12 0 86 KB
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan nikmat, waktu dan sehat, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Wianti S.Kp,Ners atas bimbingan dan arahannya selama belajar mengajar berlangsung dibagian Keperawatan Maternitas II di STIKES Bina Putera Banjar. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak lepas dari keterbatasan waktu dan pengetahuan saya, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya harapkan guna perbaikan penyusunan makalah ini di kesempatan mendatang. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi saya dan yang membacanya. Meskipun hanya sedikit ilmu tentang yang dikaji pada kesempatan ini.
Banjar, Maret 2009
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................
i
Daftar Isi ..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang........................................................................ 1 B. Tujuan..................................................................................... 2 C. Manfaat .................................................................................. 2 D. Metode Telaahan................................................................... 3 E. Sistematika Penulisan............................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 1. Definisi
5
.........................................................................
5
2. Etiologi .........................................................................
5
3. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini
.........................
5
4. Patofisiologi ...................................................................
6
5. Diagnosis ketuban pecah dini .........................................
7
6. Pemeriksaan Penunjang ................................................
7
BAB III PROSES KEPERAWATAN ..........................................................
12
A. Pengkajian.............................................................................. 12 B. Analisa Data........................................................................... 15 C. Diagnosa Keperawatan........................................................... 17 D. Rencana Keperawatan........................................................... 18 BAB IV SIMPULAN ...............................................................................
23
DAFTAR PUASTAKA
23
...........................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Ketuban
pecah
dini
yang
terjadi
pada
kehamilan
preterm
merupakanmasalah besar di bidang obstetri karena memberikan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan mortalitas perinatal dan maternal. Penanganan harus mempertimbangkan risiko prematuritas akibat persalinan preterm, dan risiko infeksi maternal dan neonatal. Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial dalam kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup. Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan 1
membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom (RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru. Protokol pengelolaan yang optimal harus memprtimbangkan 2 hal tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk merawat bayi yang kurang bulan. Meskipun tidak ada satu protokol pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
B.
Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Memperoleh penetahuan secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien dengan ketuban pecah sebelum waktunya serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung kepada klien dengan ketuban pecah sebelum waktunya secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan ketuban pecah sebelum waktunya.
2
b. Mampu melaksanakan rencna keperawatan pada klien ketuban pecah sebelum waktunya berdasarkan permasalahan yang ditemukan. c. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan ketuban pecah sebelum waktunya. d. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan pada anak dengan ketuban pecah sebelum waktunya. e. Mampu mendokumentasikan asuha keperawatan pada klien dengan ketuban pecah sebelum waktunya.
C.
Manfaat Penulisan Sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama kuliah ke dalam permasalahan yang ada di sarana kesehatan serta menambah wawasan ilmu pengetahuan keperawatan tentang kehamilan ektopik serta pelaksanaan proses keperawatannya.
D.
Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan penulis dalam meyusun makalah ini adalah dengan cara mengunpulkan refrensi-referensi dari berbagai literatur dan internet.
E.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang, tujuan, manfaat, metode telaahan, sistematika penulisan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang definisi, etiologi, penatalaksanaan, patofisiologi.
BAB III PROSES KEPERAWATAN Menguraikan tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan.
BAB IV KESIMPULAN Membahas tentang uraian kesimpulan dari seluruh proses keperawatan.
4
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
DEFINISI Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap saat
sebelum permulaan persalinan tanpa memandang apakah pecahnya selaput ketuban terjadi pada kehamilan 24 minggu atau 44 minggu.
B.
ETIOLOGI Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui dengan pasti. Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya ketuban pecah dini : 1. Infeksi, contoh : korioamnionitis. 2. Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan panggul, atau koitus. 3. Inkompeten serviks. 4. Kelainan letak atau presentase janin. 5. Peningkatan tekanan intrauterina, contoh : kehamilan ganda dan hidramnion.
C.
PENATALAKSANAAN KETUBAN PECAH DINI : a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring. b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. c. Umur kehamilan kurang 37 minggu. d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. 5
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
D.
PATOFISIOLOGI
Berkurangnya kekuatan membran amnion Meningkatnya tekanan intra uterin seperti pada hamil kembar
Membran / selaput amnion robek
Kurang pengetahuan
Pengeluaran cairan amnion dari ostium uteri internum, pH 7,1-7,3
Pengeluaran cairan lebih banyak
Kecemasan
Menggenang pada daerah forniks vagina (pooling)
Pengeluaran cairan lebih banyak
Gawat janin
Invasi mikroorganisme Munculnya tanda tanda infeksi
6
Bayi prematur Prolapsus tali pusat
Infeksi korioamnionitis
Bila kehamilan 32-37 minggu , inpartu induksi u/ persalinan setelah 24 jam dgn dilatasi serviks >5cm
Penyebaran ke endometrium
endometritis
E.
Diagnosis ketuban pecah dini
1. Keluarnya cairan jernih dari vagina. 2. Inspekulo : keluar cairan dari orifisium utero eksterna saat fundus uteri ditekan atau digerakkan. 3. Adanya perubahan kertas lakmus merah (nitrazin merah) menjadi biru. 4. Periksa dalam vagina : ketuban negatif.
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG KETUBAN PECAH DINI
1. USG 2. Leukosit dan suhu badan (37,5 derajat celsius) untuk menilai adanya infeksi (leukositosis). 3. Pemantauan kesejahteraan janin. 4. Pemeriksaan laboratorium, contoh : TORCH, dll.
7
BAB III PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN 1. Wawancara
Riwayat Kehamilan Jumlah kehamilan yang keberapa ? Apakah ada pengeluaran cairan pervaginaan (cairan ketuban) ? Apakaah ada tanda-tanda mulainya persalinan (kontraksi uterus) ? Apakah ada tanda-tanda gawat janin ? Apakah cairan berbau ? Apakah ibu merasa demam ? Berapa usia kehamilan ? Riwayat ketuban pecah sebelum waktu ? Riwayat persalinan ? Adakah pengeluaran cairan amnion dari serviks ?
Data Psikologis Pasien biasanya dalam keadaan labil. Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sedang .
Kesadaran : composmethi.
Tanda –tanda vital : Biasanya normal tetapi bisa berubah bila terjadi infeksi.
Adanya pengeluaran cairan ketuban dari serviks.
Ada tanda-tanda persalinan ?
Leopold I : TFU sesuai usia kehamilan aterm.
Adanya penurunan bagian terendah janin leopold IV.
Tanda-tanda infeksi .
8
Ibu demam (>38 derajat celcius) Nadi cepat (takikardi) Leukosittosis > 15.000 mm3
Tanda-tanda gawat janin DJJ > 120 x/menit Prolapsus bagian terendah janin / taki pusat. Pergerakan janin berkurang.
3. Pemeriksaan Penunjang 1. USG 2. Leukosit dan suhu badan (37,5 derajat celsius) untuk menilai adanya infeksi (leukositosis). 3. Pemantauan kesejahteraan janin. 4. Pemeriksaan laboratorium, contoh : TORCH, dll.
B. ANALISA DATA Analisa
data
adalah
kemampuan
megaitkan
data
dan
menggabungkan data tersebut dengan konsep, teori, prinsip-prinsip yang relevan untuk kesimpulan dan kesenjangan atau masalah kesehatan dan keperawatan yang ditentukan (Efendi, 1998:102)
No . 1.
Data
Etiologi
Masalah
Rasa kwatir, takut, cemas,
membran selaput
Cemas
Ds:
amnion robek
ketidaktahuan kondisinya. Do: Pendidikan lesehatan -.
Kurang pengetahuan
Tampak kekawatiran. Ketakutan terhadap
Cemas.
keselamatan janinnya.
9
2.
Ds : Keluhan demam
Pengeluaran cairan
Resiko infeksi
amnion
Do : Munculnya
prubahan Menggenang pada
keluaran cairan amnion
daerah forniks
yang berbau Munculnya
tanda-tanda
infeksi seperti ibu demam,
Invasi mikroorganisme
suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, nadi cepat Munculya tanda-tanda (takikardi), lab
pemeriksaan
biasanya
leupositosis
>
infeksi
terjadi 15.000
Infeksi korio amnionitis
mm3. Penyebaran ke endometrium
endomitriosis 3.
Ds: Merasakan pergerakan janin menjadi lemah. Do: DJJ > 120 x/menit Prolapsus bagian terendah
Pengeluaran cairan Resiko amnion dari ostium uteri terjadinya internum, pH 7,1-7,3 gawat janin Pengeluaran cairan lebih banyak
janin / taki pusat. Pergerakan
Gawat janin janin
berkurang.
10
C. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERWATAN Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan klien / pasien (Efendi Narsul, 1998:26) Kemungkinan Diagnosa yang muncul antara lain: 1. Kecemasan B/D kurang pengetahuan 2. Resiko imfeksi B/D pengeluaran cairan amnion dari serviks dengan pH 7,1 – 7,3 3. Resiko gawat janin B/D prolapsus bagian terendah janin atau tali pusat/
11
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan Setelah melakukan study kepustakaan penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya : 1. KPD merupakan masalaha obsetri karena merupakan kontribusi morbiditas dan morlalitas perinatal dan maternal . 2. Kematian perinatal yang cukup tinggi disebabkan karena usia kehamilan pre term, kejadian infeksi yang meningkat karena partus lama. 3. KPD adalah pecahnya selaput amnion atau ketuban pada setiap saat sebelum permulaan persalinan tanpa memandang usia kehamilan. 4. Beberapa faktor penyebab terjadinya KPD adalah inkopenten serviks dan membran amnion, peningkatan tekanan intra uterin oleh karena kehamilan ganda dan hidramnion. 5. Penatalaksanaannya tergantung usia kehamilan dan adanya tanda-tanda persalinan juga menghindari terjadinya infeksi.
12
DAFTAR PUSTAKA
James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002.
Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
13
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
14