Makalah Pemikiran Al-Kindi Oleh Mfilmy [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Hilmy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMIKIRAN AL-KINDI Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Filsafat Islam Dosen Pengampu : THIAS ARISIANA, M.Ud



Disusun oleh : MOHD. HILMY FURQONI HS NIM: 20194210200047



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) “AL-MUSLIHUUN” TLOGO BLITAR JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB



2021



2



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Pemikiran Al-Kindi”. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah (Filsafat Islam) dan memberikan informasi serta pengetahuan tambahan bagi mahasiswa PBA Semester 4 pada khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Dengan tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu THIAS ARISIANA, M.Ud selaku pembimbing dan Dosen matkul dalam penyusunan makalah ini serta tak lupa kepada teman teman seperjuangan seraya penulis ucap “Jazakumullah Ahsanaljaza” Semoga Allah melipat gandakan kebaikan kalian. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat kepada kami dan pembaca secara luas. Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Blitar,13 Februari 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI ii BAB I 1 BAB II



3



A. AL-KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA B. AGAMA DAN FILSAFAT



3



5



C. PEMIKIRAN AL-KINDI MENGENAI KONSP TUHAN …. 6 D. KARYA MONUMENTAL AL-KINDI 8



BAB III DAFTAR PUSTAKA........................................................................11 POTRET AL-KINDI……………………………………………… 12



ii



BAB I PENDAHULUAN A.  Latar belakang Al-Kindī (185-260 H) dikenal sebagai filosof muslim yang berusaha mengkompromikan antara teori filsafat dan agama dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang benar. Ia dikenal sebagai filosof yang pertama kali membwa sistem pemikiran yang berdasarkan logika filsafat Yunani. Tujuan filsafatnya adalah mencari yang benar. Mencari yang benar itu menurut al-Kindī tidak lain sama halnya dengan yang dipraktikkan dalam mempelajari agama. Kajian tentang sesuatu yang benar absolut ini bagi al-Kindī adalah pengkajian konsep Tuhan. Konsep ketuhanan al-Kindī dibangun atas dasar metafisika. Hal ini yang membedakan dengan filosof Yunani,  Aristoteles. Dalam beberapa hal, doktrin-doktrin filosofisnya dan segi peritilahan, alKindī mengadopsi dari Aristoteles, akan tetapi hal tersebut tidak diambil secara penuh oleh al-Kindī, akan tetapi diadapsi dan disaring sehingga hasil ijtihadnya berbeda dari sumber asalnya. Maka, konsep-konsep yang lainnya yang diturunkan dari konsep Tuhan akan hadir dalam bentuk berbeda begitu pula pangangan al-Kindī tentang agama dan filsafat. Filsafat al-Kindī memiliki kekhasan sendiri, produk ijtihad-nya akan membedakan baik dengan Aristoteles maupun filosof muslim setelahnya. Bahkan filasafat al-Kindī memiliki corak sendiri. Orientasi Filsafat, tentang Keesaan Tuhan, pemahaman agama dan filsafat serta teori penciptaan alam adalah diantara aspek yang berseberangan dengan filsafat Yunani.



1



B.  Rumusan Masalah 1. Riwayat Hidup dan Pemikiran Islam Al-Kindi? 2. Pemikiran Al-Kindi mengenai Agama dan Filsafat? 3. Pemikiran al-Kindi terhadap konsep Tuhan? 4. Karya Monumental Al-Kindi. C.  Tujuan Masalah 1. Mengetahui Riwayat Hidup dan Pemikiran Islam Al-Kindi. 2. Mengetahui pemikiran Al-Kindi mengenai Agama dan Filsafat. 3. Mengetahui Pemikiran al-Kindi tentang Konsep Tuhan. 4. Mengetahui Karya Monumental Alkindi.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Al-Kindi dan Pemikiran Filsafatnya Al-Kindi lahir di Kufah dari keluarga bangsawan dari suku Kinda , keturunan dari kepala suku al-Ash'ath ibn Qays , sezaman dengan Nabi Muhammad.1 Keluarga itu termasuk dalam keluarga bangsawan suku Kufah yang paling terkemuka di awal periode Islam, sampai kehilangan sebagian besar kekuatannya setelah pemberontakan Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn al-Ash'ath.2 Ayahnya Ishaq adalah gubernur Kufah, dan al-Kindi menerima pendidikan awal di sana. Dia kemudian pergi untuk menyelesaikan studinya di Baghdad, di mana dia dilindungi oleh khalifah Abbasiyah al-Ma'mun (memerintah 813– 833) dan al-Mu'tasim(833–842). Karena pembelajaran dan bakatnya untuk belajar, al-Ma'mun menunjuknya ke House of Wisdom , sebuah pusat yang baru-baru ini didirikan untuk terjemahan teks filosofis dan ilmiah Yunani , di Baghdad. Dia juga terkenal dengan kaligrafinya yang indah , dan pada suatu saat dipekerjakan sebagai pembuat kaligrafi oleh al-Mutawakkil.3 Abu Yusuf Ya’qub Ibnu Ishaq ibnu Sabbah ibnu Imran ibnu Ismail al-Ash’ats ibnu Qais al-Kindi (185/260 H - 801/873 M) adalah filsuf Muslim pertama.Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun 873 M. Ia merupakan seorang tokoh besar dari bangsa Arab yang mempelajari filsafat Aristoteles. AlKindi mendapat julukan “Filosof Arab”. Filsafat Aristoteles  telah 1



Abboud, Tony (15 Januari 2006). Al Kindi: Bapak Filsafat Arab . The Rosen Publishing Group, Inc. ISBN 9781404205116. 2 Crone, Patricia (1980). Budak di Kuda: Evolusi Pemerintahan Islam . Cambridge dan New York: Cambridge University Press. hlm. 110–111. ISBN 978-0-521-52940-2 3 https://en.m.wikipedia.org/wiki/Al-Kindi (di unduh sabtu, 23 februari 2021 pukul 23:43



3



mempengaruhi konsep Al Kindi dalam berbagai doktrin pemikiran terutama di bidang, sains dan psikologi. Beberapa karya filosof Yunani ia terjemahkan ke dalam bahasa Arab. Al-Kindi juga menterjemahkan literatur-literatur Yunani, seperti



Metaphysica,



Poetica



Aristoteles, Geography karya



Ptolemy,



and



Hermeneutica karya



dan Isagoge buah



tangan



Prophyry. Al-Kindi juga memberi komentar buku-buku Aristoteles, seperti Analytica Posteriora, Sophistica Elenchi, dan the Categories. Al-Kindi



mengalami



kemajuan



pikiran



islam



dan



penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, bahkan ia termasuk pelopornya. Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat, dalam suasana yang penuh pertentangan agama dam mazhab, dan dibanjiri oleh paham golongan Mu’tazilah serta ajaranajaran Syi’ah.4 Al-Kindī mengawali aktivitas intelektualnya di dua kota besar Irak, Kufah dan Basrah. Ia menghafal al-Qur’an, mempelajari tata bahasa Arab, sastra, matematika, fikih, ilmu kalam. Ia tertarik dengan ilmu filsafat setelah pindah ke Baghdad. Karya-karya filsafat Yunani ia kuasai setelah ia menguasai bahasa tersebut. Ia juga memperbaiki karya terjemahan bahasa Arab seperti, Enneads-nya Plotinus oleh alHims. Kegiatan filsafat Al-Kindi yang berpusat di sekitar gerakan penerjemahan yang sudah dimulai dan didukung oleh khalifah Abbasiyah, yaitu al-Mu’taşim. Tampaknya sang Khalifah menjadi mediator antara penerjemah dan para ahli yang benar-benar melakukan menerjemahkan, banyak dari mereka adalah orang Kristen Suriah atau dari Suriah. Tulisannya sendiri bisa dianggap sebagai sebuah



perkenalan



yang



berkelanjutan



dimaksudkan



untuk



mengenalkan pemikiran Yunani untuk abad kesembilan kepada kaum muslim kontemporer. 4



Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1968), hal. 107.



4



Bangunan pemikiran filsafat Al-Kindi merupakan refleksi doktrindoktrin yang diperolehnya dari sumber-sumber Yunani klasik dan warisan Neo-Platonis yang dipadukan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Oleh karena itu, basis pemikiran filsafat yang mendasari keseluruhan pemikiran Al-Kindi ditemukan dalam risalah Fi alHudud al-Asyya. Dalam risalah tersebut, Al-Kindi melakukan peringkasan atas defenisi-defenisi dari literatur Yunani dalam bentuk yang sederhana. Ringkasan yang pada awalnya hendak memaparkan filsafat Yunani, oleh banyak sejarawan dinilai hanya merupakan ringkasan defenisi secara harfiah saja yang merujuk kepada Aristoteles tanpa kepastian yang jelas atas validitas sumbernya (Basri, 2013: 37).5 Kontribusi terbesarnya terhadap perkembangan filsafat Islam adalah upayanya untuk membuat pemikiran Yunani dapat diakses dan diterima oleh audiens Muslim. Al-Kindi menjalankan misi ini dari Rumah



Kebijaksanaan



(Bayt



al-Hikma),



sebuah



lembaga



penerjemahan dan pembelajaran yang dilindungi oleh Khalifah Abbasiyah , di Baghdad.6 B. Agama dan Fillsafat Konsep filsafat pertama al-Kindi menyatakan: “Yang paling luhur dan mulia diantara segala seni manusia adalah filsafat yang bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu sendiri.” Menurut al-Kindi, filsafat harus diterima sebagai bagian dari peradaban Islam. Ia mengaku konsep filsafatnya berasal dari Aristotelianisme dan Neo-Platonisme, namun dengan kemasan 5



https://media.neliti.com/media/publications/145441-ID-pemikiran-filsafat-alkindi.pdf (di unduh sabtu, 13 februari 2012 pukul 12:30) 6 Corbin, Henry (1993). Sejarah Filsafat Islam . Kegan Paul International. p. 155. ISBN 978-0-7103-0416-2. Hal. 154.



5



Islam. Al-Kindi terkesan dengan ajaran Socrates, Plato, Aristoteles dan segenap komentatornya, terutama Alexander Aphrodisias. Ia mendamaikan Hellenis dengan Islam, dan membangun pondasi filsafat Islam. Baginya, kebenaran filsafat dan agama tidaklah bertentangan, karena keduanya datang dari sumber yang sama, yaitu Tuhan. Karena itu, upaya al-Kindi dengan filsafat yang dikonstruksinya berpretensi memadukan antara keduanya.7 Al-Kindi menegaskan juga filsafat yang paling tinggi tingkatannya adalah filsafat yang berupaya mengetahui kebenaran yang pertama, kausa dari suatu kebenaran, yaitu filsafat pertama. Filosof yang sempurna dan sejati adalah yang memiliki pengetahuan tentang yang paling utama ini pengetahuan tentang kausa (illat) lebih utama dari pengetahuan akibat (ma’lul, effact). Orang akan mengetahui tentang realitas secara sempurna jika mengetahui pula yang menjadi kausanya. C. Pemikiran Al-Kindi Mengenai Konsep Tuhan Tuhan tidak mempunyai hakikat dalam arti aniyah atau mahiyah, karena Ia bukan termasuk dalam benda-benda yang ada dalam alam. Tuhan juga tidak mempunyai bentuk mahiyah karena Tuhan tidak termasuk genus atau spesies. Tuhan hanya satu dan tidak ada yang srupa dengan Tuhan. Ia Dzat yang unik, yang lain bisa mengandung arti banyak. Penjelasan Allah yang dibawa oleh Nabi melalui media yang dinamakan wahyu. Al-Kindī, secara jelas meyakini bahwa rasio manusia memiliki sisi kelemahan. Karena kelemahan itulah, tidak semua pengetahuan tidak bisa ditangkap oleh akal. Maka untuk membantu pemahaman yang tidak bisa dijelaskan akal maka, 7



Amroeni Drajat, op., cit. hal. 11-12.



6



manusia perlu dibimbing oleh wahyu. Hanya saja, dalam aspek penjelasan sifat-sifat Tuhan, al-Kindī



masih terpengaruh oleh



Mu’tazilah dan Aristoteles. Hal itu misalnya, dilihat dari penjelasannya bahwa sifat-sifat Tuhan diungkapkan dengan bentuk kalimat negatif, yaitu dengan ungkapan “tidak” atau “bukan”. Bawa Tuhan itu tidak seperti manusia. Tidak seperti Aristoteles, al-Kindī mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta, bukan penggerak Pertama. Ia tidak tersusun dari materi dan bentuk, tidak bertubuh. Tuhan adalah Penyebab dari segala sebab. Setelah melakukan sebab itu, Tuhan tetap melakukan sesuatu (‘Illah al-Fā’ilah). Disini Tuhan tidak diposisikan seperti konsep Aristoteles, yang mengatakan Tuhan tidak bergerak, sehingga ia tidak melakukan sesuatu apapun setelah emanasi. Sehingga Tuhan dalam pemahaman Aristoteles tidak memahami yang partikular. Berbeda dengan al-Kindī, menurutnya Tuhan tetap melakukan sesuatu. Mustafa Abdurraziq juga menjunjung Al-Kindi sebagai ahli filsafat yang pertama karena tiga hal, pertama Al-Kindi mula-mula membagi falsafat dalam tiga ilmu, yaitu ilmu ketuhanan, ilmu pasti, dan ilmu alam, ketiga-tiganya adalah merupakan dasar falsafat Islam, kedua bahwa Al-Kindilah yang mula-mula membuka jalan kearah falsafat Islam dengan memperteukan dua pendapat yang berbeda antara Plato dan Aristoteles, sehingga dengan demikian bertemulah agama dengan falsafat, dan ketiga bahwa Al-Kindi adalah seorang Arab Islam yang mula-mula merintis membuka ilmu falsafat ini, sehingga ilmu itu tersiar di anatara orang Arab dan dalam kalangan Islam. Dengan demikian hampir semua orang menamakan Al-Kindi filosof Islam pada waktu hidupnya, sampai lahirlah Farabi



7



menutupi kemasyhurannya, dan namanya tidak disebut lagi. Farabi masyhur karena karangan-karangan Al-Kindi, Farabi digelarkan ‘Guru yang ke dua” karena ia mengupas falsafat yang kedua lebih mendalam dan lebih tegas, yang oleh Al-Kindi baru hanya disinggung-singgung dan yang oleh Aristoteles baru digugat-gugat, sehingga dengan demikian Farabi beroleh gelar di samping Aristoteles sebagai guru pertama, guru kedua dalam ilmu falsafat. D. Karya Monumental Al-Kindi 1. Pembuka Gerbang Filsafat Islam Al-Kindi dikenang sebagai filsuf Muslim Arab pertama (Failasuf al-Arab) yang merintis jalan bagi penetrasi filsafat ke dunia Islam, sedangkan mayoritas filsuf berasal dari persia, Turki atau Berber. Ia



yang memelopori penerjemahan



sekaligus mengenalkan tulisan atau karya-karya para filosof Yunani di dunia Islam, terutama pada abad pertengahan di masa pemerintahan khalifah al-Ma`mun (813-833) yang mengundangnya untuk mengajar di Baitul Hikmah. Al-Kindi hidup di masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, mulai dari khalifah al-Amin (809-813), al-Ma`mun (813-833), alMu’tashim



(833-842),



al-Watsiq



(842-847),



dan



al-



Mutawakkil (847-861).8 Selain menerjemahkan banyak teks penting, banyak dari apa yang menjadi kosakata filosofis Arab standar berasal dari al-Kindi; memang, jika bukan karena dia, karya filsuf seperti Al-Farabi , Avicenna , dan al-Ghazali mungkin tidak akan mungkin terwujud .9



8



Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam, (yogyakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 229. 9 Adamson, Peter; Pormann, Peter E., eds. (2012). Karya Filsafat al-Kindī . New York: Oxford University Press. Hal. 32-33.



8



2. Bapak Pelopor Berbagai Ilmu Pengetahuan Di dunia Barat ia dikenal dengan sebutan al-Kindus. Selain sebagai filsuf muslim pertama, Al-Kindi juga dikenal sebagai bapak pelopor berbagai ilmu pengetahuan.10 Keseluruhan karya al-Kindi mencapai 270 buah, namun sebagian dinyatakan raib. Ibnu al-Nadim dan al-Qifti mengklasifikasikan karya-karyanya ke dalam 17 bidang, meliputi filsafat, logika, ilmu hitung, globular, musik, astronomi, geometri, sperikal, medis, astrologi, dialetika, psikologi, politik, metereologi, dimensi, benda-benda pertama, logam, dan kimia.11  3. Penemu dan Perintis Dunia Fakta lain yang perlu juga diketahui dari Al-Kindi adalah perihal penemuan-penemuannya. Azyumardi Azra di atas telah menyebut bahwa Al-Kindi juga merupakan “ilmuwan muslim yang menghasilkan karya dan penemuanpenemuan ilmiah awal dalam perkembangan ilmu di seluruh dunia.12 Salah satu hasil temuannya di bidang kimia yang cukup populer adalah minyak wangi. Al-Kindi merupakan orang pertama yang memproses minyak wangi secara kimiawi. Minyak wangi telah mengalami perkembangan pesat hingga sekarang, dan menjadi industri yang menjanjikan. Banyak merek minyak wangi yang sekarang lebih populer dengan sebutan parfum dijual ke pasaran dengan harapan dibeli oleh para konsumen. Selain menemukan minyak wangi, Al-Kindi 10



https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/07/04/pbbxo5313tiga-warisan-alkindi (di unduh senin, 15 februari 2021 pukul 19:58) 11 Amroeni Drajat, Filsafat Islam, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hal. 9-10. 12 https://www.kompasiana.com/ahmadelpena/55004ee0a3331130725105b8/alkindi-dan-karyanya (di unduh senin, 15 februari 2021 pukul 23:16)



9



juga memiliki banyak penemuan. Dalam bidang teknologi, AlKindi menghasilkan perhiasan, kaca, dan alat perang. Dalam bidang arsitektur, ia merancang jembatan, mesin perang, terowongan,



dan



bangunan



lainnya



di



daerah



yang



ditinggalinya.13



Dartar Pustaka



http://imammahmudi93.blogspot.com/2013/04/makalah-al-kindi.html



13



Badiatul Muchlisin Asti dan Junaidi Abdul Munif, 105 Tokoh Penemu&Perintis Dunia, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, cetakan I 2009), hlm. 37-39)



10



Aceh, Aboebakar, sejarah Filsafat Islam, Solo: Ramadhani, 1968. Drajat, Amroeni, Filsafat Islam, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006. Hanafi, Ahmad, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1968. Hakim, Atang Abdul dan Saebani, Beni Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008 https://en.m.wikipedia.org/wiki/Al-Kindi https://translate.googleusercontent.com/translate_c? depth=1&hl=id&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&s l=en&sp=nmt4&u=https://mathshistory.standrews.ac.uk/Biographies/AlKindi/&usg=ALkJrhga0bTDzjlBCCX0xGWo1YnVjrz5-A https://www.kompasiana.com/ahmadelpena/55004ee0a333113 0725105b8/al-kindi-dan-karyanya Muchlisin, Badiatul Asti dan Munif, Junaidi Abdul, 105 Tokoh Penemu&Perintis Dunia, Yogyakarta: Penerbit Narasi, cetakan I 2009



Potret Al-Kindi



Al-Kindi



11



Lahir Meninggal Zaman Wilayah Sekolah



Potret Al-Kindi c. 801 Kufa , Kekhalifahan Abbasiyah (sekarang di Irak ) c. 873 (berusia sekitar 72) Baghdad , Kekhalifahan Abbasiyah (sekarang di Irak) Zaman Keemasan Islam Filsafat Islam  Aristotelianisme [1]



Filsafat , teologi Islam , logika , etika , matematika , fisika , kimia , psikologi , farmakologi , kedokteran , metafisika , kosmologi , astrologi , teori musik , teologi Islam ( kalam ) Pengaruh Neoplatonisme , Socrates , Filsafat Helenistik , Al-Khalil Terpengaruh Abu Zayd al-Balkhi , Ahmad ibn al-Tayyib al-Sarakhsi , Isaac Israel ben Solomon , Abu Ma'shar al-Balkhi , Miskawayh , [2] Alhazen , Robert Grosseteste , Roger Bacon Kepentingan utama



12