Makalah Kelompok 2 Om [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ORIENTASI DAN MOBILITAS “Independent Travel”



Disusun Oleh: Melinda Sri Wahyuni 18003019 Wahyu Suci Anjely 18003080 Annisa Warohmah 18003120 Dosen Pengampu: Drs. Asep Ahmad Sopandi, M.Pd



JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur diucapkan oleh penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah “Orientasi dan Mobilitas” yang diampu oleh Drs. Asep Ahmad Sopandi, M.Pd Penulis menyadari bahwa penulisan dari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu dan pembaca agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi para pembaca dan juga untuk penulis.



Penulis, 19 November 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................1 C. Tujuan................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2 A. Tujuan Independent Travel (Berpergian Sendiri)........................................2 B. Upper Hand and Fore Arm (Tangan Menyilang dan Badan Sejajar Pundak).....................................................................................................................2 C. Lower Hand and Fore Arm (TAngan Menyilang dan Badan Kearah Depan Bawah)..........................................................................................................4 BAB III PENUTUP.....................................................................................................6 A. Kesimpulan........................................................................................................6 B. Saran..................................................................................................................6 DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................7



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan orientasi dna mobilitas tunanetra menggunakan teknik. Teknikmerupakan suatu cara untuk mempermudah. Dengan demikian teknik orientasi dna mobilitas meupakan suatu cara yang digunakan tunanetra untuk mempermudah dirinya dalam melakukan perpindahan yaitu tempat ke tempat yang lain. Dalam hal ini dikenal dua cara yaitu teknik yang menggunakan alat bantu seperti manusia disebuat “pendamping awas” dan teknik tanpa menggunakan alat bantu disebut perjalanan sendiri (independet travel) Dalam orientasi dan mobilitas yang sangat diperlukan bagi perkembangan anak tunanetra di dalam menghadapi dinamika kehidupan. Orientasi dan mobilitas penting dikuasai oleh anak tunanetra karena dengan menguasai keterampilan dan pengetahuan tersebut dia bisa lebih mandiri sehingga tidak terlalu bergantung pada orang disekitarnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa tujuan dari Independent Travel (Berpergian Sendiri)? 2. Apa itu Upper Hand and Fore Arm (Tangan menyilang badan sejajar pundak)? 3. Apa itu Lower Hand and Fore Arm (Tangan menyilang badan kearah depan bawah)? C. Tujuan 1. Mengetahui tujuan dari Independent Travel (Berpergian Sendiri). 2. Mengetahui tentang Upper Hand and Fore Arm (Tangan menyilang badan sejajar pundak). 3. Mengetahui tentang Lower Hand and Fore Arm (Tangan menyilang badan kearah depan bawah).



1



2



BAB II PEMBAHASAN A. Tujuan Independent Travel (Berpergian Sendiri) 1. Pengenalan Ruang dan Objek Seseorang tunanetra yang kehilangan penglihatan pertama-tama harus belajar berjalan mandiri, misalnya dimulai dari sekitartempat tidurnya, kemudian di seluruh ruangan dan di luar ruangan. Iadapat berkeliling dengan menggunakan peta mental yang dibentuknyaberdasarkan informasi yang di berikan kepadanya atau diperoleh melalui eksplorasi yang dilakukannya sendiri. Tujuannya untuk menentukan atau menetapkan titik tolak atau vocal point. Titik tolak yang dianggap paling tepat (urgent) dalam sebuah ruangan adalah pintu (hal ini di karenakan pintu tidak akan berubah tempa). Dalam tahap pengenalan ruang yang dilakukan anak sebaiknya dibantu dulu oleh seorang pendamping awas dalam hal menjelaskan landmark atau ciri medan. Landmark yang harus diberitahukan oleh pendamping awas kepada seorang tunanetra meliputi setiap benda, suara, bau, suhu, atau peyunjuk taktual yang sudah dikenal, mudah ditemukan, menetap,dan telah diketahui sebelumnya, serta memiliki lokasi yang permanen di suatu lingkungan. 2. Teknik-teknik Independent Travel Squaring Off. Berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang bendabenda di sekitarnya. Sikap berdiri lurus (sesempurna mungkin), menggerakkan tangan ke samping menjauhi tubuh hingga bagian belakang tangan menyentuh tembok atau daun pintu. Kemudian pembimbing harus menerangkan ruangan sebagai berikut : a. Jenis ruangan secara berurutan dan terangkan land mark yang ada di setiap ruangan dengan mengacu pada vocal point (pintu). b. Landmark adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan tanda atau patokan yang bersifat permanen. B. Upper Hand and Fore Arm (Tangan Menyilang dan Badan Sejajar Pundak)



3



Teknik ini memberikan perlindungan pada bagian dada dan kepala tunanetra dari benturan-benturan benda atau dari rintangan-rintangan yang ada di depannya. Teknik ini sebagaimana teknik lainnya hanya dapat berfungsi efektif di tempat yang sudah dikenal. Jika diperlukan Teknik ini dapat dikombinasikan dengan teknik berjalan lainnya. Menurut Irham Hosni (tt:217) pelaksanaan teknik upper hand sebagai berikut: tangan kanan atau tangan kiri diangkat ke depan setinggi bahu menyilang badan, siku membentuk sudut 120 derajat dan telapak tangan menghadap ke depan dengan ujung jari berlawanan dengan bahu dan melindungi seluruh lebar bahu. sikap kepala tetap tegak, tidak menunduk. Menurut Marika Subroto dan Maryadi (1987) Upper hand fore arm dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: tangan kanan atau tangan kiri diangkat ke depan setinggi bahu atau dada menyilang badan, sikut membentuk sudut kira-kira 120 derajat. Telapak tangan menghadap ke depan ujung-ujung jari berlawanan dengan bahu dan gerakannya bervariasi vertikal ( ke atas dan ke bawah). Sedangkan menurut Helen Keller International bekerjasama dengan Depdikbud tahun 1986. 27. tata cara melakukan teknik upper hand fore arm adalah sebagai berikut: tangan kanan atau kiri diangkat ke depan setinggi bahu, menyilang tubuh. siku membentuk sudut kira-kira 120 derajat. Telapak tangan menghadap ke depan dan ujung-ujung jari berlawanan dengan bahu. Ingatlah agar selalu menjaga siku membentuk sudut 120°. kalau tungkai menekuk kurang dari itu maka siku akan menonjol dan apabila membentuk suatu benda sicula yang akan terkena terlebih dahulu dan tentu saja sakit. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan cara melakukan teknik upper hand fore arm tangan kanan atau tangan kiri diangkat ke depan badan menyilang setinggi kepala atau bahu. posisi tangan yang diangkat haruslah membentuk sudut 120 derajat dengan telapak tangan menghadap ke depan, dan tetap dijaga agar siku membentuk sudut 120 derajat, bila siku menekuk dan membentuk sudut kurang dari itu siku akan menonjol dan mudah



4



terbentur benda. variasi gerakan dari tangan yang diangkat adalah vertikal atau bergerak ke atas dan ke bawah hal ini untuk melindungi kepala dan bahu atau anggota tubuh bagian atas dari benturan benda. C. Lower Hand and Fore Arm (TAngan Menyilang dan Badan Kearah Depan Bawah) Teknik ini memberikan perlindungan pada bagian bawah terutama bagian perut dan selangkangan dari kemungkinan benturan dengan objek atau rintangan dan halangan yang berada di depannya dan berukuran setinggi perut. Teknik ini juga hanya dapat berfungsi dengan baik jika tunanetra berada di lingkungan yang sudah dikenal, dengan demikian posisi rintangan, halangan dan objek yang sudah diketahui oleh tunanetra. Teknik ini juga dapat digunakan akan tetapi kurang efektif dan hanya bersifat untunguntungan. Menurut Irham Hosni (tt:217) pelaksanaan teknik lengan dan tangan menyilang ke bawah adalah sebagai berikut: 1. Tangan kanan atau kiri diluruskan ke bawah. 2. Sentukan telapak tangan ke paha yang berlawanan dengan tangan. Misalnya tangan kanan menyentuh paha kiri atau sebaliknya. 3. Angkat tangan tersebut dari paha ( menjauhi paha) kurang lebih 10 sampai 15 cm. 4. Ujung jari sampai pada pergelangan tangan harus dalam posisi rileks atau lentur ( tidak tegang). 5. Telapak tangan menghadap ke badan. Menurut



Helen Keller internasional bekerjasama



dengan Depdikbud



(1986:27) teknik lower hand fore arm dapat dilakukan dengan cara berikut:



5



1. tangan kanan atau tangan kiri disilangkan di depan tubuh mengarah ke bawah ( selangkangan) dengan telapak tangan menghadap ke badan serta jari-jari menghadap ke bawah. 2. jaga tangan yang disilangkan kira-kira 20 derajat dari paha Sedangkan menurut mereka Subroto dan Mariadi tahun 1987 halaman 35, flower hand and fore arm dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Tangan kanan atau tangan kiri disilangkan di muka badan bagian bawah ( selangkangan) badan, dan dengan variasi gerakan vertikal. Dari beberapa urutan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik lower hand and fore arm dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : tangan kanan atau tangan kiri disilangkan secara diagonal atau menyilang ke depan badan sejajar dengan paha dengan telapak tangan menghadap ke badan titik tangan yang disilangkan diangkat hingga membentuk jarak kurang lebih 10 sampai 15 cm dari paha. sudut antara paha dan tangan yang menyilang kira-kira sebesar 45 derajat. variasi dari gerakan tangan yang menyilang adalah gerakan vertikal dari perut hingga kaki. gerakan ini dilakukan untuk melindungi anggota tubuh bagian bawah dari benturan dengan sebuah benda.



6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teknik melawat mandiri (independet travel) adalah suatu teknik bagaimaan tunanetra bergerak tanpa menggunakan alat bantu apakah dan tenik ini hanya bisa diapkai pada derah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik. Independent travel memiliki bagian upper hand arm dan lower hand arm. B. Saran Semoga kita sebagai seorang calon guru anak berkebutuhan khusus dapat merealisasikan nilai-nilai dan ilmu yang di dapat dengan baik. C.



7



DAFTAR RUJUKANDeni. C. p. (2015). Peningkatan Kemampuan Orientasi Dan Mobilitas Anak Tunanetra Kelas V Di SLB A Yaketunis Yogyakarta Melalui Kegiatan Pramuka Hosbi, I. (2010). Teknik Mobilitas Dan Strategi Layanan. Unversitas Pendidikan Indonesia. Rohadja, D. Husni. (2008). Hondout Perkuliahan. Universitas Pendidikan Indonesia. Rini, Ika Restina Setyo. 2011. PENGGUNAAN TEKNIK UPPER HAND LOWER HAND DAN TRAILING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TUNANETRA KELAS I DALAM BELAJAR MENGENAL LINGKUNGAN SEKOLAH DI SDLB N CANGAKAN KARANYAR. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.



8