Makalah KMB Hipertensi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah 1 Dosen : Mono Pratiko G.,S Kep.,Ns.M.Kes



Disusun oleh : 1. Tsamrotun Ilmiyah



(201908001)



2. M. Dicky Pratama P



(2019080002)



3. Fathia Asri W



(2019080006)



4. Adisthi Amellinda G



(2019080009)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat  ALLAH SWT dengan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kami ucapkan kepada nabi Muhammad SAW. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.Terimakasih.



Gresik,25 Oktober 2020



DAFTAR ISI



ii



KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii BAB I............................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................2 1.3 Tujuan................................................................................................................................................2 BAB II...........................................................................................................................................................3 KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................................3 2.1 Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi Konsep Dasar Penyakit......................................................3 2.1.1 Pengertian...................................................................................................................................3 2.1.2 Etiologi/Penyebab.......................................................................................................................3 2.1.3 Manifestasi Klinis.......................................................................................................................6 2.1.4 Patofisiologi................................................................................................................................6 2.1.5 Tanda dan Gejala........................................................................................................................7 2.1.6 Klasifikasi...................................................................................................................................8 2.1.7 Penatalaksanaan..........................................................................................................................8 2.1.8 Pemerikasaaan Penunjang...........................................................................................................9 2.1.9 Komplikasi.................................................................................................................................9 BAB III........................................................................................................................................................13 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI......................................................................................................13 3.1 PENGKAJIAN................................................................................................................................13 3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN.....................................................................................................19 3.3 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI..........................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................23



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode. Hipertensi merupakan penyebab yang paling sering dari gagal jantung pada masyarakat dan merupakan faktor risiko utama terjadi aterosklerosis saerta merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya pendarahan otak yang merupakan salahsatu penyebab kematian diseluruh dunia (Underwood 1999). Penderita hipertensi sangat heterogen dan dideritai oleh orang banyak yang datang dari berbagai kelompok berisiko di dalam masyarkat. Hipertensi diengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen (tidak dapat diganti), seperti usia,jenis kelamin dan genetik, maupun yang bersifat eksogen (dapat diubah), seperti kelebihan berat badan, konsumsi garam, rokok dan kopi (Hananta,2011) Pada tahun 2005, badan kesehatan dunia (WHO) menunjukan data bahwa diseluruh dunia sekitar 1,4 milyar orang atau 39,6 masyarakat menderita hipertensi, jumlah ini terus meningkat sejak tahun 2000 dimana jumlah penderita hipertensi yang ditemukan sebanyak 927 juta atau 26,4% dengan jumlah penderita terbanyak adalah laki-laki yaitu sebesar 76,6% (Soenarta, 2005). Di Indonesia setaip tahunya terjadi 175.000 kematian akibat hipertensi dan terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi. Dari kasus hipertensi tersebut diketahui bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia produktif (15-50 tahun) yang didominasi oleh laki-laki, sisanya 112.500 kasus (25%) tidak terdagnosis dan baru sebagian yang tercakup dalam program penanggulan penyakit hipertensi sesuai dengan rekomendasi WHO (Depkes RI,2008). Hipertensi komplikasinya pada asyarakat dapat dicegah yaitu dengan cara gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor rsiko. Masyarakat dapat melakukan tindakan seperti modifiksi hidup secara efektif, melakukan langkah penurunan berat badan yang berlebih, mengurangi asupan natrium terutama pada garam, mengehentikan atau mengurangi kebiasaan merokok dan minum kopi bagi penderita yang mengansumsi rokok dan kopi, mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makan serta menjaga kebugaran tubuh dengan berolraga minimal dua kali dalam satu minggu terutama bagi yang mempunyai berat badan berlebih. 1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Hipertensi ? 2. Apa Etiologi Hipertensi ? 3. Apa Manifestasi Klinis Hipertensi ? 4. Apa Patofisiologi Hipertensi ? 5. Apa Saja Tanda dan Gejala Hipertensi ? 6. Apa Klasifikasi Hipetensi ? 7. Bagaimana Penatalaksanaan Hipertensi ? 8. Apa Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ? 9. Apa Komplikasi Hipertensi ?



1.3 Tujuan 1. Untuk menjelaskan pengertian Hipertensi 2. Untuk menjelaskan Etiologi Hipertensi 3. Untuk menjelaskan Manifestasi Klinis Hipertensi 4. Untuk menjelaskan Patofisiologi Hipertensi 5. Untuk menjelaskan Tanda dan Gejala Hipertensi 6. Untuk menjelaskan Klasifikasi Hipetensi 7. Untuk menjelaskan Penatalaksanaan Hipertensi 8. Untuk menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Hipertensi 9. Untuk menjelaskan Komplikasi Hipertensi



2



BAB II KAJIAN PUSTAKA



2.1 Asuhan Keperawatan Pasien Hipertensi Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Pengertian



Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic adalah 90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison 1997). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal denga sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Pada Uslia : peningkatan tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. 2.1.2 Etiologi/Penyebab



Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : (Lany Gunawan, 2001) 1. Hipertensi Essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya 2. Hipertensi Sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebakan oleh hipertensi sekunder. 1. Hipertensi Primer Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data



penelitian



telah



menemukan



beberapa



faktor



yang



sering



menyebabkan hipertensi. Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik,. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi: a. Genetik : respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transpot Na. 3



b. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat c. Stress Lingkungan d. Hilangnya eastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang lansia adalah terjadinya perubahanperubahan pada : a. Elastisitas dinding aorta menurun b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontrasi dan volumenya d. Kehilangan elastisitas pembulih darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data



penelitian



telah



menemukan



beberapa



faktor



yang



sering



menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1) Faktor Keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan



lebih



besar



untuk



mendapatkan



hipertensijika



orangtuanya adalah penderita hipertensi. 2) Ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah : -



Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)



-



Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)



-



Ras (rs kulit hitas lebih banyak dari kulit putih)



3) Kebiasaaan Hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : -



Konsumsi garam yang tinggi (melebihi 30 gr) 4



-



Kegemukan atau makan berlebihan



-



Stress



-



Merokok



-



Minum alkohol



-



Minum obat-obatan (ephedrine,prednison,epineprin)



2. Hipertensi Sekunder Penyebab hipertensi sekunder adalah : A. Ginjal -



Glomerulonefritis



-



Pilonefritis



-



Nekrosis tubular akut



-



Tumor



B. Vascular -



Ateroklorosis



-



Hiperplasia



-



Trombosis



-



Aneurisma



-



Emboli kolestrol



-



Vaskulitis



C. Kelainan endokrin -



DM



-



Hipertiriodisme



-



Hipotiriodisme



D. Saraf -



Stroke



-



Ensepalitis



E. Obat-obatan -



Kontrasepsi oral



-



Kortikosteroid



2.1.3 Manifestasi Klinis



Menurut rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : a. Mengeluh sakit kepala, pusing 5



b. Lemas kelelahan c. Sesak nafas d. Gelisah e. Mual f. Muntah g. Epistaksis h. Kesadaran menurun 2.1.4 Patofisiologi



Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor sepertikecemasan dna ketakutan dapat mempengauhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal menskreksi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menskresi koristol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelpasan renin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensi II suatu vasokonstriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menybabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembulih perifer 6



bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada saat usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan



kemampuan



distensi



dan



daya



regang



pembuluh



darah.



Konsekuensinya arta dan arteri volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & suddarth,2002) 2.1.5 Tanda dan Gejala



Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (menurut : Edward K Chung, 1995) 1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur 2. Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyaka pasien yang mecari pertolongan medis. 2.1.6 Klasifikasi



Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan sesuai dengan rekomendasi dari ”The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure” (JNC-VI,1997) sebagai berikut :



No 1 2 3 4



Kategori Sistolik(mmHg) Optimal 210 TABEL 1 klasifikasi Hipertensi Menurut JNC



7



Diastolik(mmHg) 120



2.1.7 Penatalaksanaan



Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan moralitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : Penatalaksanaan Medis Penanggulan



hipertensi



secara



garis



besar



dibagi



menjadi



dua



jenis



penatalaksanaan : 1. Penatalaksanaan Non Farmakologis a. Diet Pembatasan atau penguranagn konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dilalui bersama dengan penuruna aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma b. Aktivitas Klien disarankan untuk beradaptasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batsan medis dan disesuaikan denga batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang 2. Penatalaksanaan Farmakologis Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu : a. Mempunyai efektivitas yang tinggi b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral d. Tidak menimbulkan introleransi e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien degan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin. 2.1.8 Pemerikasaaan Penunjang



1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara utuh 2. Pemeriksaan retina 8



3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahi kerusakan organ seperti ginjal dan jantung 4. EKG uruk mengetahui hpertropi ventrikel kiri 5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,glukosa 6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin 7. Foto dada dan CT scan. 2.1.9 Komplikasi



Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satusatunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial. Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejalagejala sebagai berikut: pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi. Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain : stroke, gagal jantung, gagal ginjal, mata. Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian 9



bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki prognosis yang tidak baik.Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak baik. Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi yang fatal. Usahausaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam dapur. Batasi pula makanan yang mengandung garam natrium seperti corned beef, ikan kalengan, lauk atau sayuran instan, saus botolan, mi instan, dan kue kering. Pembatasan konsumsi garam mengakibatkan pengurangan natrium yang menyebabkan peningkatan asupan kalium. Ini akan menurunkan natrium intrasel yang akan mengurangi efek hipertensi 2. Menghindari kegemukan (obesitas). Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal. Pada penderita muda dengan hipertensi



terdapat



kecenderungan



menjadi



gemuk



dan



sebaliknya



padapenderita muda dengan obesitas akan cenderung hipertensi. Pada orang gemuk akan terjadi peningkatan tonus simpatis yang diduga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat. 3. Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan kolesterol. Hal ini akan menyumbat pembuluh darah dan mengganggu peredaran darah sehingga memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Kadar kolesterol normal dalam darah yaitu 200-250 mg per 100cc serum darah. 4. Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.



10



5. Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. 6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Menghindari rokok dan alkohol berarti menghindari kemungkinan hipertensi. 7. Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan. 8. Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan masalah. 9. Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan sehari-hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan. Jika hal ini terjadi pada Anda, lebih baik melakukan kegiatan santai dulu. Setelah pikiran segar kembali akan ditemukan cara untuk mengatasi kesulitan itu 10. Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat mengurangi beban kita. Orang yang berpendapat dirinya mampu melakukan segala hal dengan sempurna biasa disebut perfeksionis, orang ini akan selalu stres dan menanggung beban kerja dan pikiran berlebihan. Kita harus sadar bahwa kemampuan setiap orang terbatas untuk mampu mengerjakan segalagalanya. Dengan memberi kesempatan pada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas kita, beban kita dapat berkurang dan kita juga banyak teman, yang tentunya akan menimbulkan rasa bahagia. 11. Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa sehingga hati kita menjadi tentram. Menolong orang lain dengan tulus dan memupuk sikap perdamaian juga akan memberikan kepuasan yang tersendiri pada kita. Dengan memupuk sikap-sikap seperti itu, tentu kita akan



11



mengurangi ketegangan, beban, stres yang timbul sehingga hipertensi dapat dihindari. Orang yang sudah pernah memeriksakan dirinya dan diketahui menderita hipertensi, dapat diberikan obat-obat golongan diuretika, alfa bloker, beta bloker, vasodilator, antagonis kalsium dan penghambat ACE. Tentu saja, penggunaan obat-obat ini atas petunjuk dokter. Kasus Seorang pasien wanita 54 tahun dengan berat badan 70kg dan tinggi badan 150 cmdatang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lau,disertai mual dan muntah, nyeri pada tengkuk, sering kelelahan jika beraktivitas. Ibunya memiliki riyawat stroke. Riwayat Dibetes Militus (-), riwayat asma (-). Pemeriksaan fsikdidapatkan Nadi 100x/menit, Pernafasan 24x/menit, Tekanan Darah 160/95 mmHg.



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI 3.1 PENGKAJIAN



12



FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK



IDENTITAS Nama



: Ny.C



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 54 Tahun



Status Marital



: Menikah



Agama



: Islam



Suku



: Jawa / Indonesia



Alamat



: Gresik



Pendidikan



:-



Tgl. MRS



: 11-10-2020



Pekerjaan



: Pedagang



Tgl. Pengkajian



: 11-10-2020



Alamat



: Gresik



No. Reg



:



Dx. Medis



: Hipertensi



Penanggung Jawab



: Ny. P



RIWAYAT SAKIT & KESEHATAN 1. Keluhan Utama : Pasien Mengatakan bahwa dia sakit kepala



2. Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan bahwa dia sakit kepala sejak 2 hari yang lalu, disertai mual dan muntah setelah bangun tidur, nyeri pada tekuk, mudah lelah setelah melakukan aktifitas. Dan belum melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas



3. Penyakit yang pernah diderita keluarga : Pasien mengatakan bahwa Ibu nya memiliki riwayat stroke



4. Riwayat alergi :



 Ya



 Tidak



Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa dia tidak memiliki alergi.



 sedang



 lemah



PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum :  baik



13



2. Kesadaran :  compos mentis  sopor



 somnolent



 coma



 lain-lain :



Tanda Vital : Tensi : 160/95 mmHg



3. Pola nafas : Irama :



Nadi: 100 x/menit Suhu: 37˚C



Pernafasan : 24 x/menit



 teratur



 tidak teratur



Jenis :



 dispnoe



 kussmaul



 ceyne stokes



 lain-lain :



Suara nafas :



 vesikuler



 stridor



 wheezing



 ronchi



 lain-lain : ......... Sesak nafas :



 ya



tidak



Batuk :



 ya



 tidak



Jelaskan : Tidak ada batuk



Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



4. Kardiovaskuler : Irama Jantung :  reguler



 irreguler



Nyeri dada :



 ya



 tidak



Bunyi jantung :



 normal



 murmur



CRT :



 < 3 detik



> 3 detik



Akral :



 hangat



 panas



S1/S2 tunggal :



 ya



 gallop



 lain-lain :



 dingin basah



 dingin kering



 tidak



Masalah Keperawatan : perfusi perifer tidak efektif 5. Persyarafan GCS :



Eye : 4



Verbal : 5



Motorik : 6



Reflek fisiologis:  patella



 triceps



 biceps



 lain-lain :



Reflek patologis:  babinsky



 budzinsky



 kernig



 lain-lain :



 tidak



Jenis: .................



Istirahat/tidur : 8 jam/hari Gangguan tidur :



 ada



Masalah Keperawatan : intoleransi aktifitas



6. Penginderaan : 14



a. Mata Pupil:  isokor  anisokor Konjungtiva:



 anemis



Gangguan penglihatan:



 lain-lain:



Palpebra:



cekung  tidak



tidak



Sklera:



 ikterus  tidak



 ya



 tidak Alat bantu



 ya



 ya



 tidak Jelaskan : serumen (-)



 tidak



Lain-lain: b. Telinga Gangguan pendengaran: Lain-lain: c. Hidung Bentuk:



 normal



Gangguan penciuman:



 tidak  ya



Jelaskan : simetris  tidak Jelaskan : secret (-)



Lain-lain: Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



7. Perkemihan : Kebersihan : Urine :



 bersih



 kotor



Jumlah: 500 cc/hari



Warna : kuning



Alat bantu (kateter):



 ya



 tidak



Kandung kemih : membesar



 ya



 tidak



Nyeri tekan



 ya



 tidak



 anuria



 oliguria



 retensi



 nocturia



 lain-lain :



Gangguan :



Bau : menyengat



 inkontinensia



Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan



8. Pencernaan : Nafsu makan:



 baik



 menurun



Porsi makan:



 habis



 tidak



Minum:



jumlah: 1100 cc/hari



Jelaskan: mudah mual dan muntah jenis minuman: air mineral



Mulut dan Tenggorokan Mulut:



 bersih



 kotor 15



 berbau



 kering



Mukosa:



 lembab



Tenggorokan:



 sakit menelan/ nyeri telan  pembesaran tonsil



 stomatitis  kesulitan menelan  lain-lain :



Abdomen Perut:  tegang



 kembung



 ascites



 nyeri tekan, lokasi:



Peristaltik:



x/menit



Pembesaran hepar: ya



 tidak



Jelaskan: hepar (-)



Pembesaran lien:  ya



 tidak



Jelaskan: odema (-)



 tidak



Lain-lain:



Bau: khas



Warna: kuning



BAB: 1 x/hari



Teratur



 ya



Konsistensi: normal



Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan 9. Muskuloskeletal & Integumen : Kemampuan pergerakan sendi:



 bebas



 terbatas



Jelaskan: oedem (-)



Kekuatan otot:



Kulit:



 lembab



 kering



 eksoriasis



Warna kulit:



 ikterus



 sianosis



 kemerahan



 pucat



 hiperpimentasia



Turgor:



 baik



 sedang



Oedema:



 ada



 tidak ada



 jelek Lokasi:



Lain-lain:........



Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan



10. Endokrin : Pembesaran tyroid:  ya



 tidak



Pembesaran limfe:  ya



 tidak



Hiperglikemia:



 ya



 tidak



Hipoglikemia:  ya



 tidak



Luka gangren:



 ya



 tidak



Pus



 ya



 tidak



16



Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan



11. Personal hygiene : Kebersihan secara umum: Mandi: 2 x/hari



 bersih



 kotor



 berbau



Sikat gigi: 2 x/hari



Keramas: 1 x/hari Kebersihan kuku



 bersih



 kotor



Ganti pakaian: 2 x/hari Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan



12. Psikologis – Sosial – Spiritual : Ketaatan menjalankan ibadah:



 taat



 tidak taat



 kadang-kadang



Kegiatan dalam menjalankan ibadah: dapat melakukan sholat 5 waktu Orang yang paling berharga/berarti: keluarga Hubungan dengan teman & lingkungan sekitar: baik Perasaan saat ini:



 cemas



 stres



Masalah Keperawatan: gangguan rasa nyaman



Data Penunjang (Lab/ Foto/ dll.) :



Terapi yang didapat: 1. Pemberian obat 2. Mengurangi pemakaian garam



17



 biasa saja/tenang



DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah d.d pengisian kapiler >3 detik, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit jelek 2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d mengeluh lelah, merasa lemah, dispnea, frekuensi jantung meningkat 3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh mual, mengeluh lelah, mengeluh tidak nyaman, gelisah, merintih sakit kepala



...........................,.......................................



Pengambil data,



3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN



ANALISA DATA 18



DATA



ETIOLOGI Hipertensi



DO = CRT >3 detik Akral dingin Kulit pucat Turgor kulit jelek







Pembuluh darah sistemik



PROBLEM Perfusi perifer tidak efektif







Vasokontriksi pembuluh darah 



DS = Pasien mengatakan nyeri DO = Dispnea Frekuensi jantung meningkat



Sirkulasi darah ke perifer menurun 



Perfusi perifer tidak efektif Hipertensi



Intoleransi aktivitas







Dispnea, nafas pendek, batuk, takipnea 



DS = Pasien mengeluh lelah Pasien merasa lemah DO = Pasien tampak gelisah Merintih sakit kepala DS = Pasien mengeluh mual Mengeluh lelah Mengeluh tidak nyaman



Kebutuhan O2 dijaringan tidak terpenuhi 



Keletihan, kelemahan 



Intoleransi aktivitas Hipertensi



Gangguan rasa nyaman







Kerusakan vesikuler pembuluh darah 



Perubahan status 



Penyumbatan pembuluh darah 



Vasokontriksi 



Gangguan sirkulasi 



Resistensi pembuluh darah otak meningkat 



Pelepasan mediator kimia 



Merangsang hipotalamus 



Nyeri dipersepsikan 



Nyeri kepala 



Gangguan rasa nyaman



3.3 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI



DX



TUJUAN DAN KRITERIA HASIL



INTERVENSI 19



IMPLEMENTASI



Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah d.d pengisian kapiler >3 detik, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit jelek



Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbanga n antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d mengeluh lelah, merasa lemah, dispnea, frekuensi jantung meningkat



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, perfusi perifer meningkat dengan kriteria hasil : 1. Pengisian kapiler membaik 2. Warna kulit pucat menurun 3. Turgor kulit membaik



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil : 1. Keluhan lelah menurun 2. Perasaan lemah menurun 3. Dispnea menurun 4. Tekanan darah membaik 5. Freskuensi napas membaik Gangguan rasa Setelah dikakukan nyaman b.d gejala tindakan penyakit d.d keperawatan selama



1. Periksa sirkulasi perifer (pengisian kapiler, warna,suhu) 2. Hindari mengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi 3. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah 4. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi 5. Kolaborasi pemberian analgesik 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif 3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



1. Memeriksa sirkulasi perifer (pengisian kapiler, warna suhu) 2. Menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi 3. Menganjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah 4. Menganjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi 5. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik



1. Identifikasi skala nyeri 2. Identifikasi



1. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Mengidentifikasi



20



1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan 2. Melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif 3. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



mengeluh mual, mengeluh lelah, mengeluh tidak nyaman, gelisah, merintih sakit kepala



3x 24 jam, gangguan rasa nyaman menurun dengan kriteria hasil : 1. Status kenyamanan meningkat 2. Gelisah menurun 3. Mual menurun 4. Lelah menurun 5. Merintih menurun



faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 3. Kolaborasi pemberian analgesik



21



faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 3. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik



DAFTAR PUSTAKA Gunawan, L. (2005). Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius. PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Sheps, S. G. (2005). Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama. Soenarta, A. A. (2005). Konsensus Pengobatan Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PERHI)



22