MAKALAH Media Pembelajaran Penjas Oleh Asmar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN PENJAS



Disusun Oleh: Nama



: Asmar



Nim



: 1831142068



Kelas



: PGSD B



FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGRI MAKASSAR



KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhoNyalah saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Makalah Media Pembelajaran Penjas”. Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Media Pembelajaran Penjas dan kepada semua pihak yang telah membimbing dn membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah yang telah saya susun dapat memberikan



Makassar, 30 Mei 2021 Asmar,



ii



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.......................................................................................



i



KATA PENGANTAR........................................................................................ iii DAFTAR ISI....................................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................................



1



B. Rumusan Masalah.....................................................................................



2



C. Tujuan penulisan.......................................................................................



2



D. Manfaat Penulisan....................................................................................



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Media Pembelajaran Penjas....................................................



4



B. Tujuan Media Pembelajaran Penjas.........................................................



8



C. Manfaat Media Pembelajaran Penjas....................................................... 10 D. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Penjas................................................... 11 E. Dengan Adanya Alat Bantu (Media) Dalam Pembelajaran Penjas akan bisa membantu pembelajaran  Di Sekolah....................................................... 15 F. Cara Memodipikasi Media Pembelajaran Penjas..................................... 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................... 18 B. Saran......................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan pendidik agar dapatterjadi proses transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap (moral) dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di zaman modern dan era teknologi yang berkembang pesat saat ini, setiap manusia dapat melakukan sesuatu dengan cepat, kreatif dan inovatif. Namun pada kenyataanya masih banyak pendidik yang menggunakan sistem lama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan pendidikan jasmani yang dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja atau dikelas dalam arti teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan seringkali didapati pembelajaran yang kurang efektif dan efesien. Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media atau alat bantu, padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat bantu informasi atau pesan yang disampikan akan lebih mudah dimengerti oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efesien. Hal ini disinyalir karena tidak tersediannya lat bantu tersebut dan kurang kreatifitas para pendidik. Tidak tersediannya media pembelajaran alat bantu di



1



lingkungan pendidikan menjadi salah satu factor penyebab para pendidik malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan pidato, menulis di papan dan mendikte. Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pembelajaran penjas yang sangat kompleks yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari UU RI No: 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional pasal 40 Ayat 2A: “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana kependidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian media pembelajaran penjas? 2. Apa tujuan media pembelajaran penjas? 3. Apa manfaat media pembelajaran penjas? 4. Apa jenis-jenis media pembelajaran penjas? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui pengertian media pembelajaran penjas. 2. Untuk Mengetahui tujuan media pembelajaran penjas. 3. Untuk Mengetahui manfaat media pembelajaran penjas. 4. Untuk Mengetahui jenis-jenis media pembelajaran penjas.



2



D. Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran penjas. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan media pembelajaran penjas. 3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran penjas. 4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Media Pembelajaran Penjas 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Lain lagi menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 3). Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000:3) menyatakan bahwa  media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian secara harfiah ini selanjutnya menurunkan berbagai definisi media seirama dengan perkembangan teknologi dalam pendidikan seperti yang dikatakan dosen Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991), Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan bahwa media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta penggunaannya untuk kegiatan tersebut. Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang



4



bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi (Sadiman,2002:6) Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa itu pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar. Drs. Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek



5



pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat diamati disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang tidak dapat diamati disebut behavioral tendency. Muhibbin Syah M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para pakar tentang belajar yang dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995:90) karangan Muhibbin Syah, M.Ed adalah sebagai berikut: Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah. a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer). Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat



6



dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Dalam



penjelasan



lanjutannya,



pakar



psikologi



belajar



itu



menambahkan bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan



yang



relatif



menetap



yang



terjadi



dalam



segala



7



macam/keseluruhan



tingkah



laku



suatu



organisme



sebagai



hasil



pengalaman. Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Berdasarkan definisi dari media dan pembelajaran tersebut, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. B. Tujuan Media Pembelajaran Penjas Tujuan utama dari adanya media pembelajaran penjas adalah untuk dapat membantu penyampaian pembelajaran di Sekolah guna mencapai Tujuan pendidikan Nasional. Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diyakini akan membantu proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya



8



semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah siswa lebih senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses pembelajaran. Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14) menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan bermanfaat juga bagi guru. Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan  Dr. Soepartono “Media Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Penyampaian materi dapat diseragamkan 2. Proses instruksional menjadi lebih menarik 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi 5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja 7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.



9



C. Manfaat Media Pembelajaran Penjas Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya.



Karena



memang



gurulah



yang



menghendaki



untuk



memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata– katanya, tetapi tidak tahu maksudnya). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa. 4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : 1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah. 2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar. 3. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi. 4. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.



10



5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. 6. Memungkinkan



siswa



dapat



berinteraksi



langsung



dengan



lingkungannya. 7. Membangkitkan motivasi belajar. 8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar. 9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. 10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang). 11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. D. Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas Seiring perkembangan jaman dan semakin majunya teknologi maka media juga semakin berkembang, sekarang ini makin banyak muncul dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari banyaknya pendapat dari para ahli, belum ada suatu kesepakatan dalam penggolongan atau taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspek. Menurut Sukiman (2012: 85-225), karakteristik media yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar dibedakan menjadi media pembelajaran berbasis visual, media pembelajaran berbasis audio, dan media pembelajaran berbasis audio visual.



11



1. Media pembelajaran berbasis visual Menurut Sukiman (2012: 85), Media pembelajaran berbasis visual adalah media



pembelajaran



yang



menyalurkan



pesan



lewat



indera



pandang/penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak. Media grafis antara lain meliputi media foto, gambar sketsa, bagan, grafik, papan tulis, flannel dan bulletin, poster dan kartun, peta dan globe. Media cetak meliputi transparansi (OHT) dan modul. 2. Media Pembelajaran berbasis audio Media pembelajaran berbasis audio adalah media pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan lewat indera pendengaran. Ada beberapa jenis media berbasis audio, antara lain media perekam audio dan media radio. 3. Media Pembelajaran berbasis audio visual Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus pendengaran. Jenis media ini meliputi media televisi dan media film/video. E. Fungsi  Media Pembelajaran 1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbedabeda,



tergantung



dari



faktor-faktor



yang



menentukan



kekayaan



pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan



12



sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. 2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak   mungkin dialami secara langsung di dalam kelas boleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena  a. obyek terlalu besar; b. obyek terlalu kecil; c. obyek yang bergerak terlalu lambat; d. obyek yang  bergerak terlalu cepat; e. obyek  yang terlalu kompleks; f. obyek yang bunyinya terlalu halus; g. obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. 3. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 4. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 6. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 7. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 8. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.



13



9. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Selain itu media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi, disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya adalah : a. Media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. b. Media sebagai segala benda yang yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. c. Media sebagai “komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang untuk belajar”. d. Media sebagai wahana fisik yang mengandung intruksional. e. Media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar mengajar. f. Media sebagai suatu teknik untuk menyampaikan suatu pesan, dimana media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan intruksional. g. Bila media dipandang secara luas/makro dalam sistem pendidikan, maka media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.



14



E. Dengan Adanya Alat Bantu (Media) Dalam Pembelajaran Penjas akan bisa membantu pembelajaran  Di Sekolah Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di SLTP diyakini akan membantu proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang diamati



Penulis



terhadap



pembelajaran



Pendidikan



Jasmani



tanpa



menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah siswa lebing senang bermain-main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses pembelajaran. Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14) menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan bermanfaat juga bagi guru. Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan  Dr. Soepartono “Media Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Penyampaian materi dapat diseragamkan. 2. Proses instruksional menjadi lebih menarik. 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.



15



5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. 6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. 7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. F. Cara Memodipikasi Media Pembelajaran Penjas Dalam pengadaan media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas masyarakat. contohnya pengadaan media atau alat bantu pembelajaran tolak puluru dan renang. Ada dua contoh cara memodifkasi media pembelajaran penjas diantaranya adalah: 1. Pengadaan Peluru Peluru dapat dibuat dengan bahan–bahan sebagai berikut: bola pelastik, pasir, semen, air, timbangan. Proses pembuatannya adalah semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk dengan merata sesuai dengan porsinya. Setelah agak kering dan merata, dimasukkan ke dalam bola plastik berukuran sedang kira – kira berdiametr 10 cm yang sudah dibuat lobang kecil dan diisi penuh kemudian dikeringkan. Setelah kering, bola yang berisi campuran itu ditimbang dan diujicobakan.



16



2. Pengadaan Pelampung Pelampung adalah salah satu media atau alat bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran teknik dasar renang. Dalam hal ini pelampung dapat dibuat dengan menggunakan botol akua berukuran sedang, benang pancing (nilon), lem setan, tali pelastik, yang dirancang dan didesain sedemikian rupa.



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan kata lain bahwa melalui aktivitas jasmani anak diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja menyangkup fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral. Untuk itu agar beberapa perubahan tercipta, maka guru pendidikan jasmani lebih kreatif dalam menganalisis setiap bentuk pelayanan pembalajaran. Jadi, dari pembahasan di atas bahwa media atau alat bantu itu sangat bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak terlalu sulit, hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru. Penggolongan media pembelajaran menurut Sukiman (2012: 85-225), yaitu: 1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil



18



cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai (film stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram. 2. Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. 3. Media Audio Visual : televise dan film/video. 4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. 5. Benda –benda hidup, simulasi maupun model. B. Saran Dalam



proses



belajar



mengajar



khususnya



pada



pembelajaran



pendidikan jasmani yang lebih melibatkan kegiatan fisik, tentunya diperlukan media-media yang lebih beragam lagi guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal. Oleh sebab itu saya berharap agar para guru dapat menggali dan meningkatkan lagi daya kreatvitasnya guna mencapai tujuan pendidikan tersebut.



19



DAFTAR PUSTAKA D,



Idrus.(2011). Pengertian



Media



Pembelajaran.



[Online].



Diakses



dari :http://drusminto.co.id/2011/06/pengertian-media-pembelajaran.html S,



Asep.(2013). Media



Pembalajaran



Penjas.



[Online].



Diakses



dari



:https://materipenjasorkes.co.id/2013_03_01_archive.html (Online)Tersedia Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/ JENIS MEDIA Pembelajaran (03November2012)



20