Makalah Proses Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSES KEPERAWATAN PADA INDIVIDU DAN KELOMPOK KHUSUS LANSIA



Disusun oleh: 1. Kamilatul Fitroh



(14.401.19.029)



2. Karimah



(14.401.19.030)



3. Lisa Resita



(14.401.19.031)



4. Lusi Azizatil Abidah



(14.401.19.032)



5. Lutfia Santika



(14.401.19.033)



6. M Febri Firdausi



(14.401.19.034)



7. Mifta Wulandari



(14.401.19.035)



8. Beben Bernat Berlian



(14.401.19.036)



AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PRODI D III KEPERAWATAN KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Keperawatan Pada Individu Dan Kelompok Khusus Lansia” ini dengan lancar. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Proses Keperawatan Pada Individu Dan Kelompok Khusus Lansia, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan sikap sebagai dasar perilaku individu terhadap lingkungan sosial, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Keperawatan Gerontik. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Proses Keperawatan Pada Individu Dan Kelompok Khusus Lansia, khususnya bagi penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.



Krikilan, 14 Maret 2021



Penyusun



DAFTAR ISI DAFTAR ISI..........................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................



1



B. Tujuan..........................................................................................



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengkajian Lansia.......................................................................



2



B. Masalah Keperawatan Lansia......................................................



2



C. Rencana Keperawatan................................................................. D. Implementasi Keperawatan......................................................... E. Evaluasi Keperawatan................................................................. F. Dokumentasi Keperawatan......................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................



5



B. Saran............................................................................................



5



DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia meruapakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat berkurangnya jumlah dan kemampuan



sel tubuh, sehingga kemampuan



jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Populasi lansia berusia > 60 tahun sebanyak 10% dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 di dunia. Sedangkan lansia berusia > 85 tahun meningkat 0,25%. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk memahami tentang proses keperawatan pada individu dan kelompok khusus lansia. 2. Tujuan Khusus a.



Untuk memahami pengkajian lansia.



b.



Untuk memahami masalah keperawatan lansia.



c.



Untuk memahami trencana keperawatan lansia.



d.



Untuk memahami implementasi keperawatan lansia.



e.



Untuk memahami evaluasi keperawatan lansia.



f.



Untuk memahami dokumentasi keperawatan lansia.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengkajian Lansia 1. Anamnesa Pengumpulan data dengan wawancara : a.



Pandangan lanjut usia tentang kesehatan,



b. Kegiatan yang mampu di lakukan lansia, c.



Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri,



d. Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran, e.



Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK,



f.



Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia,



g.



Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna,



h. Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat [ CITATION Asp14 \l 1033 ]. 2. Pemeriksaan Fisik atau Penurunan Fungsi Tubuh Pengumpulaan data dengan pemeriksaan fisik : Pemeriksanaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh. a. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah, b. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak. Pupil: kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses pemenuaan, c. Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar, tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga. d. Sistem



kardiovaskuler:



sirkulasi



perifer



(warna,



kehangatan),



auskultasi denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah ada keluhan pusing, edema.



e. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual, muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi. f. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan, desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang air kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual. g. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan parut, keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguangangguan umum. h. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon, gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk [ CITATION Asp14 \l 1033 ].



3. Sosial Ekonomi Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji: a. Darimana sumber keuangan lansia, b. Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang, c. Dengan siapa dia tinggal, d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia, e. Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya, f. Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah, g. Siapa saja yang bisa mengunjungi, h. Seberapa besar ketergantungannya, i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada [ CITATION Asp14 \l 1033 ].



4. Spiritual Perubahan spiritual, data yang dikaji : a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya, b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin. c. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa, d. Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal [ CITATION Asp14 \l 1033 ]. B. Masalah Keperawatan Lansia Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Masalah fisik Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah, sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga seringsakit. 2. Masalah kognitif ( intelektual ) Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif, adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar. 3. Masalah emosional Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi. 4. Masalah spiritual



Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup yang cukup serius. C. Rencana Keperawatan Lansia Rencana keperawatan membantu klien memperoleh dan mempertahankan kesehatan pada tingkatan yang paling tinggi, kesejahteraan dan kualitas hidup dapat tercapai, demikian juga halnya untuk mencapai kematian secara damai. Rencana dibuat untuk keberlangsungan pelayanan dalam waktu yang tepat yang tak terbatas, sesuai dengan respon atau kebutuhan klien. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menyususn rencana keperawatan adalah : 1. Sesuaikan dengan tujuan yang spesifik dimana diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar 2. Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan 3. Kolaborasi dengan profesi kegiatan yang terkait 4. Tentukan prioritas.klien mungkin sudah puas dengan kondisinya, bangkitkan perubahan tetapi jangan dipaksakan, rasa aman dan nyaman adalah yang utama 5. Sediakan cukup waktu untuk klien 6. Dokumentasikan rencana keperawatan yang telah dibuat. D. Implementasi Keperawatan Lansia Pelaksanaan tindakan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan), strategi ini terdapat dalam rencana tindakan keperawatan. Tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal,



diantaranya bahaya-



bahaya fisik dan pelindungan pada lansia, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari lansia dan



memahami tingkat perkembangan lansia. Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk mengoptimalkan kondisi lansia agar mampu mandiri dan produktif. Strategi mempertahankan kebutuhan aktifitas pada lansia meliputi : 1.



Exercise/olahragabagi lansia sebagai individu/ kelompok Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang membutuhkan energi; seperti berjalan, mencuci, menyapu dan sebagainya. Olah raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani Manfaat olah raga : a. Meningkatkan



kekuatan



jantung



sehingga



sirkulasi



darah



meningkat, b. Menurunkan tekanan darah, c. Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, d. Mencegah jatuh & fraktur, e. Memperkuat sistem imunitas, f. Meningkatkan endorphin zat kimia di otak menurunkan nyeri sehingga perasaan tenang & semangat hidup meningkat, g. Mencegah obesitas, h. Mengurangi kecemasan dan depresi, i. Kepercayaan diri lebih tinggi, j. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kencing manis, hipertensi dan jantung, k. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur, l. Mengurangi konstipasi, m. Meningkatkan kekuatan tulang, otot dan fleksibilitas 2. Terapi Aktifitas Kelompok Terapi aktivitas pada lansia sebagai individu/kelompok dengan indikasi tertentu. Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersama-sama dengan



berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis. Tujuan dari terapi aktivitas kelompok : a. Mengembangkan stimulasi persepsi, b. Mengembangkan stimulasi sensoris, c. Mengembangkan orientasi realitas, d. Mengembangkan sosialisasi 3. Latihan kognitif a. Latihan kemampuan sosial meliputi; melontarkan pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain b. Aversion therapy: terapi ini menolong menurunkan frekuensi perilaku yang tidak diinginkan tetapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptif dilakukan klien. c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan. E. Evaluasi Keperawatan Lansia Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan gerontik. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan kondisi lansia dengan tujuan yang ditetapkan pada rencana. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan dengan melibatkan lansia dan tenaga kesehatan lainnya. Menurut Craven dan Hirnle (2000) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan



yang telah ditetapkan dengan respon perilaku lansia yang



tampilkan. Penilaian



dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam



melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan, kegiatan ini untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.



Penilaian keperawatan adalah mengukur



keberhasilan dari rencana, dan pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lansia.



Beberapa kegiatan yang harus diikuti



oleh perawat, antara lain: 1. Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, 2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan, 3. Mengukur pencapaian tujuan, 4. Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan, 5. Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons perilaku lansia merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah perawat melakukan tindakan pada lansia. Evaluasi hasil/sumatif: menilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku lansia setelah semua tindakan keperawatan dilakukan. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Hasil evaluasi yang menentukan apakah masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi, adalah dengan cara membandingkan antara SOAP (SubjektiveObjektiveAssesment-Planning) dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. 1. S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari lansia setelah tindakan diberikan. 2. O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan. 3. A (Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.



4. P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis.



F. Dokumentasi Keperawatan Lansia Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien.Pengkajian adalah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang didapat dari klien (sumber data primer ), data yang didapat dari orang lain ( data sekunder ), catatan kesehatan klien informasi atau laporan laboratorium, tes diagnostic, keluarga dan orang terdekat, atau anggota tim kesehatan merupakan pengkajian data dasar. Adapun kebutuhan Bio-Psiko-SosialSpiritual pada pasien lansia yaitu : 1. Kesehatan. 2. Sosial 3. Psokososial 4. Psikologi 5. Spiritual.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Lansia merupakan kelompok usia dengan rentang beragam sesuai klasifikasi dan standartnya, namun bila berpatokan pada depkes RI, maka manusia dikatakan memasuki usia lanjut pada usia 55-64 tahun. Seiringan dengan hal tersebut, beberapa fungsi tubuh pun mulai mengalami penurunan sehingga seorang lansia tentunya akan memerlukan kebutuhan dan perhatian khusus. Oleh karenanya, ada beragam pelayanan yang disediakan untuk lansia guna memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut, belum lagi banyak juga lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya sehingga munculah beberapa solusi seperti panti werdha. B. Saran Sebagian besar dari kita tentunya ingin berumur panjang, otomatis akan ada masanya kita juga akan merasakan rasanya jadi lansia dengan segala keterbatasan yang ada, oleh karena itu kita harus memperlakukan mereka dengan baik walau terkadang ada kondisi medis tertentu yang meyebabkan lansia mengalami kemunduran secara konatif maupun kognitif sehingga ada kecenderungan bertingkah seperti anak kecil namun hal tersebut harus kita maklumi.



DAFTAR PUSTAKA Padmiati, E. (2015). Pelayanan Sosial Lanjut Usia dalam Keluarga. Jurnal PKS, 14(3), 329–342. Triwanti, S. P., & Gutama, A. S. (2014). Peran panti sosial tresna werdha dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lansia. Prosiding KS: Riset & PKM, 2(3), 411–417. Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC dan NOC-Jilid 1. Jakarta: CV. Trans Info Media. Sunaryo, DKK. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Kholifah, Nur Siti. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.