Makalah Muatan Lokal Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Mata Kuliah Muatan Lokal Tentang :Subtansi Materi jar BAM Kelas III Sekolah Dasar semester 1



Oleh : Kelompok 9 Khairatil Isra (18129121) Syekal Yusuf (18129319) 18 BB 02



DosenPengampu : Masniladevi S.Pd, M.Pd



Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya lah makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini membahas tentang “Biosfer dan makhluk hidup, Sel sebagai unit kehidupan, Asal mula kehidupan”.Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.Secara umum makalah ini membahas tentang Biosfer dan makhluk hidup, Sel sebagai unit kehidupan, Asal mula kehidupan. Kami mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing mata kuliah muatan lokal ibu Masniladevi S.Pd, M.Pddan kepada teman-teman seksi 18 BB 02 yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat  bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.



Daftar Isi Kata Pengantar…………………………………………………………………………….xi Daftar Isi……………………………………………………………………………………xii Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….1 Rumusan Masalah …………………………………………..………………………………2 Tujuan Masalah………………………………………………...……………………………2 Bab 2 Pembahasan BAB 1 SOPAN SANTUN MENURUT ADAT MINANGKABAU………………….……8 BAB II. SIFAT-SIFAT YANG TERPUJI MENURUT ADAT MINANGKABAU………10 Bab 3 Penutup …………………………………………………………………………..…..13 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………15



I.



Pendahuluan a. Latar belakang Pendidikan berfungsi untuk memberdayakan potensi manusia dalam proses pembentukan karakter bangsa sehingga dapat menjadikan manusia yang memilikijatidirisebagaicirisuatubangsa. Selain itu pendidikan memilikif ungsi untuk mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai budaya yang bersifat positif sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang damai. Pendidikan pada dasarnya mengarahkan perubahan kearah yang lebih positif. Untuk itu diperlukan pola pendidikan yang sistematis, penyelenggaraan pendidikan yang benar dan terorganisir sehingga tercipta perubahan kearah kehidupan yang lebih kompetitif dan inovatif. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Perwujudannya dilakukan dengan memberi kewenangan kepada setiap satuan pendidikan. Hal ini terlihat r jelas pada kurikulum muatan lokal memiliki peranan dalam mengimbangi kelemahan yang terdapat pada efektifitas kurikulum sentralistik dengan tujuannya agar siswa lebih mengenal keadaan lingkungannya serta mampu melestarikan budaya daerah dan mengembangkan potensi sumber daya alam guna mendukung pembangunan nasional sehingga siswa tidak terlepas dari aturan budaya yang dimiliki daerahnya. Penerapan muatan local salah satunya dilaksanakan dalam mata pelajaran Budaya Alam Mianngkabau (BAM). Mata pelajaran ini bertujuan untuk pelestarian budaya Minang kabau sedini mungkin dengan berbagai cara. Selainitu, tujuan pembelajaran ini adalah agar siswa mengenal, memahami, menghayati, dan mengapresiasi dan menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Barat,1994). Adapun fungsi mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang diterapkan dalam kurikulum muatan local adalah untuk; 1.



memberikan pengetahuan dasar terhadap siswa tentang BAM sebagai bagian dari kebudayaan nasional



2.



memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap alam Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan



nasional; 3.



mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai BAM yang relevan dalam kehidupannya;



4.



memberikan dorongan kepada siswa untuk menggali, melestarikan, dan mengembangkan BAM dalam rangka memupuk dan mengembangkan budaya nasional.



B. Rumusan masalah a. Apa saja subtansi materi yang terdapat di kelas 3 SD? C. Tujuan masalah a. Untuk mengetahui apa saja subtansi materi yang terdapat di kelas 3 SD.



II.



Pembahasan Subtansi materi BAM di kelas 3 SD Semester 1 . BAB 1 SOPAN SANTUN MENURUT ADAT MINANGKABAU 1.1 Sopan Santun Pada Waktu Berbicara dan Menjawab Pertanyaan Masyarakat di Minangkabau dalam berbicara mempunyai aturan dan tatakrama yang harus dipatuhi. Menurut Ibrahim (2012: 335) “dalam berbicara jauhkanlah



kata-kata



kotor,



kata-kata



yang



,menyakitkan



hati



orang”.



Minangkabau mengenal dengan raso dan pareso maksudnya dalam berbicara jangan sampai membuat orang sakit hati. Adat  minagkabau selain mengatur masyarakatnya dalam berbicara juga mengatur dalam hal menjawab pertanyaan,bila orang bertanya jawablah dengan sopan dan hormat, jangan bersikap tak acuh terhadap orang lain. Kala tidak dapat menjawab pertanyaan atau memberikan informasi jawablah dengan baik dan sopan a) Kita harus pandai hidup bermasyarakat, yaitu hidup bersama-sama dengan orang lain. Hidup dengan orang lain berarti kita hidup berhubungan dengan orang lain. Berhubungan dengan orang lain banyak dilakukan dengan berbicara (berbahasa). b) Kita harus berbicara dengan lemah lembut, menyenangkan orang lain, pembicaraan harus jelas, tidak boleh sombong dan angkuh, dan tidak bolah berbicara kegadang-gadangan. c) Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang-orang yang lebih kecil, sama besar, dan lebih tua dari kita. Orang yang lebih kecil harus disayangi, yang sama besar diajak baiyo-iyo (berkawan) dan orang tua dimuliakan. d) Berbicara kepada orang yang kita temui sehari-hari hendaklah jelas, sopan dan bersikap hormat. e) Sikap waktu menjawab pertanyaan orang adalah sungguh-sungguh, jelas dan menghadap orang itu dengan sopan. 1.2 Sopan Santun pada Waktu Duduk Jika duduk di hamparan, duduklah bersila baik-baik dan jangan tegakkan lutut. Juga bila duduk di kursi tidak baik melipat kaki di atas lutut. Kepada perempuan yang duduk di hamparan sekali-kali jangan tegakkan lutut, baik di hadapan ibu-



bapak, adik dengan kakak, dihadapan mamak dengan nenek, apalagi di hadapan laki-laki lain. Tujuannya selain tidak sopan juga untuk menghindari aurat jangan kelihatan. Budaya minangkabau mengenal duduk baselo dan duduk basimpuah. Duduk baselo ini dilakukan oleh kaum laki-laki sedangkan duduk basimpuah dilakukan oleh kaum perempuan. a. Cara duduk di hamparan Dengan berjalannya waktu banyak hal yang berubah di miangkabau seperti cara makan, duduk dan lain-lain. Saat ini hampir disetiap rumah ada kursi,permadani, tikar, dan alat tempat duduk lainnya. Pada acara-acara tertentu orang minang masih sering menggunakan hamparan atau tikar untuk tempat duduk, misalnya di acaramalewakan gala, baralek, mufakat kaum, kematian.dan sebagainya. Cara duduk seseorang memperlihatkan budi orang itu, seperti pantun ini Dek ribuik rabahlah padi Di cupak datuak katumangguangan Kok hiduik indak babudi Duduak tagak kamari cangguang b.   Cara duduk laki-laki Duduk di tikar bagi laki-laki di minangkabau adalah duduk baselo (bersila). Duduk seperti inilah yang disebut duduk beradat.  Cara duduk baselo yaitu kedua kaki dilipat teratur, lutut tidak boleh ditegakkan, punggung tidak boleh membungkuk karena akan merusak tulang punggung. Jadi, waktu duduk baselo kaki dilipat dan punggung lurus sehingga duduk bisa bertahan dalam waktu lama. Kalau sudah begitu pertanda duduk laki-laki sudah memenuhi adat yang berlaku. c. Cara duduk perempuan Perempuan di minangkabau juga mempunyai cara duduk yang disebut duduk basimpuah (bersimpuh). Caranya adalah lipat kaki kanan dan kaki kiri di bagian samping tubuh. Posisinya, ujung kaki kiri diletakkan ke samping pinggul, kaki kanan disusun sejajar dengan kaki kiri. Bisa juga dilakukan sebaliknya. Tutuplah baik-baik bagian anggota tubuh yang mungkin akan menimbulkan rasa malu. d. Duduak basimpuah



sumbang duduak menurut adat minangkabau bila seorang wanita : a) Duduk di tepi jalan tanpa ada yang menemani dan tidak ada keperluan\ b) Duduk dimana laki-laki banyak duduk dan bermain-main c) Duduk di atas pintu atau kepala tangga sedangkan orang banyak hilir mudik di tempat itu d) Duduk berdekat-dekatan dengan famiili yang laki-laki seperti adik, kakak, mamak, ipar, bisan, apalagi dengan laki-laki lain e) Duduk menyerupai duduk laki-laki seperti baselo   1.3 Sopan Santun Pada Waktu Makan Adat mengatakan: Makan sasuok duo suok, cukuik katigo paruik kanyang, jan makan sakulek ilang, jan minum saraguak abih”. Artinya  makan dan minumlah dengan tertib, berlakulah sopan dan santun, hingga tidak menyerupai hewan makan. Selain itu perlu diperhatikan apabila kita makan bersama dengan orang yang lebih tua, dahulukanlah beliau makan, begitu juga menyudahinya. Tujuannya ialah untuk menghargai yang lebih tua. Janganlah makan dengan suap yang besar dan sekali kunyah masuk perut. Kalau minum teguklah perlahan-lahan dan jangan sampai kedengaran seperti hewan minum. Sopan santun pada waktu makan yaitu : a) Ketika makan kita harus bersikap tenang, jangan tergesa-gesa. b) Ketika mengunyah rapatkan bibir, jangan sampai mengeluarkan bunyi. c) Ketika minum, minumlah sedikit-sedikit, jangan sampai mengeluarkan bunyi karena tegukan terlalu banyak. d) Mengambil lauk-pauk, ambillah yang didekat kita, jangan menjangkau terlalu jauh. e) Mencuci tangan dahulukan yang lebih tua. Usahakan makan jan barimah. 1.4 Sopan Santun dalam Berpakaian Menurut budaya minangkabau pakaian yang digunakan oleh kaum wanita pada umumnya tertutup, yaitu memakai baju kurung dipadu dengan kain sarung atau rok panjang serta dilengkapi dengan kerudung. Sedangkan untuk kaum laki-



laki memakai baju model koko sekarang dengan paduan kain sarung dilengkapi dengan kopiah atau peci (teluk belangu) Kerudung yang digunakan sebagai pelengkap baju kurung bagi kaum wanita berfungsi sebagai penutup kepala (menutup aurat bagi mereka yang taat menjalankan ajaran agama islam) atau hanya dipakai diselempangkan di atas bahu menjurai ke bawah. Baju kurung secara umum ada dua model, yaitu yang di belah di depan dari atas sampai ke bawah, mirip dengan model kebaya panjang. Bedanya tidak memakai lipatan jahitan di pinggang atau lurus saja. a.Cara berpakaian yang baik bagi laki-laki 1) Pakaian untuk penghulu dan pemangku adat 2) Pakaian pesta 3) Pakaian anak mud 4) Pakaian anak-anak b.



Cara berpakaian yang baik bagi perempuan Perempuan di minangkabau disebut bundo kanduang. Jadi yang dimaksud perempuan menurut minangkabau adalah seorang wanita baik gadis atau telah menjadi ibu yang senantiasa mempunyai sifat terpuji menurut adat. Oleh karena itu dalam berpakaian perempuan minangkabau hendaklah memperhatikan cara-cara berpakaian jangan sampai terjadi sumbang berpakaian. Sumbang berpakaian bagi seorang perempuan adalah:



1. Berpakaian seperti laki-laki kecuali ada suatu hal yang sangat penting perlu berpakaian demikian 2.  Memperlihatkan aurat 3. Berpakaian ketat dan lain-lain Pakaian adat untuk wanita disebut juga pakaian bundo kanduang. Perlengkapannya adalah tangkuluak tanduak penutup kepala. Tangkuluak terbuat dari kain balapak hasil tenunan. Bentuk tangkuluak mirip dengan gonjong rumah gadang. Baju kuruang terbuat dari beludru. Kain saruang songket pada bagian bawahnya. Selempang yang dipasang dari bahu ke pinggang yang melintang pada badan, gelang, dan kalung. Pakaian sehai-hari wanita minangkabau adalah baju kurung , memakai tutup kepala (takngkuluak



biaso) memakai kain dari kain panjang. Pakaian wanita selalu menutup aurat, tidak mencolok dan selalu kelihatan sopan.  1.5 Sopan Santun Bepergian dan bertamu Budi pekerti adalah salah satu sifat yang dinilai tinggi oleh adat minang. Begitu pula rasa malu dan sopan santun bertamu atau berkunjung dan menerima tamu atau menerima kunjungan. a. Cara bertamu yang baik Bila bertamu ke rumah seseorang carilah waktu yang tepat misalnya 1.



Bertamu atau berkunjunglah di saat orang ada di rumah



2.   Lebih baik diberitahu dulu kedatangan kita 3. Bertamulah di saat tuan rumah sedang tidak sibuk dan tidak sedang istirahat 4. Kesimpulannya jangan sampai dengan kedatangan kita tuan rumah merasa terganggu. b. Sopan santun bertamu Di minangkabau, tamu adalah raja, namun kita sebagai tamu tidak boleh bersikap seenaknya saja. Kita harus mengikuti tata cara bertamu yaitu : 1. Waktu kita tiba di rumah orang yang kita kunjungi ketuklah pintu sambil mengucapkan assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh 2.  Masuklah ke dalam rumah setelah dipersilahkan masuk oleh tuan rumah 3. Duduklah setelah dipersilahkan duduk oleh tuan rumah 4.    Ambil tempat duduk dengan posisi membelakang ke pintu masuk 5. Sampaikan maksud bertamu setelah suasana mengizinkan c. Sopan santun saat pulang bertamu Bila maksud kita bertamu sudah selesai, kita segera pamit pada tuan rumah. Tidak baik bertamu lama-lama karena akan menggangu pekerjaan tuan rumah. Waktu akan keluar rumah ucapkan salam pada tuan rumah sambil bersalaman. BAB



II.



SIFAT-SIFAT



YANG



TERPUJI



MENURUT



MINANGKABAU II.1



Saling mencintai dan Saling Menghormati Sesama Manusia



ADAT



Dalam lingkungan pergaulan masyarakat minang, berlaku ketentuan yang berlandaskan pada rasa kebersamaan, dan memelihara sikap menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung, yang disebut dengan sikap saling menghargai. Jadi, sikap salin menghargai sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab setiap orang ingin dihargai dan dicintai. Itulah sebabnya, orang Minangkabau terlihat seperti satu keluarga. a) Harga menghargai adalah sikap menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung. b) Menghargai dan memuji hasil karya orang lain akan memberikan semangat kepada orang itu agar lebih berprestasi. c) Sikap saling menghargai sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. d) Saling menghargai merupakan pengalaman adat Minangkabau. e) Adat Minangkabau mewajibkan setiap orang menghormati orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku manusia. II.2



Suka Menolong Dalam lingkungan pergaulan masyarakat minang, berlaku ketentuan yang



berlandaskan pada rasa kebersamaan, dan memelihara sikap menjaga perasaan orang lain agar tidak tersinggung, yang disebut dengan sikap saling menghargai. Jadi, sikap salin menghargai sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab setiap orang ingin dihargai dan dicintai. Itulah sebabnya, orang Minangkabau terlihat seperti satu keluarga. a) Menolong orang lain harus ikhlas karena Allah, bukan karena mengharapkan imbalan dari orang lain. Menolong orang dengan Ikhlas akan mendapat pahala dari Allah. b) Adat Minangkabau mengharuskan warganya untuk hidup tolongmenolong. Menolong orang tidak boleh membeda-bedakan suku, bangsa, dan agamanya. c) Berikanlah pertolongan kepada orang yang membutuhkan . d) Memberi pertolongan sesuaikan dengan kemampuan. II.3



Rendah Hati Sifat rendah hati juga ditandai oleh:



a.    Tutur katanya lembut dan sopan b. Tidak suka berbicara kasar c.  Suka tersenyum pada semua orang



d. Bicara tidak tergesa-gesa e.    Tidak suka berbicara dengan suara keras f. Berbicara tenang dan mudah dipahami orang. II.4



Hemat Hemat artinya hati-hati dalam menggunakan harta, khususnya dalam



mengeluarkan uang. Maksudnya dalam memakai atau mengeluarkan uang harus penuh perhitungan. Jadi, hemat merupakan pola hidup yang mengatur pengeluaran seefisien mungkin guna memenuhi kehidupan sehari-hari. Hemat itu terdiri dari dua macam, yaitu : a.  Hemat untuk diri sendiri Hemat untuk diri sendiri dapat kita lakukan dengan cara menghemat waktu. Kita sebaiknya menggunakan waktu yang terluang untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti waktu untuk belajar, beolahraga dan beribadah. b. Hemat untuk harta benda Hemat untuk harta benda dapat kita lakukan dengan cara menggunakan sesuatu yang kita miliki seperlunya saja dan juga selalu menjaga/merawat harta benda yang dimilki agar dapat dipergunakan di kemudian hari. Seperti : 1. Menabungkan sisa uang belanja 2. Membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan saja 3. Menggunakan listrik seperlunya 4. Jangan mencoret-coret dan merobek buku 5. Membersihkan barang setelah dipakai II.5



Jurur dan Bertanggung Jawab Jujur adalah sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Kujujuran dalam kehidupan sehari-hari sangat dipelukan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Membiasakan berkata dan bekerja jujur sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.  Selain sifat jujur, sifat tanggung jawab perlu juga kita milki. Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sadar dan bersungguh-sungguh. Melaksanakan tanggung jawab seharusnya dengan kesadaran sendiri dan ikhlas, bukan karena terpaksa dan rasa takut



II.6



Tenggang Rasa Tenggang rasa merupakan sifat menghargai dan menghormati orang lain.



Manusia diberi Tuhan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan dapat dipergunakan untuk menentukan buruk dan baik. Ukuran untuk menentukan buruk dan baik disebut raso jo pareso. Raso  artinya perasaan sedangkan pareso adalah hasil pikiran manusia. Jadi, raso jo pareso bermakna kita menggunakan perasaan dengan berhati-hati, kita memeriksa/mencari tahu apakah lawan bicara kita tersinggung atau tidak, pantaskah kata-kata yang kita keluarkan, itu semua diatur oleh prinsip raso jo pareso ini kita terapkan dalam diri. a) Orang yang punya sikap tenggang rasa akan disukai dan dihormati, sebaliknya yang kuran punya tenggan rasa akan dijauhi delam pergaulan. b) Adat Minangkabau mewajibkan setiap orang memiliki tenggan rasa. Tenggang rasa dapat dilihat pada pembicaraan dan perbuatan. c) Tenggang rasa sering disebut tepa salira yaitu sikap menghargai perasaan orang lain. d) Tenggang rasa adalah tindakan yang terpuji dan sangat mulia dan harus kita laksanakan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan sekolah. II.7



Rasa Malu



Untuk menanamkan rasa malu, adat minangkabau mengajarkan seperti : a. Melatih perasaan, mengembangkan perasaan halus dalam diri kita. Mengetahui baik dan buruk. b.  Melatih pikiran, bisa berpikir jernih dan teliti, dan lain-lain c. Untuk melatih rasa malu gunakan perasaan dan pikira. Mendidik rasa malu harus dimulai dari diri sendiri semenjak masih kecil. Contohnya :  Malu jika meninggalkan



sholat,



 Malu



terhadap



keluarga



seperti



malu



tidak



mengindahkan nasihat orang tua, malu jika berkelahi dengan adik sendiri. Sehingga Jika kita sudah terdidik dengan rasa malu maka kita termasuk orang yang beradat menurut ada minangkabau. II.8



Sifat-Sifat yang Harus Dihindari Menurut Adat Minangkabau Pengertian sumbang menurut adat Minangkabau adalah sikap dan perilaku



yang tidak sesuai etika adat. Sumbang menurut adat Minangkabau belum tentu sumbang menurut adat istiadat di tempat lain.



Pengertian salah menurut



adat



Minangkabau



ialah



pelanggaran



yang



dilakukan secara sadar atau tidak sadar terhadap norma-norma dan peraturanperaturan yang berlaku. Adat Minangkabau menetapkan minimal 12 macam pokok-pokok sumbang salah atau dikenal dengan Sumbang duo baleh, yaitu: -Sumbang duduak -Sumbang tagak - Sumbang diam - Sumbang bajalan - Sumbang kato - Sumbang caliak - Sumbang bapakaian - Sumbang bagaua - Sumbang karajo - Sumbang tanyo - Sumbang jawab - Sumbang kurenah .



III.



Penutup Kesimpilan yang didapat dari substansi dan pembelajaran Muatan Lokal pada kelas III Sekolah Dasar yaitu : Adapun fungsi mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang diterapkan dalam kurikulum muatan lokal adalah untuk; 2.



memberikan pengetahuan dasar terhadap siswa tentang BAM sebagai bagian dari kebudayaan nasional,



3.



memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap alam Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan nasional;



4.



mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai BAM yang relevan dalam kehidupannya;



5.



memberikan dorongan kepada siswa untuk menggali, melestarikan, dan mengembangkan BAM dalam rangka memupuk dan mengembangkan budaya nasional.



Dalam ruang lingkup pembelajaran Budaya Alam Minangkau, muatan materi tentang bahasa merupakan bagian dari budaya itu sendiri.



Daftar pustaka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat “Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya”. 2013. Dt.B.Nurdin Yakub “Minangkabau Tanah Pusaka Tambo Minangkabau Buku Pertama”. Pustaka Indonesia Bukittinggi,1987. Dt. Sanggoeno diradjo, ibrahim. 2012. Tambo alam minangkabau. Bukittinggi :kristal multimedia Datoek Toeah H. “Tambo Alam Minangkabau” Cetakan XIII. Pustaka Indonesia Bukittinggi, 1989