Makalah Nevus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nevus adalah istilah umum yang menggambarkan adanya bercak berpigmen ada kulit. Nevus terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain yang disebut nevus melanositik dan giant hairy nevus. Nevus jenis ini merupakan kelainan yang jinak. Nevus melanositik oleh orang awam dikenal sebagai istilah “tahi lalat” (nevus pigmentosus). Giant hairy nevus menjadi penting karena sekitar 10-15% dapat berkembang menjadi ganas. Insiden keganasan Hairy nevus adalah 1: 100 (Shear, 2006). Pada dasarnya nevus tidak memberikan gejala apa – apa jika memang nevus jinak. Namun tanda – tanda nevus menjadi ganas antara lain Ulserasi (luka) dan perdarahan spontan, Membesar dan warna lebih gelap, Pigmen menyebar dari ke kulit sekitarnya, Disekitarnya ada lesi-lesi yang lebih kecil mengelilinginya, Inflamasi tanpa didahului trauma, Nyeri dan gatal. Nevus yang mengalami perubahan mempunyai risiko 400 kali lebih tinggi untuk menjadi ganas (putra, 2008). Sejalan dengan meningkatnya risiko dari hairy nevus maka peran perawat dalam membantu perawatan menjadi sangat penting. Para perawat ini dituntut untuk berperan aktif dalam asuhan keperawatan, mulai dari penyebaran informasi, penyuluhan tentang penyebab, factor resiko dan cara perawatan baik di rumah sakit maupun di rumah. Perawat merupakan faktor yang berperan sangat penting dalam pengelolaan stress, khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan sosial berupa dukungan emosional, informasi, dan material (Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman dan Lazarus, 1988). Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah hairy nevus pada anak sebagai judul dari makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya. B. Rumusan Masalah 1) Apa definisi dari Nevus? 2) Bagaimana epidemiologi dari Nevus? 3) Apa etiologi dari Nevus? 4) Apa klasifikasi dar Nevus? 5) Bagaimana patofisiologi dari Nevus? 6) Apa manifestasi klinik dari Nevus? 1



7) Bagaimana prognosis dari Nevus? 8) Bagaimana pemeriksaan diagnosis Nevus? 9) Bagaimana penatalaksanaan dari Nevus? 10) Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Nevus? C. Tujuan Pembelajaran 1) Mengetahui epidemiologi dari herpes simplek? 2) Mengetahui etiologi dari herpes simplek? 3) Mengetahui patofisiologi dari herpes simplek? 4) Mengetahui manifestasi klinik dari herpes simplek? 5) Mengetahui prognosis dari herpes simplek? 6) Mengetahui pemeriksaan diagnosis herpes simplek? 7) Mengetahui penatalaksanaan dari herpes simplek? 8) Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien herpes simplek? D. Manfaat Manfaat dari makalah ini bagi pembaca, pembaca bisa melakukan pencegahan dan penobatan terhadap nevus dan dapat mengetahui apa saja resiko dan komplikasi yang ditimbulkan.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Menurut kamus Kedokteran Dorland, tahi lalat atau nevus pigmentosus adalah suatu nevus yang mengandung melanin, sedangkan definisi nevus sendiri adalah setiap lesi kongenital kulit; tanda lahir, atau suatu bentuk hamartoma (nodul jinak menyerupai 2



tumor yang terdiri dari sel-sel dan jaringan matur yang tumbuh berlebih, normal terdapat pada bagian yang terkena, tetapi tidak beraturan dan sering didominasi oleh salah satu elemen) berupa malformasi berbatas tegas yang stabil pada kulit dan kadang pada selaput lendir mulut, yang bukan disebabkan oleh penyebab eksternal dan karenanya diduga berasal dari keturunan. Kelebihan (atau kekurangan) jaringan dapat melibatkan unsur epidermis, jaringan penyambung, adneksa, saraf, atau elemen vaskular. B. Epidemiologi Nevus adalah lesi jinak ketiga terbanyak pada regio periokular setelah papilloma dan kista inklusi epidermal. Nevus melanositik kongenital dapat terjadi sewaktu baru lahir atau setelahnya dan nevus melanositik didapat terjadi bukan sewaktu lahir dan insidennya meningkat pada tiga dekade pertama kehidupan. Insiden puncak nevus melanositik adalah pada dekade 4 dan dekade 5 kehidupan, dan insidennya berkurang dengan berkurangnya setiap dekade, dengan insiden terendah pada orang lansia. Insiden nevus didapat meningkat sewaktu masa anak – anak sehingga dewasa muda, dan secara perlahan mengalami involusi, dan akhirnya menjadi sangat jarang pada usia lanjut. (http://www.scribd.com/tinjauan_pustaka ) C. Etiologi Etiologi dari nevus masih belum diketahui. Nevus adalah tumor yang paling sering dijumpai pada manusia, merupakan tumor yang berasal dari sel-sel melanosit. Nevus umumnya muncul saat lahir atau segera setelah lahir, terbanyak pada dewasa muda, dan menurun pada orang tua. (Stegman SJ, Tromovivth TA,1996. 1444-6)



D. Klasifikasi Varian Nevus



Gambaran



Gambaran Sitologik Makna Klinis



Arsitektural



Diagnostik



Nevus



Diagnosti/k Pertumbuhan



Kongenital



dermis bagian dalam didapat biasa



varian ukuran besar



dan kadang – kadang



memiliki resiko lebih



di subkutis sekitar



besar



adneksa,berkas



melanoma



di Identik dengan nevus Ada



sejak



lahir,



mengalami



3



neurovaskular, dinding Nevus



dan



pembuluh



darah Biru Infiltrasi di dermis Sel



(Blue Nevus)



yang



nevus



yang Nodul biru – hitam,



tidak sangat dendritik dan secara klinis sering



membentuk sarang – banyak pigmen



disangka melanoma



sarang,sering disertai Nevus



fibrosis sel Pertumbuhan



gelondong



Sel



fasikular



besar



dengan



gemuk Sering



pada



anak;



sitoplasma nodul merah muda



dan



merah muda biru; sel atau merah; sering



epitelioid



fusiform



(nevus Spitz) Nevus halo



disangka hemangioma



klinis Infiltrasi limfositik di Identik dengan nevus Respons sekitar sel nevus



didapat biasa



secara imun



pejamu terhadap sel nevus dan melanosit



Nevus



Sarang







displastik



intraepidermis



sarang Atipia sitologik yang



besar dan menyatu (Robbins,2010. Hlm 898-899)



normal di sekitarnya Berpotensi menjadi prekursor melanoma maligna



E. Phatofisiologi Melanosit terdapat di lapisan basal epidermis dan menunjukkan area perbatasan tertentu. Melanosit non – neoplastik secara tipikal menunjukkan inhibisi kontak antara satu sama lain dan sel pigmen biasanya tidak ditemukan sebagai sel penyambung. Namun dengan suatu bentuk stimulasi tertentu, seperti radiasi sinar UV, densitas melanosit di dalam epithelium normal dapat meningkat. Melanosit normal juga dapat melibatkan epithelium adneksal, yang paling mudah terlihat adalah papilla folikular.



4



Gambar 2 : Fase – fase Nevus Melanositik Nevus berasal dari sel nevus yang merupakan diferensiasi inkomplit dari melanosit di epidermis, dermis dan perbatasan antara epidermis dengan dermis. Nevus sering ditemukan pada margin palpebrae, sering tumbuh menempel pada permukaan okular. Nevus jinak yang asimptomatik tidak memerlukan terapi, tetapi nevi compound dan nevi junctional bisa berubah menjadi ganas. Nevus adalah proliferasi melanosit yang berkontak antara satu sama lain, membentuk suatu kelompok sel yang dikenal sebagai nests. Nevus ini biasanya terbentuk sewaktu masa anak – anak dan onsetnya dipercaya sebagai respon terhadap matahari atau paparan sinar UV. Nevus juga diteliti dapat berkembang atau meluas dengan cepat setelah adanya luka bakar, severe sunburns, atau nekrolisis toksik epidermal (TEN) atau pada orang dengan bula epidermolisis. Dalam hal ini, pembentukan nevus eruptif ini dipropagasi oleh stimulus bersifat traumatik, dengan penyebaran sel – sel nevus pada area yang mengalami trauma. Hormon pertumbuhan, seperti fibroblast growth factor, dipercaya dapat juga menyebabkan proliferasi keratinosit dan dapat mengkontribusi terhadap stimulasi proliferasi melanosit. Secara garis besar, etiologi pasti dari pembentukan dan perkembangan nevus ini adalah kompleks dan bersifat multifaktorial dan tidak difahami sepenuhnya. Nevus didapat dianggap sebagai neoplasma jinak, di mana melanosit berasal dari neural crest, dan dapat ditemui distribusinya di dermis, di sekitar dan di dalam dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa, seperti folikel rambut, di dalam subkutis dan kadang – kadang di dalam otot rangka, otot polos, saraf dan gandula sebasea.



5



Nevus bisa menyebabkan gejala sekiranya nevus mengenai permukaan okular atau mengalami pembesaran serta mengganggu penglihatan. Terapinya berupa eksisi atau reseksi pada margin palpebrae.Nevus cenderung untuk berubah dalam 3 tahap : junctional yaitu terletak di lapisan basal epidermis dermal, compound yaitu perluasan dari zona transisi ke epidermis sampai ke dermis dan dermal yaitu disebabkan oleh involusi komponen epidermis dan dermis. Pada anak – anak, nevus diawali oleh junctional nevi, yang berbentuk datar dengan makula berpigmen. Menjelang dekade kedua, kebanyakan nevus menjadi nevi compound yang mana nevus tadi mengalami elevasi dengan papul berpigmen. Kemudian, pigmentasi epidermis ini menghilang dan nevi compound tadi menetap tetapi dengan pigmentasi yang minimal atau lesi amelanotik. Pada usia 70 tahun, semua nevi menjadi dermal nevi dan pigmen menghilang. (Rata IGA.K; Vol 26.No.2 .1999)



6



Stimulasi ( Radiasi sinar UV) Faktor Genetik



Melanosit  Diverensiasi inkomplit Sel Nevus  Terbentuknya makula/papula/nodul Melanosit memberi warna pada lesi



Kerusakan



integritas



 Gen CDKN2A(p16),



Radiasi sinar



jaringan



CDK4, Rb1, CDKN2A (p19),



UV



PTEN/MMAC1 dan ras.



Lesi membesar Respons Psikologis



Melanoma Maligna Ansieta s



Gangguan Gambaran diri



Kurangnya



Mekanisme



pengetahuan



koping salah



eksisi



Kerusakan integritas kulit



Kerusakan saraf perifer



F. Manifestasi Klinis



Gangguan



Gangguan



Nyaman



Istirahat



Nyeri



tidur



dan



7



Nevus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. Nevus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau timbul beberapa bulan setelah kelahiran. Menurut jenisnya :



 Junction nevi. Secara umum tidak berambut, makulanya terang, sampai coklat kehitaman, ukurannya bervariasi dari 1 mm sampai 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi bisa berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di telapak tangan, telapak kaki dan genitalia. Jarang setelah lahir, biasanya berkembang setelah usia 2 tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis dan dermis.



 Compound nevi. Hampir sama dengan junctional nevi, tetapi sedikit menonjol dan ada yang berbentuk papillomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai warna coklat. Permukaannya halus, lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel nevusnya berada pada epidermis dan dermis.



 Intradermal nevi. Bentuk papel (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1 cm atau lebih (diameter). Lokasinya di mana – mana tapi paling banyak di kepala, leher, dan biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya berada pada dermis. (Imam Budi Putra : Tumor-Tumor Jinak Kulit, 2008)



G. Prognosis



8



Nevus yang didapat bersifat jinak, tetapi dalam presentase yang sangat kecil mengalami transformasi menjadi ganas. Perubahan yang perlu dicurigai berupa peningkatan ukuran secara cepat; perkembangan lesi satelit; warna yang bermacam – macam, terutama dengan bayangan merah, coklat, abu – abu, hitam dan biru; inkontinensia pigmen; tepi berlekuk atau tidak teratur dan perubahan tekstur, seperti bersisik,erosi, ulserasi, indurasi, atau limfadenopati regional merupakan indikasi eksisi dan evaluasi histopatologi. Kebanyakan perubahan ini disebabkan oleh iritasi, infeksi atau pematangan; perubahan warna menjadi lebih gelap dan peningkatan ukuran bertahap dan penonjolan merupakan perubahan normal selama masa remaja dan tidak perlu dikhawatirkan. Perhatian harus diberikan jika terdapat faktor risiko perkembangan menjadi melanoma dan keinginan untuk mengangkat nevus tersebut. Jika masih terdapat keraguan tentang sifat jinak nevus, eksisi merupakan tindakan yang aman dan sederhana untuk mengurangi kecemasan. (Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed. 15,Vol. 3,1996) H. Pemeriksaan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biopsi atau analisa terhadap tahi lalat yang sudah diangkat bisa membantu menentukan adanya keganasan atau tidak. (http://www.spesialis.info/?hasil-diagnosa-tahi-lalat-(nevi),871) I. Penatalaksanaan Terapi medikamentosa tidak efektif dan tidak berperan dalam diagnosis atau tatalaksana neoplasma jinak seperti nevus melanositik. Nevus dapat diangkat dan dieksisi dengan operasi dengan teknik biopsi eksisi, shave excision, electrodesiccation dan ektirpasi komplit, dengan alasan kosmetik atau karena atas indikasi berdasarkan potensial biologik lesi untuk menjadi maligna. Nevus yang diangkat karena alasan kosmetik biasanya dilakukan eksisi shave atau tangensial, punch excision dilakukan untuk lesi yang kecil, dan lesi yang besar mungkin memerlukan eksisi komplit dengan penutupan sutura walaupun bersifat jinak karena lesi yang melebihi diameter 1 cm sukar dilakukan dengan teknik shave excision. (putra, imam budi. 2008)



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1) Biodata Pasien 9



a.



Data Demografi



b. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya c.



Faktor Lingkungan



2) Pola Kesehatan Fungsional Gordon a.



Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan – penanganan kesehatan Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan



dengan



sehat,



Pengetahuan



tentang



praktik



kesehatan



preventif, Ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan. b. Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll).  terutama yang berhubungan dengan paparan sinar matahari. c.



Riwayat keperawatan untuk pola istirahat – tidur Pola tidur – istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur.



d.



Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan.



e. Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya,Pola emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri. f.



Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab.



g.



Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress Kemampuan mengendalian stress, Sumber pendukung.



3) Pemeriksaan Fisik -



Pada pemeriksaan fisik, inspeksi yang teliti terhadap lesi harus dilakukan dengan baik. Dokumentasikan dimensi dan warna dari semua lesi dan lokasinya. Ukuran nevus melanositik kongenital bervariasi dan biasanya diklasifikasikan sebagai kecil (< 1 cm), intermediat (1-3 cm), atau besar/giant (>3 cm).



-



Nevus melanositik kongenital biasanya berpigmen, gelap dan coklat, terutama pada lesi yang tipis. Sel dapat meluas dari tingkat epidermis ke lemak subkutan. Lesi ini dapat memiliki banyak warna, dan kadang – kadang sukar dibedakan dengan melanoma berdasarkan pemeriksaan fisik sahaja 10



-



Nevus melanositik kongenital seperti hamartoma, ia mengandung predominan dari melanosit, dan dapat mempunyai penambahan folikel rambut, adanya folikel dan pertambahan ukuran.



-



Nevus melanositik didapat biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan berpigmen merata. Namun beberapa tipe nevus melanositik seperti Clark nevi mempunyai diameter lebih dari 1 cm.



-



Junctional nevi berbentuk makula atau papular tipis, warnanya coklat sampai dengan coklat kehitaman.



-



Compound nevi dan intradermal nevi mempunyai tampilan dengan lesi sedikit elevasi. Compound nevi biasanya lebih terang dari junctional nevi dan bervariasi dari gelap sampai coklat terang. Beberapa compound nevi mempunyai area pigmentasi gelap, lebih sering pada lesi bekas.



4) Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan laboratorium diindikasikan untuk evaluasi nevus melanositik kongenital ataupun yang didapat. Teknik pencitraan juga tidak dilakukan untuk evaluasi kebanyakan pasien dengan nevus, namun dapat dipertimbangkan pada pasien nevus kongenital multipel dengan kemungkinan melanosis neurokutaneus yang melibatkan kulit di atas tulang belaang atau posterior



dari



kulit



kepala



karena



dapat



dicurigakan



risiko



melanosis



leptomeningeal. . B. Analisa Data NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH 1 DS : klien mengatakan tidak nyaman Perubahan fungsiRisiko kerusakan dengan lesi yang ada pada tubuhnya. barier kulit. Klien



juga



mengatakan



takut



integritas kulit



jika



mengalami kanker karena ukuran “tahi lalat” yang membesar DO : lesi (+) 2



DS : klien mengatakan malu denganPenampakan adanya “tahi lalat” pada tubuhnya.



kulitGangguan citra tubuh



yang tidak bagus



DO : klien tampak gelisah dengan adanya lesi (berusaha menutupi) 11



Ansietas 3



DS : Klien juga mengatakan takut jikaPrognosis penyakit mengalami kanker karena ukuran “tahi lalat” yang membesar. DO : TD:130/90,N:110,RR:30 Ketakutan (+)



C. Diagnosa a. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus. c. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi. d. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan eksisi kulit e. Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit



D. Implementasi NO DX 1 Risiko kerusakan



Tujuan &KH Setelah di lakukan



tindakan 7 x 24 perluasan  Lindungi area lesi perluasan lesi



integritas kulitlesi dapat dicegah



dari sinar UV



 Untuk menghindari



berhubungan



KH :



 Lindungi



area resiko mutasi gen



dengan



 DS:Klien mengatakan permukaan “tahi lalat” tidakyang sehat.



kulit (menjadi kanker)



perubahan fungsi



membesar.



barier kulit



 DO:



Lesi



Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus



 menghindari terjadinya luka dan



berhenti



membesar.



2



INTERVENSI RASIONAL  Jangan gosok lesi  untuk menghindari



penyebaran infeksi.  kaji pengetahuan ketidakmampuan



Setelah di lakukan



pasien



tindakan 1 x 24 klien



adanya penampakantubuh yang terkena



mendapatkan motivasi



kulit



menjalani hidup



bagus



terhadapuntuk melihat bagian yang



tidakmungkin mengindikasikan



KH :  DS: Klien mengatakan  pantau lebih percaya diri



kemampuan pasien memberikan



 DO:Klien tampak



untuk



melihatinformasi untuk 12



beraktifitas normal



perubahan



bentukmemformulasikan



dengan keterbatasan yang dirinya



perencanaan



dimiliki. Berikan



-



penjelasan



3



Setelah di lakukan



lengkap tentang



tindakan 1 x 24 klien



nevus.



Pengetahuan



-



apa yang



Ansietas



menjadi lebih tenang



Berikan



berhubungan



KH :



orientasi konstan



menurunkan



dengan



 DS: Klien mengatakan



dan konsisten



ketakutan dan



-



diharapkan



prognosis



lebih tenang



ansietas, serta



penyakit



 DO:TD:120/90



memperjelas kesalahan konsep.



N:60-100x/menit



Membantu



-



RR:16-20



pasien tetap



Ketakutan (-)



berhubungan dengan lingkungan dan realitas



E. Evaluasi NO DX 1 DX 1



IMPLEMENTASI  Jangan gosok lesi



EVALUASI S: Klien mengatakan “tahi lalat”



 Lindungi area lesi dari sinar UV



tidak membesar.



 Lindungi area permukaan kulit yang



O: Lesi belum berhenti membesar



sehat.



A: masalah utama belum teratasi P: intervensi dilanjutkan S: Klien mengatakan lebih percaya



2



DX 2



 kaji pengetahuan



pasien terhadap



adanya penampakan kulit yang tidak



diri O:



Klien



tampak



beraktifitas



normal dengan keterbatasan yang 13



bagus



dimiliki A: Masalah teratasi



 pantau



kemampuan



pasien



untukP: klien bsa pulang



melihat perubahan bentuk dirinya S : Klien mengatakan lebih tenang 3



DX 3



O: Gelisah (-) -



Berikan penjelasan lengkap



Ketakutan (-)



tentang nevus. -



Kurang percaya diri (-)



Berikan orientasi konstan dan



A: Masalah teratasi P: klien bsa pulang



konsisten



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Nevus adalah istilah umum yang menggambarkan adanya bercak berpigmen ada kulit. Nevus terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain yang disebut nevus melanositik dan giant hairy nevus. Nevus jenis ini merupakan kelainan yang jinak. Giant hairy nevus menjadi penting karena sekitar 10-15% dapat berkembang menjadi ganas. Insiden keganasan Hairy nevus adalah 1: 100. Pada dasarnya nevus tidak memberikan gejala apa – apa jika memang nevus jinak. Namun tanda – tanda nevus menjadi ganas antara lain Ulserasi (luka) dan perdarahan spontan, Membesar dan warna lebih gelap, Pigmen menyebar dari ke kulit sekitarnya, Disekitarnya ada lesi-lesi yang lebih kecil mengelilinginya, Inflamasi tanpa didahului trauma, Nyeri dan gatal. Nevus umumnya tidak memerlukan terapi kecuali bila pasien menginginkan nevus diangkat atau dokter mencurigai perubahan kearah keganasan. Terapi yang dipilih adalah eksisi sederhana Nevus yang dicurigai ganas harus dibiopsi dan sekalian diangkat/ dioperasi. B. Saran 14



Dengan dibuatnya makalah Nevus ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan macammacam nevus, penyebab, dan resiko keganasan, serta penanganan yang harus dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA 



shear, N., dr. 2006. Dermatology. MCCQE 2006 review note







putra, imam budi. 2008. Tumor - tumor jinak kulit. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumatera utara.



       



Carpenito,J,L.(2006). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 10 .PT EGC. Jakarta. Buku Ajar Patologi volume 2. Kumar, Cotran,Robbins,2010. Hlm 898-899 http://www.spesialis.info/?hasil-diagnosa-tahi-lalat-(nevi),871 Rata IGA.K; Tumor Jinak Kulit Muka dalam Media Dermato- Venereulogica Indonesian.Vol 26. No. 2. 1999 Imam Budi Putra : Tumor-Tumor Jinak Kulit, 2008 Stegman SJ, Tromovivth TA; Seborroic Keratosis in Cosmetic Dermatologic Surgery, Vol 28, Philadelphia, WB Saunders Co, 1996. 1444-6. http://www.scribd.com/tinjauan_pustaka Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed. 15,Vol. 3,1996



15