Makalah Lansia Negara Belanda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439) Sebagaimana negara-negara Eropa pada umumnya, Belanda sedang mengalami penurunan populasi usia produktif. Belanda merupakan salah satu negara maju yang terletak di Eropa Barat. Negara ini memiliki kepadatan populasi sekitar 16.700.000 jiwa pada tahun 2011.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan lansia? 2. Apa saja ciri-ciri dari lansia? 3. Apa saja kondisi fisik pada lansia? 4. Apa saja masalah kesehatan pada lansia? 5. Apa saja program kesejahteraan untuk lansia di Belanda? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 2. Untuk mengetahui ciri-ciri lansia 3. Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia



4. Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia. 5. Untuk mengetahui apa saja program kesehatan lansia di Belanda



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Dari Lansia Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : 1. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun. 2. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun 4. Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.



B. Ciri - Ciri Lansia Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu : 1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi. 2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain. 3. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. 4. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.  Teori Biologis Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi : 1. Teori Instrinsik: Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.



2. Teori Ekstrinsik: Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan. Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi : 1. Teori Genetik Clock: Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species – species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe ): Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope. 3. Teori Auto imun: Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4. Teori Radikal Bebas: Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan – bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak dapat beregenerasi.  Teori Sosial Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan (disengagement teori). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur – angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan



sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu : 1. Kehilangan peran 2. Hambatan kontak fisik 3. Berkurangnya komitmen  Teori Psikologi Teori tugas perkembangan : Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income. Penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang – orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.



C. Kondisi Fisik Pada Lansia Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah : 1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap



masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya. 2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit. 3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria. 4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang. 5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosit. 6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear



D. Masalah Kesehatan Pada Lansia Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14, immobility (kurang bergerak),



instability (berdiri



dan



berjalan



tidak



stabil



atau



mudah



jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air



besar), isolation (depresi), inanition (kurang



gizi), impecunity (tidak



punya



uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan impotence (impotensi). Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut: 1. Kurang bergerak Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. 2. Istabilitas Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh. 3. Beser Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya. Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga



dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi. 4. Gangguan intelektual Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya. 5. Infeksi Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi. 6. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal. 7. Depresi Perubahan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun



terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas. 8. Kurang gizi Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain. 9. Daya tahan tubuh menurun Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain. 10. Impotensi Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan



pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan minimal 17%. Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan. 11. Tidak punya uang Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya. 12. Penyakit obat-obatan Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.



E. Asuransi Kesehatan di Belanda Negeri kincir angin yang pernah dinobatkan menjadi negara dengan jaminan kesehatan terbaik seluruh dunia memiliki sistem asuransi kesehatan yang sedikit banyak mengikuti



pola-pola



Jerman



dengan



modifikasi.



Belanda



sesungguhnya



juga



memberlakukan asuransi kesehatan nasional dengan risiko biaya medis yang besar (exceptional medical expenses) yang dikelola oleh satu badan berskala nasional yang dikenal dengan nama AWBZ ( Algemene Wet Bijzondere Ziektekosten). Pelayanan kesehatan yang tidak mahal dikelola oleh berbagai badan penyelenggara asuransi kesehatan sosial yang bersifat nirlaba yang diatur oleh UU Sickness Funds Act (ZFW).



Sebagian penduduk berpenghasilan tinggi dibolehkan (opt out) untuk membeli asuransi kesehatan komersial. Peneliti senior dari NIVEL (Netherlands Institute for Health Service Research) dr. Wienke Boerma, PhD di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia menjelaskan, premi wajib yang disetorkan pemberi kerja disana bergantung pada pemasukan berusia di atas 18 tahun pada 2013 sebesar 110 euro per orang per bulan (Rp 1,7 juta). Sedangkan tanggungan pribadi saat pengajuan klaim, warga Belanda wajib bayar sebesar 350 Euro per bulan (Rp 5,5 juta) untuk perawatan kesehatan. Itu pun belum termasuk biaya dokter keluarga dan persalinan. Ada tambahan tanggungan pribadi saat pengajuan klaim antara 100 - 500 Euro. Tapi premi tertentu ini tidak termasuk biaya pemeriksaan gigi. Dan lagi, karena tenaga medis dapat remunerasi, dokter diharuskan kerja keras. Mereka sekolah (Community School) selama 6 tahun untuk menangani jumlah keluhan umum termasuk cek kesehatan rutin khususnya yang berkaitan dengan gaya hidup dan pengaruhnya pada kardiovaskular (pembuluh darah dan jantung)," kata Wienke. Pakar struktur, keuangan dan organisasi kesehatan primer dari Tilburg University, Prof. Dinny De Baker PhD mengatakan, kekuatan asuransi nasional di Belanda adalah dokter keluarga yang harus siap melayani masyarakat dalam 7x 24 jam. Layanan jasa dokter juga mencakup pencegahan dan promosi untuk hidup sehat, penanganan penyakit jiwa seperti stres (somatic) dan masalah psikososial



F. Tunjangan Kesejahteraan Masyarakat Belanda Negara Belanda sangat menjamin kesejahteraan masyarakatanya ,untuk itu pemerintah memberikan tunjangan kepada golongan-golongan yang membutuhkan, tunjangan tunjangan tersebut terdiri atas : 1.



Tunjangan Anak Keluarga dgn anak2 usia antara 12 - 17 di Belanda dapat menuntut tunjangan anak



sebesar 280 euro setiap 3 bulan.Tunjangan jenis ini sering juga disebut tunjangan pendidikan . Jika anak tersebut tinggal dinegara lain secara independen (seorang diri tanpa ada yg menafkahinya), orang tua masih berhak mendapatkan tunjangan. Kalau anak itu tinggal diluar negeri untuk studi atau tidak memiliki pemasukan diatas jumlah tertentu, orang tua bisa tuntut kelipatan jumlah tunjangan untuk menutupi biaya hidup. Peraturan



ini berlaku bagi negara-negara Uni Eropa dan negara-negara lain yg menandatangani perjanjian kerjasama dgn Belanda, termasuk Maroko dan Turki. 2.



Tunjangan Hari Tua Tunjangan hari tua adalah tunjangan yang diberikan kepada lansia atau orang-orang



lanjut usia. Tunjangan tersebut yg diambil dari asuransi yang pernah diikutinya selama bekerja di belanda. Besaran yang diberiakan tergantung kebutuhan si penerima,seperti biaya kesehatan dan lain lain semuanya disesuaikan berdasarkan kebutuhan. 3.



Tunjangan Pengangguran



Tunjangan Pengangguran di Belanda dibagi atas darimana tunjangan tersebut berasal,yaitu dari UWV dan Sociale dienst. Pengangguran yang mendapat tunjangan dari UWV, yaitu pengangguran yang diberhentikan kerja oleh perusahaannya.UWV dapat juga diartikan sebagai asuransi tenaga kerja. Setiap orang yang memiliki pekerjaan, ketika tiba-tiba diberhentikan atau tidak diperpanjang kontrak kerjanya oleh perusahaan dimana dia bekerja, dia akan mendapatkan uang setiap bulan 70% dari gaji sesuai masa kerjanya di perusahaan itu.Namun pada dasarnya tunjangan UWV memiliki jangka waktu yang singkat,karena agar para pengangguran bisa cepat mencari pekerjaan lagi. Selain itu, karena banyak juga para pengangguran yang malas dan hanya mau menikmati tunjangan tanpa bekerja . Kalau pengangguran yang mendapat tunjangan dari Sociale dienst adalah para pengangguran yang tidak pernah bekerja. Mereka mendapat uang tunjangan sosial dari pemerintah yang bernama sociale dienst ini. Bagi pengangguran yang mendapat tunjangan dari UWV, kalau sampai batas tunjangannya habis dan belum mendapat pekerjaan lagi, baru 4.



bisa



minta



tunjangan



ke



sociale



dienst



milik



pemerintah.



Tunjangan Masyarakat Miskin Di Belanda orang menggunakan ukuran penghasilan bersih per bulan untuk



menentukan batas kemiskinanan. Di sini mereka yang tidak punya pekerjaan mendapat uang tunjangan dari pemerintah setiap bulannya. Jumlahnya berbeda-beda tergantung situasi orang itu sendiri. Misalnya seseorang yang tidak punya partner dan tinggal sendiri, dapat tunjangan antara 600 hingga 800 euro per bulannya. Keluarga dengan anak-anak dapat sekitar 1200 euro per bulannya. Nah menurut para pakar Belanda, mereka yang punya penghasilan 105% dari batas minimum 588 euro adalah orang miskin.



G. Kampung Lansia Hogeway Di desa Hogewey, negeri kincir angin, Belanda terdapat sebuah perkampungan yang khusus dipersiapkan untuk para lansia. Kampung ini berupa kampung mandiri yang dipersiapkan bagi lansia yang menderita dementia (kepikunan). Manfaat menggunakan terapi kenang-kenangan sepanjang hari di Hogewey dibandingkan dengan panti jompo tradisional adalah bahwa penduduk dengan demensia lebih aktif dan memerlukan lebih sedikit pengobatan. Settingnya sudah dibandingkan dengan yang digambarkan dalam film The Truman Show. Penjaga, dokter dan perawat bekerja sepanjang waktu memberi waktunya 24 jam untuk melakukan perawatan yang diperlukan. Program ini, berawal dari ide merawat lansia dalam lingkungan yang sebenarnya. Fasilitas Hogewey dirancang oleh arsitek Molenaar, Bol dan VanDillen. Dibuka pada bulan Desember 2009 di empat hektar tanah. Terdiri dari bangunan bata bertingkat rendah dan fasilitas seperti supermarket dan teater. Pembangunan fasilitas Hogewey menghabiskan biaya sekitar € 19,3 juta dan didanai oleh pemerintah Belanda yang menyediakan € 17,8 juta, ditambah € 1,5 juta untuk pendanaan dan sponsor dari organisasi lokal. Restoran atau kafe sampai batas tertentu terbuka untuk umum dan teater dipekerjakan oleh bisnis lokal yang keduanya membantu biaya operasional. Biaya per penduduk serupa dengan panti jompo yang lebih tradisional dengan harga sekitar € 5.000 per bulan. Amerongen adalah direktur inovasi Hogewey di Vivium, perusahaan milik pemerintah yang mengelola Hogewey. Karena banyaknya jumlah pengunjung asing dan pengunjung asing, Vivium merekrut petugas informasi untuk Hogewey. Panti Hogewey ditetapkan seperti desa dengan alun-alun kota, supermarket, salon tata rambut, teater, pub, kafe atau restoran dan juga dua puluh tiga rumah itu sendiri. Setiap rumah mencerminkan gaya yang lazim dan ada 7 tempat khusus yang disediakan oleh desa ini adalah sebagi berikut: 



Stedelijk disediakan utuk mereka yang terbiasa tinggal di daerah perkotaan







Goois sengaja didesain dengan nuansa bangsawan bangsawan







Ambachtelijk dibangun untuk mereka yang sudah terbiasa bekerja sebagai pedagang barang atau pengrajin







Indisch merupakan tempat bagi mereka yang memiliki hubungan dengan Indonesia dan bekas Hindia Belanda







Huiselijk dibangun khusus untuk ibu rumah tangga







Cultureel untuk mereka yang dibesarkan dengan teater dan bioskop







Christelijk adalah tempat bagi mereka yang memiliki aspek religius utama dalam kehidupan, entah agama Kristen atau agama lain. Staf perawat yang ada di Hogewey telah tersertifikasi dalam penanganan lansia. Mereka yang ada di sarana pelayanan publik juga para pekerja yang telah terlatih menghadapi lansia. Benturan-benturan yang ada di lapangan, telah diminimalisir dengan berbagai kemudahan fasilitas yang dapat diakses lansia dan ketersediaan para staf handal yang siap membantu. Pendekatan berbasis lingkungan ini, diharapkan mampu mempertahankan kualitas hidup yang dimiliki oleh lansia. Manfaat jangka panjang dapat mengurangi ketergantungan lansia pada obat secara berlebihan. Para dokter, penjaga dan perawat bertujuan untuk membuat pengalaman itu seakurat mungkin bagi penghuninya. Warganya bisa berbelanja di supermarket, membantu mempersiapkan dan memasak seperti di rumahnya sendiri. Para perawat memakai pakaian siang hari normal daripada pakaian klinis dan sesuai dengan peran yang mungkin disukai oleh penderita demensia. Di kelas pekerja rumah tangga penjaga terlihat sebagai tetangga atau perawat, sementara di lingkungan aristokrat / kelas atas, perawat bertindak seperti pembantu. Untuk menjaga kenyamanan warga yang tinggal di Hogewey, staf diperintahkan untuk tidak boleh mengoreksi penduduk saat mereka membicarakan kenangan, latar belakang dan sejarah. Pada saat yang sama, staf tidak akan menipu pasien jika diminta secara langsung, dengan jujur menyatakan bahwa penghuni berada di tempat di mana mereka dapat menerima perawatan yang diperlukan untuk kondisi mereka. Karena sifat penyakit Alzheimer dan demensia, warga bisa mengingat masa lalu yang jauh tapi bukan saat ini, bahkan jawaban jujur pun yang diberikan oleh staf akan dilupakan dengan cepat. Terlepas dari pro-kontra, kampung ini merupakan cara terbaik dimana lansia merasa nyaman dengan dirinya. Lansia mempunyai penghargaan terhadap diri sendiri karena masih terjaga eksistensinya. Bila mereka memerlukan perawatan, dengan segera akan mendapatkan fasilitas kesehatan dan pelayanan yang terbaik. Beberapa negara di Eropa juga Amerika Serikat, tertarik mengadaptasi sistem kampung ini sebagai pusat perawatan lansia. Bukan sekedar menampilkan sisi fantasi atau kehebohan sebuah program reality show namun pada aspek pemberian perawatan lansia yang lebih baik.