Makalah Kelompok 4 - Teori Inteligensi Thurstone [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KELOMPOK 4 TEORI INTELIGENSI LOUIS LEON THURSTONE



Disusun Oleh 1. Riska Trilia Utami (2010901004) 2. Desti Agustin (2010901014) 3. Renda Trinanda Nurbaiti (2010901028) 4. Binti Nurhalimah (2020901038)



Dosen Pengampu: Listya Istiningtyas, M. Psi., Psikolog



PRODI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah- Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Inteligensi Thurstone” tepat waktu dan akan di presentasikan. Makalah metode dalam psikologi disusun guna memenuhi tugas Ibu Listya Istiningtyas M.Psi,. Psikolog, pada mata kuliah Tes Inteligensi di UIN Raden Fatah Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Teori-teori Inteligensi Thurstone. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kesalahan, serta keterbatasan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi penulisan maupun isi yang disampaikan. Maka dari itu kami sebagai penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan dosen pengajar sehingga penulis dapat memperbaiki diri pada kesempatan berikutnya.



Palembang,



September 2022



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Biografi Louis Leon Thurstone (1887-1955) ................................................ 3 2.2 Teori Inteligensi Menurut Thurstone (1938) ................................................. 4 2.3 Alat Ukur Yang Dikembangkan Berdasarkan Teori Thurstone .................... 7 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Thurstone .................................................. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12 LAMPIRAN ..........................................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah inteligensi sudah tidak asing lagi terutama dalam dunia pendidikan. Karena pembelajaran dan pendidikan dihadapkan pada anak-anak yang memiliki berbagai kemampuan inteligensi. Oleh karena itu tenaga pendidik harus memahami keragaman inteligensi yang dimiliki peserta didik supaya selanjutnya dapat memberikan layanan yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan (Purwanto, 2010). Inteligensi merupakan sejumlah kemampuan mental yang belajar dari pengalaman, beradaptasi dan membentuk lingkungan. Inteligensi juga lah yang menjadi salah satu faktor pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Inteligensi membahas perkembangan awal ilmu psikologi, terutama pada psikologi pendidikan. Penggambaran secara sepintas tentang inteligensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang menjadi berbagai teori inteligensi (Triwulandari & U.S, 2022). Dalam lingkup dunia kerja, inteligensi juga digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan bekerja. Seseorang yang memiliki inteligensi tinggi diprediksikan akan sukses dalam bekerja, sebaliknya seseorang yang memiliki inteligensi rendah diprediksikan kurang sukses dalam bekerja. Hal tersebut yang mendasari digunakannya inteligensi sebagai salah satu indikator dalam seleksi kerja. Konsep inteligensi yang telah dikenal dan digunakan secara luas, menarik untuk dikupas lebih lanjut berkaitan dengan filosofi yang melandasinya. Makalah ini berupaya untuk memaparkan konsep inteligensi menurut Thurstone (Widiana, 2013). Masyarakat umum memahami kaitan antara inteligensi dengan prestasi sebagai hubungan yang linear, artinya semakin tinggi inteligensi seseorang maka semakin tinggi pula prestasinya, demikian pula sebaliknya semakin rendah inteligensi seseorang maka semakin rendah pula prestasinya. Inteligensi merupakan kemampuan yang bersifat umum dan potensial. Para ahli tidak mecapai kesepakatan dalam banyak hal mengenai inteligensi. Berdasarkan analisis faktor dengan mengkolerasikan 57 tes, yang akhirnya disusun menjadi kemampuan-kemampuan primer. Thurstone menjelaskan mengenai organisasi inteligensi yang abstrak atau biasa disebut dengan “Primary-Mental Ability” (Anonim, 2021). 1



2



1.2 Rumusan Masalah 1. Siapakah Louis Leon Thurstone? 2. Bagaimana teori inteligensi menurut Thurstone? 3. Apa saja contoh alat ukur yang disusun berdasarkan teori Thurstone? 4. Apa kelebihan dan kelemahan teori Thurstone? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui biografi Louis Leon Thurstone. 2. Untuk mengetahui teori inteligensi yang dikembangkan Thurstone. 3. Untuk mengetahui alat ukur yang disusun berdasarkan teori Thurstone. 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teori Thurstone.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Biografi Louis Leon Thurstone (1887-1955) Lous Leon Thurstone lahir pada tahun 1887 di Chicago dari imigran Swedia. Louis Leon Thunström mulai sekolah di Berwyn, IL, kemudian pindah bersama orang tuanya ke Centerville, MS, lalu pindah lagi ke Stockholm, Swedia, dan kembali ke Jamestown, NY – semuanya terjadi sebelum ia berusia 14 tahun. Thurstone



menjadi



instruktur



teknik



di



University of Minnesota pada musim gugur 1912. Saat mengajar, Thurstone mengejar minat untuk belajar dan mendaftar di program sarjana psikologi eksperimental. Minatnya mendorongnya untuk mencari studi pascasarjana di bidang psikologi. Pada tahun 1914 pada usia 27, ia masuk Universitas Chicago. Pada tahun 1915 dan 1916, Thurstone menerima asisten lulusan dalam psikologi terapan dari Walter Bingham di Institut Teknologi Carnegie. Pada tahun 1917, Thurstone menerima gelar Ph.D. dari University of Chicago (Wight & Gable, 2005). Teori pengukuran menarik perhatian Thurstone selama tahun-tahun awal di Chicago, yaitu pada tahun 1924 sampai 1928. Berbeda dengan skala psikofisik yang berhubungan dengan stimulasi pengalaman, Thurstone mengembangkan teori dan teknik untuk skala dimensi psikologis tanpa referensi fisik, menurunkan akun menggunakan dispersi sebagai unit ukuran psikologis. Dimulai pada akhir 1920-an, pekerjaan ini berkembang menjadi prosedur yang mengeksplorasi struktur variabel laten yang mendasari pola respons yang dia temukan menggunakan instrumen skalanya. Konsep berpengaruh Thurstone tentang 'struktur sederhana' memandu penggunaan analisis faktor dalam menggambarkan konstruksi yang bermakna secara psikologis. Perkembangan beberapa analisis faktor adalah salah satu prestasinya yang paling dikenal luas.



3



4



Khususnya, dia menafsirkan ulang 'g' di teori Spearman sebagai kasus khusus dari struktur faktor multidimensi (Wight & Gable, 2005). Di tahun-tahun mendatang, Leon dan Thelma menggunakan teknik analisis faktor untuk meningkatkan ujian masuk perguruan tinggi dan untuk mengukur kemampuan mental utama. Pekerjaan mereka membuahkan banyak hasil, termasuk memberikan Universitas Chicago kredit pertama negara itu melalui ujian. Kolega juga mengakui pencapaian Thurstone. Dia terpilih sebagai presiden American Psychological Association pada tahun 1932, terpilih sebagai presiden piagam Psychometric Society pada tahun 1936, dan terpilih ke National Academy of Sciences (NAS) pada tahun 1938. Selama sebagian besar abad kedua puluh, Thurstone adalah tokoh terkemuka dalam teori dan praktik psikometri dan psikofisik serta dalam penyelidikan sikap, kecerdasan, keterampilan, dan nilai. Setelah pensiun dari Chicago pada tahun 1952, ia menerima posisi di University of North Carolina-Chapel Hill, di mana ia mendirikan LL Thurstone Psychometrics Laboratory. Pada bulan September 1955, Thurstone meninggal di rumah musim panasnya di Danau Elk di semenanjung atas Michigan (Wight & Gable, 2005). 2.2 Teori Inteligensi Menurut Thurstone (1938) Dalam pandangan Thurstone, inteligensi bersifat multifaktor atau faktor yang jamak. Menurut thurstone faktor-faktor yang membentuk inteligensi ialah faktor umum (common factor) yang disingkat (c) dan faktor khusus (spesific factors) yang disingkat (s). Faktor umum mencakup tujuh faktor lain pembentuk perilaku tertentu yang bersifat umum. Sedangkan faktor khusus merupakan faktor yang mendasari perilaku yang bersifat khusus. Faktor umum (c) terdiri dari tujuh macam dan faktor khusus (s) terdiri dari tingkah laku khusus yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan (Purwanto, 2010). Menurut Suryabrata (2002, dalam Purwanto, 2010) kecerdasan terbentuk dari kombinasi dua faktor yaitu faktor umum (c) dan faktor khusus (s). Teori yang dikembangkan Thurstone bertentangan dengan teori yang dikembangkan Spearman. Menurut Thurstone kemampuan umum tidak terbentuk dari faktor (g) akan tetapi terbentuk melalui kombinasi faktor-faktor



5



(c) yang mencakup tujuh faktor kemampuan mental utama. Thurstone juga telah melakukan penelitian (research) sebanyak 57 tes kemampuan mental psikologis pada kelompok mata pelajaran dan menguji hasil tes tersebut menggunakan metode interkoreasi dan aljabar matriks. Namun hasil yang diperoleh Thurstone mengenai sifat kemampuan intelektual berbeda dengan hasil penelitian Spearman. Berdasarsarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Thurstone, ia menyatakan bahwa terdapat tujuh faktor kemampuan mental yang dia sebut sebagai Primary Mental Ability (PMA) dan Thurstone tidak setuju dengan pendapat Spearman bahwa kecerdasan umumm berasal dari faktor (g). Thurstone berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan intelektual yang beragam, hal itu yang membuat Thurstone menetapkan teori kecerdasan multifaktor nya yang berfokus pada tujuh kemampuan mental utama (Anonim, 2021). Oleh karena itu Thurstone banyak dikenal dengan teori kemampuan mental utama (primary mental abilities theory). Guilford (1972) mengatakan bahwa tujuh kemampuan mental utama (primary mental abilities theory) dalam teori Thurstone ialah sebagai berikut:



1. Spatial Relations/Space (S) Adalah kemampuan dalam memvisualisasikan berbagai bentuk ruang. Kemampuan ini berhubungan dengan visualisasi spasial individu itu sendiri atau kemampuan seseorang dalam memahami, memproses, dan berpikir ke dalam bentuk visual. Kemampuan ini dapat diukur menggunakan tes yang melibatkan pemecahan berbagai macam teka-teki, memahami berbagai bentuk geometris, dan mengidentifikasi bayangan cermin yang benar dari objek, atau memilih gambar objek yang benar ketika diputar dengan sudut yang berbeda.



6



2. Verbal Comprehension (V) Adalah pemahaman verbal atau kemampuan untuk memahami apa yang dibaca atau didengar dan memahami arti kata-kata serta hubungan satu sama lain. Selain itu juga kemahiran dalam menggunakan berbagai kata, kalimat, bahasa, atau konten verbal lainnya. Kemampuan ini dapat diukur dengan tes kosakata, tes kata acak, dan tes pemahaman verbal atau membaca. 3. Numerical Ability (N) Adalah kemampuan matematika atau berhitung secara cepat dan akurat. Biasanya kemampuan ini dapat diukur dengan memeriksa kecepatan dan ketepatan seseorang dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan aritmatika. 4. Memory (M) Adalah



kemampuan



dalam



menghafal,



mempertahankan,



dan



mengingat berbagai konsep atau fenomena dalam jangka waktu yang lama. Kemampuan ini dapat diukur menggunakan berbagai tes memori seperti meminta peserta untuk mempelajari dan mengingat suku kata yang aneh atau tidak masuk akal. Kemampuan untuk mengingat konsep atau materi yang dipelajari siswa selama ujian juga sangat bergantung pada kemampuan mental utama ini. 5. Inductive Reasoning (I) Adalah penalaran induktif atau kemampuan untuk berpikir logis. Proses berpikir atau penalaran dimulai dari hal umum yang kemudian semakin mengerucut pada hal khusus. Tentunya kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis. Biasanya kemampuan ini diukur melalui tes penalaran induktif yang melibatkan pemilihan nomor atau gambar yang sesua dengan urutan seri yang diberikan, seperti tes seri huruf atau tes seri angka. Misalnya “Huruf apa yang muncul pada urutan berikut? b, d, g, k, ….” 6. Perceptual Speed (P) Adalah kemampuan dalam mengidentifikasi, membandingkan, dan mengkoreksi sesuatu seperti huruf, angka, simbol, dan gambar bangun ruang dengan cepat dan cermat. Selain itu juga kemampuan untuk



7



mengidentifikasi persamaan dan perbedaan stimulus. Kemampuan ini dapat diukur menggunakan tes seperti pengenalan gambar dengan cepat, mencoret huruf tertentu dari barisan angka, dan menemukan kata-kata tertentu dalam paragraf. 7. Word Fluency (W) Adalah kemampuan dalam menghasilkan kata atau kalimat dengan cepat. Kemampuan ini juga dapat disebut dengan kefasihan verbal. Faktor ini bertanggung jawab atas kemampuan komunikasi seseorang. Biasanya kemampuan ini dapat diukur melalui tes yang melibatkan partisipan memikirkan kata-kata yang dimulai atau diakhiri dengan huruf tertentu dengan cepat. 2.3 Alat Ukur Yang Dikembangkan Berdasarkan Teori Thurstone Sejauh ini, Thurstone belum mengembangkan alat ukur mengenai inteligensi terutama pada Primary Mental Abilities teori yang ia kembangkan. Meski demikian, banyak tokoh lain yang mengembangkan alat ukur berdasarkan atau berlandaskan teori yang dikemukakan Thurstone yakni Primary Mental Abilities Theory. Salah satunya ialah Intelligenz Struktur Test (IST). A. Intelligenz Struktur Test (IST) Adalah salah satu alat ukur yang dikembangkan berdasarkan teori Thurstone yakni Primary Mental Abilities Theory. IST dikembangkan oleh Rudolf Amthauer (1953) di jerman. Alat ukur ini merupakan salah satu jenis alat ukur yang mengukur struktur inteligensi manusia yang biasa disebut Intelligence Quotient (IQ). Alat ukur IST ini mempunyai sembilan subtes dengan karakteristik aitem yang beragam. Setiap subtes digunakan untuk mengukur aspek kemampuan khusus (aptitude) yang berbeda. Nilai IQ dalam alat ukur IST ini didapatkan dari nilai mean kemampuan khusus yang diperoleh individu. Akan tetapi, fokus utama dari IST bukan merujuk pada nilai IQ total, melainkan pada profil yang dihasilkan oleh sembilan subtes. Sebagai contoh, ketika seseorang mendapatkan skor subtes kemampuan verbal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan spasialnya, bukan berarti orang tersebut tidak bisa melakukan pekerjaan berlandaskan



8



kemampuan spasial. Sampai saat ini alat ukur IST masih digunakan khususnya di Indonesia, lebih tepatnya oleh Biro Layanan Psikologi, Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (Adinugroho, 2016). Berikut adalah bentuk tes Intelligenz Struktur Test (IST)



Gambar 1. Contoh tes hafalan



Gambar 2. Contoh tes bangun ruang 2D



Gambar 3. Contoh tes bangun ruang 3D



Gambar 4. Contoh tes matematika



9



Gambar 5. Contoh tes analog verbal



Gambar 6. Contoh tes deret angka



2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Thurstone A. Kelebihan teori yang dikemukakan Thurstone : a.



Mampu untuk memahami bahan verbal, berfikir verbal dan menangkap hubungan antara konsep.



b. Mampu mengutarakan ide yang ada di fikiran dengan kata-kata. c. Mampu Untuk menggunakan fikiran melalui angka-angka, dan memperhitungkan secara cepat serta tepat bahan-bahan yang sifatnya kuantitatif. d. Mampu untuk melihat dimensi, mengimaginasikan bentuk akhir sesuatu objek dengan melihat pelannya. e. Mampu untuk mengingati hal-hal yang dialami atau yang dipelajari sebelumnya. f. Mampu untuk mengenali persamaan dan perbedaan antara objekobjek atau simbol-simbol secara pantas dan teliti serta dapat menentukan yang paling penting dan yang tidak penting.



10



g. Mampu untuk memecahkan persoalan-persoalan secara logik, kemampuan membuat abstraksi dan kemampuan menangkap perhubungan di antara dua hal (Mahamul, 2015).



B. Kelemahan teori yang dikemukakan Thurstone : a. Kelemahan dari alat uji kecerdasan ini adalah terdapat bias budaya, bahasa dan lingkungan yang memengaruhinya. b. Kekecewaan pengembangan



terhadap



tes



sejumlah



IQ teori



konvensional alternatif,



menimbulkan



yang



semuanya



menegaskan bahwa kecerdasan adalah hasil dari sejumlah kemampuan independen yang berkonstribusi secara unik terhadap tampilan manusia (Mahamul, 2015).



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan teori inteligensi menurut Thurstone, yakni: 1. Thurstone mengatakan bahwa menurutnya kecerdasan tidak berasal dari faktor (g) melainkan kecerdasan berasal dari faktor umum (c) yang mencakup tujuh faktor kemampuan primer. 2. Thurstone membagi menjadi tujuh kemampuan mental utama yaitu Spatial Relations/Space (S), Verbal Comprehension (V), Numerical Ability (N), Memory (M), Inductive Reasoning (I), Perceptual Speed (P), dan Word Fluency (W). 3. Salah satu alat ukur yang disusun berlandaskan teori Thurstone (Primari Mental Ability) ialah Tes IQ Intelligenz Struktur Test (IST) yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer (1953).



11



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.



(2021).



Thurstone’s



Theory



of



Intelligence.



Di



akses



dari



https://studiousguy.com/thurstones-multiple-factor-theory/ Adinugroho, I. (2016). Pengujian Properti Psikometrik Intelligenz Struktur Test Subtes Kemampuan Spasial Dua Dimensi (Form Auswahl): Studi Pada Dua Sma Swasta Di Jakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 5(2), 165–180. Guilford, J. P. (1972). Thurstone’s primary mental abilities and structure-ofintellect



abilities.



Psychological



Bulletin,



77(2),



129–143.



https://doi.org/10.1037/h0032227 Mahamul.



(2015).



Thurstone.



Di



akses



dari



https://www.slideshare.net/mahamaul/thurstone-47502282 Triwulandari, S., & U.S, S. (2022). Analisis Inteligensi Dan Berpikir Kritis. Utile: Jurnal Kependidikan, 8(1), 50–61. https://doi.org/10.37150/jut.v8i1.1618 Widiana, H. S. (2013). Landasan Filosofis Berbagai Teori Intelegensi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Wight, R. D., & Gable, P. A. (2005). Thurstone, Louis Leon. Encyclopedia of Statistics in Behavioral Science, 4, 2045–2046. https://doi.org/10.1037/10523034 Purwanto, M. (2010). Inteligensi: Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(4).



12



LAMPIRAN Q&A



1.



Apa yang membedakan antara teori Thurstone dan Spearman?



Jawaban : dalam teori Spearman, mengemukakan bahwa terdapat 2 faktor intelegensi yang dimana ia berpendapat bahwa intelegensi bukanlah suatu kemampuan tunggal, melainkan dua faktor yang dikenal sebagai teori intelegensi dwifaktor dan bifaktor. kecerdasan juga terbagi dua yaitu kecerdasan umum (general ability) dan kecerdasan khusus (specific ability), sehingga intelegensi memiliki 2 faktor ialah yang tadi faktor bersifat umum dan faktor bersifat khusus, faktor umum ini mendasari semua tingkah laku sedangkan faktor khusus hanya mendasari tingkah laku tertentu saja. sedangkan teori thurstone memandang bahwa intelegensi itu bersifat multifaktor. faktor-faktor yang membentuk intelegensi adalah faktor umum dan faktor khusus. namun faktor umum itu terdiri dari 7 faktor yang membentuk perilaku tertentu yg bersifat umum. sedangkan faktor khusus ialah faktor yg mendasari perilaku yg bersifat khusus saja. sebenarnya tidak ada faktor khusus seperti dalam teori psearman. tetapi kemampuan umum bukanlah sebuah faktor khusus melainkan kombinasi dari faktor umum. jadi faktor umum itu adalah kemampuan mental utama (primary mental abilities ) yang berkombinasi dari tujuh faktor umum. maka dari itu teori Thurstone kadang di kenal sebagai teori kemampuan mental utama (primary mental abilities theory). Penanya



: Nur Adilah (2010901025)



Penjawab



: Desti Agustin (2010901014)



2. Bagaimana kemampuan kecerdasan word fluency yang dijelaskann oleh Thurstone dalam 7 primary mental abilities?



13



Jawaban : 1) Verbal comprehension (V), yaitu kemampuan dalam memahami makna kalimat 2) Word fluency (W), yaitu kelancaran dalam menyusun kata menjadi sebuah kalimat 3) Number (N), yaitu kemampuan dalam menghitung angka 4) Space (S), yaitu kemampuan dalam memahami kondisi dan situasi ruang 5) Assosiative Memory (M), yaitu kemampuan mengasosiasikan ingatan 6) Perceptual Speed (P), yaitu kecepatan mempersepsikan sesuatu baik yang visual maupun non visual 7) Reasoning & Induction (I/R), yaitu proses berpikir dengan alasan proses Penanya



: Azzahra Putri Amelia (2010901019)



Penjawab



: Desti Agustin (2010901014)



3. Apa yang jadi pembeda antara skala Thurstone dengan skala likert? Jawaban : Perbedaan dari skala likert dengan skala thurstone adalah skala thurstone menggunakan judging group sedangkan skala likert menggunakan expert judgement. Skala likert penyebarannya menggunakan 4/5 poin sedangkan skala thurstone biasanya hanya menggunakan 2 poin yakni setuju dan tidak setuju. Penanya



: Rensi Tiara (2010901007)



Penjawab



: Binti Nurhalimah (2020901038)



4.



Apa tujuan dari metode penskalaan paired comparison? Berikan contoh sederhananya!



Jawaban : Uji pembedaan pasangan atau sering disebut dengan paired comparison merupakan uji sederhana dan berfungsi menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk. Paired comparison memiliki perbedaan dengan uji ranking. Pada paired comparison hanya bertujuan untuk mengetahui ada



14



tidaknya perbedaan antara dua macam produk. Sedangkan pada uji rangking dapat digunakan untuk mengurutkan intensitas mutu dan kesukaan konsumen dalam rangka memilih yang terbaik serta menghilangkan yang terjelek. Jadi fungsinya adalah untuk memudahkan dalam memilih solusi atau produk yang paling paling diminati. Contohnya ketika HP kita rusak, dan kita bingung ingin membeli hp baru merk iphone atau Samsung, maka kita bisa membandingkan antara keduanya mulai dari segi desainnya, kameranya, prosesornya, dan lain sebagainya. Setelah selesai membandingkan hal-hal tersebut barulah kita memutuskan HP merk yang mana yang saat ini yang paling kita butuhkan. Penanya



: Sholeha (2010901018)



Penjawab



: Renda Trinanda Nurbaiti (2010901028)



15