Makalah Menyimak Kritis-Evaluatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASPEK MENYIMAK Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Menyimak Kritis Evaluatif yang diampu oleh Endang Setyowati,S.S, M.Pd



OLEH: HERI FASHA PRATAMA (2191000310039) CHOLIFAH MAY LISTYONINGRUM (2191000310068) YOHANA LEONORA RANGKOLY (2191000310050) AKNA KUMALA FITRIANI (2191000310047) YURIKE LESTARINI (2191000310044)



INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa yang dikemukakan, hanya menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan awal keterampilan



berbahasa



seseorang



diperoleh



melalui



keterampilan



menyimak



Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan pengertian.



1.2 Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang di atas, adapun rumusan yang menjadi masalah dalam penulisan makalah ini yaitu: 1. Apakah pengertian dari menyimak? 2. Apa saja aspek-aspek keterampilan menyimak? 3. Apa saja aspek-aspek penilaian menyimak?



1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mendeskripsikan pengertian menyimak. 2. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek keterampilan menyimak. 3. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek penilaian menyimak



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Menyimak Sebelum kita ketahui apa itu menyimak, terlebih dahulu kita perlu membedakan tiga istilah yang sering orang menyamakan maknanya. Tiga istilah tersebut adalah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Dalam bahasa Inggris, padanan kata mendengar, adalah “to hear”, sedangkan padanan kata menyimak adalah “to listen”, atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing hearing dan listening. Mendengar bersifat represif dan pasif dan terjadi secara alamiah karena seseorang memiliki indera pendengaran. Jadi, mendengar bisa tanpa sengaja dan tanpa tujuan, serta yang didengar bisa bunyi apa saja. Artinya bunyi yang didengar tidak hanya bunyi bahasa, tetapi bisa bunyi bom, bunyi ombak, dan lain-lain. Dalam kegiatan mendengarkan dilakukan dengan sengaja, penuh kesadaran dan bertujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Laundsteen (1979 : 1) yaitu Mendengar meliputi cara penerimaan suara sedangkan Mendengarkan merupakan penerjemahan suara-suara yang masuk, dalam arti merupakan proses dalam pembicaraan dan mengubah arti dalam otak. Jadi, Mendengarkan adalah proses yang aktif secara sadar, termasuk menghubungkan arti dengan suara yang didengar. Akan tetapi menurut Akhdiah (1995/1997 : 147) dalam kegiatan Mendengarkan belum ada keinginan atau upaya pendengar untuk betul-betul memahami makna yang didengarkan, berbeda dengan menyimak. Dalam kegiatan menyimak sudah ada faktor kesengajaan, perhatian, dan usaha pemahaman akan sesuatu yang disimak. Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sumbernya, sedangkan mendengar dan mendengarkan bisa bunyi apa saja. Jadi, menyimak, kandungan makna yang lebih spesifik bila dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, sekali lagi dalam penggunaannya istilah mendengarkan dan menyimak sering digunakan secara bergantian atau disamakan artinya. Seperti dalam GBPKB TK 2004 istilah yang digunakan adalah mendengarkan. Dalam beberapa modul pun istilah mendengarkan dan menyimak digunakan secara bergantian. Menyimak menurut Anderson bermakna, mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan (1990 : 25) bahwa Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,



menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.



3.2 Aspek Keterampilan Menyimak Dalam proses menyimak, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penyimak Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17) a.



Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.



b.



Bersikap kooperatif Penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.



c.



Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas.



2. Pembicara Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).Ciri-ciri pembicara yang baik diantaranya adalah : a. Mereka memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru. b. Mereka mempunyai cakrawala luas. c. Mereka sangat ingin tahu. Mereka bertanya, “Mengapa?” Mereka ingin tahu lebih banyak mengenai apa yang Anda katakan. d. Mereka menunjukkan empati. Merekaberusahamenempatkan diri mereka pada posisi Anda untuk memahami apa yang Anda katakan. e. Mereka mempunyai selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri.



f.



Mereka punya gaya bicara sendiri.



3. Bahan simakan Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Selain itu bahan simakan juga perlu dikaji dengan memperhatikan hal-hal berikut : a. Tujuan pembicara Dengan mencari tujuan pembicara, penyimak akan mudah menangkap maksud, mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaliasi, dan mencari hiburan. b. Urutan pembicara Agar lebih mudah pemyimak mencari pesan pembicara. Walaupin pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hatidan mendapatkan gambaran tentang pengurutan penyajian. Urutan penyajian terdiri dari tiga komponen, yaitu pembuka, isi, penutup. c. Topik utama pembicara Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas dan dianalisisi pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama penyimak dapat memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi lisan. d. Topik bawahan Umumnya pembicara akan membagi topik utama menjadi topik bawahan.hal itu agar pesan yang disampaikan penyimak mudah dicerna oleh pendengar. e. Akhir pembicaraan Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas, kesimpulan, himbauan, dan saran. Bahan simakan yang dapat menarik perhatian haruslah memenuhi butir-butir berikut ini: 1) Tema Harus up-to-date. Bahan-bahan mutakhir yang terbaru, yang muncul dalam kehidupan biasanya menarik perhatian. 2) Tema Terarah dan Sederhana. Tema pembicaraan jangan terlalu luas. Cakupan pembicaraan yang terlalu luas takkan terjangkau oleh para penyimak.



3) Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Dari pembicaraan seseorang, biasanya kita mengharapkan adanya hal-hal yang dapat menambah pengetahuan. 4) Tema bersifat sugestif dan evaluatif. Tema atau topik pembicaraan haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga merangsang penyimak untuk berbuat dengan tepat. 5) Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogyanya dapat memberikan dorongan kuat untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. 6) Pembicara harus dapat menghibur. Manusia hidup membutuhkan hiburan, apalagi setelah bekerja berat seharian. 7) Bahasa sederhana mudah dimengerti. Banyak orang beranggapan bahwa suatu ceramah, kuliah, atau pembicaraan yang bermutu harus diiringi oleh kata-kata yang pelik, istilah-istilah baru, dan kalimatkalimat yang panjang serta rumit. 8) Komunikasi dua arah. Alangkah baiknya jika suatu ceramah memberi kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat kepada para penyimak.



3.3 Apek Penilaian Menyimak Terdapat beberapa aspek penilaian di dalam proses menyimak, aspek-aspek tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Menyimak Berita Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari : a. Aspek kebahasaan Terdiri atas indikator (a) Nada/irama, (b) Diksi, (c) Struktur kalimat. b. Aspek nonkebahasaannya Dengan indikatornya : (a) Penguasaan topik, (b) Keberanian, (c) Penalaran, dan (d) Gerak/mimik. Masing-masing indikator diberi nilai/skor. 2) Menyimak Wawancara Penilaian menyimak wawancara dapat dilakukan dengan melihat kemampuan: a. Aspek kebahasaan :  Pemahaman isi  Ketepatan penangkapan isi  Ketahanan konsentrasi



b. Aspek pelaksanaan dan sikap :  Menghormati  Menghargai  Kritis 3) Menyimak Laporan Perjalanan Penilaian menyimak laporan perjalanan dapat dilihat dari : a. Aspek kebahasaan :  Pemahaman isi  Kelogisan penafsiran  Ketahanan konsentrasi b. Aspek pelaksaan dan sikap :  Menghargai  Kesungguhan  Kritis 4) Menyimak Dialog Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa melalui : a. Aspek kebahasaan :  Pemahaman isi  Kelogisan berpikir  Struktur kalimat b. Aspek pelaksanaan dan sikap:  Menghargai  Konsentrasi/kesungguhan  Kritis  Penalaran



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Pengertian menyimak menurut Tarigan (1990 : 25) adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Terdapat tiga aspek pokok di dalam keterampilan menyimak diantaranya adalah penyimak, pembicara dan bahan simakan. Dalam menilai suatu bahan simakan misalnya dalam menyimak berita, wawancara, laporan perjalanan dan dialog dapat dinilai dari dua aspek yakni aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan.



DAFTAR RUJUKAN Marwan, Arier. 2012. Keterampilan Berbahasa Aspek Menyimak. https://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilanmenyimak.html#:~:text=Menyimak%20Intensif%20terdiri%20atas%3B%20menyima k,Tarigan%2C%201987%3A35). Diakses 30 Maret 2021 Devrianti, Sintia. 2016. Aspek Menyimak dalam Berbahasa. http://sintiadevrianti.blogspot.com/2016/10/makalah-bahasa-indonesiapentingnya.html?m=1 diakses 30 Maret 2012