MAKALAH Macam-Macam Sholat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MACAM-MACAM SHALAT DAN PELAKSANAANNYA Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Fikih Dosen Pengampu: M. Alim Khoiri, S.H.I, M.Sy



Disusun Oleh: Resa Setiawan



(932102617)



Siti Hajar



(932104617)



Aprilia Dewi Elvita Sari



(932105017)



Mohammad Ridlo



(932134217)



Kelas PAI-A JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI TAHUN 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya. Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan, kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari melaksanakan shalat antara lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini bisa tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus selalu mengawalinya dengan niat. Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas yang tinggi, mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala perbuatan yang keji dan mungkar. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan menyajikan apa saja shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah beserta pelaksanaanya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian Shalat ? 2. Apa Syarat Sah dalam Shalat ? 3. Bagaimana Rukun-rukun Shalat ? 4. Sebutkan Macam-macam Shalat ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk Mengetahui Pengertian Shalat. 2. Untuk Mengetahui Syarat Sah dalam Shalat.



2



3. Untuk Mengetahui Rukun-rukun Shalat. 4. Untuk Mengetahui Macam-macam Shalat.



3



METODE PEMBELAJARAN Dari kelompok II menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning yang merupakan pembelajaran dengan menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat terbuka untuk diselesaikan oleh peserta didik, sehingga dapat mengembangkan



keterampilan



berpikir,



keterampilan



menyelesaikan



masalah,



keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun untuk memperoleh pengetahuan baru. Berikut-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning: 1. Guru menjelaskan materi tentang shalat wajib maupun sunnah kepada peserta didik. 2. Guru membagi kelompok sebanyak 4-5 kelompok dengan cara berhitung. 3. Guru memberikan suatu masalah berupa pertanyaan yang terkait dalam kehidupan sehari-hari tentang bab shalat kepada peserta didik. 4. Guru meminta peserta didik mendiskusikan dengan masing-masing kelompok untuk mmenjawb pertanyaan yang dalam bentuk memecahkan suatu masalah. 5. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok 6. Guru melakukan evaluasi serta menganalisa hasil diskusi pemecahn masalah pada tiap-tiap kelompok.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Shalat Shalat dari bahasa arab yakni As-sholah, menurut bahasa berarti do’a. Sedangkan secara istilah menurut para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakiki, shalat merupakan berhadapan hati (jiwa) kepada Allah SWT, secara yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesaran-Nya atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah SWT yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan atau kedua-duanya.1 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat merupakan ibadah kepada Allah SWT, berupa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat yang telah ditentukan syara’. B. Syarat Sah Shalat 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal sehat 4. Suci dari hadas kecil dan hadas besar 5. Sudah masuk waktu shalat 6. Menutup aurat 7. Niat 8. Menghadap kiblat



1



H Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Ttp: Sinar Buku Al-Gerindo, 2007), 53.



5



C. Rukun Shalat Shalat memiliki beberapa rukun yang harus dipenuhi. Rukun shalat harus dilakukan secara berurutan. Satu saja rukun shalat hilang/tidak berurutan, maka shalatnya tidak sah. Adapun rukun shalat tersebut antara lain: 1. Berniat 2. Membaca takbiratul ikhram 3. Membaca surah Al-Fatihah 4. Rukuk dengan thuma’ninah 5. Iktidal dengan thuma’ninah (berdiri setelah bangkit dari rukuk) 6. Sujud dua kali dengan thuma’ninah 7. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah 8. Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah 9. Membaca tasyahud akhir 10. Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir 11. Membaca salam 12. Melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan.2 D. Macam-macam Shalat dan Pelaksanaannya Shalat diklasifikasikan menjadi dua yakni shalat fardhu dan shalat sunnah. Sebagai berikut: 1) Macam-macam shalat fardhu Shalat yang diwajibkan (maktubah) oleh Allah ada lima waktu yang sudah ditentukan waktunya, yaitu dhuhur, ashar, maghrib, isya’ dan subuh. 1. Shalat subuh, yaitu shalat yang terdiri dari dua rakaat. Waktu melaksanakan shalat subuh ialah mulai dari terbitnya fajar sidiq sampai terbitnya matahari. Niat sholat subuh:



‫ّلِل تَ َعا لَى‬ َ ْ‫صلِي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫ (إِ َما ًما) ِ ه‬/ )‫ض الصُّ بْحِ َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما‬ 2. Shalat dhuhur, yaitu shalat dilakukan sebanyak 4 rakaat. Waktu yang di perbolehkan adalah ketika matahari mulai condong kearah barat



2



Abu Zahra, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunnah (Yogyakarta: Buku Pintar, 2014), 9-22.



6



sampai bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda aslinya. Niat sholat dhuhur:



ُّ ‫ض‬ ‫ّلِل تَ َعا‬ ٍ ‫الظه ِْر اَرْ بَ َع َر َك َعا‬ َ ْ‫ص ِلي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫ (إِ َما ًما) ِ ه‬/ )‫ت ُم ْستَ ْق ِب َل ْال ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما‬ ‫لَى‬ 3. Shalat Ashar, yaitu shalat yang dilakukan sebanyak empat rakaat. Waktu yang diperbolehkan adalah mulai sejak habis waktu shalat dzuhur sampai terbenamnya matahari di ufuk barat. Niat sholat ashar:



‫ّلِل تَ َعا لَى‬ ٍ ‫ض ْال َعصْ ِر اَرْ بَ َع َر َك َعا‬ َ ْ‫صلِي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫ (إِ َما ًما) ِ ه‬/ )‫ت ُم ْستَ ْق ِب َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما‬ 4. Shalat Maghrib, yaitu shalat yang dilakukan sebanyak 3 rakaat. Waktu yang di perbolehkan adalah mulai terbenamnya matahri sampai hilang cahaya di ufuk barat. Niat sholat maghrib:



َ ‫ب ثَ ََل‬ ‫ّلِل تَ َعا‬ ٍ ‫ث َر َك َعا‬ َ ْ‫صلِي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫ (إِ َما ًما) ِ ه‬/)‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما‬ ِ ‫ض ْال َم ْغ ِر‬ ‫لَى‬ 5. Shalat Isya’, yaitu shalat yang dilakukan sebanyak 4 rakaat. Waktu yang di perolehkan adalah saat habis waktu magrib sampai terbit fajar.3 Niat sholat ‘isya:



‫ّلِل تَ َعا لَى‬ ٍ ‫ض ْال ِع َشا ِء اَرْ بَ َع َر َك َعا‬ َ ْ‫ص ِلي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫ (إِ َما ًما) ِ ه‬/ )‫ت ُم ْستَ ْق ِب َل ْال ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء ( َمأْ ُموْ ًما‬ 6. Shalat Untuk Orang Meninggal (Jenazah dan Ghaib) Shalat terhadap orang yang sudah meninggal, yaitu shalat jenazah dan shalat ghaib. Hukum shalat jenazah ialah fardhu kifayah, shalat ini dilakukan dengan kehadiran mayit, sedangkan shalat ghaib tanpa kehadirannya. Secara teknis, keduanya memiliki tata cara sama saja, kecuali niat. Niat shalat jenazah yaitu: a. Untuk mayit laki-laki



‫إه َما ًما هلله تَ َعالَى‬/‫ض ْال هكفَايَ هة َمأْ ُموْ ًما‬ َ ْ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبهي َرات فَر‬ َ ُ‫ا‬ ‫صلِّى َعلَى هَ َذا ْال َميِّ ه‬ b. Untuk mayit perempuan:



‫إه َما ًما هلله تَ َعالَى‬/‫ض ْال هكفَايَ هة َمأْ ُموْ ًما‬ َ ْ‫صلِّى َعلَى هَ هذ هه ْال َميِّتَ هة اَرْ بَ َع تَ ْكبهي َرات فَر‬ َ ُ‫ا‬



M Arzani, “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keterampilan Shalat Wajib Di Kelas III MI Maraqitta’limat Anyar Tahun Pelajaran 2017/2018” Jurnal Tarbiyah, Vol. 5, No. 1 (2019), 147. 3



7



Sedangkan niat untuk shalat Ghaib:



ْ ‫ب‬ ‫لل تعالى‬ َ ْ‫الغَا هئبَ هة اَرْ بَ َع تَ ْك هب ْي َرات فَر‬/ َ ُ‫ا‬ ‫ض ْا هلكفَايَ هة ه‬ ‫فُالَنَة ْالغَا هئ ه‬/‫ال َميِّتَ هة فُالَن‬/‫ت‬ ‫ص هلى عَل َى ال َميِّ ه‬ ‫ه‬



Seperti yang diketahui shalat Jenazah atau Ghaib memiliki empat takbir. Dalam setiap selesai membaca empat takbir itu, ada doa yang harus dibaca. a) Takbir pertama membaca surat al-Fatihah b) Takbir kedua membaca doa shalawat:



‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ هدناَ إه ْب َرا هه ْي َم َو َعلَى آ هل‬ َ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ هدناَ ُم َح َّمد َو َعلَى آ هل َسيِّ هدناَ ُم َح َّمد َك َما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ هدناَ ُم َح َّمد َو َعلَى آ هل َسيِّ هدناَ ُم َح َّمد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى َسيِّ هدناَ إه ْب َرا هه ْي َم‬ ‫َسيِّ هدناَ إه ْب َرا هه ْي َم و بَ ه‬ ‫ك َح هميْد َم هجيْد‬ َ َّ‫َو َعلَى آ هل َسيِّ هدناَ إه ْب َرا هه ْي َم في ال َعالَ هميْنَ إهن‬ c) Takbir ketiga membaca doa sebagai berikut



‫ج َو‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغ هفرْ لَهُ َوارْ َحمهُ وعَا هف هه َواعْفُ َع ْنهُ وأَ ْك هر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ َوا ْغ هس ْلهُ هب ْال َما هء َو الثَّ ْل ه‬ ْ ‫َار هه‬ ‫ َونَقِّ هه همنَ ال َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّوْ بُ األَ ْبيَضُ همنَ ال َّدنَ ه‬،‫البَ َر هد‬، ‫اَللَّهُ َّم أَ ْب هد ْلهُ دَارًا َخ ْيرًا هم ْن د ه‬. ‫س‬ ‫ َو أَ ْد هخ ْلهُ ْال َجنَّةَ َو‬،‫ وأَ ْه ًال َخيْراً هم ْن أَ ْهله هه‬،‫ َو َزوْ جًا َخيْراً هم ْن َزوْ هج هه‬،‫ار هه‬ ‫َو َجارًا َخ ْيرًا هم ْن َج ه‬ ‫ار‬ ‫ب القَب هْر و هم ْن َع َذا ه‬ ‫أَ هع ْذهُ هم ْن َع َذا ه‬ ‫ب النَّ ه‬ d) Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:



ُ‫َحر ْمنَا أَجْ َرهُ والَتَ ْفتهنّاَ بَ ْع َدهُ َوا ْغفهرْ لَناَ َو لَه‬ ‫اللَّهُ َّم الَت ه‬ 7. Shalat Jumat Shalat jum’at adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesudah khutbah waktu zuhur pada hari jum’at.4 Hukum melaksanakan shalat jum’at adalah fardhu ain bagi setiap muslim laki-laki dewasa. Adapun rukun-rukun shalat jumat, antara lain: a) Khatib (sekaligus imam) b) Jama’ah jum’at c) Dua khutbah dan duduk diantara keduanya d) Shalat 2 rakaat secara berjamaah.5. 4 5



Umay M. dja’far Shiddieq, Syari’ah Ibadah (Jakarta Pusat: al-Ghuraba, tt), 75. Abbas Arfan, Fiqih Ibadah Peraktis (Malang: UIN Maliki Press, tt),113.



8



Niat shalat jumat:



‫لل تَ َعالَى‬ َ ْ‫صلِّ ْي فَر‬ َ ُ‫ا‬ ‫ض ال ُج ْم َع هة َر ْك َعتَ ْي هن ُم ْستَ ْقبه َل ْالقه ْبلَ هة اَدَا ًء َماْ ُموْ ًما ه َّ ه‬ 2) Macam-macam shalat sunnah 1. Shalat sunnah wudhu Setiap kali kita selesai berwudhu’ kita disunnahkan untuk mengerjakan shalat sunnah wudhu’ dua rakaat. Dengan cara setelah selesai wudhu’ dan selesai membaca doa sesudah wudhu, kemudian kita mengerjakan shalat sunnah wudhu dua rakaat. Dengan niat sebagai berikut:



‫ّلِل تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ ِ ِ ‫صلِّ ْي ُسنهةَ ْال ُوضُوْ ِء َر ْك َعتَ ْي ِن‬ Shalat ini dikerjakan dengan ikhlas dan tulus sebagaimana shalat yang lain, dimulai dengan takbir dan diakhiri salam. 2. Shalat tarawih Shalat tarawih adalah shalat malam sesudah shalat isya’ sampai waktu fajar, dan dikerjakan pada bulan Ramadhan. Shalat ini hukumnya sunnah mu’akad, boleh dikerjakan berjamaah dan boleh dikerjakan sendiri. Bilangan rakaatnya yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ada 8 rakaat. Umar bin Khattab mengerjakannya sampai 20 rakaat, amalan Umar ini disepakati oleh Ijma’ Pelaksanaan shalat ini, pada tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Setelah selesai shalat tarawih hendaknya diteruskan dengan shalat witir, setidak-tidaknya satu rakaat. Namun, pada umumnya dikerjakan dengan tuga rakaat dengan dua salam atau tiga rakaat dengan satu salam. Surah yang dibaca setelah surah fatihah pada tiaptiap rakaat ialah surah mana saja yang dikehendaki. Lafadz niat shalat tarawih sebagai berikut:



‫إِ َما ًما) ِّلِلِ تَ َعالَى‬/‫ْح َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة ( َمأْ ُموْ ًما‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫صلِّى ُسنهةَ الته َر‬ ِ ‫اوي‬



9



3. Shalat witir Shalat witir hukumnya sunnah mu’akad, yaitu shalat sunnah yang sangat diutamakan. Waktu pelaksanaannya sesudah shalat isya’ sampai terbitnya fajar. Biasanya shalat witir dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan rakaatnya 1,3,5,7,9, dan lain-lain. Apabila shalat witirnya itu banyak, maka boleh dikerjakan dua rakaat dengan satu salam, kemudian yang terakhir satu rakaat dengan satu salam. Niat shalat witir sebagai berikut:



‫الو ْت ِر َر ْك َعةً ّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫أ‬ ِ َ‫صلِّى ُسنهة‬ 4. Shalat Ied (Shalat idul fitri dan idul ‘adha) Waktu pelaksanaan shalat ‘ied dimulai dari waktu diantara terbit hingga tergelincirnya matahari. Shalat ‘ied lebih utama dilaksanakan setelah



naiknya



matahari



kira-kira



satu



tombak.6



Dalam



pelaksanaannya lebih utama dilaksanakan secara berjamaah kecuali bagi orang yang melaksanakan ibadah haji, yang lebih utama baginya adlah shalat sendirian. Shalat ‘ied dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan niat melaksanakan shlat idul fitri atau ied al-adha. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam melaksanaknnya sebagai berikut: a. Takbiratul ihram dan niat shalat ‘ied :



ْ ‫)ال هف‬ ْ ‫صلِّي ُسنَّةً ل هع ْي هد‬ ‫لل تَ َعــــالَى‬ َ ُ‫أ‬ ‫إه َما ًما ( ه ه‬/‫األَضْ َحى ( َر ْك َعتَ ْي هن ) َمأْ ُموْ ًما‬/ْ ‫ط هر‬ b. Takbir dalam rakaat pertama sebanyak 7 kali. c. Membaca takbir dalam rakaat kedua sebanyak 5 kali. d. Mengangkat kedua tangan saat takbir. e. Mengeraskan suara saat membaca takbir. f. Membaca do’a diantara takbir (jeda takbir).



‫لل َوالَ إهلَهَ إهالَّ للاُ َوللاُ أَ ْكبَ ُر‬ ‫للا َو ْال َح ْم ُد ه ه‬ ‫ُس ْب َحانَ ه‬ g. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dibawah dada diantara tiap takbir. 6



Syamsudin Abi Abdillah, Terj. Ahmad Sunarto, Fathul Qaribil Mujib (Surabaya: Al-Hidayah, tt), 107108.



10



h. Menyambung semua takbir dengan ta’awudz i. Membaca surah Qaf atau surah al-A’la (rakaat pertama) dan surah al-Qomar atau surah al-ghasiyah (rakaat kedua) 5. Shalat rawatib Shalat rawatib adalah shalat yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Banyak shalat rawatib ini ada 22 raka’at, yaitu: a) 2 raka’at sebelum shalat shubuh (sesudah shalat shubuh tidak ada sunnah ba’diyah). b) 2 raka’at sebelum shalat dhuhur. c) 2 raka’at atau 4 rakaat sesudah shalat dhuhur. d) 2 raka’at atau 4 rakaat sebelum shalat ‘ashar (sesudah shalat ‘ashar tidak ada sunnah ba’diyah). e) 2 raka’at sesudah shalat maghrib f) 2 raka’at sebelum shalat ‘isya g) 2 raka’at sesudah shalat ‘isya Shalat rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut Qabliyah dan yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut Ba’diyah. Cara mengerjakannya terlebih dahulu niat shalat rawatib. Niatnya menurut macam shalatnya. Sebagai berikut: a) Niat shalat qobliyah shubuh:



‫ّلِل تَ َعالَى‬ َ ُ‫أ‬ ِ ِ ً‫ْح َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيَة‬ ِ ‫صلِّى ُسنهةَ الصُّ ب‬ b) Niat shalat qobliyah dhuhur:



ُّ ً‫صلِّى ُسنهة‬ ‫الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيهةً ِّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ c) Niat shalat ba’diyah dhuhur:



ُّ ً‫صلِّى ُسنَّة‬ ‫الظه هْر َر ْك َعتَ ْي هن بَ ْع هديَّةً هلل تعالى‬ َ ُ‫ا‬ d) Niat shalat qobliyah ashar:



‫صلِّى ُسنهةً العر َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيهةً ِّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ e) Niat shalat ba’diyah maghrib:



11



‫ب َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع ِديهةً ِّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫صلِّى ُسنهةً ْال َم ْغ ِر‬ f) Niat shalat qobliyah ‘isya:



‫ّلِل تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ ِ ‫صلِّ ْي ُسنهةَ ْال ِع َشا ِء َر ْك َعتَ ْي ِن قَ ْبلِيهةً ِ ه‬ g) Niat ba’diyah ‘isya:



‫صلِّى ُسنهةً ْال ِع َشا ِء َر ْك َعتَ ْي ِن بَ ْع ِديهةً ِّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ Dikerjakan seperti shalat yang lain dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dengan jumlah rakaat yang telah ditentukan pada tiap-tiap macam shalat rawatib.7 6. Shalat dhuha Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Shalat dhuha sekrang-kurangnya dua raka’at, boleh 4 raka’at, 6 raka’at atau 8 raka’at.



Waktu shalat dhuha kira-kira



matahari sedang naik setinggi ± 7 hasta dari bumi (jam 07.00 sampai masuk waktu dhuhur). Cara mengerjakannya, pada rakaat pertama membaca surah Asy-Syamsu dan pada rakaat kedua membaca surah adh-dhuha. Lafadz niat shalat dhuha sebagai berikut:



‫صلِّى ُسنهةَ الض ٰهحى َر ْك َعتَ ْي ِن ِّلِلِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ 7. Shalat sunnah tasbih Shalat sunnah tasbih dianjurkan untuk mengerjakannya pada tiaptiap malam, kalau tidak bisa maka seminggu sekali, kalau tidak bisa sebulan sekali, kalau tidak bisa setahun sekali, kalau setahun sekali tidak bisa, maka dapat dikerjakan sekali seumur hidup. Bilangan raka’at shalat tasbih: a) Jika dikerjakan pada siang hari, hendaklah dikerjakan dalam 4 raka’at dengan satu salam b) Jika dikerjkaan pada malam hari, hendaklah 4 raka’at dijadikan dua salam.



7



M Samsuri, Penuntun Shalat dengan Kumpulan Doa-doa (Surabaya: Apollo Lestari, t.t.), 71–77.



12



Shalat ini dinamakan shalat tasbih, karena di dalamnya dibacakan tasbih



yang



jumlahnya



300



lebih



dalam



4



rakaat.



Cara



mengerjakannya: a. Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu mengucapkan niatnya. Lafadz niat shalat tasbih (apabila dikerjakan pada siang hari) sebagai berikut:



‫ّلِل تَ َعالَى‬ ٍ ‫ْح أَرْ بَ َع َر َك َعا‬ َ ُ‫أ‬ ِ ِ ‫ت‬ ِ ‫صلِّ ْي ُسنهةَ التَ ْس ِبي‬ b. Setelah niat, lalu membaca doa iftitah, setelah selesai kemudian



membaca



surah



fatihah



dan



surah



yang



dikehendaki. Kemudian sebelum ruku’ baca tasbih 15 kali . c. Kemudian ruku’ dan membaca tasbih 10 kali, lalu i’tidal d. Sesudah tahmid i’tidal, lalu membaca tasbih 10 kali, kemudian sujud. e. Waktu sujud, yaitu sesudah tasbih sujud, lalu membaca tasbih 10 kali, lalu duduk di antara dua sujud. f. Setelah selesai membaca doa duduk antara dua sujud, lalu membaca tasbih 10 kali, kemudian sujud kedua. g. Waktu sujud kedua setelah membaca tasbih 10 kali, sebelum berdiri untuk raka’at kedua hendaknya duduk istirahat sambil membaca tasbih 10 kali. Demikian, kita kerjakan pada raka’at pertama. Apabila kita hitung seluruh bacaan tasbihnya berjumlah 75 kali. Jadi apabila dikerjakan dalam 4 raka’at berarti 75x4 = 300 kali.8 8. Shalat sunnah taubat Shalat sunnah taubat adalah shalat yang dilakukan stelah seseorang berbuat dosa atau merasa bersalah, kemudian bertaubat kepada Allah SWT. Shalat taubat sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW agar manusia yang telah bersalah mendapatkan ampunan dari Allah 8



Samsuri, 79–81.



13



SWT. Pelaksanaan shalat taubat ini boleh dikerjakan 2 raka’at, 4 raka’at, sampai 6 raka’at. Shalat taubat ini dikerjakan seperti shalat lainnya diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Niat shalat taubat:



‫ّلِل تَ َعالَى‬ َ ُ‫أ‬ ِ ‫صلِّ ْي ُسنهةَ التهوْ بَ ِة َر ْك َعتَ ْي ِن ِ ه‬ 9. Shalat sunnah hajat Shalat sunnah hajat merupakan shalat yang dikerjakan karena memiliki hajat, agar hajatnya diperkenankan oleh Allah SWT. Pelaksanaan shalat hajat dikerjakan 2 raka’at sampai 12 raka’at dan tiap-tiap dua raka’at satu salam. Membaca surah yang dikehendaki. Shalat sunnah hajat ini dilakukan seperti shalat yang lain yakni diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Niat shalat hajat:



‫ّلِل تَعاَلَى‬ َ ُ‫أ‬ ِ ‫صلِّي ُسنهةَ ال َحا َج ِة َر ْك َعتَ ْي ِن ِ ه‬ Setelah itu dianjurkan membaca istighfar 100 kali, shalawat 100 kali.



Kemudian memohon kepada Allah SWT apa yang menjadi



keinginan kita sambil bersujud dan perbanyak membaca:



ُ ‫ك إِنِّي ُك ْن‬ َ‫ت ِمنَ الظهالِ ِمين‬ َ َ‫ََلإِ ٰلهَ إِ هَل أَ ْنتَ ُس ْب َحان‬ 10. Shalat tahiyatul masjid Apabila kita masuk ke dalam masjid, maka sebelum duduk hendaklah mengerjakan shalat tahiyyatul masjid yakni shalat sunnah dua raka’at. Cara mengerjakannya sama seperti shalat lainnya diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Lafadz niat shalat tahiyyatul masjid sebagai berikut:



‫لل تَ َعالَى‬ َ ُ‫أ‬ ‫صلِّ ْي ُسنَّةَ تَ هحيَّ هة ال َم ْس هج هد َر ْك َعتَ ْي هن ه ه‬ 11. Shalat istikharah Shalat iatikharah ialah shalat sunnah dua raka’at untjk memohon kepada Allah SWT agar dapat menetapkan pilihan yang lebih baik dari dua ha atau lebihl yang belum diketahui baik buruknya.



14



Pelaksanaan shalat istikharah dan shalat hajat waktunya lebih utama dilaksanakan pada malam hari seperti shalat tahajjud. Dan dikerjakan seperti shalag biasa. Setelah selesai shalat kemudian berdoa dengan doa istikharah, kemudian setelah doa istikharah memilih dalam hati mana yang lebih cenderung dalam hati antara dua hal tersebut. Lafadz niat shalat istikharah sebagai berikut:



‫لل تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ ‫صلِّى ُسنَّةَ ْا هال ْس هتخَا َر هة َر ْك َعتَ ْي هن ه ه‬ Dan doa istikharah sebagai berikut:



‫ك تَ ْق ِد ُر‬ َ ‫ك ْال َع ِظي ِْم فَاِنه‬ َ ِ‫ك ِم ْن فَضْ ل‬ َ ُ‫ك َواَ ْسئَل‬ َ ِ‫ك بِقُ ْد َرت‬ َ ‫ك َواَ ْستَ ْق ِد ُر‬ َ ‫ك بِ ِع ْل ِم‬ َ ‫اَ ٰللهُ هم اِنِّى اَ ْستَ ِخ ْي ُر‬ ‫) َخ ْي ٌرلِّ ْى فِ ْى‬...(‫ اَ ٰللهُ هم اِ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم اَ هن هَ َذ ْااَلَ ْم َر‬.‫ب‬ ِ ْ‫َو ََلاَ ْق ِد ُر َو ََلاَ ْعلَ ُم َواَ ْنتَ َعَله ُم ْال ُغيُو‬ ‫ِد ْينِ ْى َو َم َعا ِش ْى فَا ْقدُرْ هُ لِ ْى َويَسِّرْ هُ لِ ْى ثُ هم بَا ِر ْك لِ ْى فِ ْي ِه َواِ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم اَ هن‬ ‫ه َذ ْااَلَ ْم َر َش ٌّرلِّ ْى فِ ْى ِد ْينِ ْى َو َم َعا ِش ْى َوعَاقِبَ ِة اَ ْم ِرىْ َوعَا ِجلِ ِه َوآ ِجلِ ِه فَاصْ ِر ْفهُ َعنِّ ْى‬ ُ ‫َواصْ ِر ْفنِ ْي َع ْنهُ َوا ْقدُرْ هُ لِ َي ْال َخ ْي َر َحي‬ ‫ضنِ ْى بِ ِه‬ ِّ ‫ْث َكانَ ثُ هم َر‬ Artinya: "Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmuMu, memohon kekuatan dari kekuasaan-Mu, dan memohon karuniaMu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib.Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebut keperluanya) baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku." 12. Shalat tahajjud Shalat tahajjud ialah shalat yang dikerjakan pada waktu malam hari. Waktunya sesudah isya sampai terbut fajar. Cara mengerjakannya shalat tahajjud dilaksanakan dengan bilangan dua rakaat sedikitnya 15



dan tidak terbatas terserah kehendak kita. Shalat tahajjud ialah shalat yang dilaksanakan sesudah bangun tidur. Waktu yang lebih utama untuk mengerjakan shalat tahajjud sebagai berikut: a) Sepertiga dsri waktu pertama, yaitu kira-kira dari waktu jam 19.00 sampai dengan jam 22.00 ini saat utama b) Sepertiga waktu kedua, yaitu kira-kira antara jam 22.00 sampai 01.00 ini saat yang paling utama. c) Sepertiga waktu ketiga, yaitu kira-kira jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh ini adalah waktu yang paling utama. Lafadz niat shalat tahajjud, sebagai berikut:



‫صلِّى ُسنَّةً التَّهَجُّ هد َر ْك َعتَ ْي هن هلله تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬ 13. Shalat istisqo’ Shalat istisqo’ adalah shalat untuk memohon hujan, dan di sunnahkan bagi orang yang bermukim atau musafir, dikerjakan ketika sangat mengharap hujan (karena kemarau panjang atau terputusnya sumber air). Berikut lafadz niat shalat istisqo’:



‫إِ َما ًما) ِّلِلِ تَ َعالَى‬/‫صلِّ ْي ُسنَّةَ ا هال ْسته ْسقَا هء َر ْك َعتَ ْي هن ( َمأْ ُموْ ًما‬ َ ُ‫أ‬ Adapun tata cara shalat Istisqa' adalah sebagai berikut:9 a) Seorang



Imam



memerintahkan



atau warganya



penggantinya untuk



terlebih



bertobat,



dahulu



bersedekah,



meninggalkan kedzaliman, berbuat baik terhadap musuh dan berpuasa selama 4 hari secara berkesinambungan. b) kemudian keluar di hari ke-4 bersama anak-anak, Manula dan hewan ternak dalam keadaan berpuasa, tanpa berhias dan tanpa memakai wewangian namun dengan memakai baju yang lusuh, berjalan dengan ternak dan rasa rendah diri menuju Tanah Lapang.



9



Syamsudin Abi Abdillah, 112-116.



16



c) Kemudian shalat dua rakaat sebagaimana shalat hari raya, meliputi: doa iftitah, takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan sebanyak lima kali pada rakaat kedua, membaca ta’awudz dan seterusnya. d) Arti melaksanakan sholat bagaimana khotbah hari raya kecuali pada berubah pertama bacaan takbir diganti dengan membaca istighfar sebanyak 9 kali dan sebanyak 7 kali pada sebuah kedua. Kemudian saat telah melebihi sepertiga dari khutbah kedua khatib menghadap kiblat dan memutar selendang nya, dengan perincian bagian atas dibalik ke bawah dan bagian bawah dibalik ke atas serta bagian kanan dipindah ke sebelah kiri dan bagian kiri ke sebelah kanan yang kemudian diikuti oleh para jamaah. e) Khatib memperbanyak doa dan istighfar. 14. Shalat gerhana Masuknya waktu melakukan sholat khusuf dan kusuf dimulai sejak terjadi gerhana. Mengenai batas akhir sholat khusuf (gerhana bulan), habis ketika bulan kembali terang atau matahari terbit. Sementara waktu shalat kusuf (gerhana matahari) berakhir jika matahari kembali pulih menampakan sinarnya atau matahari mulai tenggelam.10 Shalat khusuf dan kusuf dilakukan sebanyak dua rakaat dengan niat shalat khusuf atau shalat kusuf. Adapun tata cara shalat khusuf atau shalat kusuf adalah sebagai berikut: a) Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu. b) Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi. c) Sebelum



shalat,



jamaah



dapat



diingatkan



ungkapan,”As-Shalâtu jâmi'ah.”



10



Tim Kajian Ilmiah Ahla Shuffah 103, Kamus Fiqh (Kediri: Lirboyo Press, 2014), 141.



17



dengan



d) Niat melakukan shalat gerhana matahari (kusufus syams) atau gerhana bulan (khusuful qamar), menjadi imam atau ma’mum.



‫لل تَ َعالَى‬ َ ُ‫أ‬ ‫ َمأْ ُموْ ًما ه ّ ه‬/ ‫ف ْالقَ َم هر اه َما ًما‬ ‫ له ُخسُوْ ه‬/ ‫س‬ ‫صلِّ ْي ُسنَّةً له ُكسُوْ ه‬ ‫ف ال َّش ْم ه‬ e) gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat. f) Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku’ dan dua kali sujud. g) Setelah ruku’ pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali. h) Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. i) Setelah shalat disunahkan untuk berkhotbah.



18



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Shalat merupakan ibadah kepada Allah SWT, berupa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat yang telah ditentukan syara’. Kemudian, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam shalat yakni Islam, baligh, berakal sehat, suci dari hadas kecil dan hadas besar, sudah masuk waktu shalat, menutup aurat, niat, menghadap kiblat Adapun rukun-rukun dalam shalat, antara lain; Berniat, membaca takbiratul ikhram, membaca surah Al-Fatihah, rukuk dengan thuma’ninah, iktidal dengan thuma’ninah (berdiri setelah bangkit dari rukuk), sujud dua kali dengan thuma’ninah, duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah, duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir, membaca salam, melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan. Shalat diklasifikasikan menjadi dua yakni shalat fardhu dan shalat sunnah. Macam-macam shalat wajib, antara lain; shalat shubuh, shalat dhuhur, shalat, ‘ashar, shalat maghrib, shalat isya’, shalat jenazah (fardhu kifayah) dan shalat jum’at (bagi laki-laki). Kemudian, macam-macam shalat sunnah, antara lain; shalat wudhu, terawih, witi, Ied, rawatib, dhuha, tasbih, taubat, hajat, tahiyatul masjid, istikharah, tahajjud, istisqo’ dan gerhana.



19



DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Syamsudin Abi. Terj. Ahmad Sunarto. Fathul Qaribil Mujib. Surabaya: AlHidayah. Tt. Arfan, Abbas. Fiqih Ibadah Peraktis. Malang: UIN Maliki Press. Tt. Arzani, M. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keterampilan Shalat Wajib di Kels III MI Maraqitta’Limat Anyar Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Tarbiyah. Vol. 5, No.1. 2019. Rasjid, H Sulaiman. Fiqh Islam. Ttp: Sinar Buku Al-Gerindo. 2007. Samsuri, M. Penuntun Shalat dengan Kumpulan Doa-doa. Surabaya: Apollo Lestari. Tt. Umay M, Shiddieq Dja’far. Syari’ah Ibadah. Jakarta Pusat: Buku al-Ghuruba. Tt. Tim Kajian Ilmiah Ahla Shuffah 103. Kamus Fiqh. Kediri: Lirboyo Press. 2014. Zahra, Abu. Tuntunan Shalat Wajib dan Sunnah. Yogyakarta: Buku Pintar. 2014.



20