MAKALAH Mikrobiologi Dan Aplikasi Mikrobiologi Dalam Bidang Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003).hal ini dipelajari dalam mikrobiologi. Setiap



sel



tunggal



mikroorganisme



memiliki



kemampuan



untuk



melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni,



2001).



Oleh



karena



aktivitasnya



tersebut,



maka



setiap



mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Dan dalam pengelolaan mulai dari penambilan pengiriman dan lainlainnya juga berkaaitan dengan mikroorganisme yang ada didalam feses atau darah tersebut maka pembahasan dalam makalah ini merupakan hal yang saling berkaitan karena salah cara atau metode dalam pengelolaan specimen maka akan menimbulkan infeksi oleh specimen yang mengandung n\mikroorganisme tersebut.



1



1.2 Rumusan Masalah Bagaimana sejarah perkembangan Mikrobiologi dan Aplikasi Mikrobiologi dalam bidang kebidanan? 1.3 Tujuan Untuk mehamami sejarah perkembangan Mikrobiologi dan Aplikasi Mikrobiologi dalam bidang kebidanan 1.4 Manfaat Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat lebih memahami tentang Mikrobiologi beserta pemanfaatannya terutama dalam bidang kebidanan.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Mikrobiologi 2.1.1 Pengertian Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan, dan penyebaran jasad renik atau mempelajari tentang kehidupan makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. 2.1.2 Ruang lingkup Mikrobiologi Materi mikrobiologi mencakup bakteriologi, hewan bersel satu (protozoologi), tentang jamur (mikologi) terutama jamur tingkat rendah, seperti phycomycetes, ascomycetes, dan deuteromycetes, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia, atau jasad renik) adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,



tanpa



bantuan alat perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prokariot seperti bakteri dan ganggang biru dapat dibedakan dari satunya



adalah



dilihat



dari



sel tumbuhan dan hewan,



struktur selnya



yang



tidak



salah



memiliki



membran inti. Umumnya dapat hidup bebas di berbagai habitat secara kosmopolitan,



dan



dapat



hidup



sebagai



bagian



dari



organisme



multiseluler (sebagai parasit). Sel



tunggal



melangsungkan



mikroorganisme



memiliki



kemampuan untuk



aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami



pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.



3



Beberapa aspek



yang



dibahas



dalam mikrobiologi,



antara lain



mengkaji tentang; 1. karakteristik



sel



hidup dan bagaimana mereka melakukan



kegiatan; 2. karakteristik mikroorganisme, suatu



kelompok organisme penting



yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri 3. keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul bermacam-macam mikroorganisme 4. keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan 5. peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan 6. bagaimana



memahami



biologi dan



karakteristik mikroorganisme



dapat



membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia. 2.1.3 Sejarah perkembangan mikrobiologi Sejarah perkembangan mikrobiologi – mikrobiologi asalnya dari bahasa yunani, kata “mikros” artinya kecil, dan “bios” artinya hidup serta “logos” artinya ilmu. Jadi, dapat ditarik kesimpulan arti dari mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai makhluk hidup berukuran kecil yang tidak bisa dilihat secara kasat mata biasa namun membutuhkan suatu benda untuk bisa melihatnya yang kita kenal sebagai mikroskop dengan mencakup bakteri, viro (virus) dan miko (jamur). Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan tentang sejarah perkembangan mikrobiologi. Sejarah perkembangan mikrobiologi ini sebelum ilmu pengetahuan dibedakan menjadi empat periode. Periode pertama, mulai dari terbukanya rahasia dunia tentang mikroorganisme melewati pengamatan yang dilakukan oleh Leeuwenhoek di tahun 1675. Hal ini memicu rasa keinginantauan di sejumlah kalangan para ilmuwan tentang asal mula sebuah kehidupan. Namun, kurang lebih di pertengahan tahun 1860an, pada saat teori dari generatio spontanea membuktikan ketidakbenarannya serta prinsip biogenesis sekarang sudah



4



dapat diterima, pengetahuan tentang mikroorganisme sifatnya menjadi tidak spekulatif semata-mata lagi. Selama periode selanjutnya antara tahun 1860 serta tahun 1900, banyak



yang



melaksanakan



berbagai



penemuan



dasar



penting.



Perkembangan teori nutfah tentang panyakit pada tahun1876, hal ini tibatiba telah menimbulkan minat pada prosedur laboratoris guna mengisolasi dan mencirikan sebuah mikroorganisme. Pada periode ini ada penemuan banyak mikroorganisme penyebab dari penyakit dan beberapa metode untuk mencegah serta mendiagnosis dan juga mengobati berbagai penyakit tersebut. Penemuan-penemuan



dalam



bidang



mikrobiologi



kedokteran



menghasilkan perombakan yang besar dan juga cepat dalam praktik kedokteran. Periode tahun terakhir 1910an-sekarang banyak ditandai dengan dipergunakannya metode banyak serta peralatan mutakhir, misalnya seperti mikroskop elektron dan juga komputer. Perkembangan Mikrobiologi Sekitar 300 tahun lalu mikrobiologi mulai muncul dan dipelajari. Mulai dari beberapa ilmuan dengan melakukan beragam eksperimen guna mengenal keberadaan dari mikroba. Berikut beberapa para ilmuan tersebut: 1. Antonie Van Leeuwenhock tahun 1632-1723 Antonie membuat mikroskop berlensa yang kualitasnya cukup baik, menumpuknya dengan lebih banyak lensa menjadikan ia dapat mengamati mikroorganisme pada air hujan yang tergenang dan air jambangan bunga serta air laut dan suatu bahan penggorekan gigi. Ia menyebut berbagai benda bergerak dengan nama “animalcule”. Animalcule ialah jenis-jenis mikroba misalnya seperti algae, khamir, protozoa, dan bakteri. 2. Louis Pasteur tahun 1822-1895 Louis mempelajari sebab dari fermentasi rasa asam pada sejumlah jenis anggur



tersebut



adalah



mikroorganisme.



5



Hasil



penelitiannya



meyakinkan khalyak bahwa kehidupan baru tidak disebabkan dari benda mati, teorinya adalah “seluruh kehidupan asalnya dari telur, dan seluruh telur asalnya dari sesuatu hidup”. Proses membunuh mikroorganisme Louis bernama “pasteurisasi”. 3. Aristoteles tahun Zamannya Aristoteles >2000 tahun yang lalu (sebelum isa almasih) maka muncullah suatu pendapat, bahwa sebuah kehidupan asalnya dari bahau/ benda mati dengan mengalami penghancuran. Teori ini dikenal dengan “Teori Generateo Spontanea”, artinya bahwa makhuk hidup terjadi dengan spontan. 4. Fransesco redi (1668) Ia melaksanakan sebuah penelitian dengan percobaan meletakkan daging yang dipanaskan pada satu wadah yang tertutup dan wadah lainnya tidak. Nah, pada daging tertutup tidak ada belatung sementara wadah lain yang tidak ditutup muncul belatung. Maka kesimpulan dari penelitian fransesco bahwa ulat dalam daging busuk ialah larva dari telur lalat, tidak dari generatio. 5. John needham tahun (1713-1781) Ia berpendapat melalui eksperimennya dengan teori Abiogenesis. Kesimpulan dalam penelitiannya ialah jasad/ mikroorganisme terjadi dengan spontan pada daging. 6. Lazarro spallaanzi tahun 1729-1799 Teori menurutnya ini menentang pada teorinya john needham, menurutnya tidak mungkin botol yang tidak terdapat oksigen masuk tersebut didalamnya ada mikroorganisme. 7. Scroeder and Th. Von dush tahun 1854 Penelitiannya pun juga sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh john dan lazaro. Sehingga mengakibatkan teori abiogenesis tumbang. 8. Robert Koch tahun 1843-1910 Penelitian yang dilakukan oleh Robert membuahkan hasil tentang mikroorganisme. Koch mengumumkan bahwa sudah menemukan



6



bakteri penyebab penyakit TBC, difteri, tifus, kolera serta gonorhu dan antraks. Sehingga, proses biologi pada mikroorganisme ini berperan pada kehidupan. 2.1.4 Pengelompokkan mikrobiologi Sistem klasifikasi mikrobiologi didasarkan pada hirarkhi taksonomi atau penataan kelompok atau kategori yang menempatkan takson spesies pada suatu ujung dan kingdom di ujung lainnya. Taksonomi yang lengkap merupakan klasifikasi yang terdiri atas taksa kingdom sampai varietas. Takson kingdom pada garis besarnya terdiri atas devisio-devisio, takson devisio terdiri atas kelas-kelas, takson kelas terdiri atas ordo-ordo, takson ordo terdiri atas famili-famili, takson famili terdiri atas genera, takson genus terdiri atas spesies-spesies, dan takson spesies terdiri atas varietas atau formaspesialis (bentuk khusus). Secara ringkas, taksa yang dimaksud adalah sebagai berikut : 



Kingdom : terdiri atas seluruh mikroorganisme di dalam hirarkhi ini







Divisio : sekelompok kelas yang berkerabat







Kelas : sekelompok ordo yang serupa







Ordo : sekelompok famili yang serupa







Famili : sekelompok genus yang serupa







Genus : sekelompok spesies yang serupa







Spesies : sekelompok mikroorganisme berkerabat dekat yang individuindividunya di dalam kelompok ini serupa pada sebagian terbesar ciricirinya.



2.1.5 Cara melihat bentuk sel mikroorganisme Dua teknik umum digunakan untuk mempersiapkan materia atau spesimen untuk pemeriksaan mikroskopis. Pertama ialah suspensi organisme dalam suatu cairan. Kedua menggunakan lapisan tipis atau olesan spesimen yang dikeringkan, difiksasi, dan diwarnai.



7



1. Teknik lekapan basah dan teknis tetes gantung. Preparat basah atau preparat tetes gantung memungkinkan pemeriksaan mikroorganisme hidup yang tersuspensi dalam zat alir. Preparat basah diperoleh dengan menaruh setetes zat alir yangmengandung organisme pada kaca objek dan menutupnya dengan kaca yang sangat tipis yang dinamakan kaca tutup. Tersedia kaca objek khusus dengan daerah cekung ke dalam untuk preparat tetes gantung. 2. Teknik pewarnaan Prosedur-prosedur pewarnaan” a. Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar b. Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme c. Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang serupa. Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroba yang diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopik ialah: a. Penempatan olesan, atau lapisan tipis spesimen, pada kaca objek b. Fiksasi olesan itu pada kaca objek, biasanya dengan pemanasan, menyebabkan mikroorganisme itu melekat pada kaca objek c. Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (pewarnaan diferensial) Pewarnaan terbagi atas: a. Pewarnaan sederhana yaiutu pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renk lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi. b. Pewarnaan



diferensial



yaitu



prosedur



pewarnaan



yang



menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikrobe atau bagianbagian sel mikrobe. c. Pewarnaan gram yaitu salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri.



8



2.1.6 Perbedaan sel prokariota dan sel eukariota Sel merupakan unit dasar dari kehidupan. Berdasarkan organisasi struktur selnya, semua sel hidup dibagi menjadi dua kelompok: prokariot dan eukariot. Hewan, tumbuhan, jamur, protozoa dan alga, semuanya memiliki tipe sel eukariot. Hanya bakteri yang memiliki tipe sel prokariot. Beberapa karakteristik yang membedakan sel prokariot dan sel eukariot, antara lain: 1. Bahan inti sel a. Eukariot: - Dibungkus oleh membran nukleus yang berpori yang dihubungkan ke retikulum endoplasma 



Berisi satu pasang/lebih kromosom yang tersusun dari asam deoksiribonukleat yang berhubungan dengan protein histon







Terdapat nukleolus







Bahan dan inti sel disebut nukleus



b. Prokariot: - Tidak dibungkus oleh membran inti 



Biasanya berisi sebuah kromosom sirkular yang berisi asam deoksiribonukleat (DNA) yang berhubungan dengan protein semacam histon







Tidak ada nukleolus







Bahan inti sel disebut nukleoid



2. Pembelahan sel a. Eukariot: - Dengan mitosis 



Sel kelamin pada organisme diploid dihasilkan melalui meiosis



b. Prokariot: - biasanya dengan pembelahan biner, bukan mitosis 



Organisme merupakan haploid. Tidak diperlukan meiosis



3. Membran sitoplasma a. Eukariot: - Membran sitoplasma merupakan fosfolipid dua lapis cair yang berisi sterol dan karbohidrat 



Dapat melakukan endositosis (fagositosis dan pinositosis) dan eksositosis



9



b. Prokariot: - Membran sitoplasma merupakan fosfolipid dua lapis cair tanpa karbohidrat dan biasanya tidak mengandung sterol. 



Tidak dapat melakukan endositosis dan eksositosis



4. Struktur dalam sitoplasma a. Eukariot: - Ribosom mengandung subunit 60S dan 40S 



Membran internal membungkus organel-organel, seperti mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma dan lisosom







Kloroplas merupakan organel untuk fotosintesis







Berkas mitosis yang terlibat dalam mitosis hadi selama pembelahan sel







Terdapat sitoskeleton yang berisi mikrotubul, mikrofilamen aktin dan filamen intermediat.



b. Prokariot: - Ribosom 70S mengandung subunit 50S dan 30S 



Tidak terdapat membran internal







Tidak terdapat kloroplas. Fotosintesis biasanya terjadi pada lipatan atau struktur tambahan dari membran sitoplasma







Tidak terdapat berkas mitosis







Hanya berisi protein semacam aktin, sepanjang dinding sel yang berkontribusi terhadap bentuk sel.



5. Enzim respirasi a. Eukariot: Enzim respirasi dan untaian transpor elektron terdapat di dalam mitokondria b. Prokariot: Enzim respirasi dan untaian transpor elektron terdapat pada membran sitoplasma. 6. Dinding sel a. Eukariot: - Sel tumbuhan alga, alga, dan jamur memiliki dinding sel, biasanya berisi selulosa atau kitin, tidak pernah mengandung peptidoglikan. 



Sel hewan dan protozoa tidak memiliki dinding sel



b. Prokariot: - Sebagian besar Eubacteria memiliki dinding sel yang berisi peptidoglikan 10







Archaebacteria memiliki dinding sel yang berisi protein, karbohidrat kompleks atau molekul yang khas, tetapi tidak sama dengan peptidoglikan.



7. Organel Lokomotor sel eukariot a. Eukariot: Dapat memiliki flagella atau silia, yaitu organel yang terlibat dalam pergerakan dan pada sel eukariot terdiri dari rangkaian mikrotubul geser yang dibungkus oleh membran. b. Prokariot: Beberapa memiliki flagella, yang masing-masing berisi fibril berputar tunggal dan tidak dibungkus oleh membran. Tidak memiliki silia. 8. Jenis organisme sel a. Eukariot: Binatang, tumbuhan, alga, protozo, dan jamur b. Prokariot: Bakteri (Eubacteria dan Archaebacteria). Karena virus merupakan aseluler dan memiliki karakteristik baik makhluk hidup maupun benda mati, virus tidak dimasukkan baik kedalam prokariot maupun eukariot. 2.1.7 Struktur dan fungsi sel mikroorganisme 1. Inti sel Inti sel eukariotik pada interfase dikelilingi oleh suatu membran. Membran terdiri atas 2 lapisan lemak (lipid bilayers). DNA pada inti tersebar dalam suatu struktur yang disebut kromosom. Pembelahan inti dari satu menjadi dua anak inti dikenal sebagai mitosis. Pada tanaman dan hewan tingkat tinggi dikenal adanya reproduksi secara seksual. Pada saat pembuahan, ke dua inti dari sel jantan dan sel betina (gamet) melebur membentuk sigot. Masing-masing jenis gamet menyumbang sejumlah (n) kromosom. Dengan demikian sigot mengandung dua set kromosom (2n). Apabila gamet bersifat haploid, maka sigot bersifat diploid. Semua



sel



somatik



bersifat



diploid (mengandung



2



set



kromosom). Pada saat generasi seksual berikutnya, kromosom



11



normal



(2n)



mengalami



segregasi



menjadi



haploid.



Proses



pengurangan separo kromosom dari 2n menjadi n kromosom disebut meiosis. 2. Membran sel Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan permukaan dalamnya bersifat hidrofob. Stabilitas membran sel disebabkan oleh kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara ujung-ujung hidrofilik. Pada bilayer terdapat protein yang letaknya tenggelam (di dalam) bilayer atau terdapat pada permukaannya. Pada beberapa bakteri, membran mengelilingi sitoplasma tanpa menunjukkan adanya lipatan. Membran pada bakteri lain mengalami pelipatan ke dalam yang disebut mesosom. Pada bakteri fotosintetik, khlorofil tidak terdapat dalam suatu khloroplas, melainkan



terdapat



dalam



membran



yang



sangat



berlipat-lipat di dalam sel, yang disebut membran tilakoid. Sistem fotosintetik pada bakteri disamping menggunakan khlorofil, juga karotenoid. Keduanya mengandung sistem transport elektron yang menghasilkan ATP pada proses fotosintesis. 3. Dinding sel Dinding sel bakteri bersifat agak elastis. Dinding sel tidak bersifat permeabel terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah. Secara



normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan



tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel. Apabila tekanan osmose di luar sel naik, air sel akan mengalir ke uar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan membran akan terlepas dari dinding sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis. 4. Flagel dan pili Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri. Letak flagel dapar polar, bipolar, peritrik,



maupun



12



politrik.



Flagel



mengakibatkan



bakteri dapat bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut flagelin, yang mempunyai berat molekul rendah. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm dan panjangnya lebih dari 20 nm. Pada beberapa bakteri, permukaan selnya dikelilingi oleh puluhan sampai ratusan pili, dengan panjang 12 nm. Pili disebut juga sebagai fimbrae. Sex-pili berperan pada konjugasi sel. Pada bakteri Escherichia coli strain K-12 hanya dijumpai 2 buah pili. 5. Kapsul dan lendir Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air, sehingga membentuk suatu lapisan di permukaan luar selnya yang disebut sebagai kapsul atau selubung berlendir. Fungsinya untuk kehidupan



bakteri



tidak



begitu



esensial,



namun menyebabkan



timbulnya sifat virulen terhadap inangnya. Dalam pembentukan agregasi tanah, senyawa yang terkandung dalam kapsul atau lendir inilah yang sangat berperan. Keberadaan kapsul mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif menggunakan tinta cina atau nigrosin. Kapsul akan tampak transparan diantara latar belakang yang gelap.



Pada



umumnya



penyusun utama kapsul adalah polisakarida yang terdiri atas glukosa, gula amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada pula yang mengandung peptida, seperti kapsul pada bakteri Bacillus sp. Lendir merupakan kapsul yang lebih encer. Adakalanya kapsul bakteri dapat dipisahkan dengan metode penggojokan kemudian diekstrak untuk menghasilkan lendir. 2.2 Aplikasi Mikrobiologi dalam bidang kebidanan Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas.



13



Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol. Menurut Schlegel ( 1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Proses klasik menggunakan mikroorganisme Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger. 2. Produk Antibiotika Penemuan antibiotik telah menghantarkan pada terapi obat dan industri obat ke era baru. Karena adanya penemuan penisilin dan produk-produk lain sekresi fungi, aktinomiset, dan bakteri lain, maka kini telah tersedia obat-obat yang manjur untuk memerangi penyakit infeksi bakteri. 3. Proses menggunakan mikroba Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi menggunakan mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi. Sejak ditemukan bahwa Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat dengan rendemen tinggi dari gula dan garam amonium, maka telah diisolasi berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan pembuatan banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawabiokimia lain dalam jumlah besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba lebih spesifik dengan rendemen lebih tinggi, mengungguli koversi secara kimia; amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain yang digunakan di industri diperoleh dari biakan mikroorganisme.



14



4. Posisi monopoli dari mikroorganisme Beberapa bahan dasar yang terutama tersedia dalam jumlah besar, seperti minyak bumi, gas bumi, dan selulosa hanya dapat diolah oleh mikroorganisme dan dapat mengubahnya kembali menjadi bahan sel (biomassa) atau produk antara yang disekresi oleh sel. 5. Teknik genetika modern Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil pembawa informasi genetik dari manusia ke dalam bakteri sehingga terjadi sintesis senyawa protein yang bersangkutan. Kegiatan ini sering dilakukan dalam hal pembuatan hormon, antigen, dan antibodi. Berdasarkan penjelasan di atas, mikroorganisme memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan, baik peranan yang merugikan maupun yang menguntungkan. Beberapa peranan yang dimiliki oleh mikroorganisme antara lain sebagai berikut: 1. Peranan yang Merugikan a. Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri. b. Penyebab kebusukan makanan (spoilage) Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988).



15



Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll. c. Penyebab keracunan makanan (food borne disease). Kusnadi, dkk (2003) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Spora dapat masuk ke dalam air melalui debu/tanah, kotoran hewan, dan makanan-limbah. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, maka dalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan makanan. Bahkan menurut Dwidjoseputro (2005) pada makanan yang telah dipasteurisasi pun juga dapat mengandung racun (toksin) . Makanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, dapat mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Spora-spora dari bakteri ini tidak mati dalam proses pasteurisasi. Dalam keadaan tertutup (anaerob) dan suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi. d. Menimbulkan pencemaran Materi fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan manusia, misalnya E. coli. Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi indicator pencemaran air oleh materi fekal.



16



2. Peranan yang Menguntungkan Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak



manfaat



yang



dapat



diambil



dari



mikroorganisme-



mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, saperti bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan. Dan manfaat yang sangat nyata digunakan dalam mbidang kesehatan



adalah



pembuatan



vaksin



dari



maikroorganisme,yang



digunakan dalam imunisasa namun saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi, misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet) yang terdapat dalam vaksin



17



begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan lain sebagainya. Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan buktibukti ilmiah, hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping. Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia



selalu



ada



risikonya



namun



janganlah



hanya



mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak. Karena itu, tidak ada lagi keragu-raguan untuk tidak memberikan imunisasi. Imunisasi tidak hanya melindungi individu dari serangan penyakit, tapi juga melindungi komunitas! Untuk itu ajaklah anak tetangga, anak tukang kebun, anak pak hansip, dan semua anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi untuk segera melakukan imunisasi. Begitu juga dengan cara kelahiran bayi. Penelitian telah membuktikan bayi yang lahir melalui bedah Caesar memiliki indikasi kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi yang lahir secara normal. Meski begitu, jika kelahiran secara bedah Caesar tidak dapat dihindarkan, kekebalan tubuh bayi dapat didongkrak dengan beberapa cara, misalnya dengan memberikan probiotik. Probiotik sebagai bakteri hidup yang menguntungkan berfungsi sebagai zat yang dapat membentuk



18



sistem daya tahan tubuh bayi. Probiotik salah satunya terdapat pada air susu ibu (ASI). Mengapa bayi yang lahir secara normal memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik daripada bayi yang lahir melalui bedah Caesar? Pada persalinan normal, bayi akan mengalami kontak dengan bakteri dari flora ibu, yakni dari feses atau jalan lahir (vagina) ibu. Bakteri tersebut bersifat ‘baik’ dan dapat membantu mempercepat tumbuhnya mikroflora usus pada bayi. Mikroflora ini merupakan salah satu komponen yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara itu bayi yang lahir melalui bedah Caesar tidak memiliki kesempatan kontak dengan bakteri baik tadi. Yang ada malah tingginya pertumbuhan bakteri merugikan seperti E. Coli dan Clostridium. Kondisi ini mengakibatkan daya tahan tubuh bayi yang lahir secara bedah Caesar tidak sebaik bayi yang dilahirkan secara normal sehingga mereka lebih berisiko terhadap infeksi saluran pencernaan dan penyakit alergi. Telah diketahui bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi. Sangat dianjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana jika ASI tidak dapat diberikan karena berbagai alasan? Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada dua hal yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah memberikan makanan yang tinggi laktosa, rendah phosphat, dan rendah protein. Ibu dapat bertanya ke dokter anak mengenai jenis diet ini. Diet ini akan membentuk kondisi optimal yang memungkinkan bakteri baik dapat tumbuh secara alami. Cara yang kedua adalah tentu saja memberikan asupan nutrisi atau suplemen yang mengandung probiotik bagi bayi. Probiotik dapat membantu pori-pori usus bayi menutup—karena bayi yang lahir secara bedah Caesar memiliki pori-pori usus yang lebih besar, sehingga bisa



19



mencegah masuknya bakteri merugikan. Akibatnya, ketahanan tubuh bayi dapat ditingkatkan. Asupan probiotik dapat mengurangi kejadian diare dan alergi pada bayi. Maka asupan nutrisi yang mengandung probiotik sangat dianjurkan untuk bayi yang kurang beruntung tidak dapat dilahirkan melalui persalinan normal dan tidak mendapat ASI, yang akibatnya tidak memiliki kesempatan membentuk sistem kekebalan tubuh yang bisa diperoleh akibat kontak dengan bakteri baik dari flora ibu. (niq)



20



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis, industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya. 2. Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi



beberapa



cabang



lagi,



berdasarkan



konsentrasi



pokok



bahasannya. Pembagian mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya. 3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkan pencemaran.



Sedangkan



peranan



yang



menguntungkan



adalah



peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain. 3.2 Saran Saran yang dapat kami berikan antara lain: 1. Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan. 2. Perlunya



penelitian-penelitian



mikroorganisme.



21



lebih



lanjut



tentang



kehidupan



DAFTAR PUSTAKA http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/ http://fikunik.blogspot.com/2009/07/manajemen-kebidanan.html http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/manajemen-kebidanan-patologis-ibuhamil.html



22