Makalah Puskesmas Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DPH Tentang



PUSKESMAS



Oleh PUTRI AMALIA NPM: 19100707360804109



Dosen Pembimbing : drg. Satria Yandi, MDSc



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG 2019



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah DPH tentang Puskesmas ini dengan baik. Penyusunan maklaah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing drg. Satria Yandi, MDSc, yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua dan dengan kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Padang, September 2019 Penulis



ii



DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN...........................................................................................



i



KATA PENGANTAR....................................................................................



ii



DAFTAR ISI...................................................................................................



iii



BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................



1



A. Latar Belakang ...........................................................................



1



B. Rumusan masalah .......................................................................



3



C. Tujuan .........................................................................................



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................



4



A. Puskesmas ..................................................................................



4



a. Definisi Puskesmas................................................................



4



b. Fungsi Puskesmas..................................................................



5



c. Tujuan Puskesmas.................................................................



5



B. Piranti Manajemen Puskesmas ...................................................



5



a. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1)...............



6



b. Penguatan Penggerakan Pelaksanaan (P2)............................



14



c. Pengawasan Penilaian Pengendalian (P3).............................



15



C. Upaya Kesehatan Puskesmas .....................................................



16



a. Kesehatan Ibu dan Anak........................................................



16



b. Kematian Bayi dan Balita......................................................



17



c. Usia Sekolah dan Remaja. ....................................................



18



d. Usia Kerja dan Usia Lanjut. .................................................



19



e. Gizi Masyarakat. ..................................................................



19



f. Penyakit Menular..................................................................



21



g. Penyakit Tidak Menular........................................................



22



h. Penyehatan Lingkungan. ......................................................



22



i. Kesehatan Jiwa......................................................................



23



BAB III PENUTUP .......................................................................................



24



A. Kesimpulan .................................................................................



24



B. Saran ...........................................................................................



24



iii



DAFTAR PUSTAKA



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lama Indonesia sudah menerapkan strategi pelayanan kesehatan primer dan esensial untuk mengatasi masalah kesehatan penduduk, termasuk masalah ketidakmerataan derajat kesehatan dan akses pelayanan antarwilayah dan antar-strata ekonomi. Strategi tersebut secara terstruktur dimulai dengan pengenalan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1968, jauh sebelum World Health Organization (WHO) mengeluarkan Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 tentang Primary Health Care. Pada masa 1960-1980-an, masalah kesehatan penduduk masih didominasi dengan angka fertilitas yang tinggi (yang berkorelasi dengan kematian ibu dan bayi) serta berbagai macam penyakit menular dan kurang gizi. Puskesmas didukung dengan Posyandu, tercatat sebagai keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan cakupan keluarga berencana (KB), imunisasi, dan gizi (penimbangan balita) (Bahjuri dkk, 2018). Sejak 1968 sampai 2000, Puskesmas dikelola dan dibina oleh pemerintah pusat (Departemen Kesehatan). Pembangunan sarana, penempatan tenaga, dan pengadaan obat untuk Puskesmas ditetapkan melalui Instruksi Presiden (Inpres). Dengan sistem Inpres, distribusi Puskesmas merata hampir di setiap kecamatan. Kebijakan berubah sejak pelaksanaan desentralisasi pada tahun 2000. Pengelolaan dan pembinaan Puskesmas diserahkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Sejak itu, perkembangan Puskesmas bervariasi tergantung pada komitmen dan kemampuan fiskal daerah. Permasalahan yang menonjol adalah kekosongan atau kekurangan sumber daya manusia (SDM) dibandingkan dengan standar SDM



Puskesmas (Bahjuri dkk, 2018). Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Puskesmas berperan dalam pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat (kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat); mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,kelompok dan masyarakat.



Dalam



melaksanakan



fungsinya,



puskesmas



berkewajiban



melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dan terwujudnya kecamatan sehat (Aryani dkk, 2017). Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmas dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2), dan Pengawasan- Pengendalian-Penilaian (P3). Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang didasari oleh fakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan (P2) adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan mendorong pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala. PengawasanPengendalian-Penilaian (P3) adalah tahap memantau perkembangan pencapaian (yang juga dilakukan melalui lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan menilai pencapaian kegiatan pada pertengahan dan akhir tahun.



Penguatan manajemen Puskesmas melalui pendekatan keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2, maupun tahap P3 (Sutarjo dkk, 2016). Aturan menyatakan bahwa Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara layanan kesehatan baik berupa upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya



kesehatan



perorangan



(UKP).



Kedudukan



Puskesmas



sebagai



“penyelenggara” layanan kesehatan menegaskan bahwa Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis tingkat pertama dari Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan aspek pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota (Depkes RI, 2009) B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan puskemas? 2. Apa saja jenis-jenis piranti manajemen puskesmas? 3. Bagaimana upaya kesehatan puskesmas? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari puskesmas 2. Mengetahui jenis-jenis piranti manajemen puskesmas 3. Mengetahui upaya kesehatan puskesmas



BAB II TINJAUAN PUSTAKA D. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas Puskesmas



adalah



fasilitas



pelayanan



kesehatan



yang



menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya diwilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun 2014). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul, 1996). Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta



aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). 2. Fungsi Puskesmas Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi : a) Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. b) Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI, 2007). 3. Tujuan Puskesmas Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75 Tahun 2014): 1. Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan



hidup sehat 2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu. 3. Hidup dalam lingkungan sehat. 4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. E. Piranti Manajemen Puskesmas 1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1) Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dilaksanakan melalui langkah-langkah: a. Mengumpulkan dan mengolah data Penyusunan rencana Puskesmas perlu dikumpulkan data umum dan khusus. Data umum mencakup: peta wilayah kerja Puskesmas, data sumber daya, data peran serta masyarakat, serta data penduduk dan sasaran program. Data khusus mencakup: status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan kesehatan, dan hasil survei. Pada pendekatan keluarga perlu ditambahkan satu kategori data lagi, yaitu data keluarga yang mencakup data tiap keluarga dari semua keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas (total coverage). b. Mengidentifikasi masalah kesehat- an dan potensi pemecahannya Data



yang



sudah



diolah



selanjutnya



dianalisis



untuk



mengidentifikasi masalah kesehatan, masalah sumber daya, dan masalah-masalah lain yang berkaitan. 1) Di tingkat Keluarga. Puskesmas dapat mengidentifikasi masalahmasalah kesehatan apa yang dihadapi oleh masing-masing keluarga



di wilayah kerjanya melalui analisis data masing-masing keluarga dari Prokesga dengan mencari indikator- indikator keluarga sehat yang bernilai 0. 2) Di tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa. Masalah-masalah kesehatan prioritas yang Masalah-masalah kesehatan prioritas yang dihadapi oleh masing-masing RT/ RW/kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas dapat diidentifikasi dari hasil olahan data keluarga dalam satu RT/RW/kelurahan/desa. 3) Di tingkat Kecamatan. Di tingkat kecamatan, identifikasi masalah kesehatan dan masalah-masalah lain serta potensi mengatasi masalah kesehatan dilakukan berdasar pada hasil pengolahan data dari Prokesga, data khusus, dan data umum. Puskesmas akan dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan prioritas yang dihadapi keluarga di tingkat kecamatan dari hasil olahan data Prokesga seluruh keluarga di kecamatan dengan mencari indikator-indikator yang cakupannya rendah. c. Menentukan prioritas masalah kesehatan Puskesmas dapat menentukan prioritas masalah kesehatan, baik yang dihadapi oleh masing-masing keluarga, desa/kelurahan, maupun kecamatan dengan memperhati- kan masalah-masalah kesehatan yang telah



diidentifikasi.



Penentuan



prioritas



masalah



dengan



mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1) Tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut penting untuk segera diatasi



2) Keseriusannya (S), yakni apakah masalah tersebut cukup parah 3) Potensi perkembangannya (G), yakni apakah masalah tersebut akan segera menjadi besar dan/atau menjalar 4) Kemudahan mengatasinya (F), yakni apakah masalah tersebut mudah diatasi mengacu kepada kemampuan keluarga/RT/RW/Kelurahan/Desa/Kecamatan/ Puskesmas. d. Membuat rumusan masalah kesehatan Rumusan setiap masalah (masalah kesehatan atau masalah lain) mencakup pernyataan tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, besarnya masalah, di mana terjadinya, dan bilamana terjadinya. Rumusan masalah dibuat untuk tingkat keluarga, tingkat desa/kelurahan, dan tingkat kecamatan. 1) Untuk tingkat keluarga, rumusan masalah kesehatan dapat berbunyi misalnya sebagai berikut: Ayah di Keluarga A sudah sekitar 2 tahun menderita hipertensi dan melakukan pengobatan secara tidak teratur. 2) Untuk tingkat desa, rumusan masalah kesehatan dapat berbunyi misalnya sebagai berikut: Di Desa P terdapat 67,6% keluarga yang bayinya belum mendapat ASI eksklusif, yaitu keluarga A, keluarga D, keluarga F, keluarga H, dst. 3) Untuk tingkat kecamatan, rumusan masalah kesehatan dapat berbunyi misalnya sebagai berikut: Di Kecamatan X terdapat 66,4% keluarga yang bayinya belum mendapat imunisasi dasar lengkap, yaitu yang terbanyak di Desa W, dan disusul oleh Desa R, Desa S,



Desa K, Desa T, Desa Y, dan Desa N. e. Mencari penyebab masalah kesehatan Akar penyebab setiap masalah kesehatan prioritas dicari dengan memperhatikan hasil identifikasi masalah dan potensi (baik dari data keluarga, data umum, maupun data khusus), dengan menggunakan alat: 1) Diagram Ishikawa (diagram tulang ikan) Diagram tulang ikan masalah akan tampak penyebabpenyebab masalah kesehatan dari segi-segi berikut: a) Sumber daya manusia, bai1k kualitas (pengetahuan, sikap, keterampilan) maupun kuantitas. b) Peralatan, baik kuantitas maupun kualitas. c) Sarana-prasarana, baik kuantitas maupun kualitas. d) Pembiayaan/dana/keuangan.



Gambar 1. Diagram Tulang Ikan



2) Pohon masalah. Pada langkah ini, Puskesmas akan dapat menetapkan penyebab masalah kesehatan prioritas sebagai berikut.



a) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi tiap keluarga b) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi tiap desa/kelurahan c) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi kecamatan



Gambar 2. Diagram Pohon Masalah f. Menetapkan cara pemecahan masalah Penetapan cara untuk memecahkan masing-masing masalah dengan memperhatikan penyebab dari masing-masing masalah dan potensi/peluang untuk mengatasi masalah tersebut.



1) Cara memecahkan masalah kesehatan keluarga adalah melalui kunjungan rumah dalam rangka konseling dan pemberdayaan keluarga. Konseling dan pember- dayaan keluarga dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi keluarga, dengan terlebih dahulu memanfaatkan potensi yang ada di keluarga tersebut. Hal-hal yang tidak dapat diselesaikan dalam kunjungan rumah, dirujuk ke ukbm dan/atau puskesmas. 2) Cara memecahkan masalah kesehatan rt/rw/kelurahan/desa adalah melalui



pengorganisasian



masyarakat,



yakni



dengan



mengembangkan desa/kelurahan/ rw menjadi desa/kelurahan/rw siaga aktif. 3) Cara memecahkan masalah kesehatan kecamatan adalah melalui rapat tim manajemen puskesmas untuk (a) merumuskan alternatif pemecahan masalah kesehatan, serta (b) memilih dan menetapkan pemecahan masalah kesehatan yang paling sesuai (misalnya melalui metode pembobotan dan penilaian). Pemecahan masalah dapat mencakup aspek-aspek sebagai berikut: 1) Pengembangan



sumber



daya



manusia,



baik



peningkatan



pengetahuan/kete- rampilan (penyuluhan, pelatihan, dan lain-lain) maupun penambahan jumlah. 2) Pengembangan peralatan, baik pengadaan, penambahan jumlah, perbaikan, kalibrasi maupun pemeliharaannya. 3) Pengembangansarana-



prasarana,baikpenambahanjumlah,perbaikan/renovasi,



maupun



pemeliharaannya. 4) Pengembangan pembiayaan/dana/keuangan, baik dari sumber keluarga/ masyarakat, apbd, apbn maupun sumber-sumber lain seperti dana desa, dana kapitasi jkn. g. Memasukkan pemecahan masalah kesehatan ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Langkah ini berupa menuangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan (masalah kesehatan keluarga, desa/kelurahan, dan kecamatan) ke dalam bentuk matriks RUK manajemen Puskesmas. Kegiatan yang akan dilakukan perlu ditetapkan target sasaran dan indikator kinerja untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian. Target sasaran dan indikator kinerja dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan yang dilakukan dengan memper- hatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kebijakan daerah (kabupaten/kota dan provinsi), kebijakan nasional, maupun kesepakatan global. h. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Perencanaan kegiaan dalam rangka keluarga sehat, terintegrasi dalam



RUK/RPK



Puskesmas.



Rencana



pelaksanaan



kegiatan



Puskesmas disusun setelah RUK Puskesmas ditetap-kan. Rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas telah disusun yang selanjutnya akan disusun RPK Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga sesuai dengan format pada pelaksanaan manajemen Puskesmas.



2. Penggerakan Pelaksanaan (P2) Penggerakan–Pelaksanaan (P2) dari RPK puskesmas yang telah disusun dan disepakati bersama dalam berbagai bentuk kegiatan di Puskesmas, diantara- nya adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai, dan kunjungan rumah untuk melakukan intervensi atas segala permasalahan kesehatan ditingkat keluarga sehingga indikator keluarga sehat dapat dipertahankan/ ditingkatkan. Pelaksanaan kegiatan dari setiap program sesuai penjadwalan pada RPK bulanan, tribulanan dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus dinamakan Forum Lokakarya Mini Puskesmas. Penggerakan melalui lokmin dan upaya lain juga dapat ditingkatkan dengan adanya penggerakan UKM yang lebih tepat sasaran dan efektif, termasuk penggerakan secara lintas sektor. Kepala puskesmas akan menyusun strategi atas pelaksanaan RPK untuk menanggulangi segala permasalahan kesehatan prioritas dengan memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya yang ada di dalam dan luar lingkungan kerjanya, membagi habis tugas kepada seluruh petugas puskesmas sesuai dengan kapasitasnya, mengatur waktu pelaksanaan kunjungan rumah, berkoordinasi dengan lintas sektor dalam pelaksanaan kunjungan rumah. 3. Pengawasan Penilaian Pengendalian (P3)  Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal



maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas



Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Dalam pengawasan pengendalian dengan menetapkan tindakan-tindakan yang akan diambil, jika ada hambatan, kesulitan dan penyimpangan agar berjalan kegiatan dan tercapainya target yang direncanakan. Penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan RPK, termasuk kegiatan-kegiatan



yang



berkaitan



dengan



pendekatan



keluarga,



dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun. Penilaian pertama dilakukan pada pertengahan tahun berupa tinjauan tengah tahun (midterm review). Dinas



Kesehatan



Kabupaten/Kota



dapat



memacu



kinerja



Puskesmas melalui hasil penilaian kinerja Puskesmas. Laporan-laporan dari Puskesmas sebagai masukan untuk aplikasi dash board di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Gambaran dari dash board ini sebaiknya ditampilkan dalam situs (website) Dinas Kesehatan Kabupaten. Tampilan tersebut dapat berbentuk “Peta Pencapaian IKS Kecamatan”, dengan diberi warna berbeda–misalnya MERAH untuk kecamatan dengan Keluarga Tidak Sehat, KUNING untuk kecamatan dengan Keluarga Pra Sehat, dan HIJAU untuk kecamatan dengan Keluarga Sehat. Hasil penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ini sebaiknya juga dibahas/didiskusikan dalam rapat koordinasi dengan Puskesmas-Puskesmas



dan rapat



koordinasi dengan lintas sektor di tingkat kabupaten/kota (Sutarjo dkk,



2016) F. Upaya Kesehatan Puskesmas 1. Kesehatan Ibu dan Anak Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan dibawah usia 20 tahun telah melahirkan, sementara perempuan yang melahirkan usia di atas 40 tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini diperkuat oleh data yang menunjukkan masih adanya umur perkawinan pertama pada usia yang amat muda (80 cm untuk perempuan) tahun 2007 ke tahun 2013 antar provinsi. Untuk tahun 2013, tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (39,7%) yaitu 2,5 kali lipat dibanding prevalensi terendah di Provinsi NTT (15.2%). Prevalensi



obesitas sentral naik di semua provinsi, namun laju kenaikan juga bervariasi, tertinggi di Provinsi DKI Jakarta, Maluku dan Sumatera Selatan. Mencermati hal tersebut, pendidikan gizi seimbang yang proaktif serta PHBS menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan di masyarakat. 6. Penyakit Menular. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas polio. Kecenderungan prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15-49 meningkat. Pada awal tahun 2009, prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15 - 49 tahun hanya 0,16% dan meningkat menjadi 0,30% pada tahun 2011, meningkat lagi menjadi 0,32% pada 2012, dan terus meningkat manjadi 0,43% pada 2013. Angka CFR AIDS juga menurun dari 13,65% pada tahun 2004 menjadi 0,85 % pada tahun 2013. Potensi yang dimiliki Indonesia dalam pengendalian HIV-AIDS diantaranya adalah telah memiliki persiapan yang cukup baik, mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya Rumah Sakit), dan laboratorium kesehatan. Setidaknya



terdapat empat laboratorium yang sudah terakreditasi dengan tingkat keamanan biologi 3 (BSL 3), yakni Laboratorium Badan Litbang Kesehatan, Institute of Human Virology and Cancer Biology



7. Penyakit Tidak Menular. Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah mengancam



sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir



ini, telah



terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat rokok terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain itu dalam survei ekonomi nasional 2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6% penghasilannya untuk konsumsi rokok. 8. Penyehatan Lingkungan. Upaya penyehatan lingkungan juga menunjukkan keberhasilan yang cukup bermakna. Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang layak meningkat dari 47,7 % pada tahun 2009 menjadi 55,04% pada tahun 2011. Angka ini mengalami penurunan menjadi 41,66% pada tahun 2012, akan tetapi kemudian meningkat lagi menjadi 66,8% pada tahun 2013. Kondisi membaik ini mendekati angka target 68% pada tahun 2014. Pada



tahun



2013



proporsi



rumah



tangga



dengan



akses



berkelanjutan terhadap air minum layak adalah 59,8% yang berarti telah meningkat bila dibandingkan tahun 2010 mencapai 45,1%, sedangkan akses sanitasi dasar yang layak pada tahun 2013 adalah 66,8% juga meningkat dari 55,5% dari tahun 2010.



Demikian juga dengan



pengembangan desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan penyehatan lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan. 9. Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas), sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat seperti gangguan psikosis, prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Angka pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus gangguan jiwa yang mengalami pemasungan (Renstra, 2015).



BAB III PENUTUP C. Kesimpulan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. D. Saran a. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan  pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh b. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu 2. Merestrukturisasikan peran Puskesmas 3. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat 4. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat



DAFTAR PUSTAKA



Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa. Aksara. Departmen Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta. Departmen Kesehatan. 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar Minimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan Pemerintah Terhadap Program KIA. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2011 Rencana Strategis Kementrian Kesehatan. 2015. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Bahjuri, Pungkas, dkk. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2014. Sutarjo, U S dkk, 2016. Petunjuk Teknis Penguatan dengan Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga. Sekretariat Jenderal. Jakarta Aryani, P dkk, 2017. Dasar-dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Ilmu Kedokteran Pencegahan, Program Studi 2 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana : hal 2.



TAMBAHAN 1.drg. Intan Batura Endo Mahata, MM Teknik mencari prioritas masalah: a.Teknik skoring / kuantitatif - Teknik Kriteria Matriks Teknik ini terdapat (prevalence) besarnya masalah, (severity) akibat yang ditimbulkannya, (rate of incease) kenaikan besar masalah, (Degree of unmeet need) derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi, (soscial benefit) rasa prihatin masyarakat, (public concern) suasana politik. Penilaian Pada Impotency Nilai 5 : Sangat penting Nilai 4 : Penting NIlai 3 : Agak penting Nilai 2 : Kurang penting Nilai 1 : Tidak penting Penilaian pada Technology Nilai 5 : Sangat Mudah Nilai 4 : Mudah NIlai 3 : Agak Mudah Nilai 2 : Kurang Mudah Nilai 1 : Tidak Mudah Penilaian pada resource ability Nilai 5 : Sangat tersedia Nilai 4 : tersedia NIlai 3 : Agak tersedia Nilai 2 : Kurang tersedia



Nilai 1 : Tidak tersedia



- PAHO Biasa disebut dengan Cara Ekonometrik.Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom & digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah.



Bobot Masalah: MxSxVxC Skor 0-10 - Metode Hanlon Mirip dengan metode PAHO, perbedaannya terletak pada pembobotan yang diberikan.



P= Propriate (Sesuai)



E=Economic (Murah) A=Acceptability (diterima) R=Resources L= Legality (Hukum/etika)



Bobot Masalah: (A+B)CxD 3 A=(0-10) B=(0-20) C=(0-10) D=0 atau 1



- Metode CARL



Merupakan salah satu metode penentuan prioritas yang tergolong baru di bidang kesehatan. Metode carl juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberikan skor 0-10



Bobot Masalah:C x A x R x L C=(0-10) A=(0-10) R=(0-10) C=(0-10) - Metode Reinke Metode Reinke juga merupakan metoden penentuan prioritas masalah dengan menggunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 yang di ukur berdasarkan kriteria tertentu.



Bobot Masalah: (M x V x I) : C



Skor 1 - 5 - Metode Bryant Upaya pengawasan secara ketat kepada penderita penyakit menular, sehingga penyakitnya dapat ditemukan sedini mungkin dan diisolasi secepatnya serta dapat di ambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin.



Bobot Masalah :P x S x C x M Skor 1-4



b.Teknik non skoring / kualitatif - Metode Delphi Teknik memprioritaskan masalah secara non scoring yang melibatkan para ahli untuk dimintai ide dan solusi pemecahan masalah.Langkah pertama adalah identifikasi masalah yang akan diselesaikan oleh tim, kemudian kuisioner yang berisi daftar masalah tersebut dikirim ke beberapa ahli.Setelah mendapat masukan dari para ahli, tim merangkum semua pendapat ahli untuk selanjutnya dikirim kembali ke ahli.Tahap selanjutnya ahli merengking/membuat skala prioritas penyelesaian masalah. Ahli tidak dipertemukan secara langsung, Identitas ahli juga disembunyikan sehingga setiap ahli tdk mengetahui identitas ahli yang lain.Tujuannya untuk menghindari adanya dominasi ahli lain dan meminimalkan pendapat yang bias. Tahapannnya:



1. Eksplorasi pendapat 2. Merangkum pendapat para pakar & mengkomunikasikannya kembali 3. Mencari infpormasi justifikasi pendapat yang disampaikan 4. evaluasi - Metode Delbeque Teknik memprioritaskan masalah secara non scoring yang melibatkan para ahli untuk dimintai ide dan solusi pemecahan masalah.Diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian & pemahaman peserta.



2. Drg. Satria Yandi, MDSc Profil puskesmas di Kota Padang Pusesmas di Kota Padang sebanyak 23 puskesmas, yaitu: Puskesmas Bungus



Lubuk kilangan Lubuk begalung Pegambiran



Alamat



No. Telp Jl. Raya Padang 0751Painan, Kec. 74500 Bungus Teluk Kabung Jl. Ulu Gadut,   Kec. Lubuk Kilangan Jl. Pulau Air   7D, Kec. Lubuk Begalung Jl. Pirus Raya,   Kec. Lubuk



Email [email protected]



[email protected] [email protected] [email protected]



Seberang padang Pemancungan



Rawang Andalas Padang pasir Ulak karang



Air tawar



Alai



Nanggalo Lapai



Belimbing



Kuranji Ambacang  Kuranji



Begalung Jl. Seberang Padang Utara I, Kec. Padang Selatan Jl. Pemancungan I, Kec. Padang Selatan Komp. Yandul Rawang, Kec. Padang Selatan Jl. Andalas  Ds. Andalas, Kec. Padang Timur Jl. Padang Pasir IV, Kec. Padang Barat Jl. Medan No.6 Ds. Ulak Karang, Kec. Padang Utara Jl. Merak No.6, Ds. Air Tawar, Kec. Padang Utara Jl. Teuku Umar (simpang Alai), Kec. Padang Utara Perumnas Sileba, Kec. Nanggalo Jl. Joni Anwar Lapai I Perumnas, Kec. Nanggalo Jl. Rambutan Raya Perumnas Balimbing, Kec. Kuranji Jl. Raya Kuranji, Kec. Kuranji Jl. Raya By Pass Km. 8.5 Kel. Pasar Ambacang,



075123692



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]



Pauh Air dingin



Lb.buaya Ikur koto Anak air  



Kec. Kuranji Gang Irigasi, Kec  Pauh Jl. Air Dingin Kel. Balai Gadang, Kec. Koto Tangah Jl. Adinegoro Km. 15 , Kec. Koto Tangah Kec. Koto Tangah Kec. Koto Tangah



 



[email protected]



0751499654



[email protected]  



 



[email protected]



 



[email protected]



 



[email protected]