Makalah JSN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



PENERAPAN JSN 45 DALAM MENANGGULANGI PERMASALAHAN SOSIAL MASYARAKAT TENTANG KENAKALAN REMAJA



Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah JSN 45 DosenPengampu : Drs. H. Muhammad Sabidin Rifainy, SH.,M.Hum.,MM



Oleh : I Made Kresnadi Putra Asih NIM : 2017174201004



UNIVERSITAS 45 MATARAM PRODI ILMU HUKUM TAHUN 2017



1



PENERAPAN JSN 45 DALAM MENANGGULANGI PERMASALAHAN SOSIAL MASYARAKAT TENTANG KENAKALAN REMAJA



I. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia memperoleh Kemerdekaan setelah melalui perjuangan panjang yang tak kenal lelah dan penuh pengorbanan dari para Pahlawan dan Para Pejuangnya. Jika kita mengingat kembali lembaran sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini tentu kita akan merasakan jiwa kepahlawanan para pejuang yang rela mengorbankan apa saja demi terciptanya suatu tujuan mulia, yaitu : Indonesia Merdeka. Perjuangan orang-orang terdahulu memang tidak bisa dimungkiri semangatnya dalam perjuangan mengusir para penjajah di negeri ini. Para pahlawan di negeri ini telah mewariskan semangat pada generasi sesudahnya dan pesan yang hendak dismpaikan oleh mereka adalah bahwa kita tidak boleh menjadi bangsa yang ditindas. Pengorbanan dan semangat juang para Pahlawan itu harus tetap dibina dan hidup dalam sanubari para penerus Bangsa. Merdeka bukan berarti berhenti berjuang sebab berjuang di masa sekarang sama beratnya berjuang pada saat mengusir para penjajah untuk tetap berjuang dalam semua lini sisi kehidupan khususnya berjuang dalam Berbangsa, Bernegara dan Bermasyarakat. Setiap Bangsa di dunia mempunyai dasar atau landasan , kekuatan, dan daya dorong bagi perjuangannya berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai untuk mencapai citacita nasionalnya. Begitu juga dengan bangsa Indonesia yang telah memiliki jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 dimana nilai tersebut merupakan akumulasi dari nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia, tumbuh dan berkembang dalam perjalanan sejarah kehidupan bangsa sebagai nilai luhur yang harus dipedomani oleh generasi sekarang. Namun Kita ketahui bersama bahwa saat ini yang namanya permasalahan di masyarakat, salah satunya kenakalan remaja menjadi salah satu embrio yang mengancam pelestarian nilai



–nilai JSN 45 dalam hal mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan hal-hal yang menyimpang. Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Disamping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemerosotan moral yang semakin melanda dikalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal denan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering sekali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran Narkotika, minuman keras hingga penjambret yang dilakukan anak belasan tahun. Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja kea rah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu system dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.



II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jiwa dalam perspektif psikologi merupakan cerminan dari perilaku yang dimunculkan oleh seseorang dalam bentuk tindakan dan perbuatan nyata yang meliputi tindakan yang dapat teramati maupun tindakan yang tidak dapat teramati yang menjadi sumber kehidupan dalam ruang lingkup makluk Tuhan dan merupakan keselurahan keadaan batin, perasaan, kehendak dan pikiran. Jiwa 45 adalah sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan batin dalam merebut, mempertahankan kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat dan mengisi kemerdekaan. Semangat adalah roh kehidupan yang memberikan kekuatan dan dorongan kehendak, bekerja dan berjuang baik yang datang dari dalam diri maupun dari luar dan terutama atas dasar ketakwaan. Pengertian nilai, menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga. Nilai adalah konsep abstrak mengenai suatu masalah dasar berupa norma agama, budaya dan moral bangsa yang sangat penting dalam kehidupan dan mempengaruhi tingkah laku. Angka 45 adalah menunjukkan tahun yang merupakan puncak perjuangan bangsa indonesia dalam mengakomodasi etos kejuangan bangsa sehingga dapat memproklamisikan kemerdekaan bangsa. Menurut kami JSN 45 merupakan nilai perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya pembangunan watak dan kepribadian Bangsa sebagai bangsa pejuang melalui pengamalan nilai dan semangat kepahlawanan yang mampu mengemban citra Proklamasi 1945 serta menjadi perekat Berbangsa dan Bernegara.



2.2 Rumusan Rumusan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 Sesuai dengan apa yang diuraikan dimuka, jiwa, semangat, dan nilai-nilai 45 adalah jiwa, semangat, dan nilai-nilai keuangan bangsa Indonesia, yang dapat dirinci menjadi nilai-nilai operasional sebagai berikut:



a. Nilai-nilai Dasar Yang ergolong dalam nilai-nilai dasar adalah: 1) Semua nilai yang terdapat dalam setiap sila dari Pancasila. 2) Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. 3) Semua nilai yang terdapat dalam Undang-Undang dasar 1945, baik dalam pembukaan maupun pasal-pasalnya. b.



Nilai-nilai Operasionalnya



Nilai-nilai operasionalnya adalah nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan dasar yang kokoh dan daya dorong spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional akhir, seperti tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 serta untuk mempertahankan dan mengamankan semua hasil yang tercapai dalam perjuangan tersebut. Nilai-nilai operasional ini meliputi: 1) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Jiwa semangat merdeka. 3) Nasionalisme. 4) Patriotisme. 5) Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka. 6) Pantang mundur dan tidak kenal menyerah. 7) Persatuan dan kesatuan. 8) Anti penjajah dan penjajahan. 9) Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya pada kekuatan dan kemampuan diri. 10) Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya. 11) Idealisme kejuangan yang tinggi.



12) Berani, rela, dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara. 13) Kepahlawanan. 14) Kesetiakawanan, senasib seperjuangan dan kebersamaan. 15) Disiplin yang tinggi. 16) Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. 2.3. Metode Penerapan Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 45 1)



Metode Edukasi



Maksudnya untuk menanamkan dasar yang kuat untuk penghayatan dan pengamalan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45. 2)



Metode Keteladanan



Maksudnya untuk memberikan keteladanan kepada orang lain dalam menghayati dan mengamalkan kiwa, semangat dan nilai-nilai 45. 3)



Metode Informasi dan Komunikasi



Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya searah. Tujuannya tidak hanya terbatas memberikan ajakan, dorongan dan motivasi kepada orang lain. 4)



Metode Sosialisasi



Metode ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalam jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 dalam ruang lingkuo masyarakat.



2.3. Pengertian Kenakalan Remaja Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899



di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut: 1. Kartono, ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang". 2. Santrock "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal." 2.4. Penyebab Kenakalan Remaja Beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas: 1.



Faktor Internal



a. Krisis identitas. b. Kontrol diri yang lemah. 2.



Faktor Eksternal



a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang. b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan. c.



Pengaruh dari lingkungan sekitar.



d.



Tempat pendidikan.



III. RUMUSAN MASALAH Bagaimana penerapan JSN 45 dalam menanggulangi kenakalan remaja yang marak terjadi saat ini ?



IV. PEMBAHASAN Penerapan JSN 45 dalam menanggulangi kenakalan remaja. Sebagai pegangan nilai kejuangan Bangsa Indonesia, JSN 45 dapat diimplementasikan dalam kehidupan Berbangsa, Bernegara dan Bermasyarakat. Sebagai prinsip nilai kejuangan Bangsa Indonesia yang dapat diimplementasikan sebagai alat pembinaan bagi generasi muda untuk menumbuhkan semangat membela tanah air Indonesia. Namun tidak semudah itu untuk mewujudkannya. Pada zaman saat ini kenakalan remaja menjadi permasalahan yang sangat familiar di seluruh wilayah Negara ini dan merupakan suatu tantangan bersama untuk dapat bersama-sama ditemukan solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja yang semakin merajalela. Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Adapun peranan JSN 45 dalam memberikan solusi penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi melalui:



4.1.



Pendekatan Jalur Agama Melalui Pendidikan Agama yang baik tentunya pelestarian JSN 45 akan lebih mudah



dalam kehidupan beragama dan khususnya dalam menanggulangi kenakalan remaja, dengan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tentunya kita ssebagai umat yang beragama dapat mengendalikan sifat-sifat yang kiranya dapat menimbulkan niat untuk melakukan perbuatan yang bersifat negatif agar nantinya kita mendapatkan ketenangandi dalam diri, jika hati tenang maka pikiranpun akan tenang. Untuk menghasilkan pemikiran pemikiran yang jernih dari pemikiran yang jernih, senantiasa kita akan berbuat yang baik.



4.2.



Pendekatan Edukasi



Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut: Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan. Usaha pembinaan remaja dalam metode jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 dapat dilakukan melalui Pendekatan Edukasi: 1) Melalui jalur Keluarga, menurut kami Orang Tua berkewajiban mendidik anak-anaknya supaya tanggap dan peka terhadap keadaan dn lingkungan pertumbuhan anak-anaknya, dengan menyebarluaskan nilai-nilai yang terkandung dalam JSN 45 dengan maksud agar anak-anak terangsang, menghayati dan megamalkannya. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket serta menanamkan sejak dini bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga serta menanamkan kedisipilinan sejak dini. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar. Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.



2) Melalui jalur masyarakat dengan memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif dengan menyebarluaskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45. 3) Melalui jalur Sekolah dengan pendekatan edukasi melalui jalur pendidikan sekolah yang terkait dengan ruang, waktu, mata pelajaran



dan jenjang persekolahan dengan



menanamkan JSN 45 melalui proses belajar mengajar.



4. 3. Pendekatan Keteladanan Menurut kami solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja salah satunya ialah kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri. Hal ini bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif. Melalui jalur sekolah yang merupakan forum pendidikan formal yang memegang peran utama dalam meletarikan JSN 45 terutama dalam upaya guru sebagai pendidik dan tokoh teladan sebagai pendidik dan tokoh panutan sangat berperan penting menciptakan kondisi yang memungkinkan para anak didik akan dapat menghayati dan mengamalkan JSN 45. Remaja dapat menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan. Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala



usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, berbangsa, bernegara yang meghargai jasa-jasa para pahlawan dan cinta tanah air.



V.



KESIMPULAN Dengan mempelajari, mengamalkan dan menyebarluaskan JSN 45 kita dapat



memperkokoh dan menjadi daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, serta mengamankan semua hasil yang telah dicapai dalam perjuangan. Kenakalan remaja dapat dicegah dan di tanggulangi melalui beberapa metode pengimplementasian JSN 45 diantaranya melalui pendidikan agama yang baik, metode edukasi dengan menyebarluaskan JSN 45 dan metode keteladanan dari nilai-nilai yang terkandung dari jiwa, semangat dan nilai 45 serta dapat mengendalikan sifat-sifat yang kiranya dapat menimbulkan niat untuk melakukan perbuatan yang bersifat negatif agar nantinya kita mendapatkan ketenangan di dalam diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bersifat negatif.