11 0 163 KB
MAKALAH ASKEP SEHAT MENTAL PADA DEWASA LANJUT Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa Komunitas Dosen : NS . Madepan Mulia, M . Kep . ,Sp . Kep . J
Disusun Oleh : Kelompok 10 1. Rizkia Oktaviani (1926101) 2. Roudhotul Khoiriyah (1926103) 3. Saiful Anwar
(1926105)
4. Septi Elliana
(1926107)
5. Tarisa Lara Dita (1926109) 6. Tiara Fadilah Umi (1926111)
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG TP.2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Asuhan Sehat Mental Pada Dewasa Muda “ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu NS . Madepan Mulia, M . Kep . ,Sp . Kep . J pada mata kuliah Keperawatan Jiwa Kumunitas. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana
penjelasan mengenai asuhan sehat mental pada dewasa muda. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu NS . Madepan Mulia, M . Kep . ,Sp . Kep . J selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa Komunitas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Bandar Lampung, 20 September 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.......................................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang................................................................................................................1 b. Rumusan Masalah...........................................................................................................1 c. Tujuan.............................................................................................................................1 BAB II LANDASAN TEORI a. PengertianDewasa lanjut.................................................................................................3 b. Ciri – Ciri Dewasa lanjut................................................................................................4 c. Tugas – Tugas Perkembangan lanjut..............................................................................5 d. Perubahan Fisik Pada Dewasa lanjut..............................................................................6 e. Kognisi Pada Dewasa lanjut...........................................................................................7 f. Perkembangan psikososial padadewasa lanjuts..............................................................8 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN a. Kasus...............................................................................................................................9 b. Pengkajian......................................................................................................................9 c. Data Fokus.....................................................................................................................10
ii
c. Analisa data....................................................................................................................11 d. Diagnosa keperawatan...................................................................................................12 e. Perencanaan...................................................................................................................12 f. Implementasi..................................................................................................................15 g. Evaluasi.........................................................................................................................17 BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan .....................................................................................................................19 b.Saran.................................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain. Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa lanjut (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Periode masa dewasa lanjut merupakan masa terpenting bagi individu di mana dirinya dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap pola-pola hidup dan harapan yang baru (Hurlock, 1997), serta menjalankan peran-peran yang baru dan tumbuh menjadi pribadi yang matang (Duvall dan Miller, 1985). Periode masa dewasa tengah dimulai pada usia tiga puluh lima (35 tahun) dan berakhir di usia enam puluh (60 tahun). Sebagaimana didukung oleh Hurlock (1997) bahwa sejak generasi-generasi terdahulu apabila anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara resmi, maka hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa serta menjalankan tugas perkembangan pada masa tersebut.
1
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan dewasa lanjut ? 2. Bagaimana ciri – ciri pada masa dewasa lanjut ? 3. Apa tugas – tugas pada masa dewasa lanjut ? 4. Bagaimana saja perkembangan fisik pada masa dewasa lanjut ? 5. Bagaimana saja perkembangan kognitif pada masa dewasa lamjut ? 6. Bagaimana saja perkembangan social - emosianal pada masa dewasa lanjut ?
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Komunitas. 2. Tujuan Khusus Penulisan makalah ini bertujuan untuk : -
Menjelasakan secara detail pengertian tumbuh dewasa lanjut.
-
Menjelaskan ciri – ciri pada masa dewasa lanjut.
-
Menjelaskan tugas pada masa dewasa lanjut
-
Menjelaskan bagaimana perkembangan fisik pada masa dewasa terjadi lanjut.
-
Menjelaskan bagaimana saja perkembangan kognitif pada masa dewasa lanjut
2
-
Menjelaskan bagaimana saja perkembangan sosial - emosianal pada masa dewasa lanjut.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dewasa lanjut Masa dewasa lanjut biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam rentang hidup. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu menentukan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil dan matang secara emosinya. Dalam California Longitudinal Study, pada waktu individu berusia 34 sampai 50 tahun, mereka adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, dan paling bisa mengontrol diri, dan juga paling bertanggung jawab (Levinson & Peskin, 1981 dalam Santrock, 2002). a. Ciri – Ciri Dewasa lanjut Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan fisik, mental serta perubahan minat (Hurlock,1980). Menurut Erikson (dalam Santrock, 2002), usia madya merupakan masa kritis dimana baik generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnansi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut Erikson, (dalam Santrock, 2002) pada masa usia madya orang akan
menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi. 3
Masa dewasa madya (middle adulthood) Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain: masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupannya dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhartiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial. b. Tugas – Tugas Perkembangan Pada Dewasa lanjut Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya, Hurlock (1980) mengemukakan tugas perkembangan usia madya sebagai berikut : a. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat Orang yang berusia madya seringkali mengasumsikan tenggung jawab warga negara dan social, serta mengembangkan minat pada waktu luang yang berorientasi pada kedewasaan pada tempat kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keluarga yang biasa dilakukan pada dewasa dini. c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup
yang
relative mapan. d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan oangtua yang lanjut usia, dan membantu anak remaja untuk menjadi untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia. 4
Berdasarkan uraian di atas, tugas-tugas perkembangan pada usia madya adalah tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran, dan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.
c. Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa lanjut Hipertensi (tekanan darah yang tinggi secara kronis) perlu diperhatikan dari usia pertengahan pada faktor risiko penyakit jantung dan penyakit ginjal. Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat meningkat 30 persen pada dekade terakhir, untuk semua waktu dengan catatan tertinggi. Sekarang, memengaruhi hampir 30 persen orang dewasa, dan prevalensinya meningkat sejalan dengan usia. Orang yang banyak mengonsumsi protein dan sayuran cenderung memiliki tekanan darah rendah. Ketidaksabaran dan kemarahan meningkatkan risiko terjadi hipertensi jangka panjang. Hipertensi dapat dikontrol melalui pemeriksaan tekanan darah, diet garam rendah, dan pengobatan (medikasi), tetapi hanya 73,5 persen orang dewasa usia menengah (usia baya) dengan hipertensi rentan terhadap kondisi ini, hanya 61 persen di bawah penanganan, dan hanya 40,5 persen berada pada kondisi di bawah pengawasan (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Kegiatan pada usia dewasa madya dapat meningkatkan kesempatan untuk tetap gesit di usia tua. Selanjutnya, kegiatan fisik juga membantu menghambat mortalitas (kematian). Diantara 9,824 sampel orang dewasa Amerika Serikat yang berusia 51 hingga 61 tahun pada tahun 1992, beberapa orang yang melakukan latihan sedang rutin atau latihan giat sekitar
35 persen kemungkinan jarang
meninggal dunia pada periode delapan tahun ke depan dibandingkan dengan beberapa orang dengan gaya hidup tidak sehat. Beberapa orang dengan faktor risiko jantung, seperti merokok, kencing manis (diabetes), tekanan darah tinggi, dan riwayt penyakit pembuluh koroner, memperoleh manfaat dari olahraga secara 5
fisik. Sedikitnya, latihan 72 menit setiap minggu secara signifikan dapat meningkatkan kebugaran pada wanita dengan kehidupan menetap sebelumnya (Papalia et al, 2009). kecemasan dan keputusasaan seringkali seperti berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental yang buruk. Emosi positif seperti harapan, dengan kesehatan yang baik dan kehidupan yang sangat panjang, karena otak berinteraksi dengan semua sistem biologis tubuh, perasaan dan keyakinan memengaruhi fungsi tubuh, termasuk fungsi system kekebalan. Suasana Hati yang negative menyerang fungsi kekebalan dan meningkatkan rentanitas terhadap penyakit, perasaan yang positif diduga meningkatkan fungsi kekebalan (Papalia et al., 2009).
d. Perkembangan Kognitif Pada Dewasa lanjut Salah Satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia. Gisela (dikutip dalam Desmita, 2006), menyatakan bahwa pemikiran dewasa madya menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. la percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum idealis. Karena itu, pemikiran orang dewasa madya menjadi lebih konkret dan pragmatis, sesuatu yang dikatakan sebagai tanda kedewasaan. kemampuan kognitif terus berkembanselama masa dewasa. Akan Dengan demikian, tetapi, bagaimana pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan (Desmita, 2006).
e. Perkembangan psikososisal dewasa lanjut 6
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingah laku sosial orang dewasa berbeda dalambeberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaanperbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa ini ditandai dengan dua gejala penting, yaitu keintiman dan generativitas. a. Keintiman Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa. Dalam suatu studi ditunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang mempunyai tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, merasa lebih bahagia dan lebih sehat dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tempat untuk berbagi (Traupmann & Hatfield, 1981 dalam Desmita, 2006). b. Generativitas Generativitas (generativity) adalah tahap perkembangan psikososial ke tujuh yang dialami individu selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ideide, dan sebagainya).Serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Transmisi nilai-nilai sosial ini diperlukan untuk memperkaya aspek psikoseksual dan aspek psikososial kepribadian.Apabila
7
generativitas lemah atau tidak diungkapkan, maka kepribadian akan mundur, mengalami pemiskinan dan stagnasi.
Apa yang disebut Erikson dengan generativitas pada masa setengah baya ini ialah suatu rasa kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang akan datang. Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orangorang lain, dalam keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuh kannya serta berbagi dan membagi pengetahuan serta pengalaman dengan mereka. Nilai pemeliharaan ini tercapai lewat kegiatan membesarkan anak, mengajar, memberi contoh dan mengontrol.Manusia sebagai suatu spesies memiliki kebutuhan inheren untuk mengajar, suatu kebutuhan yang dimiliki oleh semua orang dalam setiap bidang pekerjaan. Perasaan puas pada tahapan ini timbul dengan menolong anak menjadi dewasa, mengajarr orang-orang dewasa lain, menyediakan bantuan yang diperlukan orang lain, serta menyaksikan bahwa sumbangan yang mereka berikan kepada masyarakat
memiliki
manfaat.Aktivitas
ini
merupakan
penting
untuk
menimbulkan perasaan bahwa diri mereka berarti.Perasaan putus asa mungkin timbul dari adanya kesadaran bahwa ia merasa belum mencapai tuuan yang dicanangkan semasa muda atau kesadaran bahwa apa yang dilakukan tidak begitu berarti.Menurut hasil penelitian Bernice Neugarden (dalam Desmita, 2006), orang dewasa yang berusia antara 40, 50 dan awal 60 tahun adalah orang-orang yang mulai suka melauan introspeksi diri dan banya merenungkan tentang apa yang sebetulnya sedang terjadi di dalam dirinya. Banyak di antara mereka yang berpikir untuk “berbuat sesuatu dalam sisa waktu hidupnya”.
8
BAB III Asuhan Keperawatan Sehat Mental Pada Dewasa Muda
KASUS Tn. T 50 tahun diantar keluarganya ke RSJ Pesawaran. Alasan masuk RSJ yaitu klien menyendiri, tidak mau makan, sedih, menolak berinteraksi dengan orang lain . Keluarga klien mengatakan bahwa prilaku klien berubah semenjak ia berhenti
bekerja. Saat dilakukan
pengkajian klien terlihat menghindar dan mengatakan tidak mempunyai tujuan, klien putus asa. Klien selalu melamun, klien juga suka menilai dirinya tidak berharga, berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi dengan orang lain, dan klien menolak penilaian negative tentang diri sendiri.
A. Pengkajian 1. Identitas Nama
: Tn. T
Usia
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki – laki
9
Tgl. Masuk Rs
: 16 September 2021
Tgl. Pengkajian
: 17 September 2021
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Lampung / Indonesia
Pendidikan Terakhir : S1 Pekerjaan
: karyawan
Alamat
: Jl. Gantung No. 2 Kali Harun, pesawaran
2. Identintas Penanggung Jawab Nama
: ny. R
Usia
: 50 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jl. Mawar No. 01 Langkapura, Bandar Lampung
3. Pemerikasaan TTV TD
: 110/90 mmHg
Nadi
: 60 x / Menit
Respirasi
: 20 x / Menit
Suhu
: 36 C
TB
: 163 cm
BB
: 50 Kg
10
B. Data Fokus DS : -
Klien menolak berinteraksi dengan orang lain.
-
Klien tidak mau makan
-
Klien ingin menyendiri
-
Klien mengatakan tidak punya tujuan
-
Klien mengatakan putus asa
-
Klien mengatakan dirinya tidak berharga
-
Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
-
Klien nampak sedih
-
Klien menghindari orang lain
-
Klien selalu melamun.
-
Berbicara pelan dan lirih
-
Menolak berinteraksi dengan orang lain
DO :
C. Analisa Data N O 1.
DATA DS : -
Klien
ingin
MASALAH
ETIOLOGI
Isolasi Sosial
Ketidakmampuan menjalin
( D.0121 )
hubungan yang memuaskan
sendiri -
Klien mengatakan tidak
punya
tujuan DO : -
Klien
11
menghindari orang lain 2.
Wajah datar
DS : -
Keputusasaan ( D.0088 )
Stress jangka Panjang
Harga Diri Rendah
Kegagalan hidup berulang
Klien mengatakan putus asa
-
Klien tidak mau makan
DO : Klien
selalu
melamun. 3.
DS : -
Klien mengatakan dirinya
Situasional (D.0087)
tidak
berharga -
Menolak penilaian tentang
positif diri
sendiri DO : -
Berbicara
pelan
dan lirih -
Menolak interaksi dengan orang lain
12
D. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi sosial bd. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan dd. Klien ingin sendiri, Klien mengatakan tidak punya tujuan, Klien nampak sedih dan Wajah datar 2. Keputusasaan bd. Stress jangka panjang dd. Klien mengatakan putus asa, Klien tidak mau makan dan wajah datar. 3. Harga Diri Rendah Situasional bd. Kegagalan Hidup Berulang dd. Klien mengatakan dirinya tidak berharga, menolak penilaian positif tentang dirinya sendiri, berbicara pelan dan lirih, dan menolak interaksi dengan orang lain
E. Rencana Keperawatan N O 1.
DIAGNOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
Isolasi Sosial
HASIL dilakukan
( D.0121 )
Setelah
INTERVENSI
asuhan Promosi
Sosialisasi
keperawatan selama 3 x 24 ( I.13498 ) jam isolasi sosial teratasi Obserfasi sebagian dengan kriteria hasil
-
:
Identifikasi kemampuan
-
Verbalisasi
tujuan
melakukan
yang jelas, sedang (3) -
-
Minat
terhadap
-
dengan orang lain -
Identifikasi hambatan
aktivitas, sedang (3)
melakukan
Verbalisasi
dengan orang lain
isolasi,sedang (3) -
interaksi
Perilaku
menarik
interaksi
Teraupetik -
Motivasi
diri,cukup menungkat
meningkatkan
selera(2)
keterlibatan
Efek
suatu hubungan
murung/sedih,
sedang (3) 13
-
Motivasi
dalam
Perilaku
bertujuan,
berpartisipasi
sedang (3)
aktivitas
dalam
baru
dan
kegiatan kelompok -
Motivasi berinteraksi di luar lingkungan
Edukasi -
Anjurkan berinteraksi dengan
orang
lain
secara bertahap -
Anjurkan
membuat
perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus Latih mengekspresikan 2.
Keputusasaan ( D. 0088 )
Setelah
dilakukan
marah dengan tepat asuhan Promosi Harapan ( I.09307 )
keperawatan selama 3 x 24 Observasi jam
keputusasaan
teratasi
-
Identifikasi
harapan
sebagian dengan kriteria hasil
pasien dan keluarga
:
dalam -
Selera makan, cukup meningkat (4)
-
Minat
hidup Terapeutik
komunikasi
verbal,
pencapaian
-
cukup
bahwa
kondisi yang dialami
menurun (2) Efek datar, sedang (3)
Sadarkan
memiliki nilai penting -
Pandu
mengingat
kembali
kenangan
yang menyenangkan -
Kembangkan perencanaan
14
perawatan
yang
melibatkan
tingkat
pencapaian
tujuan
sederhana
sampai
dengan kompleks Edukasi -
Anjurkan mengungkapkan perasaan
terhadap
kondisi
dengan
realistis -
Anjurkan mempertahankan hubungan
terapeutik
dengan orang lain -
Latih tujuan
menyusun yang
sesuai
dengan harapan Latih cara mengenang dan
menikmati
masalalu 3.
Harga Diri Rendah Situasional (D.0087)
setelah
dilakukan
( pengalaman ) Manajemen perilaku
asuhan
keperawatan selama 3 x 24
(1.12463)
jam
Observasi
keputusasaan
teratasi
sebagian dengan kriteria hasil
-
:
Identifikasi
harapan
untuk mengendalikan -
Penilaian diri positif
perilaku
Cukup meningkat (4) -
Terapeutik
Penerimaan penilaian positif terhadap diri 15
-
Jadwalkan
kegiatan
sendiri
cukup
terstruktur
meningkat (4) -
-
Berbicara
Perasaan malu cukup
nada
menurun (2)
tenang -
dengan
rendah
dan
Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku Edukasi
-
Informasikan keluaraga
bahwa
keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif
F. Implementasi
N
HARI,
DIAGNOSA
O 1.
TANGGAL Sabtu, 18
KEPERAWATAN Isolasi Sosial
IMPLEMENTASI 1.
Membantu
klien
TTD
mengenal
September
penyebab isolasi sosial
2021
2. Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap
2.
Minggu,
19
Keputusasaan
3. Melatih klien berkenalan 1. Membina hubungan
saling
September
percaya
2021
2. Memberi kesempatan bagi klien untuk sedih 16
mengungkapkan
perasaan
3. Membantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus 3.
Senin,
20 Harga Diri Rendah
September
Situasional
2021
asa 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 2. Membantu klien menidentifikasi aspek positif yang dimiliki klien 3. Melatih kemampuan yang dimiliki klien
G. Evaluasi
NO 1.
HARI,
DIAGNOSA
TANGGAL Sabtu, 18
KEPERAWATAN Isolasi Sosial
CATATAN PERKEMBANGAN S:
September
Klien mengatakan ingin sendiri
2021
O: - Tidak ada kontak mata A: Klien masih menolak berinteraksi P: Lanjutkan intervensi
17
TTD
2.
Minggu,
19
Keputusasaan
S:
September
Klien mengatakan putus asa
2021
O: - Klien tidak nafsu makan A: Klien mulai mau diajak berbicara P:
3.
Senin, September
20
Harga Diri Rendah
Lanjutkan intervensi S:
Situasional
-
2021
Klien
mengatakan
dirinya
tidak berharga O: -
Berbicara pelan dan lirih
-
Klien
A: dapat
melatih
kemampuan yang dimiliki P: Lanjutkan Intervensi
18
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan
terjadinya
kemunduran-kemunduran.
Aspek-aspek
jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual – social emosional - nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran. B. Saran Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
19
Daftar Pustaka http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1190/4/12.860.0183_file4.pdf http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1970/5/128600385_file5.pdf http://meity.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/68481/Usia+Madya.pdf
20