Makalah Menyimak & Sastra Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PELAJARAN MENYIMAK



Dosen Pengampu : Eva Apriani, M.Pd. Materi: Menyimak Efektif dan Menyimak Sastra Disusun Oleh : Nama Kelompok 3: 1. Cindy Fatika Putri 2. Elsa Oraple 3. Isnaini Ariska 4. Kharunia Indah 5. Khazanah Nur Wijayanti 6. Nethania Aureliana 7. Oktovianus 8. Tika Agsura 9. Ufra Nengsi



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2020



KATA PENGANTAR



Puji Tuhan kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Berkah, Rahmat serta hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat. Makalah ini berisi tentang ‘’Menyimak Efektif dan Menyimak Sastra’’ yang merupakan pembahasan dalam mata kuliah Menyimak pada semester I. Kami pun mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena saran dan kritik yang bersifat konstrutif tetap kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan dating. Akhirnya, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua didalam menjalankan setiap aktivitas dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas arahan dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih.



Tarakan, Oktober 2020



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................2 BAB I.............................................................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN..........................................................................................................................................................4 A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................................................4 B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................................5 C. Tujuan pembelajaran...........................................................................................................................................5 BAB II............................................................................................................................................................................ 6 PEMBAHASAN............................................................................................................................................................6 A.



Situasi Komunikasi dalam Menyimak.............................................................................................................6



B.



Unsur-Unsur dalam Menyimak........................................................................................................................6



A.



Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Puisi............................................................................................9



B.



Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Dongeng....................................................................................11



C. Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Terjemahan........................................................................................13 D.Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Tahun 20/30-an...................................................................................14 BAB III......................................................................................................................................................................... 15 Penutup........................................................................................................................................................................ 15 Kesimpulan..............................................................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................................16



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari sangat lah penting, dan Tidak diragukan lagi. Di kehidupan kita sehari-hari selalu melewati pada berbagai kesibukan menyimak. Terlebih di era globalisasi saat ini, dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat di wajibkan untuk mampu menyimak segala informasi dengan tepat, baik melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan segala informasi yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta diwajibkan untuk memiliki kemampuan dalam keterampilan menyimak yang memadai. Dalam proses interaksi dan komunikasi dibutuhkan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang dimana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang Mempunyai tujuan untuk memahami pesan ide serta gagasan yang ada pada materi atau bahasa simakan. Jika dihitung secara keseluruhannya, minimal memiliki empat peran menyimak dalam kehidupan, dengan bertujuan sebagai landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, pelancar komunikasi, dan penambah informasi. Jika dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain, aktivitas menyimak sangat melebihi jumlah kegiatan berbicara, membaca, dan menulis (hasil penelitian Paul T. Rankin: menyimak: 42%; berbicara: 25%; membaca: 15%; menulis: 11% ). Hal ini menunjukkan bahwa menyimak memiliki peran yang sangat penting. karena itu, peranan keterampilan menyimak siapa saja sebagai suatu hal mendesak yang harus dilaksanakan Dengan demikian menyimak begitu penting dalam menjalani suatu proses belajar mengajar, oleh karena itu kami akan mencoba membuat konstribusi ilmu menyimak dalam meningkatkan upaya menyimak efektif. Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Jika di pahami manusia juga sebagai makhluk sosial, bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kenyataan manusia selalu hidup bersama. Dalam kehidupan inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesama maupun dengan Tuhan-Nya.



Dalam proses interaksi dan komunikasi dibutuhkan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif di mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk memahami pesan ide serta gagasan yang ada pada materi atau bahasa simakan. Menyimak merupakan suatu keterampilan yang pertama kali dipelajari, dikuasai manusia. Sejak manusia kecil kita sudah mulai belajar menyimak. proses belajar menyimak atau mendengarkan itu terus-menerus kita lakukan, dengan mendengarkan atau menangkap terus-menerus setiap kata-kata yang terucapkan dari orang-orang terdekat sang anak, sampai akhirnya kita bisa untuk pertama kali berbicara, tepatnya mengulang ucapkan sebuah kata-bermakna yang sederhana. Dengan berjalannya waktu dan proses menyimak yang terus-menerus, akhirnya kita mulai bisa meniru berbicara. Kalimat-kalimat sederhana bisa kita ulang ucapkan dan orangorang di sekitar prasekolah, dan kemudian pada jenjang sekolah dasar, barulah kita diperkenalkan pada aspek keterampilan lain yaitu berbicara, membaca, dan menulis. Seseorang dapat dikatakan terampil menyimak apabila dia dapat menangkap-memahami gagasan pikiran yang disimaknya atau yang disampaikan orang lain kepadanya secara langsung, dengan tepat, benar, dan lengkap.



B. Rumusan Masalah 1. apakah Situasi komunikasi dalam menyimak ? 2. apa saja unsur-unsur dalam menyimak ? 3. bagaimana cara menyimak dan merefleksikan pembacaan puisi 4. bagaimana cara menyimak dan merefleksikan pembacaan Dongeng 5. bagaimana cara menyimak pembacaan kutipan Novel terjemahaan 6. bagaimana cara menyimak pembacaan kutipan novel Tahun 20/30-an



C. Tujuan pembelajaran 1. Untuk mengetahui situasi komunikasi dalam menyimak 2. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam menyimak 3. Untuk cara menyimak dan merefleksikan pembacaan puisi 4. Untuk mengetahui cara menyimak dan merefleksikan pembacaan Dongeng 5. Untuk mengetahui cara menyimak pembacaan kutipan Novel terjemahaan 6. Untuk mengetahui bagaimana cara menyimak pembacaan Kutipan Novel Tahun 20/30-an



BAB II PEMBAHASAN KETERAMPILAN MENYIMAK



A.



Situasi Komunikasi dalam Menyimak Kegiatan komunikasi dalam menyampaikan dan menerima gagasan yang menggunakan bahasa lisan



sebagai media, yaitu berbicara menyimak. Keduanya bekerja selalu seiring dan saling membutuhkan. Keberhasilan menyimak sangat bergantung pada pembicara sebagai sumber pesan. Pembicara yang efektif dalam melaksanakan kegiatannya akan memberikan kemudahan kepada penyimak untuk menyerap gagasannya. Penyimak akan efektif apabila ada kerja sama yang baik antara pembicara dan penyimak. Seseorang dikatakan menyimak dengan efektif apabila ia mempu memahami isi pembicaraan dengan baik. Penyimak akan berhasil memahami pembicaraan orang lain apabila ia berkemauan keras dan mampu memotivasi dirinya serta penuh perhatian menyimak sebuah pembicaraan. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan menerima gagasan atau pesan orang lain yang terkandung dalam bunyi bahasa melalui indra pendengar yang sehat, mengolahnya dengan pikiran secara sungguh-sungguh, dan memahami dengan baik makna pesan itu seperti makna yang diharapkan pembicara sebagai narasumber pembawa pesan.



B.



Unsur-Unsur dalam Menyimak Menyimak merupakan kegiatan yang kompleks karena sangat bergantung pada berbagai unsur yang



mendasarinya. Unsur dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak. Unsur dasar yang maksud adalah : 1)



Pembicara, sebagai sumber pesan



2)



Penyimak, sebagai penerima pesan



3)



Bahan pembicaraan, sebagai unsur konsep



4)



Bahasa lisan sebagai media



1.



Pembicara yang Baik



Berbicara merupakan salah satu wujud komunikasi dua arah yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menyimak. Baik-buruk hasil penyimakan sangat bergantung pada bagaimana pembiacara menyusun pikirannya dan bagaimana pula pembiacara bersikap dalam melaksanakan kegiatan itu. Pembicara yang dimaksud di sini ialah orang yang dapat membawa pesan atau informasi yang dibutuhkan penyimak, sedangkan orang yang diajak berbiacara disebut penerima pesan atau penyimak. 2.



Memiliki Pengetahuan dan Pengalaman Seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat dipastikan mampu



menyimak berbagai informasi dengan mudah. Pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan bahan yang disimak merupakan modal dasar bagi penyimak untuk menyerap pesan dengan lancar. Jadi, menyimak dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan cara berpikir yang lebih baik apabila kegiatan menyimak dilakukan dengan intensif. Penyimak efektif tidak hanya menerima dan memahami pesan, tetapi ia juga dapat menganalisis dan mengevaluasi pesan. Apabila penyimak sering melakukan latihan intensif seperti ini, maka ia akan memperoleh pengalaman yang baik, keahlian, bagaimana menggunakan daya pikir secara efektif, memahami struktur bahasa dan kosakata secara meyakinkan, membaca gerak-gerik pembicara, memahami isyarat dan air muka pembiacara yang dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap bahan simakan. 3.



Bahan Simakan Bahan simakan merupakan salah satu unsur dalam menyimak. Tanpa bahan komunikasi, proses



menyimak dan berbicara tidak akan berlangsung. Materi simakan adalah unsur konsep dan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Suatu konsep dapat berisi informasi, gagasan, atau pesan. Pesan itu harus ditelaah dan dikaji dengan baik. Pada hakikatnya, pemindahan dan pengutaraan pesan itu merupakan langkah penuangan konsep ke dalam tuturan bahasa untuk disampaikan kepada penyimak. Agar pesan yang disampaikan tidak diinterpretasikan secara apriori, maka penerima pesan tidak ubahnya dengan member pesan, keduanya mencari konsep itu dengan cermat. a.



Menyimak Tujuan Pembelajaran Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disadari dan memiliki tujuan. Penyimak tidak



mungkin melakukan kegiatan menyimak tanpa tujuan yang jelas. Oleh karena itu, tahap pertama yang harus dilakukan seorang penyimak adalah menemukan tujuan pembicaraan.



Pada tahan awal pembicaraan, biasanya pembicara yang baik membawa penyimak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan bersifat meyakinkan, maka penyimak kritis harus meminta bukti-bukti atau alasan-alasan yang logis, untuk tujuan yang bersifat informatif, penyimak dapat meminta pertimbanganpertimbangan yang matang serta bukti-bukti yang akurat, demikian pula kalau tujuan itu bersifat menghibur, penyimak akan mengharapkan agagr hatinya terhibur, segar, lepas dari kelelahan dan kejenuhan. b.



Menyimak Urutan Pembicaraan Seorang penyimak yang efektif harus mampu mengikuti urutan pikiran pembicara walaupun ia



berbicara dengan cepat. Suatu pembicaraan yang lengkap biasanya memiliki: bagian-bagian pembuka, uraian masalah atau isi, dan bagian penutup. Pada bagian pembuka, pembicara akan memberikan gambaran umum tentang materi yang akan diuraikan dalam isi pembicaraan. c.



Menyimak Topik Utama Pembicaraan Topik utama merupakan pusat perhatian penyimak karena topik utamalah yang menyatukan seluruh



pembicaraan. Mengetahui topik utama berarti mengetahui materi yang akan diberikan oleh pembicara sekalipun baru diduga-duga. Mencari topik untuk pembicaraan sebenarnya tidak terlalu sulit, terutama kalau topik yang akan dibahas itu berhubungan dengan bidang atau profesi penyimak. Sebuah topik akan mudah ditebak apabila: 1)



Menarik perhatian penyimak



2)



Bermanfaat bagi penyimak



3)



Akrab dengan penyimak



d.



Menyimak Topik Bawahan Setelah menerima topik utama, seorang penyimak akan terus berusaha mencari kejelasan, pesan,



perincian-perincian topik utama yang telah dipaparkan sebelumnya. Mencari topik utama membutuhkan keterampilan tersendiri karena penyimak harus peka terhadap pokok-pookok penting yang sangat berkaitan dengan topik utama. Pembicara biasanya merinci topik utama menjadi beberapa topik bawahan. Banyaknya topik bawahan bergantung pada keinginan pembicara dalam mengembangkan bahan pembicaraannya. Kepandaian pembicara menyusun dan menguraikan topik utama sangat membantu penyimak memahami dan menyusun kembali gagasan bawahan.



e.



Menyimak Akhir Pembicaraan Pada akhir, pembicaraan biasanya pembicara menyampaikan kembali uraiannya dalam bentuk



ringkasan, harapan, himbauan, atau simpulan. Ketika pembicara menyampaikan akhir pembicaraan dalam bentuk ringkasan, penyimak harus cepat memeriksa kembali kalau ada ide pokok/penting yang tidak terekam oleh penyimak. Pada akhir pembicaraan, pembicara menyampaikan simpulan dalam bentuk imbauan atau harapan, penyimak harus memerhatikan dengan baik hal-hal yang diinginkan oleh pembicara. 4.



Bahasa Lisan Sebenarnya, penyampaian informasi melalui bunyi-bunyi ujaran lebih mampu menampilkan suatu



gagasan secara lengkap dan intensif. Lambang bunyi yang berupa huruf atau tanda baca tidak mampu mempresentasikan bunyi-bunyi ujaran secara lengkap dan menyeluruh. Selain itu, penyampaian bahasa dengan menggunakan bahasa lisan dilengkapi dengan aspek-aspek gerak muka dan cara memandang sehingga makna pembicaraan menjadi lebih jelas. Pada dasarnya kegiatan berbahasa melalui berbicara dan menyimak ini adalah bentuk komunikasi yang bertujuan menyampaikan dan menerima pesan atau informasi melalui bahasa lisan. Bahasa lisan yang dimaksud disini adalah bahasa yang berupa lambang-lambang bunyi lingual maupun gerak anggota badan, mimik muka, tatapan mata, yang melengkapi lambang bunyi tersebut. Bahasa lisan ini dipakai sebagai media untuk menyampaikan pesan pembicara. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa menyimak efektif tidaklah semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu, seorang penyimak terutama pelajar dan mahasiswa harus memperhatikan uraian yang telah diuraikan di atas agar menjadi penyimak yang efektif.



MENYIMAK SASTRA



A.



Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Puisi Ada beberapa hal yang dapat diperoleh pada saat mendengarkan pembacaan puisi. Pertama, dapat



mempertajam dan mengembangkan rasa keindahan dalam diri penyimak. Rasa keindahan itu dapat dihadirkan oleh bunyi-bunyi indah dan irama yang didengar dari pembacaan puisi. Dapat juga, rasa keindahan itu hadir pada saat mendengarkan peribahasa dan ungkapan-ungkapan indah yang ada dalam puisi. Lebih jauh lagi, keindahan itu timbul akibat isi puisi memang benar dan indah. Kedua, dapat mengembangkan sikap dan bersimpati terhadap orang lain dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan penyair. Ketiga, dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman dengan mendengarkan pembacaan puisi. Keempat, dapat merefleksikan hasil pembacaan itu dalam berbagai bentuk, seperti tanggapan, tulisan, dan diskusi. Refleksi itu juga dapat berbentuk penghayatan dan pengalaman nilai-nilai yang ada di dalam puisi. Kelima, membelajarkan tentang apa yang dialami dan dirasakan ketika mendengarkan pembacaan puisi. Ada beberapa model pembelajaran mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh model pembelajaran puisi. Model ini dapat dikembangkan sendiri, asalkan pembelajaran itu bersifat menyenangkan dan menantang siswa. Model 1 1.



Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang berkaitan dengan tema puisi yang diperdengarkan.



2.



Siswa dengan cara tertentu membentuk kelompok.



3.



Guru membacakan puisi.



4.



Siswa dapat berdiskusi untuk menentukan: a.



Tema puisi



b.



Menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarang



c.



Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan dengan alasan yang logis



d.



Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan



Model 2 1.



Siswa diajak bertanya jawab tentang salah satu contoh permasalahan yang ada kaitannya dengan tema puisi yang akan diperdengarkan.



2.



Guru/model membacakan puisi



3.



Siswa menirukan pembacaan puisi (dapat secara klasikal dapat pula secara individu).



4.



Siswa berdiskusi untuk menentukan: a.



Tema puisi



b.



Menunjukkan relevansi tema dengan situasi sekarang



c.



Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan dengan alasan logis



d. 5.



Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan



Siswa menulis puisi



Berikut ini dapat diperlihatkan contoh penerapan dari salah satu model mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut. 1.



Mengemukakan Hal Menarik dalam Puisi dengan Alasan yang Logis Untuk dapat mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang dperdengarkan, maka dapat



dilakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan, seperti: (a) mendengarkan pembacaan puisi, (b) bermain menirukan, dan (c) menghafal puisi. 2.



Menyimpulkan Pesan Puisi dalam Bentuk Ungkapan Penyair sering menyampaikan pesan dan ajaran melalui puisi yang diciptakan. Ada beberapa



pertanyaan yang dapat diajukan untuk menyimpulkan pesan dalam puisi, seperti: (a) pesan apakah yang dapat kalian peroleh dalam puisi itu?, (b) nilai apa yang terkandung dalam puisi tersebut?, (c) bagaimana komentar kalian terhadap isi puisi tersebut? 3.



Menentukan Tema Puisi Tema puisi adalah gagasan utama atau gagasan pokok yang disampaikan penyair kepada



pembacanya. Tema dapat dipahami dan ditemukan dengan cara membaca atau menyimak pembacaan puisi itu secara bersungguh-sungguh. Sesuai denga hakikat karya sastra yang kaya akan makna, maka tema dalam puisi tidak bersifat tunggal. Tema dalam karya sastra dapat diungkapkan dalam beberapa pernyataan. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah secara mutlak tentang tema suatu karya sastra, asalkan dapat dipertanggungjawabkan dengan kata, baris, bait, tipologi, dan makna yang ada dalam puisi. 4.



Menunjukkan Relevansi Tema dengan Situasi Tema dalam puisi adalah hasil pemikiran dan perasaan penyair. Hal ini merupakan hasil dari



tanggapan dan perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati, dan dialami penyair.



B.



Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Dongeng Sewaktu kecil, orang tua sering mendongengkan anaknya. Dongeng-dongeng itu masih diingat



sampai sekarang. Ada suatu suku bangsa yang dalam kurun waktu tertentu begitu cepat perkembangannya. Pada saat yang sama, ada pula suku bangsa yang perkembangannya sangat lambat. Setelah diteliti ternyata perkembangan kedua suku itu ada kaitannya dengan dongeng yang dituturkan dari generasi ke generasi. Suku bangsa yang berkembang cepat mempunyai dongeng yang dapat menimbulkan semangat dan etos kerja yang baik. Sebaliknya suku bangsa yang sulit berkembangan mempunyai dongeng yang membuat masyarakatnya malas. Ada beberapa hal yang dapat diperoleh ketika mendengarkan pembacaan dongeng. Pertama, dapat mengambil nilai-nilai kebijakan dalam dongeng karena dongeng biasanya mengandung pesan dari pencerita. Apabila dongeng itu dianalisis dengan benar, maka didapatkan nilai pesan dari pembuat dongeng. Misalnya, apabila nilai itu sesuai dengan agama dan kepercayaan penyimak, maka iya akan mengahayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan salah satu bentuk refleksi dari kegiatan mendengarkan dongeng. Kedua, dapat mempertajam dan mengembangkan rasa keindahan dalam diri penyimak. Rasa keindahan itu dapat dihadirkan oleh cara pembacaan yang menarik dalam mendongeng. Dapat juga, rasa keindahan hadir pada saat mendengarkan peribahasa dan ungkapan indah yang ada dalam dongeng. Lebih jauh lagi, keindahan itu timbul karena isi dongeng itu yang memang benar dan indah. Ketiga, dapat mengembangkan sikap berempati dan bersimpati terhadap orang lain dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh pencerita dongeng. Dapat juga memperluas pengetahuan dan pengalaman dengan mendengarkan pembacaan dongeng. Keempat, dapat merefleksikan hasil pembacaan itu dalam berbagai bentuk, seperti: tanggapan tulisan, dan diskusi. Kelima, dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang apa yang dialami dan dirasakan ketika mendengarkan pembacaan dongeng. Ada beberapa model pembelajaran mendengarkan dan merefleksikan pembacaan dongeng. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh model pembelajaran puisi. Model ini dapat dikembangkan sendiri, asalkan pembelajaran itu bersifat menyenangkan dan menantang siswa. Model 1 1.



Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada kaitannya dengan tema dongeng yang akan diperdagangkan.



2.



Siswa dengan cara tertetu membentuk kelompok



3.



Salah seorang siswa membaca dongeng



4.



Siswa berlatih mendongeng dengan gaya yang menarik



5.



Siswa berdiskusi untuk menentukan a.



Tema dongeng



b.



Menunjukkan relevan tema dengan situasi sekarang



c.



Mengemukakan hal menarik dalam dongeng yang diperdengarkan dengan alasan yang logis



d. 6.



Menyimpulkan pesan dongeng dalam bentuk ungkapan



Siswa merefleksi hasil pembelajaran



Model 2 1.



Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada kaitannya dengan tema



2.



Dongeng yang akan diperdengarkan



3.



Siswa menirukan pembacaan (dapat secara klasikal dapat pula secara individual)



4.



Siswa berdiskusi untuk menentukan: a.



Tema dongeng



b.



Menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarang



c.



Mengemukakan hal menarik dalam dongeng yang diperdagangkan dengan alasan yang logis



d. 5.



Menyimpulkan pesan dongeng dalam bentuk ungkapan



Siswa menulis dongeng



Berikut ini dapat diperhatikan contoh penerapan dan salah satu model mendengarkan dan mereleksikan pembacaan puisi. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut. 1.



Mengemukakan Hal yang menarik dalam Dongeng Untuk dapat mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang di perdengarkan, maka dapat



dilakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan , seperti : a)



Mendengarkan dongeng



b)



Membuat pertanyaan tentang dongeng



c)



Menjawab pertanyaan dan



d)



Menirukan tingkah laku atau dialog tokoh dongeng.



2.



Menentukan pesan dongeng Salah satu unsur yang menonjol dalam dongeng adalah pesan. Ada beberapa pertanyaan yang dapat



diajukan untuk menyimpulkan pesan dalam dogeng, seperti: a)



Pesan apakah yang dapat kalian peroleh dalam dongeng yang didengarkan?



b)



Nilai apa yang terkandung dalam dongeng tersebut?



c)



Bagaimana komentar kalian terhadap isi dongeng tersebut?



3.



Menentukan Tema Dongeng Tema dongeng adalah ide pokok dongeng. Bagi pendengar dongeng, tema ini dapat dinyatakan



dalam bentuk kata, frasa atau kalimat. 4.



Menujukkan Relevansi Tema dengan Situasi Tema dalam dongeng adalah hasil pemikiran dan perasaan pegarang. Hal ini merupakan hasil dari



tanggapan dan perenungan dari situasi yang disarankan, dihayati, dan dialami pengarang.



C. Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Terjemahan Kegitan ini diharapkan agar penyimak mampu mendengarkan dan memahami serta menanggapi berbagai ragam wacana melalui menyimak pembacaan kutipan novel terjemahan. Sebagai indikatornya, penyimak dikatakan berhasil apabila mereka mampu: a)



Menemukan karakter tokoh



b)



Menyimpulkan latar novel,dan



c)



Menyimpulkan tema novel



D.Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Tahun 20/30-an Angkatan 20 dan angkatan 30-an dikenal dalam sejarah sastra indonesia.Masing-masing angkatan mempunyai kekhasan tersendiri,termasuk karya sastar pada masa itu.Untuk mengenal kekhasan karya sastra tersebut dapat dilakukan dengan jalan menyimak pembacaan kutipan novel angkatan 20/30-an.Penguasaan penyimak terhadap kemampuan ini ditandai dengan indikator,seperti mampu: (1) mengidentifikasi karya sastra lama berdasarkan bahasa yang digunakan (2) menentukan sifat-sifat tokoh (3) menyimpulkan isi cerita



BAB III Penutup Kesimpulan Dalam proses interaksi dan komunikasi dibutuhkan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif di mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk memahami pesan ide serta gagasan yang ada pada materi atau bahasa simakan. Menyimak merupakan suatu keterampilan yang pertama kali dipelajari, dikuasai manusia. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan menerima gagasan atau pesan orang lain yang terkandung dalam bunyi bahasa melalui indra pendengar yang sehat, mengolahnya dengan pikiran secara sungguh-sungguh, dan memahami dengan baik makna pesan itu seperti makna yang diharapkan pembicara sebagai narasumber pembawa pesan. Unsur dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak. Berbicara merupakan salah satu wujud komunikasi dua arah yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menyimak.



DAFTAR PUSTAKA http://inimaterikuliah.blogspot.com/2016/05/menyimak-bahasa-dan-sastra-indonesia.html Buku pembelajaran keterampilan menyimak