Makalah Perdarahan Dalam Kehamilan Apb [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN ANTE PARTUM BLEDING (APB)



DISUSUN OLEH : 1. ZAIYATUL FIKRIYAH SARI



(2025201005)



2. PUPUT AYUNDA RAHMADIANTI



(2025201006)



3. DINI ISLAMIYAH



(2025201009)



4. ZENI EVA SOLINA



(2025201012)



5. RIZKY PRATIWI ARIMUKTI



(2025201016)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEBIDANAN TAHUN 2020 1



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perdarahan pada saat kehamilan sering dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram), mengingat kehidupan janin diluar uterus. Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak terlalu sulit untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio plasentae), sehingga pembagian perdarahan antepartum dibagi menjadi 4, yaitu plasenta previa, solusio palsenta, vasa previa dan perdarahan yang belum diketahui sebab terjadinya. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi para pembaca makalah ini. 2. Tujuan Kusus Adapun tujuan khususnya, yaitu: a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian/definisi perdarahan antepartum bleeding (APB) b. Mahasiswa mampu mengklasifikasi pendarahan antepartum bleeding (APB) c. Mahasiswa mampu mengetahui cirri-ciri pendarahan antepartum bledding (APB) d. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi pendarahan antepartum bledding (APB) e. Mahasiswa mampu mengetahui cara penatalaksanaan pendarahan antepartum bledding (APB)



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu. Antepartum adalah keadaan yg terjadi sebelum melahirkan. [ CITATION mud15 \l 1033 ] Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah



kehamilan 28 minggu (pada triwulan ke tiga kehamilan). [ CITATION GAN10 \l 1033 ] B. KLASIFIKASI PERDARAHAN ANTEPARTUM 1. Plasenta previa a)



Pengertian Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu plasentanya berada di segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau keseluruhan jalan lahir (ostium uteri internum).



b)



Ciri-ciri plasenta previa 1) Perdarahan namun tidak terasa nyeri; 2) Perdarahan yang terjadi secara berulang-ulang; 3) Warna darah merah segar; 4) Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah; 5) Timbulnya secara perlahan-lahan; 6) Waktu terjadinya pada saat hamil; 7) Tidak ada his; 8) Rasa tidak tegang (biasa) saat dipalpasi; 9) Ada denyut jantung janin; 10) Teraba jaringan plasenta pada saat diperiksa di dalam vagina; 11) Penurunan kepala, kepala tidak masuk pintu atas panggul; 12) Presentasi yang terjadi mungkin abnormal.



c)



Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu: 1) Plasenta previa totalis: apa bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta. 2) Plasenta previa lateralis: apa bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.



3) Plasenta previa marginalis: apa bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir. 4) Plasenta previa letak rendah: apa bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir. d) Etiologi plasenta previa belum jelas. e) Diagnosis plasenta previa. 1)Anamnesis: adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu



dan berlangsung dengan tanpa sebab.



2) Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum. 3) USG untuk menentukan letak plasenta. 4) Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui



kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat



menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi. f) Penatalaksanaan plasenta privia. 1) Penanganan konservatif bila : 



Kehamilan kurang 37 minggu.







Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).







Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (tidak lebih dari 15 menit)



2) Perawatan konservatif berupa : 



Istirahat.







Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.







Memberikan antibiotik bila ada indikasi.







Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.



Apabila selama kurang lebih 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi secara bertahap. Pasien boleh dipulangkan bila tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama. 3) Penanganan aktif bila :







Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.







Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.







Anak mati



4) Penanganan aktif berupa :  Persalinan per vaginam.  Persalinan per abdominal. Pasien disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yaitu dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan: 



Plasenta previa marginalis;







Plasenta previa letak rendah;







Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang; kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka dilakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam, bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan); bila terjadi perdarahan banyak , maka lakukan seksio sesar.



Indikasi melakukan seksio sesar : 



Plasenta previa totalis







Perdarahan banyak tanpa henti.







Presentase abnormal.







Panggul sempit.







Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang).







Gawat janin







Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton Hicks.



2. Solusio plasenta a. Pengertian Solusi plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta pada implantasi normal sebelum janin lahir. b. Ciri-ciri solusio plasenta 1) Perdarahan dengan nyeri;



2) Perdarahan tidak terjadi berulang; 3) Warna perdarahan merah coklat; 4) Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah; 5) Timbulnya secara tiba-tiba; 6) Waktu terjadinya saat hamil inpartu; 7) Adanya his; 8) Rasa tegang saat dilakukan palpasi; 9) Denyut jantung janin biasanya tidak ada; 10) Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina; 11) Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul; 12) Tidak berhubungan dengan presentasi. c) Klasifikasi solusio plasenta berdasarkan tanda klinis dan derajat pelepasan plasenta, yaitu: 1) Ringan : Perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 120 mg%. 2) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%. 3) Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan. b) Etiologi solusio plasenta belum jelas. d) Penatalaksanaan solusio plasenta: 1) Pada solusio plasenta ringan 



Istirahat







Pemberian terapi/sedative lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau akan berhenti. Bila proses berhenti secara berangsur, pasien dilakukan mobilisasi.







Lakukan pemeriksaan Hb, fibrinogen, dan trombosit.



2) Pada solusio plasenta sedang dan berat 



Penanganan dikhususkan pada renjatan







Menangani anemia







Menghentikan perdarahan







Mengosongkan uterus secepat mungkin



Penatalaksanaan terpentingnya adalah: 



Pemberian transfusi darah







Pemecahan ketuban (amniotomi)







Pemberian infus oksitosin







Kalau perlu dilakukan seksio sesar.



Bila diagnose solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakkan, berarti perdarahan yang terjadi minimal 1000cc, sehingga transfuse darah harus diberikan minimal 1000cc, ketuban segera dipecahkan dengan tujuan untuk mengurangi regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infuse oksitosin 5 UI dalam 500 cc dekkstrose 5%. Seksio sesar dilakukan bila : 



Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam.







Perdarahan banyak.







Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm.







Panggul sempit.







Letak lintang.







Pre eklampsia berat.







Pelvik score kurang 5.



3. Vasa previa. a) Pengertian Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. b) Etiologi vasa previa belum jelas. c) Diagnose vasa previa Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah. Darah ini berasal dari



janin dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan tes Apt dan tes Kleihauer-Betke serta hapusan darah tepi. d) Penatalaksanaan vasa previa Penatalaksanaan pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur dapat dilakukan seksio sesar segera namun bila jading sudah meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam. C. KOMPLIKASI 1) Abortus spontan Terminasi kehamilan secara alami dengan keluarnya produk konsepsi saat usisa kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 50 g. keguguran terjadi pada 10-15% kehamilan yang terdiagnosis secara klinis. [ CITATION kri10 \l 1033 ]



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/36152351/ASUHAN_KEPETRAWATAN_ANTEN ATAL_CARE_PADA_IBU_HAMIL_DENGAN_ANTEPARTUM_BLEDDIN G_APB_PLASENTA_PREVIA_Disusun_Oleh