Makalah Padi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TANAMAN PADI



Oleh : NANANG HIDAYAT NIM.1127012 PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KAB. ROKAN HULU 2013 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TANAMAN PADI”.. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini terutama Bapak. Dosen. Penyusun menyadari adanya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan dalam makalah ini. Harapan penyusun agar makalah ini berguna dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya, serta dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang perencanaan pembelajaran. Kumu,16 Oktober 2013



Penulis



DAFTAR ISI COVER …………………………………………………………….... 1 KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 2 DAFTAR ISI ……………………………………………………………… 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 4 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 4 1.3 Tujuan ……………………………………………………………… 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah ……………………………………………………………… 5 2.2 Pengertian ……………………………………………………………… 6 2.3 Manfaat Padi ……………………………………………………………… 6 2.4 Jenis-Jenis Padi ……………………………………………………………… 8 2.5 Teknis Budidaya ………………………………………………………………10 2.6 Pemanenan ……………………………………………………………… 18 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 20 3.2 Saran ……………………………………………………………… 20 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 21



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT. yang memerlukan makan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang diketahui saat ini banyak orang yang mati, karena kelaparan. Kejadian itu sering terjadi, terutama di Indonesia yang disebabkan karena kemalasan mereka untuk bekerja dan juga kurang pedulinya pemerintah terhadap rakyat-rakyat kecil. Manusia memerlukan kebutuhan makanan pokok, yang mana di setiap suatu negara memiliki makanan pokok yang berbeda-beda. Tetapi yang makanan pokok yang cukup terkenal adalah beras atau nasi. Dan sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Yang mana awalnya nasi atau beras itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumput-rumputan, yang banyak ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu negara Indonesia. Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan pokoknya adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak dibudidayakan di Papua, karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua sampai pada saat ini. Nasi adalah makanan pokok yang berasal dari padi dan mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan kita sehat. Dan jika ingin lebih nikmat lagi, nasi dapat dicampur dengan lauk-pauk seperti ikan, daging, tempe, dan sayur- sayuran seperti bayam, wortel, dan lain-lain. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang di pertanyakan dalam makalah ini adalah: 1. Sejarah tanaman padi 2. Apa pengertian dari pada padi 3. Apa manfaat dari tanaman padi 4. Jenis-jenis tanaman padi berdasarkan varietasnya 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah budidaya tanaman pangan,dan agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang tanaman pangan seperti padi. Dan semoga makalah ini bias menunjang pengertian kita tentang tanaman pangan yang setiap hari kita konsumsi yaitu padi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Asal-usul budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawarawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007. Bagi kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi berarti belum makan”tidak peduli apakah harga beras murah atau mahal yang penting persediaan beras tetap terjamin. Beras memang penting bagi sebagian besar bangsa di Asia, terutama Indonesia. Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan beras sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi popularitas penguasa. Di Jepang pada akhir PD II, setelah menyerah pada



sekutu, rakyat hampir tidak menyentuh terigu bantuan AS sampai terigu itu dimodifikasi menjadi mie ramen. Itupun tak bisa menggantikan nasi sebagai makanan pokok mereka. Mengapa kita “tergila-gila”pada beras? jawabannya bisa bermacam-macam. Yang jelas asal mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu memang dari Asia. Tepatnya di daerah utara Benggala, India. Ada juga yang mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan pertama kali pada masa kekaisaran Shen Nung. Padi dan saudara-saudaranya, yakni gandum (Triricu sativum), jagung (Zeamays), sorghum (Andropogon sorghum) adalah keluarga dalam famili graminaceae. Sebenarnya ada satu lagi saudaranya, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) yang dibiarkan hidup liar bahkan di basmi habishabisan. Tanaman padi yang kita kenal sekarang ini (Oryza sativa L) konon mempunyai varietas-varietas padi liar, semisal Oryza L.f. spontanea, Oryza officinalia wall, Oryza perennis, yang kebetulan tumbuh dikawasan itu. Dari sana padi menyebar keberbagai tempat. Ke timur sampai di Cina dan Jepang, kebarat sampai di Persia (Iran) dan Mesopotamia (Irak). 2.2 Pengartian Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan. Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi. 2.3 Manfaat Padi Pasti semua orang tahu seperti apa padi itu? Padi merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh petani-petani indonesia, khususnya pada musim penghujan. Padi mempunyai nama ilmiah oriza sativa, dari familly Poaccae (Gramincae). Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk indonesia, padi memiliki banyak manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua bagian padi dapat memberikan manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain: 1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:  · lambung dan limpa lemah  · tidak nafsu makan  · gangguan pencernaan  · rasa penuh di dada dan perut  · beri-beri  · tangan dan kaki rasa kesernutan  · baal. 2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:  · Rambut kotor  · keguguran 3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:



· demam  · diare  · gondongan  · rematik, kesleo  · radang payudara, radang kulit,  · bisul. 4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:  · keringat berlebiban  · berkeringat spontan  · filariasis. Bagaimana cara menggunakannya? Cara menggunakannya cukup mudah yaitu selaput biji (bekatul) sebanyak 10 – 15 g atau akar 15 – 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut. Untuk penyembuhan penyakit-penyakit dengan cara:  Diare Segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus. Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambah sedikit garam. Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 – 3 kali sehari.  Gondongan Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.  Rematik Sediakan beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari tangan, dan cabai rawit 3 buah. Semua bahan tersebut setelah dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.  Mematangkan bisul Untuk bisul yang besar dan keras dikompres dengan bubur nasi.  Beri-beri Siapkan bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari. Untuk para wanita yang ingin rambutnya hitam berkilau dapat dilakukan dengan cara: Sebanyak 2 ikat tangkai buah kering (merang) dimasukkan ke dalam panci atau bejana dari tanah liat. Kemudian merang dibakar sampai semuanya hangus menjadi abu. Tambahkan 1 liter air, lalu embunkan di udara terbuka semalaman. Ambil air yang bening untuk keramas. Selesai keramas, bilas dengan air perasan 1 buah jeruk purut yang telah masak dan diencerkan dengan 2 gelas air. Kemudian rambut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Lakukan 3 kali dalam seminggu. Sifat-sifat kimiawi dan efek farmakologis padi:  Akar bersifat hangat dan manis  Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral, serta masuk meridian limpa dan lambung  Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B 



2.4 Jenis – Jenis Tanaman Padi Berdasarkan Varietasnya Tanaman padi dapat dibedakan berdasarkan varietasnya. Varietas tanaman padi ini banyak sekali. Dan hampir setiap tahun muncul dengan sifat genetik yang lebih baik. Secara umum, tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis “varietas”, 1. Varietas Padi Hibrida Arti mudahnya bisa dikatakan varietas padi sekali tanam, hasilnya akan maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo. Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro dll. Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga (boleh dikatakan banyak) yang didatangkan (import) dari negara lain.



2. Varietas Padi Unggul Arti mudahnya varietas ini bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali. Ada petani yang saya temui bisa menanam sampai 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama. Varietas padi unggul adalah varietas yang telah di lepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai uji coba. Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10 ribu per kilo. Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani adalah CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Cimelati, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll. Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan daripihak BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri dll. Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani. Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih beragam seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll. Untuk tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29. Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll 3. Varietas Padi Lokal Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb. Contoh varietas lokal: varietas kebo, dharma ayu, pemuda idaman, (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan, dll ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), dll. Dalam tulisan “Benih Padi Lokal Harus Didukung Pemerintah” yang ditulis oleh Lukas Adi Prasetya dan Idha Saraswati diberitakan ketika Festival Benih Padi 2009 yang dilangsungkan Jumat dan Sabtu di Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul, ini, benih-benih padi varietas lokal dikenalkan. “Yang ini adalah varietas Srimulih. Berasnya mirip IR 64, baik bentuk maupun rasanya. Kelebihan Srimulih adalah, jika menyantap, awet kenyangnya. Beras IR, nggak bisa awet kenyangnya. Tanaman padi Srimulih juga nggak manja,” ujar Hendrastuti yang juga sebagai Koordinator Umum Jaringan Petani Kulon Progo ini. 2.5 TEKNIS BUDIDAYA 1. Pembibitan Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut: A.   







Memilih Tempat Pesemaian Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik. Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur. Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya. Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan. Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya. B. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian



















Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering. Pesemaian Basah Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumputrumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati pula. Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg. Pesemaian Kering Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan sisasisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit. C. Penaburan Biji Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam. Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan D. Pemeliharaan Pesemaian Pengairan Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan. Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja. Pengobatan Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.



2. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.  Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.  Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri. 1. Pembersihan



Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumputrumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. 2. Pencangkulan Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor. 3. Pembajakan Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahanbongkahan tanah. 4. Penggaruan Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisasisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna. 3. PENANAMAN A. Pemilihan Bibit Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:  Umurnya tidak lebih dari 40 hari  Tingginya kurang lebih dari 40 hari  Tingginya kurang lebih 25 cm  Berdaun 5-7 helai  Batangnya besar dan kuat  Bebas dari hama dan penyakit Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata. Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi. 4. PEMELIHARAAN A. Pengairan Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah



   



C.



kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran. Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan. Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut: Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm. Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm. Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit. Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersamasama. B. Penyiangan dan Penyulaman Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.



Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain: 1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupukpupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha. 2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:  ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.  DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.  ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati. 5. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT A. Hama putih (Nymphula depunctalis).  Gejala menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.  Pengendalian  pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun  menggunakan BVR atau Pestona. B. Padi Thrips (Thrips oryzae)  Gejala daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.  Pengendalian BVR atau Pestona. C. Wereng  Penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera)



 Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.  Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.  Pengendalian  bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah  penyemprotan BVR. D. Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu.  Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.  Pengendalian  bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba  penyemprotan BVR atau PESTONA. E. Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi.  Gejala Pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.  Pengendalian Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atauPESTONA. F. Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun.  Gejala Pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk".  Pengendalian  menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami.  menggunakan BVR atau PESTONA. G. Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.  Gejala Adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.  Pengendalian Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic). H. Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.  Pengendalian Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan. I. Penyakit Bercak daun coklat.  Penyebab Jamur Helmintosporium oryzae.  Gejala Menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercakbercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.  Pengendalian Merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini. J. Penyakit Blast.  Penyebab Jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.  Pengendalian



 membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir  pemberian GLIO di awal tanam. K. Busuk pelepah daun.  Penyebab Jamur Rhizoctonia sp.  Gejala Menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.  Pengendalian  menanam padi tahan penyakit  pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan. L. Penyakit Fusarium.  Penyebab Jamur Fusarium moniliforme.  Gejala menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk.  Pengendalian merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIOdi lahan M. Penyakit kresek/hawar daun.  Penyebab Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)  Gejala Menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.  Pengendalian  menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan  pengendalian diawal dengan GLIO. N. Penyakit kerdil.  Penyebab Virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.  Gejala Menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.  Pengendalian Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA. O. Penyakit tungro.  Penyebab Virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.  Gejala Menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.  Pengendalian menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR. 2.6 Pemanenan Bagi petani panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen merupakan saat petani merasakan keberhasilan dari jerih payah menanam dan merawat tanaman. a. Saat panen Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur. Padi yang dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras pecah. Saat panen padi dapat dipengaruhi oleh musim tanam. Pemeliharaan tanaman dan pertumbuhan, serta tergantung pula pada jenisnya. Secara umum padi dipanen saat berumur 80-110 hari apabila tanaman padi menunjukkan ciri-ciri berikut berarti tanaman sudah siap dipanen:



 Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning.  Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi atau gabah yang bertambah berat.  Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak berwarna kehijauan atau putih agak lembek seperti kapur. b. Cara panen Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah dilakukan biasanya padi dipanen dengan aniani atau sabit. Ani-ani umumnya digunakan untuk memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen beserta tangkainya, contohnya jenis padi bulu. Namun, alat ini tidak cocok digunakan untuk penanaman padi sawah. Sabit digunakan untuk memanen padi yang mudah rontok, misalnya padi coreh. Namun, karena alat ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang memotong batang padi maka alat ini kini lebih banyak digunakan untuk panen. c. Perontokan Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih tresher, atau menggunakan perontok kaki pedal tresher. Selain itu perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan memukulkan batangan padi ke kayu atau “kotak gebuk” dimana sebelumnya dihamparkan plastik untuk menampung butir padi yang berhamburan. d. Pengeringan Tujuan utama pengeringan ialah untuk menurunkan kadar air gabah dapat tahan lama disimpan. Selain itu gabah yang masih basah sulit diproses menjadi beras dengan baik. Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas lantai semen yang bersih dapat pula dihamparkan di atas plastik. Dalam cuaca panas, sinar matahari mampu mengeringkan gabah dalam waktu 2-3 hari. e. Pemisahan kulit gabah Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan beras yang dapat ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok. Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah hampa atau kotoran yang mungkin terbawa selama perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan ditampi. Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat. Namun untuk daerah yang tidak memiliki huller, pemisahan dapat dilakukan dengan penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Selain sebagai makanan pokok sebagianbesar penduduk indonesia, padi memiliki banyak manfaat lain yang jarang orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Dari semua bagian padi dapat memberikan manfaat-manfaat yang berguna bagi kesehatan. Antara lain: 1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:  · lambung dan limpa lemah  · tidak nafsu makan 2. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:  · Rambut kotor  · keguguran 3. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:  · demam  · diare 4. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:  · keringat berlebiban



· berkeringat spontan · filariasis.



 



3.2 Saran Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini dan penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari semua elemen terutama pada pembaca dan peneliti demi kesempurnaan makalah ini



DAFTAR PUSTAKA AAK, Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta, 1973. Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25 Maret 1997. Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) dalam penanganan OPT dan Implementasinya di Lapangan. Makalah Balitbio, Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT dan Perumusan Komponen PHT Spesifik Lokasi tanggal. 3 - 5 Agustus 1997. Arifin, M, Pemanfaatan Sl-NPV sebagai Agensia Pengendalian Hayati Ulat Grayak Pda Kedelai, Dalam Makalah Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati http://id.wikipedia.org http://nagapasha.blogspot.com http://owmakmur.blogspot.com/2013/02/inilah-cara-menanam-padi-yang-baik dan.html#.Ul4lVtnVXcc#ixzz2hrP1ZAYV http://green-organic-rice.blogspot.com/2009/01/ribuan-varietas-padi-lokal-hilang.html) Santoso T, 1992, Penggunaan Nuclear Polyhedrosis Virus Spodoptera Litura dan Bacillus thuringensis untuk pengendalian Hama Perusak Daun Kedelai, Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian Hama Terpadu, Cisarua 7 – 8 September 1992. Sismiharjo H, 1996, Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (Sl-NPV) Sebagai Sarana Pengendali Hayati terhadap Ulat Grayak Pada Tanaman Kedelai, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Nbina Perlindungan Tanaman, Jakarta.