MAKALAH MODIFIKASI PERILAKU BARU Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODIFIKASI PERILAKU “OBSERVASI dan PENCATATAN PERILAKU”



Dosen: Jehan Safitri., M.Psi., Psikolog Meydisa Utami Tanau., M.Psi., Psikolog



Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Anggota : 1. Emilia Rahmah



1610914320030



2. Melda Nor Annisa



1610914320058



3. M. Reizo Assamii



1610914110020



4. Nurul Huda



1610914320079



5. Rishka Devy R.



1610914320088



PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Modifikasi Perilaku dan kami



sangat berterima kasih kepada



Ibu Jehan Safitri.,



M.Psi., Psikolog dan Ibu Meydisa Utami Tanau., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah membekali kami dengan berbagai ilmu dan materi yang bermanfaat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.



Banjarbaru, 07 Februari 2019



Penyusun



DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................



i



Kata Pengantar ............................................................................................



ii



Daftar isi .......................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN ............................................................................



1



A. Latar belakang ...................................................................................



1



B. Rumusan Masalah .............................................................................



2



C. Tujuan ...............................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN .............................................................................



3



A. Pengertian Observasi .........................................................................



3



B. Tujuan Observasi ..............................................................................



4



C. Fungsi observasi ................................................................................



4



D. Jenis-Jenis Observasi ........................................................................



4



E. Teknik Pencatatan Observasi (Pencatatan Perilaku) ..........................



5



BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11 A. Kesimpulan ....................................................................................... 11 B. Saran .................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau berkomunikasi dengan subjek. proses tersebut mengubah fakta menjadi data. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakkan diagnosis psikologis, yang didalamnya terdapat proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis. Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walaupun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis. Menurut Webb dkk (1966) dan Dezin (1970) hal-hal yang perlu diobservasi meliputi: exterior physical signs (pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, perhiasan, dll), expressive movement(gerak-gerakan tubuh seperti gerakan mata, awajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi, dll), physical location (personal space dan lingkungan fisik), language behavior (menyilangkan kaki,dll), dan time duration. B. Rumusan Masalah 1.



Apakah yang dimaksud dengan Observasi?



2.



Apakah



yang dimaksud dengan teknik-eknik pencatatan dalam



observasi?



C. Tujuan Kegiatan 1.



Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Observasi.



2.



Untuk mengetahui teknik-teknik pencatatan dalam observasi



D. Manfaat Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini yaitu : 1. Secara teoritis Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan dapat membantu pemahaman mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai informasi ilmiah atau acuan pada penelitian yang sama pada masa berikutnya. 2. Secara praktis Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi pendidik dalam melaksnakan pendidikan, sebagai



tambahan pengetahuan



serta



pengalaman bagi penulis, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk peningkatan mutu pendidikan



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Observasi Observasi merupakan istilah yang tidak asing didengar, hal ini disebabkan karena setiap orang melakukan pengamatan atas tindakan orang lain. Baik disadari atau tidak, observasi dilakukan setiap orang pada saat berinteraksi dengan lingkungannya. Saat berbicara dengan orang lain, seseorang melakukan pengamatan terhadap lawan bicaranya untuk menilai bahkan memaknai apa yang sedang dibicarakan, sehingga observasi terkesan menjadi hal yang mudah dilakukan oleh siapa saja tanpa harus mendapat latihan khusus. Kerlinger (2003) menegaskan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh setiap orang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,bahkan tidak dapat memuaskan ilmu pengetahuan. Observasi yang dilakukan orang seharihari tidak dapat dijadikan sebagai data ilmiah karena tidak menggunakan prosedur pengukuran seperti tidak adanya urutan tindakan menurut aturan tertentu. Observasi yang dilakukan bahkan seringkali tanpa tujuan. Observasi yang dilakukan oleh kebanyakan orang awam dipenuhi dengan bias-bias dan kepentingan yang membuat hasil observasi mereka menjadi tidak ilmiah karena mereka tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai pengamat yang baik. Namun bukan berarti observasi tidak dapat digunakan sebagai metode pengumpulan data yang valid dan reliabel. Observasi dapat menjadi metode pengumpulan data yang esensial terutama dalam penelitian kualitatif (Patton, 1990) bahkan menjadi metode yang paling dasar dan paling tua dari ilmu-imu sosial dan semua bentuk penelitian psikologis baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif mengandung aspek psikologis (Poerwandari, 2001). Observasi juga dapat menjadi sumber data yang akurat dan bermanfaat, asalkan dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadaai serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. Latihan yang dapat dilakukan berupa belajar melakukan observasi secara umum pada konteks atau subjek yang dipilih atau fokus-fokus khusus,



menuliskan hasil observasi secara deskriptif (biasanya sulit memisahkan subjektifitas observer dengan fakta yang berlangsung) dan kedisiplinan mencatat kejadian dilapangan secara lengkap dan medetail (Kerlinger, 2003). (Kerlinger, 2003), menegaskan bahwa ilmuan sosial psikologi harus melakukan pengamatan terhadap perilaku, namun pengamatan yang terkontrol. Ilmuan sosial harus berusaha melakukan pengamatan yang andal dan objektif sehingga dapat dijadikan sumber kesimpulan yang valid. Bahwa ilmuan sosial harus menjadikan observasi perilaku menjadi bagian dari prosedur pengukuran. observasi berlangsung dalam konteks laboraterium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah. B. Tujuan Observasi Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati. C. Fungsi Observasi 1) Menggambarkan perilaku manusia. 2) Verifikasi tentang perilaku yang dilaporkan. 3) Menggambarkan perbedaan atau kesenjangan antara perilaku dalam situasi testing dan situasi lain – konsistensi – inkonsistensi perilaku. 4) Memberikan gambaran tentang perilaku yang tidak dapat diungkap oleh alat lain. 5) Laporan sistematis. D. Jenis-Jenis Observasi 1) Observasi sistematik Disebut juga observasi terstruktur, ada kerangka yang memuat faktorfaktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati. Sistematik disini maksudnya lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya sertiap 10 menit) Hal yang perlu diperhatikan: a) Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus.



b) Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan. c) Dapat menggunakan one way screen. 2) Observasi eksperimental Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi. Ciri penting: a) Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda. b) Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku. c) Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi. 3) Observasi partisipan Observer turut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi, umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik, penjara, dll. Perlu diperhatikan: a) Materi observasi disesuaikan dgn tujuan observasi. b) Waktu dan bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dgn kata kunci. Kronologis sistematis. 4 c) Hubungan : mencegah kecurigaan, pendekataan yg baik dan menjaga situasi tetap wajar. d) Kedalaman partisipasi tergantung pd tujuan dan situasi. 4) Observasi formal Jenis observasi ini mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian. perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sohisticated.



5) Observasi informal Observasi jenis ini mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. Observasi informal sering disebut juga dengan naturalistic observation. E. Teknik Pencatatan dalam Observasi (Pencatatan Perilaku) Observasi merupakan salah satu metode assessment yang dilakukan dengan cara mengamati dan merekam sebuah perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang sebuah masalah, sehingga didapatkan pembuktian terhadap informasi yang diperoleh. Dalam observasi diperlukan beberapa metode dan teknik, baik dalam pelaksanaan maupun dalam pencatatan data observasi itu sendiri, agar tujuan assesment tersebut dapat tercapai. Sattler (2002) menguraikan beberapa teknik dalam pencatatan data observasi, yaitu A.



Teknik Pencatatan Narative Teknik pencatatan naratif merupakan salah satu teknik pencatatan



observasi yang dapat membantu observer dalam mendeskripsikan perilaku alami subyek. Dalam pencatatan naratif tersebut pengat tidak boleh melakukan interpretasi secara menyeluruh dan kejadiannya hendaklah menggunakan prosedur pencatatan kuantitatif. Teknik pencatatan naratif dapat dilakukan dengan dua cara pencatatan, yaitu berdasarkan anecdotal recording dan running recording. Anecdotal recording merupakan sebuah pencatatan yang tidak membutuhkan kerangka waktu, pengkodean dan pengkategorian tertentu serta mencakup apapun yang relevan bagi observer. Running recorningmerupakan pencatatan data dimana observer mencatat ketika fokus perilaku yang dikehendaki muncul. Adapun beberapa deskripsi perilaku, yaitu global description, semi global descripstion, dan narrow description. Global description : merupakan pendeskripsian data observasi perilaku secara umum.



Semi global description : merupakan pendeskripsian data observasi yang lebih terperinci dari sebelumnya namun tidak sedetail narrow description. Narrow description : merupakan pendeskripsian data observasi yang sangat detail, lebih detail dari global dan semi global deskripsi, dimana data yang diperoleh mencakup bagaimana perilaku itu terjadi. Naratif observasi dapat digunakan dalam berbagai macam setting dan periode waktu agar dapat mendapat gambaran yang lebih detail dan terperinci terhadap fokus perilaku yang ingin diobservasi. Hasil dari observasi tersebut digunakan dalam penyelidikan yang lebih spesifik. Kelebihan narrative recording 1.



Menyediakan sebuah pencatatan dari perilaku dan kesan-kesan umum



2.



Menjaga keaslian dari rangkaian perilaku



3.



Mengumpulkan perilaku dan menemukan kritik perilaku



4.



Memungkinkan meneliti progres perilaku



5.



Mencatata perilaku yang sukar diselidiki



6.



Membutuhkan sedikit peralatan



7.



Awal yang baik untuk prosedur penelitian yang sistematis



Kekurangan narrative recording 1.



Kurang cocok untuk memperoleh data kuantitatif



2.



Pengujian validitasnya sulit



3.



Tidak secara penuh mendeskripsikan tipe kritikal behavior



4.



Hanya sedikit yang bisa digeneralisasikan



5.



Hasilnya bervariasi dari satu observasi dengan observasi yang lain.



B.



Teknik Interval Recording Sattler (2002) menjelaskan bahwa interval recording biasa juga disebut



dengan time sampling, interval sampling, atau interval time sampling, dimana pencatatan tersebut merupakan salah satu teknik observasi yang berfokus pada perilaku spesifik dalam interval waktu tertentu. Dalam interval recording,



pencatatan dilakukan pada perode interval yang sama dan observer mencatatan sejumlah perilaku yang muncul selama interval tertentu. Terdapat beberapa prosedur pada interval recording, yaitu: Partial – interval time sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya sekali, dengan mengabaikan berapa lama itu berakhir atau berapa banyak waktu yang dibutuhkan pada interval tersebut. whole – interval time sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu interval dimulai dan diakhir interval tersebut. Metode ini pada umumnya digunakan ketika kita ingin mengetahui perilaku mana yang dimunculkan subyek secara terus menerus dalam satu interval. point time interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu spesifik dalam interval tertentu. sebagai contoh : observer mungkin mencatat perilaku yang spesifik, apabila prilaku itu muncul pada 10 detik pertama dalam satu jam. Momentary time interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada moment, interval dimulai dan diakhiri. sebagai contoh, apabila interval waktu 30 detik, kamu mencatat hanya perilaku yang diobservasi pada akhir interval 30 detik tersebut. kita dapat menggunakan prosedur ini untuk sebuah kelompok subyek. Variabel interoccasion interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku yang hanya terjadi selama waktu yang dipilih secara acak dalam interval. Keuntungan Interval Recording 1.



membantu menggambarkan waktu yang penting-hubungan perilaku.



2.



memfasilitasi pemeriksaan untuk realibilitas interobserver.



3.



membantu memastikan perilaku yang ditemukan pada saat observasi dalam jangka waktu yang sama.



4.



menggunakan waktu yang efisien.



5.



fokus pada perhatian observer pada perilaku subyek.



6.



Membantu mengumpulkan sejumlah besar



observasi dalam periode



waktu singkat Kelemahan Interval Recording 1.



Perilaku yang diobservasi tampak berurutan, karena interval waktubukan karena perilaku tersebut.



2.



Hubungan antar perilaku dan permasalahan terlihat berlebihan



3.



tidak mengungkapkan frekuensi secara actual atau durasi dari perlaku.



C.



Teknik Even Recording Teknik event recording atau biasa dikenal dengan nama even sampling,



dimana observer dapat mencatat sebuah kejadian pada perilaku spesifik atau pada even yang terjadi selama periode observasi. Keuntungan Event Sampling 1.



Mengukur atau melihat perilaku dengan frekuensi yang rendah atau jarang, dan oleh orang yang sehari-hari berada dalam setting observasi



2.



Memudahkan dalam mempelajari banyak perilaku atau peristiwa yang berbeda



3.



Lebih efisien



4.



Dapat menggunakan bermacam-macam cara pencatatan data yang berbeda



5.



Memberikan informasi mengenai perubahan perilaku dari waktu ke waktu dan total jumlah perilaku



Kelemahan Event Sampling 1.



Tidak memberikan pola perilaku yang sifatnya sementara



2.



Sulit untuk mencapai reliabilitas antar observer



3.



Tidak cocok untuk melihat perilaku yang tidak diskrit



4.



Observer harus dapat mempertahankan konsentrasi dalam waktu yang lebih lama



5.



Membuat perbandingan antar event satu dengan event yang lain akan sulit ketika periode waktunya tidak sama



D.



Teknik Rating Recording Sattler (2002) menjelaskan bahwa pada rating recording, observer merate



perilaku pada skala atau checklist, yang terkadang pada akhir periode observasi. Setelah skala dirancang, observer dapat mengindikasikan derajat (a). Atribut yang telah diobservasi (e.g comparatif, agresif) atau (b). Kita merasa atribut tersebut terdapat pada subyek. Nilai yang dihasilkan berupa nilai ordinal. Rating recording digunakan untuk mengevaluasi aspek global perilaku dan untuk mengkuantifikasi sebuah kesan. The behavioral and attitude checklist, merupakan salah satu prosedur rating yang dapat digunakan untuk menilai perilaku ketika kita mengadministrasikan tes. Rating scale digunakan untuk asesmen perilaku atau produk yang susah untuk diukur secara langsung. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan rating scale yang memiliki range dari sangat lemah dengan nilai (1) ke excellent nilai (7) untuk menilai kemampuan membaca tulisan tangan. Keuntungan rating recording Terdapat beberapa keuntungan ketika menggunakan rating recording, antara lain 1.



Memungkinkan sudut pandang umum



2.



Memungkinkan untuk mencatat beberapa perilaku yang berbeda



3.



Dapat digunakan untuk menilai perilaku pada beberapa individu atau kelompok



4.



Dapat mencatat aspek kualitatif perilaku



5.



Data di generalisasikan pada data statistikal



6.



Waktunya efisien



Kelemahan rating recording Selain



keuntungan,



terdapat



menggunakan rating recording, antara lain:



pula



beberapa



kelemahan



dalam



1.



Harga skala yang digunakan mungkin berdasarkan pada asumsi yang tidak jelas



2.



Memiliki reliabel interobserver yang lemah karena interpretasi yang berbeda tiap observer.



3.



Tidak cocok mencatat informasi kuantitatif yang penting, seperti frekuensi, durasi atau latensi perilaku.



4.



Tidak akurat apabila ada penundaan waktu antara perilaku yang diobservasi dan nilai observer terhadap perilaku.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Observasi dapat menjadi metode pengumpulan data yang esensial terutama dalam penelitian kualitatif (Patton, 1990) bahkan menjadi metode yang paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu sosial dan semua bentuk penelitian psikologis baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif mengandung aspek psikologis (Poerwandari, 2001). Observasi juga dapat menjadi sumber data yang akurat dan bermanfaat, asalkan dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadaai serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. Dalam observasi diperlukan beberapa metode dan teknik, baik dalam pelaksanaan maupun dalam pencatatan data observasi itu sendiri, agar tujuan assesment tersebut dapat tercapai. Sattler (2002) menguraikan beberapa teknik dalam pencatatan data observasi, yaitu teknik pencatatan narrative, teknik interval recording, teknik even mecording dan teknik rating recording. B. Saran Sebaiknya mahasiswa psikologi lebih bisa dengan baik menggunakan metode observasi dan teknik pencatatan perilaku karena observasi ini bisa menjadi sumber data yang akurat dan bermanfaat dan sangat diperlukan oleh mahasiswa karena observasi merupakan bahan utama dalam pengupulan data. Dan sangat berguna bagi mahasiswa psikologi terutama dalam mata kuliah Modifikasi Perilaku.



DAFTAR PUSTAKA Satteler, J. M. 2002. Assesment of children behavioral and clinical applications fourth edition. Publiser, Inc: San Diego. Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si, Susanti Prasetyaningrum, S.Psi., M.Psi 2016. Observasi dalam Psikologi