Makalah - Kebijakan - Moneter B1 - Vi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA MAKALAH KEBIJAKAN MONETER



OLEH : EMA SUSANTI



(2019020034) / B1



SISKA INDRIYANI



(2019020046) / B1



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2022



1



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kebijakan Moneter ini tepat pada waktunya. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah Kebijakan Moneter ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Kebijakan Moneter ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Kebijakan Moneter ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.



Surakarta, 29 Mei 2022 Penyusun



1



Daftar Isi



KATA PENGANTAR.............................................................................................1 Daftar Isi...................................................................................................................2 PENDAHULUAN....................................................................................................3 1.1 Latar Belakang...................................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4 1.3 Tujuan................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5 2.1 Definisi dan Tujuan Kebijakan Moneter............................................................5 Tujuan Kebijakan Moneter......................................................................................5 2.2 Jenis-jenis dan Kerangka Kebijakan Moneter....................................................8 o Sasaran oprasional.................................................................................................9 o Sasaran antara........................................................................................................9 o Sasaran akhir kebijakan moneter..........................................................................9 2.3 Instrumen dan Indikator Kebijakan Moneter...................................................10 2.4 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter......................................................13 2.5 Jalur dan Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter.............14 Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter yaitu :........................................14 Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter :.................................17 BAB III PENUTUP...............................................................................................21 3.1 Kesimpulan......................................................................................................21 Daftar Pustaka........................................................................................................22



2



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan indikatorindikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran. Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan sistem perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan digerakkan.



3



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:  1. Apa definisi dan tujuan kebijakan moneter ? 2. Apa saja jenis-jenis dan Kerangka kebijakan moneter? 3. Bagaimana instrumen dan indikator kebijakan moneter? 4. Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter? 5. Bagaimana jalur dan variabel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dan tujuan kebijakan moneter. 2. Untuk mengetahui jenis-jenisdan Kerangka kebijakan moneter. 3. Untuk mengetahui instrumen dan indikator kebijakan moneter. 4. Untuk mengetahui mekanisme transmisi kebijakan moneter. 5. Untuk mengetahui jalur dan variabel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter.



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi dan Tujuan Kebijakan Moneter Menurut Muana Nanga Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan peubah jumlah uang beredar (money supply) dan tingkat bunga (interest rates) untuk memengaruhi tingkat permintaan agregat (aggregate demand) dan mengurangi ketidakstabilan di dalam perekonomian. Di Indonesia sendiri, definisi dari kebijakan moneter ternyata sudah dirumuskan dalam UU No. 3 tahun 2004 yang berbunyi, kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar (JUB) dan suku bunga (BI Rate/Repo Rate). Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat. Tujuan Kebijakan Moneter Dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga kestabilan nilai rupiah. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang berpengaruh dalam 5



pengambilan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia. Di bawah ini berbagai tujuan kebijakan moneter adalah berikut ini : 1. Menjamin Stabilitas Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol dan berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui keseimbangan arus barang/jasa dengan peredaran uang. Oleh karena itu, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas ekonomi melalui pengaturan dan penetapan terkait peredaran uang di masyarakat. 2. Mengendalikan Inflasi Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan bertujuan mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaan uang di bank. Sehingga, salah satu tujuan kebijakan moneter adalah mengendalikan inflasi. 3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu meningkatkan lapangan pekerjaan. Kestabilan peredaran uang membuat aktivitas produksi meningkat. Dengan naiknya kegiatan produksi, maka diperlukan sumber daya manusia dalam pengelolaannya. Sehingga hal ini mampu menyerap tenaga kerja dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. 4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi stabilitas harga pasar. Ketika harga stabil maka menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap tingkat harga sekarang dan di masa mendatang. Sehingga tingkat daya beli antar



6



periode tetap sama. Kestabilan harga ini bisa diatur melalui keseimbangan peredaran uang, permintaan barang, dan produksi barang. 5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri saja, namun juga luar negeri. Salah satu tujuan kebijakan moneter adalah menjaga keseimbangan neraca pembayaran Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui kestabilan jumlah barang ekspor dan impor sama besarnya. Oleh sebab itu, tak heran pemerintah sering melakukan devaluasi dalam hal ini. 6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan berbagai kesuksesan tiap komponen. Misalnya seperti, tersedia lapangan pekerjaan, kontrol tingkat inflasi, aktivitas produksi dan permintaan barang, dan lainnya. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia: 1) Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera. 2) Penyediaan Fasilitas Overdraft Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di



7



Indonesia melalui fasilitas overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap stabil. 3) Penerbitan Surat Utang Negara Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara. Dalam hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan. 4) Program Intervensi Rupiah Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara langsung di Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka 2.2 Jenis-jenis dan Kerangka Kebijakan Moneter Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy) Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy) adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat



8



(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy). 2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy) Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy) adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan ini disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).



Kerangka Kerja Kebijakan Moneter Secara umum, kerangka kerja kebijakan moneter terdiri dari 4(empat) komponen utama yaitu: o Instrumen-instrument kebijakan moneter o Sasaran oprasional o Sasaran antara o Sasaran akhir kebijakan moneter



Kerangka yang umum dipergunakan dalam membahas kebijakan moneter meliputi



target,



indikator,



dan



instrumen



kebijakan



moneter.



Target



akhir (ultimate target)adalah variabel-variabel yang ingin dicapai oleh otoritas



9



moneter (bank sentral). Indikator (intermediate target) adalah variabel-variabel yang ingin dikontrol oleh bank sentral agar sasaran akhir dapat dicapai. Sedangkan instrumen adalah seperangkat variabel yang dimiliki dan sepenuhnya dapat digunakan oleh bank sentral untuk mengontrol indikator sedemikian rupa sehingga target yang ditetapkan dapat dicapai. Hubungan ketiganya digambarkan sebagai berikut.



2.3 Instrumen dan Indikator Kebijakan Moneter Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain: 1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate) Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur. Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang harus dikurangi. 2. Operasi Pasar Terbuka Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau



10



pembelian surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga. 3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan. 4. Penetapan Suku Bunga Acuan Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan. 5. Imbauan Moral Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman. Indikator Kebijakan Moneter



11



Dalam menentukan indikator keberhasilan kebijakan moneter, bank sentral dapat menggunakan 3 indikator. Ketiga indikator tersebut adalah:



Indikator



Definisi



Kelebihan



Menetapkan dan Dapat Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)



menyesuaikan nilai mata uang domestik



negara yang laju



Beredar (Monetary



inflasi.



negarabesar memiliki inflasi



Sederhana dan mudah Gejolak yang terjadi



Penargetan nilai tukar ditetapkan dengan rules yang



dapat



di suatu negara dapat langsung berdampak terhadap perekonomian domestik



mendisiplinkan kebijakan moneter



Dimungkinkan



pertumbuhan



pelaksanaan



uang moneter



beredar sebagai independen sasaran



terhadap



tindakan spekulan



Menetapkan



jumlah



laju Rentan



mata



rendah.



Uang



meredam



dipahami masyarakat



terhadap uang



Kekurangan



Penerapannya



kebijakan tergantung



kepada



yang kestabilan



hubungan



sehingga antara



bank sentral dapat fokus moneter



besaran dengan



12



Targeting)



menengah.



pada pencapaian tujuan sasaran akhir (inflasi) ( inflasi )



Sulit dipahami oleh masyarakat



Penetapan target Tidak Target Inflasi (Inflation Targeting)



inflasi menengah



bergantung Sinyal



jangka kepada



kestabilan pencapaian



dan hubungan



komitmen untuk besaran mencapai harga



sebagai



tujuan



target



antara tidak secepat dengan moneter



dan pendekatan



sasaran akhir (inflasi)



stabilitas



terhadap



sebelumnya



Sederhana dan target pencapaian sangat jelas



jangka panjang. Meningkatkan akuntabilitas



bank



sentral Kebijakan



moneter



dapat difokuskan pada pencapaian



kestabilan



perekonomian domestik



2.4 Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter



13



Mengingat kompleksitasnya, dalam teori ekonomi moneter, mekanisme transmisi kebijakan moneter sering disebut “black box”, karena transmisi dimaksud banyak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1. Perubahan perilaku bank sentral, perbankan, dan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi dan keuangannya; 2. Lamanya tenggat waktu (time lag) sejak tindakan otoritas moneter sampai pada akhir tercapai;  3. Terjadinya perubahan pada saluran-saluran transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan perkembangan ekonomi dan keuangan di negara yang bersangkutan. Menurut



teori



moneter



Keynes



tradisional,



mekanisme



transmisi



(pemindahan) merupakan mekanisme yang memindahkan dorongan-dorongan dari sektor moneter ke sektor riil. Dalam literatur ekonomi moneter, kajian mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter pada awalnya mengacu peranan uang dalam perekonomian, yang pertama kali dijelaskan oleh Quantity Theory



of



Money (Teori



Kuantitas



Uang).



Teori



ini



pada



dasarnya



menggambarkan analisis hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah uang yang beredar dengan inflasi, yang dinyatakan dalam suatu identitas yang dikenal sebagai “The Equation of Exchange”. MV = PT Di mana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengan tingkat perputaran uang (V) sama dengan volume output atau transaksi ekonomi secara riil (T) dikalikan dengan tingkat harga (P). Dengan kata lain, dalam keseimbangan, jumlah uang beredar yang digunakan dalam seluruh kegiatan transaksi ekonomi (MV) sama



14



dengan jumlah output, yang dihitung dengan harga yang berlaku, ditransaksikan (PT).



2.5 Jalur dan Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter



Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter yaitu : 1. Jalur Suku Bunga Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwa pentingnya aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan berpengaruh terhadap perkembangan berbagai suku bunga di sektor keuangan dan akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan output riil. 2. Jalur Nilai Tukar Pendekatan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar, sama seperti jalur suku bunga, menekankan pentingnya aspek perubahan harga aset finansial terhadap berbagai aktivitas perekonomian. Dalam kaitan ini, pentingnya jalur nilai tukar dalam transmisi kebijakan moneter terletak pada pengaruh aset finansial dalam valuta asing yang berasal dari hubungan kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain. Pengaruhnya bukan saja terjadi pada perubahan nilai tukar, tetapi juga pada aliran dana yang masuk dan keluar suatu negara yang terjadi, antar lain karena aktivitas perdagangan antarnegara dan aliran modal investasi, seperti tercermin pada neraca pembayaran. 3. Jalur Kredit



15



Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur kredit berasumsi bahwa fungsi intermediasi perbankan tidak selalu berjalan normal, sehingga yang lebih berpengaruh terhadap ekonomi riil adalah kredit perbankan. Selain dana yang tersedia, perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet, Loan to Deposit Ratio (LDR). Selain itu, tidak semua permintaan kredit debitur dapat dipenuhi oleh bank, khususnya karena kondisi keuangan debitur yang dinilai oleh bank tidak feasible antara lain karena tingginya rasio utang terhadap modal (leverage), risiko kredit macet, moral hazard, dan sebagainya. 4. Jalur Harga Aset Kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan harga-harga aset lain, baik harga aset finansial seperti yield obligasi dan harga saham, maupun harga aset fisik khususnya harga aset properti dan emas. Transmisi ini terjadi karena penanaman dana oleh para investor dalam portofolio investasinya tidak saja berupa simpanan di bank dan instrumen lainnya di pasar uang rupiah dan valuta asing, tetapi juga bentuk obligasi, saham, dan aset fisik. Dengan demikian, perubahan suku bunga dan nilai tukar maupun besarnya investasi di pasar uang rupiah dan valuta asing akan berpengaruh pula terhadap volume dan harga obligasi, saham, dan aset fisik tersebut. 5. Jalur Ekspektasi Inflasi Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwa kebijakan moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukan ekspektasi mengenai



16



inflasi dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut mempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusan konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya akan mendorong perubahan permintaan agregat dan inflasi. Dalam konteks kebijakan moneter, yang paling diperhatikan adalah ekspektasi inflasi oleh masyarakat. Teori ekspektasi berpendapat bahwa apabila masyarakat cukup rasional, mereka akan mengambil tindakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi.



Variabel dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter : 1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Suku Bunga SBI dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang dengan membobot suku bunga dengan volume transaksi SBI di masing-masing suku bunga yang tidak melebihi SOR pada setiap periode lelang. Stop-out Rate (SOR) adalah tingkat diskonto tertinggi yang dihasilkan dari lelang dalam rangka mencapai target kuantitas SBI yang akan diterbitkan oleh Bank Indonesia. 2. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Pasar Uang Antar Bank (PUAB) merupakan kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya. Bank yang kelebihan dana (surplus unit) akan meminjamkan dananya kepada bank yang kekurangn dana (deficit unit). Sebagai kompensasi, bank pemberi pinjaman akan mengenakan suku bunga tertentu. Suku bunga itulah yang disebut suku bunga pasar uang antar bank. 17



3. Suku Bunga Deposito Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga di mana pergerakan tingkat bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat bergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluarannya guna menambah besarnya tabungan. Jadi, tingkat bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya. Pendapat klasik ini didasarkan kepada hukum Say (pendapat Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. 4. Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. 5. Investasi Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendapatan nasional. Teori investasi hendak menjelaskan faktor-faktor atau variabel yang mempengaruhi investasi. Teori tentang investasi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi di antaranya adalah teori Keynes. Teori ini membahas tentang anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Keynes mengatakan bahwa untuk memengaruhi jalannya perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran pengeluaran saat perekonomian mengalami kelesuan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akhirnya pendapatan riil masyarakat juga akan mengalami



peningkatan.



Perubahan



yang



diakibatkan



oleh



pengeluaran



18



pemerintah akan berpengaruh pada besarnya pendapatan nasional selanjutnya akan menimbulkan perubahan pada golongan pengeluaran tertentu dan pada akhirnya pendapatan nasional akan bertambah. 6. Nilai Tukar Nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu: 



Fixed exchange rate “sistem nilai tukar tetap”,







Managed floating exchange rate “sistem nilai tukar mengambang terkendali”,







Flating exchange rate “sistem nilai tukar mengambang”. Pada sistem nilai tukar tetap, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap



mata uang lain ditetapkan pada nilai tertentu. Pada nilai tukar ini bank sentral akan siap untuk menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan. 7. Capital Inflow Capital inflow merupakan bagian dari transaksi modal. Transaksi modal biasanya berada pada neraca pembayaran. 8. Interest Rate Differentials Interest rate differentials yang dimaksud dalam hal ini adalah selisih antara suku bunga dalam negeri dengan suku bunga internasional. Di Indonesia, penurunan dan kenaikan tingkat bunga di dalam negeri ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mengupayakan perbedaan selisih antara tingkat suku bunga domestik dengan suku bunga internasional. Berada pada tingkat yang



19



wajar, guna mengurangi ekspansi moneter yang berasal dari aliran modal masuk, terutama yang berjangka pendek. 9. Ekspor Neto Transaksi barang dan jasa merupakan transaksi yang meliputi ekspor maupun impor barang-barang dan jasa, disebut pula transaksi berjalan. Ekspor barang meliputi barang-barang yang biasa dilihat secara fisik, seperti minyak, kayu, tembakau, timah. Ekspor jasa seperti penjualan jasa-jasa angkutan, turisme, dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini, termasuk juga pendapatan dari investasi kapital di luar negeri. Ekspor barang-barang dan jasa merupakan transaksi kredit sebab transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran dana masuk). Impor barang-barang meliputi misalnya: barangbarang konsumsi, bahan mentah untuk industri dan kapital, sedang impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari negara-negara lain. 10. Output Gap Pendapatan nasional merupakan nilai pasar dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama kurun waktu tertentu. Dalam perhitungan pendapatan diketahui beberapa metode yaitu metode pendapatan, metode produksi, dan metode pengeluaran. 11. Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.



20



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. 21



Daftar Pustaka



https://www.finansialku.com/definisi-kebijakan-moneter-adalah/ ( diakses pada 29 Mei 2022) https://doc.lalacomputer.com/makalah-kebijakan-moneter/# ( diakses pada 29 Mei 2022) https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah# ( diakses pada 29 Mei 2022) https://www.academia.edu/19823224 ( diakses pada 29 Mei 2022)



22