Makalah Kelompok 3 Etika, Fraud Dan Pengendalian Internal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI “ETIKA, FRAUD DAN PENGENDALIAN INTERNAL”



OLEH KELOMPOK 3 : 1. ADE NOVIA



B1C119068



2. AHMAD FADEL



B1C119069



3. AIDIL MUSYAWAL WAHID



B1C119070



4. ANDI FADILLA NUR RAHMI B1C119071 5. ANNISA ANAWULA



B1C119072



6. ANITA



B1C119073



7. ASMA’IDAH



B1C119075



8. IDA BAGUS SURYA



B1C119109



9. FADHILA ZAHRANI



B1C119095



KELAS B JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan pembahasan tentang segala hal yang mencakup Etika, Fraud dan Pengendalian Internal. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman sebagai sumber mencari atau menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf jika makalah ini masih terdapat adanya kekurangan tersebut. Oleh karena itu, kami harap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan maupun saran dan kritikan.



Kendari, 14 April 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii BAB I....................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2 1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2 BAB II...................................................................................................................................................3 PEMBAHASAN...................................................................................................................................3 2.1 Etika..........................................................................................................................................3 2.1.1 Etika dalam Bisnis.................................................................................................................4 2.1.2 Etika dalam Sistem Informasi...............................................................................................5 2.2 Prinsip dan Tantangan Etika Dalam Bisnis..................................................................................7 2.2.1 Prinsip-prinsip dalam Etika Bisnis.........................................................................................7 2.2.2 Tantangan dalam Etika Bisnis................................................................................................9 2.3 Isu-isu Etika dalam Sistem Informasi.......................................................................................11 2.4 Fraud (Penipuan)......................................................................................................................17 2.4.1 Faktor ysng Membentuk Penipuan....................................................................................19 2.4.2 Kerugian Keuangan Akibat Penipuan.................................................................................20 2.4.4 Skema Penipuan................................................................................................................21 2.4.5 Penipuan Komputer...........................................................................................................22 2.5 Konsep dan Prosedur Pengendalian Internal.............................................................................25 2.5.1 Konsep Pengendalian Internal............................................................................................25 2.5.2 Komponen Pengendalian Internal......................................................................................26 2.5.3 Peran Penting Pengendalian Internal..................................................................................27 BAB III................................................................................................................................................29 PENUTUP...........................................................................................................................................29 3.1 Kesimpulan................................................................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................31



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kegiatan bisnis, tak akan terlepas dari etika, penipuan dan pengendalian internal. Oleh sebab itu untuk menjadi seorang pembisnis yang baik kita harus terlebih dahulu mengenal serta mempelajarinya. Sistem Informasi akuntansi yang canggih merupakan produk dua disiplin yaitu akuntansi dan komputer. Komputer memeiliki keahlian yang luar biasa untuk memproses data akuntansi menjadi informasi. Jika suatu transaksi dimasukkan untuk diproses maka komputer membawa transaksi tersebut keseluruhan komponen sistem yang berhubungan secara otomatis. Komputer dapat memposting informasi yang cepat sehingga setiap rekening akan selalu diperbarui. Informasi dapat disediakan secepatnya sesuai dengan kebutuhan pemakai. Suatu sistem memiliki peluang terhadap kesalahan manajemen kerusakan atau kemacetan, dan penyalahgunaan. Komputer dan kemampuanmanusia merupakan peralatan yang dapat mendukung untuk mencapai prestasitinggi, namun keduanya juga tetap mempunyai kapasitas untuk melakukan kesalahan. Jika kesalahan terjadi dalam sistem informasi berbasis komputer, maka perlu adanya suatu sistem pengendalian yang di implementasikan dan dipelihara. Kehadiran komputer sebagai pendukung sistem informasi adalah netral. Dengan demikian kecurangan (fraud) yang mungkin terjadi lebih disebabkan faktor manusia. Hal ini logis, karena manusia adalah satu elemen penting dalam sistem pengendalian pencegahan. Perkembangan komputer memberikan banyak keuntungan berupa tepat waktu, berkurangnya



1



penanganan dokumen dan manfaat lainnya. Tetapi bersamaan dengan perkembangan untuk system informasi akuntansi berbasis komputer muncul masalah pengendalian internal.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana defenisi dari etika dalam bisnis dan etika dalam sistem informasi? 2. Apa saja prinsip-prinsip dan tantangan etika dalam bisnis? 3. Apa saja isu-isu etika dalam sistem informasi? 4. Bagaimana proses terjadinya fraud? 5. Bagaimana konsep dan prosedur pengendalian internal?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui defenisi dari etika dalam bisnis dan etika dalam sistem informasi 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan tantangan etika dalam bisnis 3. Untuk mengetahui isu-isu etika dalam sistem informasi 4. Untuk mengetahui proses terjadinya fraud 5. Untuk mengetahui konsep dan prosedur pengendalian internal



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Etika Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ethikos", yang berarti "timbul dari kebiasaan" . Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,dan tanggung jawab. Secara etimologi etika dapat disamakan dengan Moral. Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti adaptasi kebiasaan. Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal di kehidupannya. Jadi moral lebih kepada dorongan untuk mentaati etika. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Etika adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.



3



2.1.1 Etika dalam Bisnis Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturanperaturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut: 1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsiprinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu para pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis. 2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisais atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak. 3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan. 4.



Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.



4



2.1.2 Etika dalam Sistem Informasi Etika dalam Sistem Informasi dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA yaitu : 1. Privasi Privasi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri merekaMenurut UU Teknologi Informasi ayat 19Privasi adalah hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya Hukuman dan pidana tentang privasi Pasal 29 : Pelanggaran Hak Privasi “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memanfaatkan Teknologi Informasi untuk mengganggu hak privasi individu dengan cara menyebarkan data pribadi tanpa seijin yang bersangkutan, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun.” Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya system informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati e-mail yang dimiliki para bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan e-mail pribadi daripada e-mail para pelanggan. Sekalipun sang manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal seperti itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya. Privasi dibedakan menjadi privasi fisik dan privasi informasi (Alter, 2002). Privasi fisik adalah hak seseorang untuk mencegah seseorang yang tidak dikehendaki terhadap waktu, ruang, dan properti (hak milik), sedangkan 5



privasi informasi adalah hak individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan apa saja informasi yang ingin dikomunikasikan dengan pihak lain. 2. Akurasi Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dpenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dan bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller (Alter, 2002, hal.292). Akibatnya, kartu asuransinya tidak bias digunakan bahkan pemerintah menarik kembali cek pension sebesar $672 dari rekening banknya. Kisah lain dialami oleh para penyewa apartemen di Amerika yang karena sesuatu hal pernah bertengkar dengan pemiliki apartemen. Dampaknya, terdapat tanda tidak baik dalam basis data dan halini membuat mereka sulit untuk mendapatkan apartemen lain. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan. 3. Properti Perlindungan terhadap hak properti yang sedang digalakkan saat ini yaitu



yang



dikenal



dengan



sebutan



HAKI



(hak



atas



kekayaan



intelektual).HAKI biasa diatur melalui hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret). a. Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya.Hak seperti ini mudah untuk didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya plus 70 tahun. b)



Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang



6



paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuanpenemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun. c)



Rahasia Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang



yang



menandatangani



kontrak menyetujui



untuk



tidak



menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual. 4. Akses Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi diharapkan tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak. Sebagai contoh, untuk mendukung pengaksesan informasi Web bagi orang buta, The Producivity Works(www.prodworks.com) menyediakan Web Broser khusus diberi nama pw WebSpeak. Browser ini memiliki prosesor percakapan (Zwass, 1998). 2.2 Prinsip dan Tantangan Etika Dalam Bisnis 2.2.1 Prinsip-prinsip dalam Etika Bisnis 1. Prinsip otonomi Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak secara bebas berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan, tetapi otonomi juga memerlukan adanya tanggung jawab. Artinya, kebebasan yang ada adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Orang 7



yang otonom adalah orang yang tidak saja sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan berdasarkan kewajibannya saja, tetapi juga orang yang mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya, mampu bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya serta dampak dari keputusan tersebut. 2. Prinsip kejujuran Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena menjamim kelancaran sebuah kegiatan bisnis. Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis antara lain adalah kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Dalam hal ini, bisnis adalah kegiatan simbiosis mutualisme atau kegiatan yang saling mernbutuhkan dan saling menguntungkan antara pihak penjual dan pembeli. 3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat Berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat (non-maleficence) merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang. Dasar prinsip tersebut akan membangun prinsip-prinsip hubungan dengan sesama yang lain seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan lain sebagainya. 4. Prinsip keadilan Prinsip keadilan merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan bisnis, seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya. Di dalarn prinsip tersebut, tentunya keseimbangan antara hak dan kewajiban menjadi bagian terpenting dalam sebuah bisnis. 5. Prinsip hormat pada diri sendiri Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri sendiri,



8



bahwa dalam melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki kewajiban moral untuk memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya. 2.2.2 Tantangan dalam Etika Bisnis Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner: a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan tekanan bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami ancarnan yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonornis dari perubahan tersebut sering kali menjadi alasan pernbenaran mereka dalarn melakukan perubahan. Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak masalah menyangkut tenaga keria dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan manfaat pernbangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap bahwa suatu perubahan dan inovasi akan mengecilkan kernarnpuan mereka dalarn melakukan suatu pekerjaan. Hal ini tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang. Untuk



mengatasi



masalah



tersebut,



perusahaan



mempunyai



tanggung jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalarn masa perakhan. Termasuk



9



di dalarnnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan. b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi Persaingan yang ketat di era globalisasi menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi industri, misalnya dengan meningkatkan kemarnpuan saing, memudahkan pemodalan. Merupakan sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Ia menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik. Namun, persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan



harus



diatur



agar



selalu



ada,



dan



dilakukan



di



antara



kekuatan-kekuatan yang seimbang. c. Tantangan pergaulan internasional Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi



yang



dilakukan



perusahaan



terhadap



lubang-lubang



perundang-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka. d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna



10



mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusian. Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalarn hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis. e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis. 2.3 Isu-isu Etika dalam Sistem Informasi 1. Kejahatan Komputer Kejahatan terhadap komputer dan penjahat komputer merupakan tantangan utama terhadap perkembangan sistem informasi. Kejahatan terhadap komputer dapat menimbulkan ancaman karena merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap sekelompok kecil pengguna komputer. Kejahatan komputer dapat digolongkan dari yang sangat berbahaya sampai mengesalkan(annoying). Banyak cara yang dilakukan oleh penjahat komputer untuk memenuhi keinginannya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut perlu ditingkatkan sistem pengamanan. Kejahatan computer didefinisikan oleh association of information technology professional (AITP) meliputi : a. Penggunaan, akses, modifikasi, dan pengaturan hardware, software, data, 11



atau sumber daya jaringan secara tidak sah b. Pemberian informasi secara tidak sah c. Pembuatan copy software secara tidak sah d. Mengingkari akses pemakai akhir ke hardware, software, data, atau suber daya jaringannya sendiri e. Menggunakan atau berkonspirasi untuk menggunakan sumber daya computer atau jaringan untuk secara illegal mendapatkan informasi atau propesi berwujud. Berikut ini beberapa jenis kejahatan komputer lainnya: a) Praktik Hacking Hacking adalah tindakan menemukan titik entri yang mungkin ada dalam sistem komputer atau jaringan komputer dan hingga berhasil mengambil alih. Hacking biasanya dilakukan untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer atau jaringan komputer, baik untuk membahayakan sistem atau mencuri informasi sensitif yang tersedia pada komputer. b) Pencirian Didunia Maya Banyak kejahatan komputer yang melibatkan pencurian uang. Dalam sebagian besar kasus, kejahatan ini adalah “pekerjaan orang dalam” yang melibatkna akses jaringan secara tidak sah serta perubahan database computer untuk penipuan agar dapat menutupi jejak para karyawan yang terlibat. c) Penggunaan Yang Tidak Sah Ditempat Kerja Penggunaan tidak sah atas system computer dan jaringan dapat disebut pencurian waktu dan sumber daya. Hal ini berkisar dari melakukan



12



kegiatan konsultasi pribadi atau keuangan pribadi, atau keuangan pribadi, atau memainkan video game, untuk menggunakan secara tidak sah internet dijaringan perusahaan. d)



Pembajakan Software Program komputer adalah property berharga dan



karenanya



merupakan subjek pencurian dari sistem komputer. Akan tetapi, pembuatan copy software secara tidak sah, atau pembajakan software, juga merupakan bentuk umum dari pencurian software. e)



Pelanggaran Hak Cipta Intelektual Software bukanlah satu-satunya subjek hak cipta intelektual dalam pembajakan berbasis komputer. Versi yang digitalkan dapat dengan mudah ditangkap oleh system computer serta disediakan untuk banyak orang agar dapat diakses atau di download dalam situs web diinternet, atau dapat langsung disebarkan melalui email sebagai file lampiran.



f)



Virus Dan Worm Komputer Virus adalah istilah yang lebih popular tetapi, secara teknis, virus adalah kode program yang tidak dapat bekerja tanpa dimasukkan kedalam program lain. Worm adalah program berbeda yang dapat jalan tanpa perlu diarahkan.



2. Isu Privasi Isu privasi adalah pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran informasi mengenai berbagai individu. Perkembangan internet sekarang sangatlah pesat dengan banyaknya bermunculannya websites dan services. Sebagian besar dari website dan service yang berkembang ini meminta pengguna untuk “memberikan” data pribadi.



13



Namun, perusahaan raksasa IT dunia, Google, yang diberitakan beberapa media telah melanggar banyak privacy orang dari teknologi-teknologi yang mereka kembangkan. Isu mengenai privasi yang penting sedang diperdebatkan dalam dunia bisnis dan pemerintah, karena teknologi internet mempercepat semua keberadaan koneksi telekomunikasi global dalam bisnis dan masyarakat. Contohnya : Mengakses pribadi email seseorang dan catatan komputernya, serta mengumpulkan dan berbagi informasi mengenai keuntungan individual yang didapat dari kunjungan individual yang didapat dari kunjungan mereka pada berbagai situs web internet serta newgroup (pelanggaran privasi). 3. Isu Kesehatan Penggunaan teknologi informasi ditempat kerja meningkatkan berbagai isu kesehatan. Penggunaan yang intensif atas computer yang dilaporkan menyebabkan masalah kesehatan seperti steres ditempat kerja, kerusakan otot tangan dan leher, kelelahan mata, ekspos terhadap radiasi, dan dan bahkan oleh kecelakaan yang disebabkan oleh computer. Ada dampak komputer bagi kesehatan individu pemakainya. Keluhan kesehatan yang pernah ada, kebanyakan keluhan datang dari para pemakai laptop. Laptop atau notebook sebagai sarana mobile-computing memang dirancang seefesien mungkin untuk dapat dengan mudah dibawa kemanapun. Namun efesiensi yang didapat dari penggunaan laptop ini rupanya harus dibayar mahal dengan mengorbankan faktor ergonomic yang sangat berperan dalam menjamin kenyamanan dan kesehatan sang pemakai. Tujuan ergonomic adalah untuk mendesain lingkungan kerja sehat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi orang-orang untuk bekerja di dalamnya, hingga meningkatkan moral serta produktivitas karyawan. 4. Current State of CyberLaw



14



Cyberlaw adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari CyberspaceLaw, yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subjek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat”online” dan memasuki dunia cyber atau maya. Internet sudah merupakan bagian dari kehidupan yang menghubungkan setiap bagian dari kehidupan kita. Internet merupakan bagian dari mekanisme telekomunikasi yang bersifat global yang fungsinya menjadi jembatan bebas hambatan informasi. Perkembangan dunia maya tersebut ternyata membuat dan menciptakan berbagai kemudahan dalam hal menjalankan transaksi, dunia pendidikan, perdagangan, perbankan serta menciptakan jutaan kesempatan untuk menggali keuntungan ekonomis. 5. Tantangan-tantangan lain a. Berbagai Tantangan Pemberian Kesempatan Kerja Dampak dari teknologi informasi pada pemberian kesempatan kerja adalah isu etika dan secara langsung berkaitan denagn penggunaan computer untuk mencapai otomatis aktivitas pekerjaan. Tidak ada kerguan bahwa penggunaan teknologi informasi telah menciptakan berbagai pekerjaan bahwa penggunaan teknologi informasi telah menciptakan berbagai pekerjaan baru dan meningkatkan produktivitas, serta menyebabkan pengurangan yang signifikan atas beberapa jenis peluang kerja. b. Pemonitoran Komputer Salah satu isu etika yang paling meledak berkaitan dengan privasi ditempat kerja dan kualitas kondisi kerja dalam bisnis adalah pemonitoran computer. Artinya computer digunkan untuk memonitor produktivitas dan prilaku dari jutaan karyawan ketika mereka bekarja.



15



c. Berbagai Tantangan Dalam Kondisi Kerja Teknologi informasi telah meniadakan berbgai tugas monoton atau yang tidak diinginkan dalam kantor serta pabrik yang dahulu harus dilakukan oleh orang-orang. d.



Berbagai Tantangan Individualitas Kritik yang sering dilontarkan pada sistem informasi berkaitan dengan pengaruh negatifnya atas induvidualitas orang-orang. Sistem berbasis komputer dikritik



sebagai



sistem



dingin



yang



tidak



memanusiakan



serta



tidak



mempersonalisasikan berbagai aktivitas yang telah dikomputerisasi, karena meniadakan hubungan manusia yang ada dalam sistem nonkomputer. 6. Solusi Sosial Teknologi informasi adalah perangakat yang berharga karena dapat memberikan berbagai manfaat baik langsung maupun tidak langsung. Teknologi informasi Komunikasi dan perubahan sosial masyarakat, perubahan itu meliputi perubahan sikap masyarakat dalam interaksi sosial sehari-hari. Motivasi dan kepemimpinan dalam teknologi Informasi. Motivasi adalah perpaduan



antara



keinginan



dan



energi



untuk



mencapai



tujuan



tertentu.



Mempengaruhi motivasi seseorang berati membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka



kemampuan



untuk mempengaruhi



orang adalah



hal



yang penting.



Kepemimpinan adalah suatu proses perilaku atau hubungan yang menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara bersama-sama atau secara bekerja sama dengan aturan atau sesuai dengan tujuan bersama. Interaksi dan Psikologi sosial dalam makna Teknologi informasi.



16



Kita dapat menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan berbagai masalah manusia dan sosial melalui solusi sosial seperti diagnosis medis, perintah yang dibantu oleh computer perencanaan program pemerintah, pengendalian kualitas lingkungan, serta penegakan hokum. Contohnya computer dapat membantu mendiagnosis penyakit, menyarankan perawatan yang dibutuhkan, dan memonitor kemajuan pasien rumah sakit. 2.4 Fraud (Penipuan)



Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilaukan oleh suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut menyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut: 



Penyajian yang salah. Ada peryataan yang salah atau tidak di ungkapkannya sebagai suatu fakta.







Fakta material. Fakta meruapakan faktor yang subtansial yang mendorong seseorang untuk bertindak.







Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa peryataan yang dimiliki seseorang adalah salah.







Kenyakinan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan dalam penyajian merupakan faktor subtansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.







Kerusakan atau keugian. Kecurangan tersebut telah menyebabakan kerusakan atau kerugian bagi korban penipuan. Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus. Penipu adalah pembohong di sengaja, penyalah gunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data keuangan demi keuntungan pelaku penipuan. Dalam literatur akuntansi, penipuan 17



umumnya juga di sebut sebagai "kejahatan kerah putih" (white collar crime), "kobohongan" (defalcation) penggelapan" (embezzlement), dan "ketidak beresan" (irregularites). Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan yaitu : 



Employe fraud Penipuan yang dilakukan oleh karyawan nonmanajemen yang didesain secara lansung mengonversi kas atau aktiva lainnya dengan mengondisikan sistem pengendalian internal untuk keuntungan pribadi. Pada Employe fraud biasanya melibatkan tiga tahap yaitu: (1) mencuri sesuatu yang berharga sebuah aktiva), (2) mengonversi aktiva tersebutkedalam bentuk yang dapat digunakan (uang tunai). (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.







Management Fraud Penipuan kinerja yang seringkali melibatkan pendapatan dan atau untuk menghindari diakuinya kebangkrutan atau penurunan pendapatan agar investor tetap menanamkan sahamnya. Manajemen fraud pada tingkat yang lebih rendah biasanya melibatkan data keuangan dan laporan internal yang salah disajikan dlm jumlah material dengan tujuan mendapat konvensasi tambahan, promosi, atau menghindari hukuman atas kinerja yang buruk.



Karakteristik khusus dalam manajemen fraud : -



Penipuan dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat tingkat dimana struktur pengendalian internal biasanya berhubungan,



-



Penipuan tersebut seringkali melibatkan penggunaan laporan keuangan untuk membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan sejahtera daripada sesungguhnya,



-



Jika penipuan tersebut menyalah gunakan aktiva, penipuan seringkali disebarkan 18



dalam berbagai transaksi yang rumit, dan seringkali melibatkan pihak ketiga. Dari berbagai karakteristik manajemen fraud diatas terbukti bahwa pihak manajemen seringkali melekuken pelanggaran dengan melewati struktur pengendalian internal yang seharusnya efektif. yang akan mmencegah pelanggaran yang hampir sama dilakukan oleh karyawan lainnya. 2.4.1 Faktor ysng Membentuk Penipuan Faktor umum yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan penipuan yaitu : -



Tekanan keadaan



-



Peluang



-



Karakteristik pribadi



Walaupun berbagai faktor ini sebagian besar berada di luar lingkungan yang dapat dipengaruhi auditor, auditor dapat mengembangkan daftar periksa peringatan untuk mendeteksi kemungkinan aktivitas penipuan.



19



memperlihatkan bahwa seseorang dengan tingkat integritas pribadi yang tinggi dan disertai tekanan dan peluang yang terbatas untuk melakukan penipuan, akan cenderung bertindak dengan jujur. Begitu juga seseorang dengan integritas yang lebih rendah, ketika di tempatkan dalam situasi tekanan yang meningkat disertai peluang, akan cenderung untuk melakukan penipuan. 2.4.2 Kerugian Keuangan Akibat Penipuan Biaya sesungguhnya akibat penipuan sulit diukur karena beberapa alasan : 



Tidak semua penipuan terdeteksi







Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan







Dalam banyak kasua penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap







Informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum







Sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.



2.4.3 Pelaku Penipuan Kerugian akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan. Kolusi antar karyawan dalam melakukan penipuan sulit untuk dicegah dan dideteksi. Hal ini tampak nyata ketika kolusi dilakukan antara manajer dengan karyawan bawahannya. Pihak manajemen melakukan peran penting dalam struktur pengendalian internal perusahaan. Peluang adalah faktor yang mendorong penipuan. Peluang dapat diidentifikasikan sebagai pengendalian atas aktiva atau



20



akses ke aktiva. Perbedaan kerugian keuangan yang berhubungan dengan berbagai klasifikasi, dijelaskan melalui faktor peluang 



Gender







Posisi







Umur







Pendidikan







Kolusi



Penyebab terjadinya penipuan (peluang) yang mengakibatkan kerugian terbagi atas: 



Gender. Walaupun gambaran demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita yang menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan pria akses yang lebih besar ke aktiva.







Posisi. Mereka yang berada dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas dana dan aktiva perusahaan.







Umur. Karyawan yang lebih tua cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya dan karenanya biasanya memiliki akses lebih besar ke aktiva perusahaan.







Pendidikan. Umumnya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses lebih besar atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan lainnya.







Kolusi. ketika orang – orang dalam posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluang untuk mengendalikan atau mendapatkan akses keberbagai aktiva, yang tidak mungkin terjadi jika tidak berkolusi.



21



2.4.4 Skema Penipuan Skema penipuan dapat dikalsifikasi menjadi beberapa hal. Beberapa kategori umum yang dinyatakan oleh ACFE yaitu: a) Laporan Tipuan Laporan tipuan terkait dengan penipuan oleh pihak manajemen. Yang didasari oleh masalah-masalah: 



Kurangnya independesi auditor







Kurangnya independensi direktur







Skema kompensasi eksekutif yang meragukan







Praktik akuntansi yang tidak tepat



b) Korupsi Korupsi memiliki keterkaitan pada eksekutif, manajer, atau pun karyawan dalam sebuah organisasi yang bersekongkol dengan pihak luar. ACFE mengidentifikasi jenis umum korupsi: penyuapan (bribery), hadiah ilegal (illegal gratuity), konflik kepentingan (conflict of interest), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion). c) Penyalahgunaan Aktiva Penyalahgunaan aktiva yaitu skema penipuan yang paling umum melibatkan beberapa jenis penyalahgunaan aktiva, Beberapa kategori dari penyalahgunaan aktiva yaitu lapping, penipuan transaksi, dan penipuan komputer. 2.4.5 Penipuan Komputer Penipuan komputer meliputi : 



Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah record atau file yang dapat dibaca oleh komputer.



22







Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah logikaperanti lunak komputer







Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat dibaca oleh komputer







Pencurian, korupsi, penyalinan secara ilegal, atau penghancuran yang disengaja atas peranti lunak komputer.







Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan peranti keras computer.



Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atsa suatu fakta yang dilaukan oleh suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut menyakini fakta tersebut walaupun merugikannya, berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut: 



Penyajian yang salah Ada peryataan yang salah atau tidak diungkapkannya sebagai suatu fakta.



23







Fakta material Fakta meruapakan faktor yang subtansial yang mendorong seseorang untuk bertindak.







Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa peryataan yang dimiliki seseorang adalah salah







Kenyakinan yang dapat dijustifikasi Kesalahan dalam penyajian merupakan faktor subtansial tempat pihak yang dirugikan bergantung







Kerusakan atau keugian. Kecurangan tersebut telah menyebabakan kerusakan atau kerugian bagi korban penipuan. Penipuan oleh karyawan (employee fraud) atau penipuan oleh karyawan



nonmanajemen yang didesain secara langsung mengkonversi kas atau aktiva lainnya dengan mengkondisikan sistem pengendalian internal untuk keuntungan pribadi. Pada penipuan yang dialkukan oleh karyawan melibatkan tiga tahap yaitu: (1) mencuri sesuatu yang berharga (aktiva), (2) mengkonversi aktiva kedalam bentuk yang dapat digunakan (uang tunai). (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi. Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud) lebih sulit daripada penipuan oleh karyawan karena sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau kerugian yang sangat besar diderita perusahaan. Biasanya, penipuan oleh phak manajemen tidak secara langsung melibatkan pencurian pihak manajemen puncak. Penipuan oleh pihak manajemen pada tingkat yang lebih rendah biasanya melibatkan data keungan dan laporan investasi yang salah disajikan dalam jumlah material dengan tujuan mendapat konversi tambahan, promosi, atau menghindari hukuman atas kinerja yang buruk Karakteristik khusus dalam penipuan oleh pihak manajemen yaitu: 



Penipuan dilakukan pada tingkat manajemen di tigkat atas di mana struktur pengendalian internal biasanya berhubungan. 24







Penipuan tersebut seringkali melibatkan penggunaan laporan keuangan untuk membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan sejahtera dari pada sesungguhnya.



2.5 Konsep dan Prosedur Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini: 1. Pengendalian



untuk



Pencegahan,



Pengendalian



untuk



Pemeriksaan,



danPengendalian Korektif . 2. Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi. 3. Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi. 4. Pengendalian Input, proses, dan output . 2.5.1 Konsep Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan produser yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya :  Menjaga aktiva perusahaan  Memastika akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi  Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan  Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetepkan oleh pihak manajemen.



25



Tiga konsep utama yang mendasari studi pengendalian internal dan penilaian resiko kendali : 1) Tanggung Jawab Manajemen Manajemen bertanggungjawab atas persiapan dari laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Jaminan yang Wajar Perusahaan perlu mengembangkan pengendalian internal yang memberikan jaminan wajar tetapi tidak absolut bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar . 3) Metode pemrosesan data Setiap pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini meliputi :  kemungkinan kesalahan  pelanggaran  pelanggaran manajemen  berubahnya kondisi 2.5.2 Komponen Pengendalian Internal Pengendalian internal terdiri atas lima komponen : 1. Lingkungan pengendalian Lingkungan



pengendalian



adalah



dasar



dari



empat



komponen



pengendalian lainnya. Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini : 



Integritas dan nilai etika manajemen







Struktur organisasi







keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada



26







Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya







Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas







Metode manajeen untuk menilai kinerja







Pengaruh-pengaruh



eksternal,



seperti



pemeriksaan



oleh



badan pemerintah 



Kebijakan dan



praktik



perusahaan



dalam



mengelola



sumber daya manusianya 2. Penilaian risiko Penilaian risiko dilakukan utnuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. 3. Informasi dan komunikasi SIA terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dab kewajiban yang terkait didalamnya. 4. Pengawasan Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan. 5. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasikan. Aktifitas pengendalian dikelompokkan menjadi dua kategori yang berbeda : pengendalian komputer dan pengendalian fisik. 2.5.3 Peran Penting Pengendalian Internal 27



Pengendalian internal memiliki lima komponen yang menyediakan informasi penting untuk auditor mengenai risiko penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan. Oleh karena itu, para auditor wajib untuk mendapat pngetahuan yang memadai atas pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka. Contohnya, pengendalian internal di perusahaan memengaruhi cara auditor akan menilai apakah perusahaan telah melaporkan semua kewajibannya.



28



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Etika adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Etika dalam Sistem Informasi dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA yaitu privasi, akurasi, property, dan akses. Prinsip-prinsip dalam Etika Bisnis terdiri dari



Prinsip otonomi, prinsip



kejujuran, Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat, Prinsip keadilan, Prinsip hormat pada diri sendiri. beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner yaitu tantangan inovasi dan perubahan yang cepat, tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi, tantangan pergaulan internasional, tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi, Tantangan pengembangan sumber daya manusia. Isu-isu etika dalam sistem informasi yakni



kejahatan komputer, isu kesehatan, current state of cyberLaw, tantangan-



tantangan lain, Solusi Sosial. Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilaukan oleh suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut menyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus. Penipu adalah pembohong di



29



sengaja, penyalah gunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data keuangan demi keuntungan pelaku penipuan. Faktor umum yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan penipuan yaitu tekanan keadaan, Peluang, dan karakteristik pribadi. Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Tiga konsep utama yang mendasari studi pengendalian internal dan penilaian resiko kendali yaitu tanggung jawab manajemen, jaminan yang Wajar, dan Metode pemrosesan data. :



30



DAFTAR PUSTAKA Rizqan. 2012 . Makalah Etika Bisnis di Dunia IT. Diakses pada 11 April 2021. Tersedia dari: http://eqon.blogspot.com/2012/10/makalah-etika-bisnis-di-dunia-it.html Diah Puspitaningrum, Anggriani. 2015. Makalah Etika dan Keamanan Sistem Informasi. Diakses Pada 11 April 2021. Tersedia dari: https://docplayer.info/45289671Makalah-



etika-dan-keamanan-sistem-informasi.html



Reza Ariana, Ludki. 2011. Makalah Etika dan Keamanan Sistem Informasi. Diakses pada 11 April 2021. Tersedia dari: https://dokumen.tips/documents/makalah-etika-dankeamanan-sistem-informasi.html Rohandy,M. Dkk. 2014. Makalah Tantangan Etika untuk Bisnis dan Keamanan Informasi Manajemen.



Diakses



Pada



11



April



2021.



Tersedia



dar:i



https://belajarsim.wordpress.com/sim-2/makalah-tantangan-etika-untuk-bisnis-dankeamanan-informasi-manajemen/ Ramadhan,Rezky. 2019. Makalah Etika Bisnis. Diakses Pada 11 April 2021. Tersedia dari: https://rezkyramadhanblog.wordpress.com/2019/04/05/makalah-etika-bisnis/ Maulana,Angga.Dkk. 2016. Tantangan Keamanan dan Etika. Diakses Pada 11 April 2021. Tersedia



dari



http://apepullah.blogspot.com/2016/04/tantangan-keamanan-dan-



etika.html Anonim. 2014. Etika, Penipuan, dan Pengendalian Internal. Diakses Pada 11 April 2021. Tersedia



dari:



http://keepcopying.blogspot.com/2014/01/etika-penipuan-dan-



pengendalian-internal.html Elsaardita. 2019. Makalah Etika, Penipuan Dan Pengendalian Internal. Diakses Pada 10 April 2021. Tersedia dari : https://www.scribd.com/document/398932019/Makalah-EtikaPenipuan-Dan-Pengendalian-Internal



Fitri Annisa. 2019. Etika, Fraud Dan Pengendalian Internal. Diakses Pada 10 April 2021. Tersedia dari :https://www.academia.edu/19596195/Etika_Fraud_dan_Pengendalian_Internal



31