Makalah Nada Dan Intonasi Dalam Ilmu Ashwat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH NADA DAN INTONASI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Al-Ashwat Dosen Pengampu : Rizki Gunawan, M.Pd



Oleh : Ahmad Adi Susilo



1911020123



Rizki Nurul Hasanah 1911020092 Widya Santika



1911020228



KELAS D JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2021



Page | 1



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur hanya milik Allah swt. Hanya karena izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nada dan Intonasi” tepat pada waktunya. Tak lupa kami kirimkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh insan yang dikehendakinya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah al-Ashwat. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang serangkaian suara (ashwat) yang digunakan orang dalam mengungkapkan maksud yang dikehendaki. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rizki Gunawan, M.Pd selaku dosen mata kuliah al-Ashwat. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Lampung utara, 11 November 2021



Penulis



Page | 2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4 A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4 C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5 A. Suprasegmental ................................................................................................................. 5 B. Konsep Nada dan Intonasi ................................................................................................ 5 C. Nada .................................................................................................................................. 7 D. Intonasi .............................................................................................................................. 7 BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11 A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 11 B. Saran ................................................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12



Page | 3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Di dalam pembelajaran bahasa Arab, al-Ashwat memegang peranan penting. Karena al-Ashwat merupakan unsur pokok pada setiap bahasa. Jika al-Ashwat tidak dipahami dengan baik, maka keterampilan-keterampilan berbahasa Arab, tidak akan bisa dikuasai secara sempurna. Seringkali akan ditemukan ketidakpahaman dalam proses berbahasa. Sehingga proses komunikasi juga akan terhambat. Ilmu al-Ashwat merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebahasaan yang berkaitan dengan tempat keluarnya bunyi. Selain itu ilmu al-Ashwat mempelajari tentang kebahasaan dari sisi pengucapan dan membedakan suara dengan yang lainnya dengan segala macam sifat sifatnya. Maka dari itu, perlu kita mempelajari tentang “Ilmu alAshwat” berikut dengan penjelasannya. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi suprasegmental pada ilmu al-Ashwat? 2. Bagaimana konsep nada dan intonasi dalam bahasa Arab? 3. Bagaimana deskripsi nada dalam bahasa Arab? 4. Bagaimana deskripsi intonasi dalam bahasa Arab?



C. Tujuan Pembahasan 1. Mendeskripsikan definisi suprasegmental pada ilmu al-ashwat. 2. Mendeskripsikan konsep nada dan intonasi dalam bahasa Arab. 3. Mendeskripsikan definisi nada dalam bahasa Arab. 4. Mendeskripsikan definisi intonasi dalam bahasa Arab.



Page | 4



BAB II PEMBAHASAN A. SUPRASEGMENTAL Fonem adalah bunyi, fonem terbagi menjadi dua, yaitu: segmental dan suprasegmental. Segmental adalah fonem yang bisa dibagi. Contohnya, ketika kita mengucapkan “Menulis”, maka nomina yang dibunyikan tersebut bisa dibagi menjadi tiga suku kata: me-nu-lis. Atau dibagi menjadi lebih kecil lagi sehingga menjadi : me-n-u-l-i-s. sedangkan suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut yang bisa berupa tekanan suara (intonasi), panjang-pendek dan getaran suara yang menunjukkan emosi tertentu.1 Perbedaan antara segmental dengan suprasegmental adalah kalau segmental dia hanya menghasilkan makna tekstual (sesuai makna nomina yang diucapkan), sedangkan suprasegmental mampu menghasilkan makna yang kontekstual (karena makna tekstualnya sudah bercampur dengan keadaan dan kondisi si pengucap yang itu diketahui lewat intonasi dan getaran-getaran yang mengiringi fonem tersebut). Bunyi Suprasegmental adalah bunyi yang menyertai bunyi segmental. Dengan beberapa unsur yang menyertainya. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:2 1. Tekanan (Stress) 2. Jangka/Rentang waktu/Durasi (Duration) 3. Nada (Spitch) 4. Sendi (Juncture) dan Jeda (Pause) 5. Aksen (Accent) 6. Intonasi 7. Ritme



B. KONSEP NADA DAN INTONASI Ada dua istilah dalam ilmu ashwat yang berhubungan erat dan harus dijadikan acuan ketika berkomuikasi. Kedua istilah itu ialah nada dan intonasi. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat sedangkan nada adalah tekanan dalam pengucapan kata.



1



Wahyu Oktavia, “Penamaan Bunyi Segmental Dan Suprasegmental Pada Pedagang Keliling,” Jurnal Bahasa Lingua Scientia 10, no. 1 (2018): 1–16, https://doi.org/10.21274/ls.2018.10.1.1-16. 2 Lina Marlina, Pengantar Ilmu Ashwat, Fajar Media Bandung, vol. 1, 2019, http://digilib.uinsgd.ac.id/30539/1/PENGANTAR ILMU ASHWAT.pdf.



Page | 5



Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata.Tinggi rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan kalimat yang tidak penting. Sedangkan Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat.Intonasi berfungsi sebagai pembentukan makna kalimat. Menurut t Hart, Collier, dan Cohen, intonasi adalah rangkaian variasi nada dalam tuturan yang disebabkan oleh vibrasi pita suara. Batasan yang diberikan oleh „t Hart, Collier, dan Cohen di atas mengimplikasikan bahwa: 1. Intonasi dimanifestasikan dalam wujud nada. Oleh sebab itu, unsur yang terpenting dalam sistem intonasi bahasa adalah nada, lebih lengkapnya variasi nada. 2. Nada secara fisiologis dihasilkan melalui getaran pita suara yang terletak di dalam laring organ alat ucap. Getaran pita suara ini pulalah yang menyebabkan pergeseran pertikel udara yang kemudian menghasilkan bunyi. 3. Salah satu fungsi intonasi adalah sebagai penanda kesantunan dan emotif. Contohnya, sikap ragu-ragu seseorang dapat disignalkan oleh intonasinya. 4. Intonasi dapat memberi gambaran adanya kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Oleh sebab itu, sangat mungkin pula identitas asal daerah teridentifikasi dari intonasinya. 5. Intonasi merupakan unsur yang tidak dapat diabaikan karena intonasi merupakan salah satu pilar utama dalam wacana lisan. 6. Pengetahuan tentang intonasi dapat membantu seseorang yang sedang mempelajari



suatu



bahasa



untuk



dapat



berbicara



mendekati



karakteristik tuturan penutur asli bahasa yang sedang dipelajari. Perbedaan nada dan intonasi menurut beberapa ahli: 1. Tamam hasan, intonasi adalah tinggi rendahnya suara ketika berbicara dan nada adalah suatu bagian dari intonasi yang ada dalam kalimat, nada tersebut digambarkan dengan naik, turun atau stabil. 2. Ahmad mukhtar ‘umar, nada merupakan tingkatan bunyi dalam satuan kata dan dinamakan dengan nada kata. Adapun intonasi merupakan tingkatan bunyi dalam satuan kalimat atau frase.



Page | 6



C. NADA Nada adalah unsur suprasegmental yang diukur berdasarkan kenyaringan suatu segmen dalam suatu arus ujaran, kenyaringan ini terjadi karena getaran selaput suara. 3 Nada merupakan naik turunnya pengucapan suatu suku kata atau morfem.4 Bahasa nada adalah bahasa yang perubahan nadanya akan menukar maksud perkataan. Dalam bahasa intonasi, tinggi nada adalah hal yang sangat penting. Karena menentukan apa arti sebuah kata atau suku kata. Secara non linguistik, variasi nada ini bisa menunjukkan kadar emosi penutur. Misalnya, nada tinggi tajam menunjukkan kemarahan, nada rendah menunjukkan kesusahan, daan nada tinggi menunjukkan kegembiraan. Ada 4 tingkatan nada dalam bahasa, yaitu:



1. Nada turun atau rendah, simbol fonemiknya /1/. Nada rendah berada pada akhir kalimat atau perkataan normal tanpa emosi. 2. Nada sedang atau normal, simbol fonemiknya /2/. Nada sedang berada di awal kalimat atau perkataan normal tanpa emosi. 3. Nada tinggi, simbol fonemiknya /3/. Nada tinggi berada sebelum akhir ucapan dan diikuti nada rendah setelahnya. 4. Nada paling tinggi, simbol fonemiknya /4/. Nada ini terdapat pada kata yang menunjukan kekaguman atau kaget, perintah ataupun emosi.



D. INTONASI Intonasi didenifisikan sebagai nada-nada (tingkatan bunyi) yang ada dalam sebuah kalimat atau perbedaan jenis-jenis tingkat bunyi dalam suatu kalimat. intonasi memiliki banyak sekali pola yang terdiri dari nada-nada yang berbeda berdasarkan tujuan seseorang dalam mengatakan kalimat tersebut. Jenis-jenis intonasi berdasarkan tekanannya: 1. Tekanan Dinamik (keras lemah) Ucapkanlah kalimat dengan melakukan penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misalnya, saya pada kalimat “Saya membeli pensil ini” Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. a. SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain) b. Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual) 3 4



“No Title‫البترول‬,” n.d., 1–12. “Fonem Suprasegmental Dalam Bahasa Melayu,” 2011.



Page | 7



c. Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis) 2. Tekanan Nada (tinggi), membaca/mengucapkan kalimat dengan suara yang naik turun dan berubah ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tentang tinggi rendahnya suatu kata. 3. Tekanan tempo, yaitu memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Jenis-jenis intonasi berdasarkan variasi baris nada, diantaranya: 1. Baris /l٢٣١/, baris nada ini berlaku pada kalimat informasi atau berita dan kalimat tanya yang jawabannya bukan iya atau tidak. Contoh:



)١ ‫ تسكن‬۳ ‫ أين‬٢( )١ ‫ تفعل‬۳ ‫ ماذا‬٢( )١ ‫ غائب‬۳ ‫ حممد‬٢( 2. Baris /j٢٣٣/, baris nada ini berlaku pada kalimat tanya yang membutuhkan jawaban iya atau tidak. Contoh:



)۳ ‫ ناجه‬۳ ‫ أنت‬٢( )۳ ‫ ذاهب‬۳ ‫ حممد‬٢( Baris nada ini juga diucapkan dalam kalimat syarat (dalam bagian pertamanya saja atau dalam kalimat syaratnya saja. Contoh:



)‫ ملا تأخرت‬،۳ ‫ الدراكة‬۳ ‫ لو ركبت‬٢( )‫ فاسئل األستاذ‬،۳ ‫ جهلت‬۳ ‫ إذا‬٢( 3. Baris /h٢٤٤/, baris nada ini diucapkan dalam kalimat untuk menunjukkan kekaguman atau keterkejutan. Contoh:



)٤ ‫ سيارتك‬٤ ‫ هذه‬٢( )٤ ‫ ناجه‬٤ ‫أنت‬٢(



Page | 8



Secara umum fungsi intonasi dalam kalimat adalah sebagai berikut: 1. Membedakan makna kalimat. 2. Mengubah struktur kalimat. 3. Membedakan kalimat yang penting. 4. Mengubah sebuah maksud kalimat. Ada 4 fungsi dari intonasi dalam analisis linguistik dan komunikasi sosial antar pengguna bahasa, diantaranya: 1. Fungsi sintaksis Intonasi dapat membedakan antara kalimat informasi dan kalimat sindiran, tergantung intonasi mana yang kita gunakan baik intonasi naik ataupun intonasi turun. Contohnya dalam kalimat “ ‫ ”أنت ناجح‬apabila akhir kalimatnya diucapkan dengan intonasi turun, maka kalimat tersebut bermakna informatif atau memberikan informasi tetapi apabila kalimat tersebut diucapkan dengan intonasi naik maka kalimat tersebut akan bermakna sakratif (sindiran) atau menyinggung. 2. Fungsi semantik kontekstual Dalam menjelaskan pola intonasi suatu frasa tertentu perlu mengacu pada makna kontekstual menurut konteks sosialnya. Contohnya kata “na‟am” dalam bahasa arab, kata “apa” dalam bahasa Indonesia dan kata “no” dalam bahasa inggris. Dapat memberikan makna kontekstual yang berbeda, diucapkan dengan intonasi yang berbeda sesuai dengan makna yang diinginkan. 3. Fungsi sosial budaya Pola-pola tertentu dari intonasi menunjukan kelas atau tingkatan sosial dan budaya dalam kelompok masyarakat tertentu. Sebagaimana yang telah diamati bahwa suatu kelas atau kelompok sosial dan budaya tertentu memiliki cara khusus terendiri dalam mengucapkan sesuatu. Hal inilah yang membedakan kelas atau kelompoknya dengan kelas atau kelompok yang lainnya. 4. Fungsi leksikal



Page | 9



Pola intonasi dapat membedakan makna kata pada tingkat leksikon dan nada, fungsi ini sering disebut dengan lexical tone atau nada leksikal. Kata “ma” dalam salah satu bahasa china bermakna ibu apabila diucapkan dengan nada sedang atau datar, tetapi akan bermakna kuda apabila diucapkan dengan intonasi naik atau turun.



Page | 10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bahasa Arab memiliki komponen-komponen kebahasaan salah satunya yaitu al-Ashwat. Al-Ashwat memegang peranan penting. Bahkan banyak literatur yang menyebutkan bahwa mempelajari dan mengkaji al-Ashwat wajib untuk didahulukan sebelum mempelajari dan mengkaji komponen dan keterampilan kebahasaan yang lainnya. Al-Ashwat bertujuan untuk mengenalkan dan memahamkan bunyi bahasa saat berkomunikasi. Ada dua istilah dalam ilmu ashwat yang berhubungan erat dan harus dijadikan acuan ketika berkomuikasi. Kedua istilah itu ialah nada dan intonasi. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat sedangkan nada adalah tekanan dalam pengucapan kata. Secara non linguistik, variasi nada ini bisa menunjukkan kadar emosi penutur. Misalnya, nada tinggi tajam menunjukkan kemarahan, nada rendah menunjukkan kesusahan, daan nada tinggi menunjukkan kegembiraan. Sedangkan Jenis-jenis intonasi berdasarkan tekanannya dibagi menjadi tiga, yaitu tekanan dinamk (keras lemah), tekanan nada (tinggi), dan tekanan tempo.



B. Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi salah satu bentuk pembelajaran tentang materi nada dan intonasi. Untuk itu jika terdapat kesalahan atau sesuatu hal yang perlu diperbaiki silahkan konfirmasi kepada penulis sebagai pembelajaran bagi pembaca maupun penulis.



Page | 11



DAFTAR PUSTAKA “Fonem Suprasegmental Dalam Bahasa Melayu,” 2011. Marlina, Lina. Pengantar Ilmu Ashwat. Fajar Media Bandung. Vol. 1, 2019. http://digilib.uinsgd.ac.id/30539/1/PENGANTAR ILMU ASHWAT.pdf. “No Title‫البترول‬,” n.d., 1–12. Oktavia, Wahyu. “Penamaan Bunyi Segmental Dan Suprasegmental Pada Pedagang Keliling.” Jurnal Bahasa Lingua Scientia 10, no. 1 (2018): 1–16. https://doi.org/10.21274/ls.2018.10.1.1-16.



Page | 12