikian : Mubaligh-mubaligh itu datang dari Mekkah, Madinah, sebagian dari Yaman, lalu singgah beberapa saat di Gujarat sebelum meneruskan perjalanan mereka ke timur (Indonesia, Malaysia dan Filipina). Kemungkinan itu besar juga, mengingat perjalanan ke timur itu ditempuh dengan perahu-perahu layar mengarungi samudra Indonesia dan sangat jauh menempuh perjalanan. Di sisi lain H. Agus Salim menerangkan antara lain: ”Nyatalah perhubungan dari tanah Islam di barat dengan negeri kita ini sudah ada dari zaman kebesaran khalifah dalam abad 9.” Pada masa itu tidak ada kapal-kapal bangsa lain dari pada bangsa Islam yang melayari lautan. Bisa dipastikan, bahwa bangsa kita di sini di Sumatera dan Jawa mendapat pelayaran daripada bangsa Islam Arab dan Hindia itu, yang pertama-tama sekali mendapatkan pedoman dan melahirkan pelajaran ilmu falak untuk melayari lautan besar. Bangsa itu pula yang mula-mula mengadakan gambar dan peta laut dan memperhatikan pertukaran angin bermusim-musim. Bahwa pada abad 3 Hijriah Al Mas’udi telah menyinggahi Nusantara kita. Bisa diduga bahwa Al Mas’udi bukanlah satu-satunya orang yang menyinggahi Indonesia. Seperti dikatakan oleh H. Agus Salim bahwa pada abad ke 9 Masehi (kira-kira abad ke 2 Hijriah) hubungan antara orang-orang Islam dari Arab dengan Nusantara sudah terjalin. Sebab, seperti yang dikatakan oleh ahli-ahli sejarah pula, hubungan antar orang-orang Cina di Tiongkok sudah terjalin sebelum itu. Sangatlah masuk akal bahwa pelayaran antara Arab-Tiongkok pastilah menyinggahi Nusantara karena mengarungi lautan yang demikian besar dan jauh itu sangat memerlukan tempat singgah untuk menambah perbekalan dan menantikan iklim yang baik. Dan Indonesia terletak antara negeri Jazirah Arab dan Cina.



B. Pola Jaringan Dan Pelayaran Antarpulau Di Indonesia Jaringan perdagangan dan pelayaran antar pulau di Indonesia telah dimulai sejak abad pertama Masehi. Bahkan pada abad ke-2, Indonesia telah menjalin hubungan dengan India sehingga agama Hindu masuk dan berkembang. Sejak abad ke-5, Indonesia telah menjadi kawasan tengah yang dilintasi jalur perdagangan laut antara India dan Cina. Jalur perdagangan tersebut yang dikenal dengan nama Jalur Sutra Laut (Jalan Sutera lama/kuno via darat). Jalur perniagaan dan pelayaran tersebut melalui laut, yang dimulai dari Cina melalui Laut Cina Selatan kemudian Selat Malaka, Calicut: sekarang Kalkuta (India), lalu ke Teluk Persia melalui Syam (Syuria) sampai ke Laut Tengah atau melalui Laut Merah sampai ke Mesir lalu menuju Laut Tengah.Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1550 berpusat di beberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran, Majapahit Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore. Pelaut-pelaut Nusantara telah mengetahui beberapa rasi bintang. Ketika berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah pada pulau-pulau, gunung-gunung, tanjung-tanjung,atau letak kedudukan matahari di langit. Pada malam hari mereka memanfaatkan rasi bintang-bintang di langit sebagai pedoman arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna sebagai pedoman mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar menjadi pedoman untuk menentukan arah utara. Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antar negara. Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu: a) Lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu,bawang putih,rotan besi, katun (Sumatera); b) Beras, gula, kayu jati (Jawa); c) Intan, emas, kayu-kayuan (Kalimantan); d) Kayu cendana, kapur barus, beras ternak, belerang (Nusa Tenggara); e) Emas, kelapa (Sulawesi); dan f) Perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu kei (Maluku dan Papua). Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui sistem barter (tukar menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya dilakukan oleh para pedagang daerah pedalaman. Hal ini disebabkan kegiatan komunikasi dengan daerah-daerah luar kurang lancar. C. Mata Uang yang Digunakan Beberapa macam mata uang yang sudah beredar pada masa itu adalah:



a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.



Drama (Dirham),mata uang emas dari Pedir dan Samudera Pasai; Tanga, mata uang perak dari Pedir; Ceiti, mata uang timah dari Pedir; Cash (Caxa), mata uang emas di Banten; Picis, mata uang kecil di Cirebon; Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo; Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo; Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa; dan Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam.



Mata uang asing yang telah digunakan dalam kegiatan perdagangan di Nusantara antara lain Real (Arab). Yuan dan Cash (Cina). Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau-pulau lain telah berhasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di Semenanjung Malaka; Pattani dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain. D. Peran Kepulauan Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini: a) Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain. b) Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara. c) Pengumpul barang komoditas yang dipergunakan bangsa lain. d) Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang siap disebarkan ke seluruh Nusantara. Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13 E. Perdagangan Antarpulau Di Indonesia Pada Masa Kuno Kawasan nusantara terdiri dari beribu-ribu pulau yang memanjang dari barat sampai ke timur. Diantara pulau satu dengan lainnya itu telah terjalin hubungan yang berlangsung sejak dulu, diantaranya hubungan perdagangan, terutama pada masa kerajaan-kerajaan Islam nusantara. Berlangsungnya interaksi perdagangan antara lain harus didukung pengetahuan tentang angin. Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudra besar, wilayahnya dilalui garis khatulistiwa, sehingga Indonesia memiliki



iklim muson, yaitu iklim yang ditandai pergantian arah angin yang berlangsung selama enam bulan sekali di daerah khatulistiwa. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang perubahan arah angin, maka di sekitar bulan September-Oktober kapal-kapal yang berada di sebelah timur akan berlayar ke sebelah barat. Sebaliknya, pada sekitar bulan Maret-April kapal-kapal berlayar dari barat ke arah timur. Semula kegiatan perdagangan di nusantara bersifat insidental, namun lambat laun terjadi perubahan menjadi kegiatan yang berlangsung terus menerus, ramai, dan semakin menguntungkan. Dengan demikian muncullah beberapa pusat perdagangan yang dimiliki kerajaan-kerajaan yang wilayahnya menjangkau pantai. Adapun pusatpusat perdagangan sebelum tahun 1500 antara lain berpusat di Sumatera tengah abad ke-5/6, Sriwijaya abad ke-7/14, Melayu abad ke-14, Bali abad ke-11, Pajajaran abad ke-11, Pajajaran abad ke-8 sampai ke-16, Majapahit abad ke-13/14, Gowa-Tallo abad ke-2, Ternate dan Tidore abad ke-13, Samudera Pasai abad ke-13, dan sebagainya. Kegiatan perdagangan yang berlangsung pada masa itu dilakukan dengan cara sistem barter (tukar menukar barang dengan barang). Sedikit sekali penduduk yang telah melakukan tukar menukar dengan menggunakan uang. Sistem barter umumnya dilakukan para pedagang dari daerah pedalaman. Sebab, kegiatan komunikasi dengan daerah-daerah luar kurang begitu lancar. berlainan dengan di pedalaman, masyarakat daerah pesisir pantai telah menjalin hubungan yang baik dengan pihak luar, sehingga sebagian besar penduduk telah menggunakan mata uang dalam kegiatan perdagangan.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Pedagang-pedagang Islam yang konflik dengan pedagang-pedagang Portugis menyingkir ke Aceh, Banten, dan Makasar. Mereka tetap melakukan perdagangan dan pelayaran dengan pedagang-pedagang luar. Karena jalur melalui Selat Malaka sudah dikuasai Portugis, maka mereka membuka jalur perdagangan baru melalui sepanjang Pantai Barat Sumatera. Pedagang-pedagang Islam berangkat dari bandar Banten lalu masuk selat Sunda terus berlayar ke luar melalui pantai barat Sumatera. Sebaliknya, Banten juga didatangi pedagang-pedagang dari luar seperti Gujarat, Persia, Cina, Turki, Myanmar Selatan, dan Keling. Kapal-kapal yang berasal dari Banten ataupun ke Banten banyak juga yang singgah ke Aceh. Sementara itu, pedagang-pedagang Islam dari Malaka juga banyak yang mengalihkan kegiatannya ke Aceh sebagai akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Sehingga Aceh juga berkembang menjadi pusat perdagangan dan pusat kekuasaan Islam. Sedangkan di bagian Timur, ada dua pusat perdagangan dan kekuasaan Islam yang penting, yakni Ternate dan Tidore. B. Saran Kita sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan peninggalan sejarah. Sebagai negara yang mempunyai posisi strategis yang sering mendapat pengaruh kebudayaan asing hendaknya kita mampu memfilter sehingga kebudayaan asli Indonesia itu sendiri tidak hilang. Sebagai warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu menerapkan nilai-nilai budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi bangsa yang berkarakter. Sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran kita hendaknya patuh akan larangan dan perintah Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA



http://chandrajunitha07.blogspot.co.id/2014/04/islam-dan-jaringan-perdaganganantar.html http://chyput06.blogspot.co.id/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html http://www.gurusejarah.com>Home>SejarahIslam>SejarahWajibKelasX http://www.slideshare.net/TitaniaIntan/islamdanjaringanperdaganganantarpulau. http://www.hendrikofirman.wordpress.com