Makalah Kel. 7 Pembangunan Berkelanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Perencanaan Pembangunan Dosen Pengampu: Bapak Rachmat Dwi Pambudi, M. Si.



Disusun Oleh: 1. Soya Angga Arifin Nuha



2005026101



2. Zulfikar Nashich Ulwan



2005026102



3. Danang Aji Prasetyo



2005026103



4. Difa Agustina



2005026104



PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2022



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”. Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari lebih lanjut tentang Perkembangan bisnis digital. Penulis ucapkan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan pengarahan selama proses penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak, terutama kepada Bapak Rachmat Dwi Pambudi, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembangunan yang telah membantu kami dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.



Semarang, 1 November 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI



JUDUL ........................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1 A. Latar Belakang .....................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................2 C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................3 A. B. C. D. E. F. G.



Pengertian Pembangunan Berkelanjutan ................................................................................... 3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ...................................................................................3 Konsep Pembangunan Berkelanjutan ..................................................................................4 Strategi Pembangunan Berkelanjutan ..................................................................................5 Lingkungan dan Pembangunan ............................................................................................6 Pemanasan Global dan Perubahan Iklim ...........................................................................11 Kebijakan yang diambil .....................................................................................................13



BAB III PENUTUP ......................................................................................................................16 A. Kesimpulan .......................................................................................................................16 B. Saran .................................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................17



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah deraan tantangan global seperti tingkat kemiskinan, bencana alam, perubahan iklim, dan krisis keuangan, isu pembangunan berkelanjutan yang menekankan pada integrasi pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan merupakan tantangan berat bagi para pengambil kebijakan di setiap negara. Tanpa adanya komitmen global untuk mengubah pola pembangunan konvensional, maka eksplorasi sumber daya alam dan lingkungan akan semakin besar. Dampak nyata dari ekstraksi yang melebihi ambang batas daya dukung lingkungan tersebut adalah kekeringan yang berkepanjangan, peningkatan permukaan air laut serta terjadinya cuaca ekstrim. Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain (Fauzi,2004). Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari. Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sejak sudah lama menjadi perhatian para ahli. Namun istilah keberlajutan (sustainability) sendiri baru muncul beberapa dekade yang lalu, walaupun perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada tahun 1798 yang mengkhawatirkan ketersedian lahan di Inggris akibat ledakan penduduk yang pesat. Satu setengah abad kemudian, perhatian terhadap keberlanjutan ini semakin mengental setelah Meadow dan kawan-kawan pada tahun 1972 menerbitkan publikasi yang berjudul The Limit to Growth (Meadow et al.,1972) dalam kesimpulannya, bahwa pertumbuhan ekonomi akan sangat dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam. Dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas, arus barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam tidak akan selalu bisa dilakukan secara terus menerus (on sustainable basis).1 1



Rahadian, A. H. 2016. STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI. Volume III, No. 01. Hlm 49-56



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang diaksud Pengertian Pembangunan Berkelanjutan? 2. Apa Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan? 3. Bagaimana Konsep Pembangunan Berkelanjutan? 4. Bagaimana Strategi Pembangunan Berlanjutan? 5. Apa yang dimaksud Lingkungan dan Pembangunan? 6. Apa itu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim? 7. Bagaimana Kebijakan yang diambil? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Pengertian Pembangunan Berkelanjutan 2. Untuk mengetahui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 3. Untuk mengetahui Konsep Pembangunan Berkelanjutan 4. Unutk mengetahui Strategi Pembangunan Berkelanjutan 5. Untuk mengetahui Lingkungan dan Pembangunan 6. Untuk mengetahui Pemanasan Global dan Perubahan Iklim 7. Untuk mengetahui Kebijakan yang diambil



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pembangunan berkelanjutan adalah adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan Menurut Budiharjo dan Sudjarto (2012) pengertian pembangunan berkelanjutan adalah kota yang dalam perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka. World Commission On Enviromental Development (WCED) pada tahun 1987 merumuskan bahwa pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan menurut Sudharta P. Hadi dalam bukunya yang berjudul "Opcit" tahun 2007 menyebutkan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat berlangsung secara terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup (well being) masyarakat dengan tidak merusak lingkungan dan mempertimbangkan cadangan sumber daya yang ada untuk kebutuhan masa depan. Dengan demikian, dalam upaya untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan diperlukan adanya paradigma baru dalam perencanaan pembangunan kota dan wilayah yang berorientasi market driven (ekonomi), dimensi sosial, lingkungan dan budaya sebagai prinsip keadilan saat ini dan masa depan.2 B. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan



2



http://e-journal.uajy.ac.id/15514/3/TS150202.pdf. Diakses pada 02 Oktober 2022 Pukul 16.18 WIB



3



Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambingan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. 3 TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan, yaitu: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. 4 Upaya pencapaian target TPB/SDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Target-target TPB/SDGs di tingkat nasional telah sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dalam bentuk program, kegiatan dan indicator yang terukur serta indikasi dukungan pembiayaa. TPB/SDGs merupakan penyempurnaan dari Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) (MGDs) yang lebih komprehensif dengan melibatkan lebih banyak negara baik negara maju maupun berkembang, memperluas sumber pendanaan, menekankan pada hak asasi manusia, inklusif dengan pelibatan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan media, Filantropi dan Pelaku Usaha, serta Akademisi dan Pakar.5 C. Konsep Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan



3



Griggs, D. 2013. From MDGs to SDGs: Key challenges and opportunities. Jerman: Monash Sustainability Institute. http://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/3490griggs.pdf 4 Pezzey, John. 1992. "Sustainability: An Interdisciplinary Guide." Environmental Values 1, no 4, The White Horse Press: Cambridge, UK. 5 https://sdgs.bappeda.jatengprov.go.id/. Diakses pada 02 November 2022 Pukul 16.26 WIB



4



yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut KLH (1990) pembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu: 1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources; 2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; 3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource. Pengembangan konsep pembangunan yang berkelanjutan perlu mempertimbangkan kebutuhan yang wajar secara sosial dan kultural, menyebarluaskan nilai-nilai yang menciptakan standar konsumsi yang berbeda dalam batas kemampuan lingkungan, serta secara wajar semua orang mampu mencita-citakannya. Namun demikian ada kecendrungan bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut akan tergantung pada kebutuhan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi ataupun kebutuhan produksi pada skala maksimum. Pembangunan berkelanjutan jelas mensyaratkan pertumbuhan ekonomi ditempat yang kebutuhan utamanya belum bisa konsisten dengan pertumbuhan ekonomi, asalkan isi pertumbuhan mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Akan tetapi kenyataannya aktivitas produksi yang tinggi dapat saja terjadi bersamaan dengan kemelaratan yang tersebar luas. Kondisi ini dapat membahayakan lingkungan. Jadi pembangunan berkelanjutan mensyaratkan masyarakat terpenuhi kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi produksi mereka dan sekaligus menjamin kesempatan yang sama semua orang. Bagaimana cara hal ini dapat dilakukan? Pemerintah tentunya memerlukan suatu strategi kebijakan yang realistis dan dapat dilaksanakan disertai dengan sistem pengendalian yang tepat. Eksploitasi sumber daya alam disarankan sebaiknya pada sumber daya alam yang replaceable atau tergantikan sehingga ekosistem atau sistem lingkungan dapat dipertahankan. D. Strategi Pembangunan Berkelanjutan Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang. a. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial 5



Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya. b. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti. c. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang kompleksnya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan. c. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif



6



pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan. 6



E. Lingkungan dan Pembangunan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan hidup. 7 Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang ketentuanperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Terdapat tiga unsur lingkungan, yaitu Pertama, biotik, unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari segala jenis makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, maupun organisme atau jasad renik lainnya. Kedua, Abiotik yaitu segala unsur lingkungan yang terdiri dari benda-benda mati seperti air, udara, dan lain sebagainya. Ketiga, Sosial Budaya, unsur lingkungan yang diciptakan manusia yang di dalamnya terdapat nilai, gagasan, norma, keyakinan, serta perilaku manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. a. Tujuan pemanfaatan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup yang serasi dan seimbangan sangat kita perlukan karena merupakan unsur penentu kehidupan suatu bangsa. Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Setiap pemanfaatan lingkungan hidup harus bertujuan sebagai berikut:



6



Rahadian, A. H. 2016. STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI. Volume III, No. 01. Hlm 49-56 7 Fauzi.A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.



7



a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina lingkungan hidup. c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. f. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak dari luar yang dapat menyebabkan pencemaran/kerusakan lingkungan. b. Manfaat Lingkungan Bagi Kehidupan Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, serta komponen abiotik (tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut. 1. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari. 2. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya. 3. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan. 4. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia. 5. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. 6. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah. 7. Air merupakan kebutuhan vital dan esensial bagi makhluk hidup. Tanpa adanya air, mustahil akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di bumi ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan jika manusia menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian



8



komponenkomponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran bahkan kepunahan. c. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia Lingkungan hidup merupakan semua hal yang berada di sekitar kehidupan manusia yang keberadaannya secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Atau bisa juga didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang keberadaannya ikut serta dalam menjamin kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya, baik itu manusia maupun makhluk hidup lainnya. Berikut adalah beberapa fungsi dari lingkungan hidup: i. Sebagai tempat untuk bertahan hidup Lingkungan hidup merupakan suatu tempat dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Seperti: •



Ketersediaan udara yang sangat diperlukan untuk sistem pernafasan baik bagi manusia maupun makhluk hidup yang lainnya







Ketersediaan sinar matahari yang bermanfaat sebagai sumber energi cahaya







Ketersediaan air yang dipergunakan untuk minum, mandi, irigasi, dll.







Ketersediaan



hewan



dan



tumbuh-tumbuhan



yang



dapat



dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sumber nutrisi, yaitu berupa produk hewani dan nabati. •



Ketersediaan lahan yang merupakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk mendirikan sarana dan prasarana yang dapat membantu menunjang kehidupan manusia seperti bangunan tempat tinggal.



ii. Sebagai tempat untuk bersosialisasi Manusia merupakan makhluk sosial. Mereka tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang yang lain. Lingkungan hidup menjadi tempat yang strategis bagi manusia untuk menciptakan tempat tinggal yang baik, dimana dalam satu lingkungan tersebut terdiri dari kumpulan manusia yang hidup saling berdampingan, bekerja sama, dan saling tolong menolong. 9



iii. Sebagai tempat untuk mencari kekayaan Banyak sekali kekayaan alam yang terkandung dalam lingkungan hidup, seperti keberadaan barang-barang tambang seperti emas, perak, batu bara, dan barang tambang lainnya. Barang-barang tambang tersebut merupakan salah satu sumber utama bagi pendapatan manusia, dimana barang-barang tambang tersebut nantinya dapat diolah menjadi berbagai jenis produk seperti perhiasan, bahan bakar, dan lain sebagainya. Selain barangbarang tambang tersebut, ketersediaan hewan dan tumbuhan juga ikut mendukung perekonomian manusia, seperti untuk peternakan, perkebunan, pertanian, nelayan maupun sebagai bahan baku serta bahan mentah untuk industri. iv. Tempat untuk mendapatkan hiburan Dalam hidup, manusia tidak hanya membutuhkan makanan, pakaian, maupun tempat tinggal saja. Akan tetapi mereka juga memerlukan hiburan agar terhindar dari rasa jenuh dan stress. Di lingkungan sekitar kita banyak sekali menyediakan saran maupun prasarana guna mencukupi kebutuhan tersebut, seperti dengan adanya danau, gunung-gunung, taman, peternakan, pantai dan lain sebagainya. v. Sebagai sarana edukasi Lingkungan hidup juga menyediakan sarana pembelajaran bagi manusia, dimana kita bisa melakukan hal-hal untuk menambah wawasan kita seperti dengan mengadakan penelitian lingkungan, study, dan lain sebagainya. vi. Sebagai sumber kebudayaan Lingkungan hidup juga memiliki peran yang penting dalam perkembangan seni budaya, dimana lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia yang menjadi salah satu unsur pembentuk budaya.8 d. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan



8



Sutamihardja, 2004 Perubahan Lingkungan Global; Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana; IPB.



10



berwawasan lingkungan. Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk menjaga, merawat, serta melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini dilakukan pemerintah melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup. 9 F. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Pemanasan global dan perubahan iklim adalah dua istilah yang kian hari kian terkenal. Diantara para pembaca pasti banyak yang telah memahami keduanya. Namun sebagai bentuk eduksi lingkungan, tidak ada salahnya jika kami ini mengulasnya kembali. Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, bumi, dan lautan. Sedangkan perubahan iklim atau climate change merupakan perubahan yang signifikan pada iklim, seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun atau lebih. Perubahan iklim merupakan proyeksi kelanjutan dari global warming. Dalam satu abad terakhir suhu permukaan global telah meningkat antara 0,74 – 0,18℃. Di Indonesia sendiri, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), suhu rata-rata udara di permukaan tanah di Indonesia, mengalami peningkatan sebesar 0,5℃. Kedepan, pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin meningkat. Masih menurut data Bappenas, jika dibandingkan dengan periode tahun 1961 hingga 1990, rata-rata suhu di Indonesia diproyeksikan meningkat 0,8 hingga 1,0℃ antara tahun 2020 hingga 2050. Bahkan jika menilik model iklim milik Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC; Panel Antar pemerintah Tentang Perubahan Iklim yang dibentuk PBB), menunjukkan suhu permukaan global akan mengalami peningkatan antara 1.1 hingga 6.4° selama abad ke dua puluh satu. IPCC menyimpulkan bahwa pemanasan global yang terjadi sejak pertengahan abad ke20 hingga kini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Dampaknya akan sangat dirasakan oleh manusia dan lingkungan hidup. Diantaranya dampakdampak tersebut adalah tidak stabilnya iklim, meningkatnya permukaan air laut, gangguan 9



Banten Prov, “Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan” https://dlhk.bantenprov.go.id/read/article/312/Lingkungan-Hidup-dan-Pembangunan-Berkelanjutan.html. Diakses pada 02 November 2022 Pukul 16.56 WIB



11



ekologis, rusaknya infrastruktur, dan lain-lain. Masing-masing dampak tersebut pun masih akan mendatangkan berbagai dampak susulan lainnya baik dalam bidang ekonomi, ekologi, kesehatan, hingga sosial dan politik. 10 Jika Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ingin dicapai pada target 2030, risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia harus dipahami dan ditangani. Organisasi Meteorologi Dunia telah menerbitkan laporan baru tentang Indikator Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan: Mendemonstrasikan Interkoneksi. Rilisnya bertepatan dengan sesi tahunan Majelis Umum PBB dan pembukaan Zona Aksi SDG pada 22 September, yang didedikasikan untuk mempercepat aksi pada SDG. Tujuan dari laporan WMO adalah untuk menunjukkan hubungan antara iklim global dan SDG, yang jauh melampaui SDG 13 untuk aksi iklim. Ini juga memperjuangkan perlunya kolaborasi internasional yang lebih besar, yang penting untuk mencapai SDGs, dan untuk membatasi pemanasan global hingga kurang dari 2 °C atau bahkan 1,5 °C pada akhir abad ini.11 Laporan tersebut disertai dengan peta cerita. Ini menyoroti tujuh indikator iklim yang dampaknya mencakup SDG’s: •



Konsentrasi karbon dioksida







Suhu







Pengasaman laut







Kandungan panas laut







Luas es laut







Neraca massa gletser







Kenaikan permukaan laut.



Dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang berlangsung, kemiskinan, ketidaksetaraan dan degradasi lingkungan, perlu adanya memahami hubungan antara iklim dan pembangunan internasional adalah hal yang mendesak. Ditambahkan pula bahwa peningkatan



10



Tahir, 2017, ‘Apa Itu Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim’, https://dlh.luwuutarakab.go.id/berita/6/apa-itupemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html Diakses pada tanggal 02 November pukul 17.43 WIB 11



Probowati, 2021, “Perubahan Iklim Ancam Pembangunan Berkelanjutan” https://www.kompasiana.com/probowati1790/6166bc2806310e07bd1062b2/perubahan-iklim-ancampembangunan-berkelanjutan Diakses pada tanggal 03 November pukul 17.54



12



suhu akan mengakibatkan perubahan global dan regional, yang menyebabkan pergeseran pola curah hujan dan musim pertanian. Intensifikasi peristiwa El Niño juga menghasilkan lebih banyak kekeringan dan banjir. Dengan membongkar interkoneksi antara indikator iklim WMO dan SDGs melalui peta visual yang jelas, laporan ini bertujuan untuk berkontribusi pada agenda pembangunan berkelanjutan dan menginspirasi para pemimpin untuk mengambil tindakan iklim yang lebih berani. Ini tentu mengkaji implikasi dari data terbaru dan penelitian ilmiah tentang keadaan iklim global untuk pembangunan berkelanjutan, untuk menyoroti bagaimana iklim kita sudah berubah dan bagaimana perubahan tersebut akan menghambat pencapaian SDGs. Karena konsentrasi CO2 mendorong perubahan iklim global, maka secara tidak langsung bertanggung jawab atas risiko yang terkait dengan indikator iklim lainnya dan hampir setiap SDG. Oleh karena itu, mengurangi emisi karbon adalah salah satu tindakan terkait iklim yang paling efektif dan diperlukan untuk mencapai SDGs. Tingkat kepercayaan di balik setiap risiko yang diidentifikasi didalamnya bervariasi; masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian ilmiah yang tersisa. 12 G. Kebijakan yang diambil DJPPI dalam menjalankan tugasnya dan mempertimbangkan nature dari pengendalian perubahan iklim, melaksanakan implementasi fungsi koordinasi, sinergi, integrasi dan fungsi leadership termasuk monitoring, pelaporan dan verifikasi pelaksanaan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim baik di tingkat nasional maupun internasional, serta sebagai National Focal Point (NFP) UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change). Proses pengendalian perubahan iklim di tingkat nasional (pusat dan daerah), serta di tingkat internasional, merupakan proses yang terus menerus (iterative), serta koordinatif, sinergis dan integratif dalam mendukung terwujudnya pembangunan nasional yang berkelanjutan.



12



Ibid,



13



Gambar Penanganan Perubahan Iklim: Proses Iterative, Koordinatif, Sinergis, dan Integratif.



Pengendalian perubahan iklim di Indonesia memerlukan proses nasional dan internasional yang bersifat iteratif dan sinergis. Penanganan perubahan iklim di tingkat internasional yang dibahas melalui kerangka kerja konvensi perubahan iklim (UNFCCC) yang dihasilkan melalui proses negosiasi para negara pihak yang sudah meratifikasi kesepakatan UNFCCC yang saat ini berjumlah 194 negara, dan bersifat mengikat. Indonesia telah meratifikasi UNFCCC dengan Undang Undang No. 6 Tahun 1994, dan meratifikasi kesepakatan Kyoto Protokol melalui UU No. 17 Tahun 2007. Implementasi dari kesepakatan di tingkat internasional tersebut memerlukan penterjemahan kedalam konteks pembangunan nasional (internalisasi) untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan mengarusutamakan prinsip rendah emisi dan resilien terhadap perubahan iklim. Efektivitas pengendalian perubahan iklim juga sangat bergantung pada kebijakan dan ‘measure’ di semua level (internasional, regional, nasional, dan sub-nasional). Di tingkat internasional terutama terkait dengan komitmen negara maju untuk mengurangi emisi dan komitmen untuk menyediakan dukungan finansial, teknologi dan peningkatan kapasitas kepada upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang dilakukan oleh negara berkembang dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. Program penanganan perubahan iklim dalam kerangka pembangunan berkelanjutan meliputi tiga pilar yaitu: pilar lingkungan, pilar ekonomi, dan pilar sosial. Penanganan perubahan iklim bukan hanya upaya penurunan dan 14



pencegahan emisi atau peningkatan cadangan karbon tetapi ada manfaat non karbon yang perlu diperhitungkan seiring dengan manfaat penurunan emisi. 13



Gambar Pengendalian Perubahan Iklim dalam Konteks Pembangunan Berkelanjutan.



13



DitJen PPI-KLHK, ‘Kebijakan Penanganan Perubahan di Tingkat Nasional dan Internasional’, http://ditjenppi.menlhk.go.id/program/kebijakan-penanganan-perubahan-di-tingkat-nasional-daninternasional.html, Diakses tanggal 02 November pada pukul 22.02



15



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Sasaran Pembangungan Berkelanjutan mencakup upaya untuk Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergeneration equity), safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi, mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan, mempertahankan manfaat pembangunan, menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi. Strategi pembangunan berkelanjutan, meliputi Pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan sosial, pembangunan yang menghargai keanekaragaman, pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif, dan pembangunan yang meminta perspektif jangka panjang. B. Saran Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas.



16



DAFTAR PUSTAKA Banten



Prov,



“Lingkungan



Hidup



dan



Pembangunan



Berkelanjutan”



https://dlhk.bantenprov.go.id/read/article/312/Lingkungan-Hidup-dan-PembangunanBerkelanjutan.html. DitJen PPI-KLHK, ‘Kebijakan Penanganan Perubahan di Tingkat Nasional dan Internasional’, http://ditjenppi.menlhk.go.id/program/kebijakan-penanganan-perubahan-di-tingkatnasional-dan-internasional.html, Fauzi.A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Griggs, D. 2013. From MDGs to SDGs: Key challenges and opportunities. Jerman: Monash Sustainability



Institute.



http://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/3490griggs.pdf https://sdgs.bappeda.jatengprov.go.id/. Pezzey, John. 1992. "Sustainability: An Interdisciplinary Guide." Environmental Values 1, no 4, The White Horse Press: Cambridge, UK. Probowati,



2021,



“Perubahan



Iklim



Ancam



Pembangunan



Berkelanjutan”



https://www.kompasiana.com/probowati1790/6166bc2806310e07bd1062b2/perubahaniklim-ancam-pembangunan-berkelanjutan Rahadian, A. H. 2016. STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI. Volume III, No. 01. Hlm 49-56 Sutamihardja, 2004 Perubahan Lingkungan Global; Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana; IPB. Tahir,



2017,



‘Apa



Itu



Pemanasan



Global



Dan



Perubahan



https://dlh.luwuutarakab.go.id/berita/6/apa-itu-pemanasan-global-dan-perubahaniklim.html



17



Iklim’,