Makalah Lingkungan Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI



LINGKUNGAN KERJA



DISUSUN OLEH: Ade Zaskiatun Nabila



(1315030001)



Fuanisa Bonita



(1315030045)



Nabila Nur Mufida



(1315030010)



Sevthia Nugraha



(1315030115)



KELAS



: TT-3A



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DESEMBER 2016



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Manajemen tentang Lingkungan Kerja. Manajemen merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Jurusan Elektro Politeknik Negeri Jakarta di Program Studi Teknik Telekomunikasi.



Dengan selesainya makalah manajemen ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.



Penulis DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................ii BAB I..........................................................................................................1 PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. LATAR BELAKANG.....................................................................1 i



1.2. RUMUSAN MASALAH..................................................................2 1.3. TUJUAN.........................................................................................2 1.4. MANFAAT......................................................................................4 BAB II.........................................................................................................4 DASAR TEORI/LANDASAN TEORI.......................................................4 2.1. PENGERTIAN..................................................................................4 2.2. JENIS LINGKUNGAN KERJA.......................................................6 2.3. MANFAAT LINGKUNGAN KERJA...........................................13 2.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA. 13 BAB III : PEMBAHASAN.......................................................................23 3.1. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA 23 BAB VI...................................................................................................... PENUTUP........................................................................................25 4.1. KESIMPULAN..........................................................................25 DAFTAR PUSTAKA



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



LATAR BELAKANG Sumber daya manusia adalah salah satu modal dalam



mendirikan perusahaan dan kontinyuitas perusahaan juga di tangan para pekerjanya. Produktif atau tidaknya para pekerjatergantung pada kesejahteraan dan gaji yang mereka peroleh. Oleh karena itu,Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan harus benar-benar memperhatikannya, sebab tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan adanya perhatian di bidang Sumber Daya Manusia, maka akan diperoleh keuntungan antara kedua belah pihak, yaitu bagi perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan tenaga yang produktif dan bagi karyawan akan memperoleh kepuasan karena hak-hak mereka diperhatikan dan dipenuhi. Begitu pula lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat bekerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimal prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.



1



Untuk memperoleh karyawan yang berproduktif, pada langkah awal yaitu perekrutan karyawan harus benar-benar jeli dan harus professional tidak memandang keluarga, kerabat, teman, tetangga dan lain sebagainya. Karyawan sebagai sumber daya manusia (SDM) adalah tenaga yang melakukan seluruh pekerjaan atau kegiatan operasional sehari-hari. Apabila SDM-nya tidak mampu maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal bahkan juga bisa tidak menghasilkan apapun. 1.2.



RUMUSAN MASALAH Dengan keterangan latar belakang di atas, bahwa keberadaan



karyawan sangat perlu, terutama karyawan yang mempunyai kemahiran dalam bidangnya dan mempunyai dedikasi serta loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Dalam laporan ini dapat dirumuskan bahwa: Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Jamu Nyonya Meneer. 1.3.



TUJUAN Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah mengetahui



pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Jamu Nyonya



Meneer.



Dapat



memahami



faktor-faktor



yang



mempengaruhi lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Nyonya Meneer. Selain itu, pembaca dapat memahami pengaruh lingkungan



kerja



sangat



penting



untuk



kemajuan



dan



perkembangan suatu perusahaan. 1.4.



MANFAAT Dapat mengetahui faktor-faktor lingkungan kerja yang baik



untuk kedua belah pihak yaitu perusahaan dan karyawan. Pembaca



2



dapat memahami cara untuk menerapkan faktor-faktor lingkungan kerja yang efisien dan efektif dalam suatu perusahaan. Kemudian, pembaca dapat memajukan dan mengembangkan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menerapkan faktor lingkungan yang baik dalam suatu perusahaan.



BAB II



3



LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para karyawan melakukan aktivitas bekerja. Lingkungan kerja dapat membawa dampak positif dan negatif bagi karyawan dalam rangka mencapai hasil kerjanya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja



yang



memusatkan



bagi



karyawannya



dapat



meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja. Pada saat ini lingkungan kerja dapat didesain sedemikian rupa untuk menciptakan hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik adalah yang aman, tenteram, bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman dan gangguan yang dapat menghambat karyawan untuk bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang kondusif akan membawa dampak baik bagi kelangsungan karyawan bekerja, sebaliknya, lingkungan kerja yang kurang kondusif akan membawa dampak negatif bagi kelangsungan karyawan bekerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, 4



karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis.Sedangkan pengaruhnya itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif.  Menurut Barry Render & Jay Heizer (2001:239), lingkungan kerja merupakan lingkungan fisik tempat karyawan bekerja yang mempengaruhi kinerja, keamanan dan mutu kehidupan kerja mereka. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai, jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat bekerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga



waktu



kerja



dipergunakan



secara



efektif



dan



optimal prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi pekerja pada waktu melakukan



pekerjaannya



dalam



rangka



menjalankan



operasi



perusahaan. Lingkungan kerja mempunyai makna yang penting bagi pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.



5



Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya produktivitas



perusahaan.Oleh



karenanya



pengadaan



fasilitas



lingkungan kerja yang baik adalah secukupnya saja, jangan sampai tenaga kerja merasa terlalu dimanja dalam bekerja, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perencanaan dan pengaturan lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal itu berpengaruh pada jalannya operasi perusahaan.



2.1. JENIS LINGKUNGAN KERJA Lingkungan kerja dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu: lingkungan kerja non fisik dan lingkungan kerja fisik (Nurhaida, 2010; Novita, 2013). Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja yang terbina dalam perusahan (Sedarmayanti, 209). Seseorang bekerja di dalam perusahan tidaklah seorang dir, dan dalam melakukan aktivitas, orang tersebut juga membutuhkan bantuan orang lain. Menurut Sedarmayanti (2009: 21) “Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik”.



Lingkungan Kerja Fisik



6



Menurut Sedarmayanti (2009: 22) “lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : 1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya). 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik: suhu, kebisingan, penerangan, mutu udara. a. Suhu Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar.Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu. b. Kebisingan Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suarasuara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai. 7



c. Penerangan Bekerja pada ruangan yang gelap dan samar-samar akan menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai dalam memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untukpegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda. d. Mutu Udara Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi.Udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi pegawai.Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah dan depresi. Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyamanan bagi pegawai di tempat kerjanya. Faktorfaktor dari rancangan ruang kerja tersebut menurut Robbins (2002:318) terdiri atas : “a) Ukuran ruang kerja, b) Pengaturan ruang kerja, c) Privasi”. a. Ukuran ruang kerja



8



Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan prestasi kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas. b. Pengaturan ruang kerja Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas.Pengaturan ruang



kerja



sosial.Orang



itu lebih



penting



karena



mungkin



sangat dipengaruhi



berinteraksi



dengan



interaksi individu-



individu yang dekat secara fisik.Oleh karena itu lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang ingin diketahui. c. Privasi Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya.Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka (khususnya dalam posisi manajerial, dimana privasi diasosiasikan dalam status). Namun kebanyakan pegawai juga menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja, yang dibatasi dengan meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat dipihak banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit.



Lingkungan Kerja Non Fisik



9



Menurut Sedarmayanti (2009: 31) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001: 171) perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan



maupun



atasan



harus dilakukan



karena



kita



saling



membutuhkan.Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan. Menurut



Mangkunegara



(2000:



9),



untuk



menciptakan



hubungan hubungan yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu : 1) meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja dan 2) menciptakan suasana yang meningkatkatkan kreativitas. Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian hubungan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai.



10



Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja Menurut Sedarmayanti (2001: 146), yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja adalah:1) penerangan, 2) suhu udara, 3) sirkulasi udara, 4) ukuran ruang kerja, 5) tata letak ruang kerja, 6) privasi ruang kerja 7) kebersihan 8) suara bising, 9) penggunaan warna, 10) peralatan kantor, 11) keamanan kerja 11) musik ditempat kerja, 12) hubungan sesama rekan kerja dan 13) hubungan kerja antara atasan dengan bawahan.



Siagian (2001:57) berpendapat bahwa lingkungan kerja ada dua macam, yaitu: Lingkungan kerja fisik Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu : 1) Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang juga dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja. 2) Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang dalam suatu ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit. 3) Tersedianya peralatan yang cukup memadai. 4) Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup. 5) Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah, seperti kafetaria baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya yang mudah dicapai karyawan.



11



6) Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau musholla, baik dikelompokkan organisasi maupun disekitarnya. 7) Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh. Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang menyenangkan dalam arti terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara karyawan dan atasan, karena pada hakekatnya manusia dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi bekerja merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber



Daya



Manusia, bahwa



pihak



manajemen



perusahaan



hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas.Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan.



2.3. MANFAAT LINGKUNGAN KERJA Menurut Ishak dan Tanjung (2003: 26), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan 12



prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat.Yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi



2.5.



FAKTOR



YANG



MEMPENGARUHI



LINGKUNGAN



KERJA Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : 1. Penerangan/cahaya di tempat kerja 13



2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja 3. Kelembaban di tempat kerja 4. Sirkulasi udara di tempat kerja 5. Kebisingan di tempat kerja 6. Getaran mekanis di tempat kerja 7. Bau tidak sedap ditempat kerja 8. Tata warna di tempat kerja 9. Dekorasi di tempat kerja 10.Musik di tempat kerja 11.Keamanan di tempat kerja



Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor tersebut dikaitkan dengan kemampuan manusia, yaitu : 1. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja.Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu : a. Cahaya langsung



14



b. Cahaya setengah langsung c. Cahaya tidak langsung d. Cahaya setengah tidak langsung 2. Temperatur di Tempat Kerja Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur



berbeda.Tubuh



manusia



selalu



berusaha



untuk



mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup. 3. Kelembaban di Tempat Kerja Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara,



biasa



dinyatakan



dalam



persentase.



Kelembaban



ini



berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi



15



keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya. 4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau baubauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan sukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. 5. Kebisingan di Tempat Kerja



16



Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : a. Lamanya kebisingan b. Intensitas kebisingan c. Frekuensi kebisingan Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang. 6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya.Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal : a. Kosentrasi bekerja 17



b. Datangnya kelelahan c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain,lain. 7. Bau-bauan di Tempat Kerja Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan



salah



satu



cara



yang



dapat



digunakan



untuk



menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja. 8. Tata Warna di Tempat Kerja Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya.Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi.Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. 9. Dekorasi di Tempat Kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. 18



10.Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja.Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja. 11.Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya.Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).



INDIKATOR Yang



menjadi



indikator-indikator



lingkungan



kerja



menurut



Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.



Penerangan Suhu udara Suara bising Penggunaan warna 19



5. Ruang gerak yang diperlukan 6. Keamanan kerja 7. Hubungan karyawan



BAB III PEMBAHASAN



3.1. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA



20



Lingkungan kerja terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Nyonya Meneer di Semarang. Hasil ini mengandung pengertian apabila tercipta kondisi lingkungan kerja yang lebih baik maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang



dapat



mempengaruhi



pelaksanaan



pekerjaan



(Sutrisno,2012:118). Perhatian terhadap lingkungan manajemen penting karena tiap elemen lingkungan mempengaruhi baik langsung atau tidak langsung terhadap



kegiatan-kegiatan



manajerial.



Hasil



penelitian



mengungkapkan berbagai penilaian para karyawan terhadap kondisi lingkungan kerja di PT. Nyonya Meneer di Semarang. Para karyawan memberikan penilaian cukup mengenai kondisi suhu udara di ruangan kerja sejuk (nilai rata – rata 3,35). Hal ini karena di setiap ruangan memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu di ruang bekerja para staf di bagian dalam (non produksi) terdapat pendingin udara sehingga terasa sejuk, sementara di ruang kerja bagian produksi masih menimbulkan hawa panas yang ditimbulkan dari proses pengolahan jamu. Para karyawan juga memberikan penilaian cukup terhadap diruangan kerja tersedia ventilasi udara yang cukup (nilai rata – rata 3,33), yaitu karena didesain dengan ruang yang tertutup sehingga ventilasi menjadi terbatas dan masih membuat karyawan merasa gerah apalagi ketika banyak karyawan yang berkumpul di suatu ruangan khususnya di bagian produksi.



21



Para karyawan memberikan penilaian yang baik terhadap penerangan di dalam ruangan kerja cukup terang (mampu menerangi seluruh ruangan (nilai rata – rata 3,48), yaitu menggunakan lampu dengan daya yang besar sehingga mampu menerangi setiap ruang kerja para karyawan secara maksimal. Para karyawan memberikan penilaian baik mengenai di ruangan kerja selalu terjaga kebersihannya (nilai rata – rata 3,51), yaitu karena karyawan bagian cleaning service setiap saat membersihkan ruang kerja para karyawan sehingga terlihat bersih. Penilaian yang baik juga diberikan para karyawan mengenai di perusahaan, tersedia perlengkapan kerja yang mendukung dalam bekerja (komputer, faximile, internet), (nilai rata – rata 3,52). Peralatan kerja yang mendukung khususnya



komputer



akan



mendukung proses kerja yang lebih cepat dan sistematis baik di bagian administrasi maupun di bagian produksi. Berdasarkan dari hasil penilaian karyawan menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja di PT. Nyonya Meneer di Semarang sudah cukup baik dari segi sarana prasarana yang akan lebih mendukung kelancaran didalam bekerja, namun masih kurang memenuhi harapan dari segi kelancaran sirkulasi udara di ruang kerja yang dapat mengganggu kenyamanan dalam bekerja. Hal – hal inilah yang membuat kepuasan yang dirasakan para karyawan ketika bekerja hanya cukup. Hasil penelitian yang didapat membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.



22



Sebelum PT. Nyonya Meneer menjadi salah satu insustri jamu tradisional terbesar di Indonesia, PT. Nyonya Meneer hanyalah sebagai industri rumah tangga biasa. Namun berkat tangan dingin sang pendiri yaitu Nyonya Lao Pang Nio, PT. Nyonya Meneer dapat bersaing dengan industri jamu tradisional lain. Bahkan ditangan generasi ketiga PT. Nyonya Meneer yaitu Charles Ong Saerang, PT. Nyonya Meneer menjadi salah satu jajaran jamu tradional terbesar di Indonesia yang wilayahnya sampai ke luar negeri. Jenis produk yang diproduksi PT. Nyonya Meneer pada awlnya hanya 11 produk, namun sekarang jenis produk jamu PT. Nyonya Meneer sudah mencapai 254 jenis. Berbagai upaya dilakukan PT. Nyonya Meneer untuk dapat melestarikan jamu tradisional Indonesia antara lain: 1. Mendirikan Museum Jamu 2. Mendirikan Taman Djamoe Indonesia 3. Mendirikan Cafe Express 4. Menjadikan jamu sebagai bagian dari resep pengobatan modern. B. Saran Berdasarkan hasil pengamatan, ada beberapa saran yang penulis tujukan kepada PT. Nyonya Meneer adalah : 1. Jenis produk yang dihasilkan sudah cukup banyak, namun sayangnya jamu untuk lelaki hanya 20 % dari 254 jenis jamu. Hendaknya jenis produk jamu untuk lelaki ditambah agar jumlah konsumennya pun bertambah. 2. Alangkah baiknya PT. Nyonya Meneer lebih memperbanyak kafe-kafe jamu yang diperuntukkan kaum muda sebagai penerus kaum muda dan memperkenalkan produk-produk jamu PT.Nyonya Meneer melalui media elektronik , seperti iklan di televisi. 3. Mempromosikan kepada masyarakat tentang inovasi-inovasi yang dilakukan PT.



23



Nyonya Meneer, terutama tentang adanya Museum Jamu dan Taman Djamoe Indonesia.



BAB IV KESIMPULAN 4.1. KESIMPULAN



24



 Lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi pekerja pada waktu melakukan 



pekerjaannya dalam rangka menjalankan operasi perusahaan. Lingkungan kerja dapat dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu:







lingkungan kerja non fisik dan lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja yang terbina dalam perusahan. Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi







pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung Beberapa faktor yang yang dapat mempengaruhi kerja karyawan:



1.



Penerangan/cahaya di tempat kerja



2.



Temperatur/suhu udara di tempat kerja



3.



Kelembaban di tempat kerja



4.



Sirkulasi udara di tempat kerja



5.



Kebisingan di tempat kerja. dll  Kondisi lingkungan kerja di PT. Nyonya Meneer di Semarang sudah cukup baik dari segi sarana prasarana yang akan lebih mendukung kelancaran didalam bekerja, namun masih kurang memenuhi harapan dari segi kelancaran sirkulasi udara di ruang 



kerja yang dapat mengganggu kenyamanan dalam bekerja. Hasil penelitian yang didapat membuktikan bahwa lingkungan kerja PT. Nyonyaa Meneer berpengaruh terhadap kepuasan kerja.x



25