Makalah Manajemen Reproduksi Dan Inseminasi Buatann [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan Metode Penampungan Semen Dosen Pengampu : Nurul Isnaini



Disusun oleh: 1.



Puji Pramono



(165050107113001)



2.



Al Izzah Luthfiyah



(165050118113007)



3.



Novi Nur Mufidah



(165050118113009)



FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan yang berjudul “Metode Penampungan Semen” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu kami, Bu Nurul Isnaini yang telah membantu dan mengarahkan kami dengan memberikan materi pada mata kuliah Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan. Serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah dengan berbagai litelatur. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangandan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat kami harapkan. Yang dapat bermanfaat dan bersifat membangun bagi kami sehingga makalah ini dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik penulis maupun pembaca dalam konteks menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.



Kediri, 23 April 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar............................................................................................................ii Daftar Isi......................................................................................................................iii



Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2 1.3 Tujuan....................................................................................................................2 Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Penampungan Semen..........................................................................3 2.2 Metode Penampungan Semen...............................................................................3 Bab III Penutupan 3.1 Kesimpulan...........................................................................................................7 3.2 Saran.....................................................................................................................7



Daftar Pustaka............................................................................................................8



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode perkawinan pada hewan ternak dibagi menjadi dua, yaitu perkawinan yang terjadi secara alami dimana pencurahan langsung semen ternak jantan kepada organ reproduksi betina dengan menaiki ternak betina yang sedang berahi dan perkawinan yang dilakukan dengan bantuan manusia yang disebut dengan Inseminasi Buatan (IB) atau lebih dikenal dengan kawin suntik. Inseminasi Buatan (IB) didefinisikan sebagai proses memasukkan semen ke dalam organ reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi yang disebut insemination gun. Prosesnya secara luas mencakup penampungan semen, pengenceran dan pengawetan semen sampai pada deposisi semen ke dalam saluran reproduksi betina (Hafez, and M.E. Bellin, 2000). Baik kawin alam maupun Inseminasi Buatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Inseminasi Buatan dinilai lebih praktis karena seekor pejantan memungkinkan untuk mengawini lebih banyak ternak betina dari yang dilakukannya pada saat kawin alam. Selain itu Inseminasi Buatan mampu mengatasi permasalahan jarak dan waktu sehingga potensi genetik seekor pejantan unggul dapat tersebar ke berbagai wilayah. Sebagaimanan Sugoro, I (2009) menyatakan bahwa melalui teknologi IB potensi genetik pejantan unggul dapat tersebar luas, tidak hanya pada daerah tempat pejantan itu berada tetapi juga daerah lainnya yang terpisah jarak dan waktu. Perkawinan secara Inseminasi Buatan bertujuan untuk meningkatakan populasi dan potensi genetik pada ternak. Untuk meningkatkan populasi ternak sapi diperlukan peningkatan efisiensi reproduksi dan fertilitas ternak (Hafez dan Hafez, 2008). Sehingga semen yang digunakan harus berkualitas yang didapatkan dari pejantan unggul yang telah diseleksi. Untuk mendapatkan semen dengan kualitas yang baik dan sesuai yang diinginkan maka penampungan atau koleksi semen harus dilakukan dengan baik juga. Diutamakan dilakukan oleh kolektor yang berpengalaman dan terlatih untuk mendapatkan hasil yang optimal.



1



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Apa yang dimaksud dengan penampungan semen? 2) Apa saja metode penampungan semen?



1.3 Tujuan Tujuan dari beberapa rumusan masalah di atas adalah: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penampungan semen. 2. Untuk mengetahui apa saja metode penampungan semen.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penampungan Semen Prinsip pada program Inseminasi Buatan tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam organ reproduksi betina, tetapi juga mencakup seleksi dan pemeliharaan pejantan, koleksi semen dan sebagainya. Penampungan semen atau koleksi semen adalah suatau upaya yang dilakukan oleh kolektor untuk mendapatkan semen dari seekor pejantan dengan sengaja. Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang jumlah (volume)-nya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan. Secara umum penampungan semen adalah ejakulasi yang dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu hormon, metabolisme, keturunan, makanan, umur, dan kesehatan secara umum dari pejantan tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah suasana lingkungan, tempat penampungan, manajemen, para penampung, cuaca, saranan penampungan termasuk teaster dll (Sufyanhadi, 2012). Maka untuk mendapatkan semen yang memenuhi syarat adalah mengamati dan memperhatikan perilaku setiap pejantan yang akan ditampung semennya.



2.2 Metode Penampungan Semen Ada tiga metode yang digunakan dalam melakukan penampungan semen, yaitu: 1. Metode pengurutan (Masase) Metode penampungan semen melalui pengurutan dapat diterapkan pada ternak besar (sapi, kerbau, kuda), dan pada ternak unggas (kalkun danayam). Pada ternak besar metode pengurutan ampulla vas deferens diterapkan apabila hewan jantan tersebut memiliki potensi genetik tinggi akan tetapi tidak mampu melakukan perkawinan secara alam, baik karena nafsu seksualnya rendah atau mempunyai masalah dengan kakinya (lumpuh atau pincang/cedera). Sedangkan pada ternak ayam atau kalkun metode pengurutan punggung merupakan satu-satunya metode penampungan yang paling baik hasilnya. 3



2. Vagina Buatan Vagina buatan adalah alat yang digunakan untuk menampung spermatozoa dimana alat tersebut akan dikondisikan sebagaimana vagina asli dari ternak tersebut.



Gambar 1.1 Alat Vagina Buatan



Struktur dari alat ini adalah sebagai berikut : a.



Lapisan luar yang terbuat dari bahan plastik atau karet.



b. Lapisan dalam terbuat dari bahan seperti balon yang lembut, karena lapisan ini adalah tempat masuknya penis, sehingga tidak menyebabkan iritasi pada penis. c.



Saluran tempat masuknya air dan udara.



d. Selongsong penampungan. e.



Tabung digunakan untuk menampung sperma dan diletakkan diujung selongsong. Penampungan semen menggunakan vagina tiruan merupakan metode yang paling



efektif diterapkan pada ternak besar (sapi, kuda, kerbau) ataupun ternak kecil (domba, kambing, dan babi) yang normal (tidak cacat) dan libidonya bagus. Kelebihan metode penampungan menggunakan vagina tiruan ini adalah selain pelaksanaannya tidak serumit metode lainnya, semen yang dihasilkannya pun maksimal dan lebih berkualitas. Hal ini terjadi karena metode penampungan ini merupakan modifikasi dari perkawinan alam. Sapi jantan dibiarkan menaiki pemancing yang dapat berupa ternak betina, jantan lain, atau panthom (patung ternak yang didesain sedemikian rupa sehingga oleh pejantan yang akan ditampung semennya dianggap sebagai ternak betina).



4



Cara Penampungan : Untuk mendapatkan semen yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik, perlu dibuat rangsangan pada sapi jantan yang akan ditampung dengan melakukan pengekangan terhadap pejantan, dengan jalan membawa pejantan itu mendekati hewan pemancing lalu membawanya pergi lagi. Membiarkan pejantan itu menaiki hewan pemancing tetapi tidak ditampung semennya. Pengekangan ini disebut false mount. Satu false mount meninggikan konsentrasi sperma 50 % dan dua false mount menyebabkan peninggian konsentrasi dua kali lipat konsentrasi sperma yang diperoleh tanpa pengekangan (Hale Dan Almquist, 1960 ) Rangsangan ini dapat diulangi satu atau dua kali. Pada



penunggangan



berikutnya



baru



ditampung



semennya.Untuk



mempertahankan libido pemancing harus diganti-ganti (Toelihere,1985) . Pada saat penampungan, penampung berdiri di samping kanan, memegang vagina buatan pada tangan kanan dan mengarahkannya kira-kira 45° ke atas pada garis horizontal pemancing. Penampung harus sabar menunggu pejantan ereksi dan menaiki pemancing. Waktu untuk menampung harus tepat. Hal ini dapat diperoleh karena pengalaman atau kebiasaan. Sesudah pejantan berereksi secara sempurna dan menaiki pemancing pada saat itulah dilakukan penampungan. Dengan telapak tangan kiri yang mengarah ke atas, preputium digenggam dan penis yang ereksi ditarik kesamping ke arah vagina buatan. Penis itu sendiri tidak boleh digenggam dan tersentuh karena dapat menyebabkan pejantan menarik kembali penis ke dalam preputium dan turun kembali, tetapi kadang-kadang dapat terjadi ejakulasi sebelum penis memasuki vagina buatan. Ujung penis dikenakan ke mulut vagina buatan. Pejantan harus dibiarkan mendorong sendiri penisnya ke dalam vagina buatan, karena gerakan ini yang berupa gesekan perlu untuk ejakulasi. Apabila penampung yang mendorong vagina buatan menutupi penis yang ereksi, maka kebanyakan pejantan tidak mau berejakulasi . Ejakulasi ditandai dengan adanya suatu dorongan tiba-tiba ke depan dan kaki-kaki belakang pejantan terangkat seolah-olah hendak melompati betina. Sesudah ejakulasi, pejantan bergerak turun dan vagina buatan ditarik perlahan-lahan ke depan. Setelah penis terlepas ke luar, vagina buatan segera dibalikkan vertical dengan tabung penampung berada di bawah, lalu lubang ventilasi udara dibuka sedikit. Atau bisa juga vagina buatan diputar perlahan-lahan membentuk angka 8 supaya semen yang tertampung dapat turun dan masuk ke dalam tabung penampung . Setelah kira-kira 5



semua semen turun ke dalam tabung penampung, maka tabung penampung dilepas dari ekor corong karet dan ditutup . Lalu disimpan dalam termos berisi air hangat 37°C. Semen ini siap dibawa ke laboratorium untuk dievaluasi .



3. Elektroejakulator Apabila penampungan semen tidak bisa dilakukan dengan metode vagina buatan dikarenakan ternak tidak cukup terlatih untuk ditampung, maka perlu dilakukan penampungan dengan menggunakan alat ini. Perbedaan utama dari penampungan vagina buatan adalah volume yang didapatkan dengan elektro ejakulator adalah dua kali lipat lebih besar dari vagina buatan, sedangkan densitasnya adalah separuhnya. Meskipun demikian, perbaikan densitas dapat dilakukan dengan membuang bagian yang tidak mengandung spermatozoa. Bagian ini keluar setelah dirangsang, kemudian rangsangan dilanjutkan dan penampungan ini menghasilkan semen dengan densitas yang baik. Penampungan semen menggunakan metode ini adalah upaya untuk memperoleh semen dari pejantan yang memiliki kualitas genetik tinggi tetapi tidak mampu melakukan perkawinan secara alam akibat gangguan fisik atau psikis. Metode ini saat ini lebih banyak diterapkan pada ternak kecil seperti domba dan kambing karena pada ternak besar lebih mudah dilakukan melalui metode pengurutan ampula vas deferens



6



BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan Penampungan semen merupakan cara koleksi semen yang bertujuan untuk memperoleh lebih banyak volume semen dengan kualitas baik dan nantinya semen tersebut bisa diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi buatan. Ada 3 metode dalam penampungan semen yaitu metode pengurutan (Masase), vagina buatan, dan elektro ejakulator. 3.2 Saran Dalam proses penampungan semen, keahlian dan pengalaman sangat dibutuhkan karena untuk menghindari cidera/luka pada ternak maupun kolektor.



7



DAFTAR PUSTAKA



Ariefin Ade Prasetyo, Taswin R. Tagama dan Dadang M Saleh. 2013. Kualitas Semen Segar Sapi Simmental yang Dikoleksi Dengan Interval yang Berbeda di Balai Inseminasi Buatan Lembang. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3):907 Winarto, Bagus. 2014. Makalah Fisiologi dan Teknik Reproduksi. Universitas Airlangga Surabaya. Wibowo, Ayyub. 2015. Makalah Teknologi Reproduksi: Koleksi Semen dan Pemeriksaan Kualitas Semen. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pratama, Yudha Endra. 2015. Makalah: Penampungan Semen. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas Padang



8