Makalah Manajemen Operasi Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI KELOMPOK IV “PERENCANAAN TATA LETAK PERUSAHAAN”



Oleh : 1. Ahmad Yuliyanto (2016120363) 2. Dodi Purnama (2016121471) 3. Krisjayanti (2016122124)



AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa Kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman Kami, Kamiyakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah



Tangerang, September 2019



Penyusun



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................



2



DAFTAR ISI ............................................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................



4



1.1 Latar Belakang ..............................................................................................



4



BAB II ISI .................................................................................................................



6



2.1 Pengertian Tata Letak ...................................................................................



6



2.2 Tujuan Tata Letak .........................................................................................



11



2.3 Pentingnya Tata Letak …………………………………………………………



11



2.4 Jenis Tata Letak ……………………………………………………………. 2.5 Keuntungan dan Kerugian Tata Letak …………………………………….. 2.6 Perhitungan Tata Letak ……………………………………………………. BAB III PENUTUP ..................................................................................................



1



3.1 Kesimpulan .....................................................................................................



13



3.2 Saran .............................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................



3



14



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Dalam industri, keberadaan pabrik merupakan kunci penentu kemampuan daya saing perusahaan. Seluruh konsep, rencana, dan umpan balik yang diperoleh akan ditransformasikan kedalam pabrik. Pabrik merupakan elemen dari perusahaan yang menerjemahkan kebutuhan manajemen agar dapat menjawab permintaan pasar. Pabrik adalah kumpulan bahan, mesin, peralatan dan pekerja yang dirangkai oleh pengorganisasian kegiatan secara teratur untuk memproduksi barang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Posisi pabrik yang sangat strategis di industri manufaktur maupun pengolahan mengharuskan adanya perhatian yang menyeluruh. Strategi produksi yang diterapkan akan membutuhkan dukungan formasi mesin-mesin yang sesuai. Maka dari itu, tata letak pabrik perlu direncanakan dan dirancang dengan baik dan benar. Penataan mesin-mesin di dalam pabrik sangat menentukan kinerja pabrik secara keseluruhan. Efisiensi dan efektivitas pabrik dipengaruhi oleh tata letak pabrik. Perkembangan industri berdampak pada persaingan industri yang cukup ketat. Persaingan industri memerlukan strategi dari segala aspek termasuk aspek produk, proses dan jadwal.Permasalahan industry tidak hanya menyangkut seberapa besar investasi yang harus ditanam, prosedur produksi dan pemasaran hasil produksi namun memerlukan



4



perencanaan fasilitas yang meliputi perencanaan lokasi fasilitas maupun rancangan fasilitas. Perancangan fasilitas meliputi perancangan system fasilitas, tata letak pabrik dan system penanganan material (pemindahan bahan). Perancangan fasilitas mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara rancangan fasilitas yang satu dengan rancangan fasilitas lainnya sehingga dalam proses perancangan fasilitas harus dilakukan seefisien mungkin. Salah satu yang termasuk dalam perancangan fasilitas adalah tata letak. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani system material handling secara menyeluruh (Wignjosoebroto, 1996). Sistem material handling yang kurang baik akan mengganggu kelancaran proses produksi. Secara umum industri banyak mengalami kendala dalam hal jarak pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang efisien, seperti pada proses produksi yang terdapat aliran pemindahan bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak mesin yang kurang teratur. Tata letak mesin yang tidak teratur dan jarak antar ruangan produksi yang cukup jauh dapat mengakibatkan proses produksi terganggu sehingga dapat memperlambat proses produksi. Penerapan model atau simulasi tata letak diharapkan dapat membantu manajemen dalam melakukan analisis terhadap rencana penataan ulang (relayout) fasilitas produksi di masa yang akan datang.



BAB II ISI



5



2.1 Pengertian Tata Letak Ada berbagai macam definisi tata letak pabrik, diantaranya : 1. Hadiguna (2008) mendefinisikan tata letak sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Sistem material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan. 2. Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan. Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan maksimal (Purnomo, 2004). 3. Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas



6



pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers ,tahun1993 : 1). Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. 4. Menurut Apple (1990) tata letak pabrik merupakan suatu susunan fasilitas fisik yang terdiri atas perlengkapan, tenaga, bangunan, dan sarana lain yang harus mempunyai tujuan mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien, ekonomis dan aman. 5. Menurut Meyers (1993), tata letak pabrik merupakan pengaturan atau pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan peralatan, material, manusia dan energi. 6. Menurut Heragu (1997), fasilitas dapat didefinisikan sebagai bangunan dimana orang, material, dan mesin yang memiliki datang secara bersama-sama untuk maksud



7



membuat produk yang dapat dihitung atau menyediakan layanan jasa. Perencanaan fasilitas meliputi penentuan lokasi sistem manufaktur dan perencanaan fasilitas yang mencakup perancangan terhadap sistem fasilitas, perancangan tata letak dan perancangan sistem penanganan bahan yang diperlukan untuk aktivitas produksi. 7. Menurut Wignjosoebroto (2000),“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas



penunjang



produksi



lainnya,



kelancaran



gerakan–gerakanmaterial,



penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Secara sempit, Plant Layout diartikan sebagai pengaturan tata letak/penyusunan fasilitas fisik dari pabrik tersebut.Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan). Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak



8



menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untukdapat mencapai : 



Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.







Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.







Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.







Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.







Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah). Elemen akhir dalam strategi fasilitas mempertimbangkan berbagai fasilitas. Terdapat empat jenis perbedaan dari aneka pilihan fasilitas yaitu :







Fokus Produk (55 persen).







Fokus Pasar (30 persen).







Fokus Proses (10 persen).







Serba guna (5 persen).



2.2 Tujuan Tata Letak



9



Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut : 1. Menaikkan output produksi. Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja mesin (machine hours). 2. Mengurangi waktu tunggu (delay). Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan. 3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling). Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.



10



4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service. Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang berlebihan, dan lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengoreksinya. 5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya. Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien. 



Mengurangi inventory in process.Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat–cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi (material in process). Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera diproses.







Proses manufacturing yang lebih singkat.Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku



11



untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek. 



Mengurangi



resiko



bagi



kesehatan



dan



keselamatan



kerja



dari



operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal– hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari. 



Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang nyaman, dan lain–lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja.







Mempermudah aktivitas supervise. Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.



12







Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan (intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan memakai material secara langsung dan secepatnya, serta menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema kesimpangsiuran



dan



kemacetan



didalam



aktivitas



pemindahan



bahan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan sederhana. 



Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran–getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan.



2.3 Pentingnya Tata Letak Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar padaproduktifitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkandengan faktor-faktor lainnya. Selain itu,



13



material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalamindustri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional. Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yangt idak dapat dipisahkan satu sama lain.



2.4 Jenis Tata Letak Terdapat beberapa jenis tata letak (lay-out) antara lain: (1) Tata letak proses; (2) Tata letak produk; dan (3) Tata letak posisi tetap.



Tata letak proses Tata letak proses (process layout)/tata letak fungsional adalah penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama, contoh: pergudangan, rumah sakit, universitas, dan perkantoran.



14



Gambar 1. Contoh tata letak proses (Wignjosoebroto, 2000)



Tata letak produk Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi (mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.



15



Gambar 2. Contoh tata letak produk (Wignjosoebroto, 2000)



Tata letak posisi tetap Diperlukan apabila karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain sehingga menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Produk tetap berada ditempat yang telah ditentukan, namun peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk tersebut. Misalnya: pembuatan kapal laut, pesawat terbang, lokomotif, atau proyek-proyek konstruksi (produk besar/bulky), tapi berlaku juga untuk industri perakitan komputer atau arloji (perakitan/ pengujian ditempat yang sama).



16



Gambar 3. Contoh tata letak posisi tetap (Wignjosoebroto,2000)



Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk penyusunan tata letak, anatara lain: 1. CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique). 2. COFAD (Computerized Facilities Design). 3. PLANET (Plan Lay Out Analysis and Evaluation Technique). 4. CORELAP (Computerized Relatonship Lay Out Planning). 5. ALDEP (Automated Lay Out Design Program).



2.5 Keuntungan dan Kerugian Tata Letak Tata Letak Proses keuntungan dari tata letak proses, antara lain: a. Memungkinkan utilisasi alat/mesin yang tinggi.



17



b. Memungkinkan penggunaan alat-alat/mesin-mesin yang multiguna sehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi. c. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan alat/mesin. d. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan. e. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan.



Sedangkan kerugian dari tata letak proses, antara lain: a. Peningkatan kebutuhan penanganan bahan (material handling) karena aliran proses yang beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan. b. Pengawasan produksi lebih sulit. c. Meningkatnya persediaan barang dalam proses. d. Total waktu produksi perunit yang lebih lama. e. Memerlukan skill yang lebih tinggi. f. Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali.



Tata Letak Produk Beberapa keuntungan menerapkan tata letak produk, antara lain: a. Aliran material simpel dan langsung.



18



b. Persediaan barang dalam proses rendah c. Total waktu produksi per unit rendah. d. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi. e. Kebutuhan material handling yang rendah. f. Pengawasan proses produksi yang lebih mudah. g. Dapat menggunakan mesin khusus dan otomatis. h. Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu. i. Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwal dengan mudah.



Sedangkan kekurangan dari tata letak produk adalah sebagai berikut: a. Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi. b. Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang bersangkutan. c. Apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan. d. Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar. e. Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan



Tata Letak Posisi Tetap Adapun keuntungan menggunakan tata letak tetap, antara lain: a. Berkurangnya gerakan material.



19



b. Adanya kesempatan untuk pengayaan tugas. c. Sangat flexibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran produk, dan volume produksi. d. Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan.



Sedangkan kelemahan menggunakan tata letak tetap, antara lain: a. Gerakan personil dan peralatan tinggi. b. Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan. c. Memerlukan tenaga kerja yang berkemampuan tinggi. d. Biasanya memerlukan ruang yang besar dan persediaan barang dalam proses yang tinggi.



2.6 Perhitungan Tata Letak GUDANG Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan ditempatkan, ditambag dengan allowance yang diperlukan. Dilihat dari cara penyimpanannya terdiri atas dua bagian, yaitu rak dan tumpukan.



20



Tumpukan Contoh : Ukuran material 40 cm x 100 cm x 20 cm (P x L x T) Material yang dibutuhkan 100 buah Maksimum tumpukan 5 buah Allowance 200% Penyelesaian : 40 x 100 x 20 = 80.000 cm2 80.000 / 20 = 4.000 cm2 1.00



x 100 = 400.000 cm2



400.000 / 5 (maks. Tumpukan) = 80.000 cm2 80.000 cm2 + (80.000 x 200%) = 240.000 cm2 Luas gudang = 1.200.000 cm2



Rak Jika untuk ukuran material diatas dibatasi dengan ukuran rak; Ukuran rak 80 x 200 x 100 cm



21



Maka : 80 x 200 x 100 = 1.600.000 cm2 1.600.000 / 80.000 = 20 unit material maka untuk 100 unit = 100 / 20 = 5 buah rak Luas gudang = 5 (80 x 200) = 80.000 cm2 = 80.000 + (80,000 x 200%) = 240.000 cm2



ONGKOS MATERIAL HANDLING (OMH) Aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan bahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan digunakan :



Ada beberapa tipe layout : 1.



Layout



by



Process;



Tipe



layout



yang



diasa



digunakan



dengan



mengelompokkan tiap jenis mesin dalam satu kelompok untuk melaksanakan jenis pekerjaan yang sejenis.



22



A



A



B



B



A A



2.



B



C



C



C



C



B



Layout by Product; Lauout yang merupakan suatu garis operasi yang artinya



mesin disusun berdasarkan urutan proses operasi yang diperlukan.



A



B



C



E E



A



B



C



23



3.



Group Layout; Merupakan penggabungan layout proses dengan layout



produk dengan cara penyelesaian suatu operasi pada suatu departemen kemudian dilanjutkan dengan proses berikutnya. 4.



Fixed Layout; Digunakan untuk produksi barang-barang besar, misalnya



kapal laut, sehingga memungkinkan mesin atau peralatan yang mendatangi objek produk.



Kembali pada OMH maka proses material handling ini merupakan perhitungan ongkos yang diperlukan untuk suatu pergerakan material dari suatu departemen ke departemen lain. 1)



Ongkos Alat Angkut Ongkos Material Handling dengan tenaga Manusia



Maka



ongkos



perpindahan material menggunakan tenaga



manusia adalah sebesar:



24



Ongkos



Material



Handling



dengan menggunakan alat angkut



Hand Truck



Sehingga ongkos material handling dengan menggunakan alat angkut Hand Truck sebesar:



Ongkos



Material



Handling



dengan menggunakan alat angkut



Fork Lift



25



Sehingga ongkos material handling untuk alat angkut menggunakan Fork Lift sebesar:







FROM TO CHART (FTC)



From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling, OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data dari OMH.



26



KE



A



B



C



D



DARI A



JUMLA H



Xxxxxx



10



20



30



60



Xxxxxx



-



40



40



Xxxxxx



10



10



Xxxxxx



20



xx B



-



xx C



-



20



xx D



20



-



-



xx JUMLA



20



30



20



80



H



 OUTFLOW Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin



27



150



KE



A



B



C



D



XXX



0.25



0.6



1.5



XXXX



-



2



XXXX



0.5



DARI A



XXX B



-



XXX C



-



0.5



XXX D



0.3



-



-



XXXX XXX



Ongkos A – B =



A–D=



Ongkos dari A ke B 10  = 0,25 Ongkos yang keluar dari B 40



30 = 1,5 20



INFLOW Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin



28



KE



A



B



C



D



A



XXXXXX



0.33



1.0



0.37



B



-



XXXXXXX



-



0.5



DARI



C



-



0.66



XXXX



0.12



XXX D



1.0



-



-



XXXX XXX



Ongkos A – B =



A–D=



Ongkos dari A ke B 10  = 0,333 Ongkos yang masuk ke B 30



20 = 1,0 20



 TABEL SKALA PRIORITAS (TSP)



TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow atau InFlow (pilih salah satu).



29



Untuk persoalan diatas : Berdasarkan out flow Prioritas







I



II



III



A



D



C



B



B



D



C



B



D



A



IV



V



D



ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)



ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat kedekatan berdasarkan prioritas yang telah dibuat.



Dari persoalan diatas :



A



D



C



B



 ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)



30



Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui



bahwa



setiap



kegiatan



tersebut



membutuhkan



tempat



untuk



melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll. Sebagaimana diketahui diatas bahwa setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling berhubungan antara satu dengan lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam perencanaan tata letak pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal. Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart.



Teknik ARC Teknik penganalisaan menggunakan ARC dikemukakan oleh Richard Muthe, adalah sebagai berikut :



1.



Hubungan antar aktifitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan hubungan



antar aktifitas tersebut yang dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut :



31



N



TINGKAT KEPENTINGAN



KODE



WARNA



1



MUTLAK PENTING



A



MERAH



2



PENTING TERTENTU



E



KUNING



3



PENTING



I



HIJAU



4



BIASA



O



BIRU



5



TIDAK PENTING



U



PUTIH



6



TIDAK DIINGINKAN



X



COKLAT



o .



2.



Alasan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut :



a. Menggunakan catatan yang sama b. Menggunakan personil yang sama c. Menggunakan ruang yang sama d. Tingkat hubungan personil e. Tingkat hubungan kertas kerja f. Urutan aliran kertas



32



g. Melakukan aliran kerja yang sama h. Menggunakan peralatan dan fasilitas yang sama i. Ribut, kotor, getaran, debu, dan lain-lain j. Lain-lain yang mungkin perlu



Untuk mempermudah penganalisaan selanjutnya maka hubungan antar aktivitas tersebut dibuat kedalam kertas kerja (work sheet) yang dibuat sebagai berikut : WORK SHEET FOR ACTIVITY RELATIONSHIP CHART NO.



ACTIVITY



DEGREE OF CLOSENESS A



E



I



O



U



X



1



Rec.& Shipp.



2



-



5



3, 4, 8



6, 7



-



2



Stock Room



1, 5



-



-



3, 4, 8



6, 7



-



3



Tool Rom



4, 5



-



-



1, 2



6, 7, 8



-



4



Maintenance



3, 5



-



-



1, 2, 8



6, 7



-



5



Production



2, 3, 4



6, 7, 8



1



-



-



4



6



Locker Room



-



5



7



8



1, 2, 3



-



7



Food Service



-



5



6



1,2,3



3, 8



6



33



8



Office







-



5



-



-



AREA ALOCATION DIAGRAM (AAD)



Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengaloaksian area ini adalah sebagai berikut :







Aliran produksi, material, peralatan







ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan fisikal







Tempat yang dibutuhkan







ARD



AAD ini merupakan lanjutan penganalisaan tata letak setelah ARC, maka sesuai dengan persoalan ARC diatas maka dapat dibuat AAD-nya.



34



AAD merupakan Template secara global informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak pabrik. Gambar contoh AAD :



RECEIVING & SHIPPING



STOCK ROOM



TOOL ROOM



MAINTENANCE PRODUCTION



LOCKER ROOM



\ FOOD SERVICE



OFFICE



35



TEMPLATE Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat. Informasi yang dapat dilihat pada Template : a. Tata letak kantor dan peralatannya b. Tata letak pelayanan yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga, dan lain-lain. c. Tata letak bagian produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling, shipping. d. Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping



36



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam makalah Perencanaan Tata Letak Pabrik diatas, terdapat beberapa kesimpulan: Manfaat dari Perencanaan Tata Letak Pabrik yang benar diantaranya, menjamin keamanan(safety) dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. Serta meningkatkan efisiensi dan efktifitas kerja 3.2 Saran Agar dapat menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami dan tidak terlalu banyak menggunakan kalimat yang tidak perlu.



37



DAFTAR PUSTAKA



Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. ITB, Bandung. Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset, Yogyakarta. Listiani, T. 2010. Penerapan Konsep 5S dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ergonomis di STIA LAN Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi, Volume VII No. 3, Bandung. Osada, T. 2004. Sikap Kerja 5S. Cetakan Kelima. Penerbit PPM, Jakarta. Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Susetyo, J., Simanjuntak, R.A., dan Ramos J. M. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1, edisi Juni 2010, pp. 75-84. Wignjosoebroto, S. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga Cetakan keempat. Guna Widya, Surabaya.



38