Makalah "Prosedur Pembelian" [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok SISTEM INFORMASI AKUNTANSI “PROSEDUR PEMBELIAN”



Oleh: Kelompok F Gita Wulandari B1C1 15 Iffah Zatil Ismah B1C1 15 166 Muhammad Tasnim B1C1 15 176 Novy Mutmainnah B1C1 15 Rabiatul Ahdawiah B1C1 15 Rezki Rahmayanty B1C1 15 Syerin Zaetullah B1C1 15 Ulfa Nugrahani B1C1 15 Yunna Febri Yanti Syam B1C1 15 221 Siti Lilies Rokhayati B1C1 15



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang terang benderang dan penuh dengan kecanggihan seperti yang kita rasakan saat ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi karena atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.



Kendari, November 2017



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



BAB I PENDAHULUAN



1



1.1.



Latar Belakang



1



1.2.



Rumusan Masalah



1



1.3.



Tujuan Penulisan



1



BAB II



2



PEMBAHASAN



2



2.1.



Definisi Pembelian



2



2.2.



Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pembelian



2



2.3.



Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian



4



2.4.



Error! Bookmark not defined.



2.5.



Dokumen yang Digunakan



2.6.



Error! Bookmark not defined.



2.7.



Error! Bookmark not defined.



6



BAB III



12



PENUTUP



12



3..1. Kesimpulan



12



DAFTAR PUSTAKA



13



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat. Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan daya saing perusahaan. Persaingan yang semakin ketat menuntut manajer memanfaatkan informasi untuk keputusan manajerialnya. Untuk itu, manajer membutuhkan sebuah sistem informasi yang akan mengumpulkan semua data-data yang diperlukan. Salah satu informasi terpenting yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut adalah informasi keuangan yang berupa laporan-laporan keuangan. Salah satu sistem informasi tersebut adalah Sistem akuntansi pembelian, yang merupakan bagian dari sistem akuntansiyang dirancang dan digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yangdiperlukan oleh manajemen.Transaksi pembelian baik yang diselenggarakan dalam manual system maupun yang diselenggarakan dalam lingkungan pengolahan data elektronikdapat digolongkan menjadi dua yaitu : Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Pelaksanaan mekanisme sistem pembelian di tiap-tiap perusahaan berbeda dantidak selalu sama, hal tersebut tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan bentuk dari perusahaan.



1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah tentang siklus pengeluaran I bagian prosedur pembelian.



1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini, adalah agar pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai siklus pengeluaran I bagian prosedur pembelian.



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Pembelian Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan. Terlepas dari memastikan bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti, adalah fungsi dari pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan



posisi



labanya



sepanjang



menyangkut



biaya



bahan.



Kegiatan pembelian merupakan salah satu fungsi dasar dari sebuah perusahaan, fungsi pembelian ini dikatakan dasar karena suatu perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baik tanpa adanya fungsi tersebut. Fungsi pembelian ini sangat penting untuk dikelola dengan sungguh-sungguh karena ruang lingkup dari pembelian tidak hanya sebatas bagaimana manajemen berhasil menerapkan suatu mekanisme pengadaan barang secara tepat waktu dan sesuai dengan target harga, namun lebih jauh lagi adalah bagaimana menetukan strategi kemitraan antar perusahaan yang efektif Dalam penerapannya, secara sekilas fungsi pembelian terlihat sederhana namun pada kenyataannya terdapat suatu hal tertentu yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan karakteristik barang yang dibutuhkan dan faktor-faktor eksternal di sekitar perusahaan. Oleh karena itulah manajemen dalam pembelian penting untuk diterapkan dalam perusahaan.



2.2. Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pembelian Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian yaitu : 1. Fungsi Gudang Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak diselanggarakan persediaan di barang digudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.



5



2. Fungsi Pembelian Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 3. Fungsi Penerimaan Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam registrasi bukti kas keluar untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan



Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini: ● Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian. ● Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagi pemasok. ● Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok. ● Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih. ● Fungsi penerimaan memeriksa dan menrima barang yang dikirim oleh pemasok. ● Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan. ● Fungsi penrimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi. ● Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.



6



2.3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian ● Prosedur Permintaan Pembelian Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian. ● Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan sering kali menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagai berikut: 1. Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung 2. Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukkan langsung 3. Sistem akuntansi pembelian dengan lelang.



Perbedaan diantara sistem akuntansi pembelian tersebut diatas terletak pada prosedur pemilihan pemasok. Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemasok dipilih langsung oleh fungsi pembelian, tanpa melalui penawaran harga. Biasanya pembelian dengan pengadaan langsung ini meliputi jumlah rupiah yang kecil dalam sekali pembelian. Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh fungsi pembelian, dengan terlebih dahulu dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga kepada paling sedikit tiga pemasok dan didasarkan pada pertimbangan harga penawaran dari para peasok tersebut. Sistem akuntasi pembelian dengan lelang. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia lelang yang dibentuk, melalui lelang yang diikuti oleh pemasok yang jumlahnya terbatas. Prosedur pemilihan pemasok dengan lelang ini dilakukan melalui beberapa tahap :



7



1. Pembuatan rerangka acuan ( terms of reference) yang berisi uraian rinci jenis, spesifikasi dan jumlah barang yang akan dibeli melalui lelang. 2. Pengiriman rerangka acuan kepada para pemasok untuk kepentingan pengajuan penawaran harga. 3. Penjelasan kepada para pemasok mengenai rerangka acuan tersebut. 4. Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri berbagai persyaratan lelang oleh para pemasok dalam amplop tertutup. 5. Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia lelang didepan para pemasok. 6. Penetapan pemasok yang dipilih (pemenang lelang) oleh panitia lelang. ●



Prosedur order pembelian. Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada



pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. ●



Prosedur penerimaan barang. Dalam prosedur ini funggsi penerimaan melakukan pemeriksaan, mengenai



jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudia membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut. ●



Prosedur pencatatan utang. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen yang terkait dengan



pembelian ( surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang. ●



Prosedur distribusi pembelian. Prosedur ini meliputi distribusi akun yang didebit dari transaksi pembelian



untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.



2.4. Informasi yang diperlukan oleh manajemen Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi pembelian: 1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder ponit) 2. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok 3. Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok 8



4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu 5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu 6. Tambahan kuntitas dan harga pokok persediaan dari pembelian



2.5. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah: 1. Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini erupakan formulir yang diisi oleh fungsi guddang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutuseperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini biasanya dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang. 2. Surat Permintaan Penawaran Harga. Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar. 3. Surat Order Pembelian. Dokumen ini digunkan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut: o Surat Order Pembelian. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. o Tembusan Pengakuan Oleh Pemasok. Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut dan dikirim kembali ke perusahaann sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order pembelian, serta kesanggupan pemasok memenuhi janji pengiriman barang seperti tersebut dalam dokumen tersebut. o Tembusan Bagi Unit Permintaan Barang. Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi yang meminta pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan. o Arsip Tanggal Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebaggi dasar untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika baarang tidak datang pada waktu yang telah ditetapkan. 9



o Arsip Pemasok. Tembusan surat order pemelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama pemasok sebagi dasar untuk mencari informasi mengenai pemasok. o Tembusan Fungsi Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis, spesifikasi, mutu, kuantitas, dan pemasoknya seperti tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem penerimaan buta (blind receiving system), kolom kuantitas dalam tembusan ini dblok hitam agar kuantitas yang dipesan yang dicantumkan dalam surat order pembelian tidak terekam dalam tembusan yang dikirimkan ke fungsi penerimaan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi penerimaan dapat benar-benar melakukan perhitungan dan pengecekan barang yang diterima dari pemasok. o Tembusan Fungsi Akuntansi. Tembusan surat order pembelian dikirim ke fungsi akuntansi sebagai salah satu dasar untuk mencatat kewajiba yang timbul dari transaksi pembelian. 4. Laporan Penerimaan Barang Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti tercantum dalam surat order pembelian. 5. Surat Perubahan Order Pembelian. Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya diterbitkan. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian. 6. Bukti Kas Keluar Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran.



2.6. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah 1. Register Bukti Kas Keluar (voucher register) adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi pembelian. 2. Jurnal Pembelian adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi pembelian



10



3. Kartu Utang adalah buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok. 4. Kartu Persediaan, kartu persediaan digunkan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.



2.7. Unsur Pengendalian Intern ➢ Organisasi 1. Fungsi Pembelian Harus Terpisah Dari Fungsi Penerimaan. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi pembelian. Pemisahaan kedua fungsi ini akan mengurangi resiko diterimanya barang yang: a. Tidak dipesan oleh perusahaan. b. Jenis, spesifikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan. c. Tidak sesuai saatnya dengan waktu yang ditentukan dalam surat order pembelian. 2. Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi Akuntansi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Fungsi Penerimaan Harus Terpisah Dari Fungsi Penyimpanan Barang. Pemisahan kedua fungsi tersebut akan mengakibatkan penyerahan masingmasing kegiatan tersebut ke tangan fungsi yang ahli dalam bidangnya, sehingga informasi penerimaan barang dan pesediaan barang yang disimpan ke gudang dijamin ketelitian dan keandalannya. 4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan



secara



lengkap



oleh



hanya



satu



fungsi



tersebut.



Setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan atau fungsi yang satu dicek keetelitian dan keandalannya oleh karyawan atau fungsi yang lain.



11



➢ Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. 1. Surat permintaan pembelian siotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai. 2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi. Surat order pembelian merupakan awal transaksi pengadaan baran. Dengan surat order pembelian inilah perusahaan memulai proses pengadaan barang yang akan berakibat terhadap diterimanya barang yang dibeli dan timbulnya kewajiban perusahaan kepada pihak luar. Dan untuk mengurangi diterimanya barang dan timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan. 3. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang. 4. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi. Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi menerima berbagai dokumen dari berbagai sumber berikut ini: a. Copy surat order pembelian dari fungsi pembelian yang merupakan bukti bahwa perusahaan tersebut telah memesan barang dengan jumlah, jenis spesifikasi, kuantitas dan mutu barang, serta waktu penyerahan seperti tercantum dalam dokumen tersebut. b. Copy laporan penerimaan barang dari fungsi penerimaan yang merupakan I bahwa barang yang telah dipesan telah diterima dan sesuai barang yang dipesan dalam surat order pembelian. c. Faktur dari pemasok yang merupakan bukti timbulnya kewajiban perusahaan akibat telah dipesannya barang dan telah diterimanya barang yang dipesan. 5. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. 6. Pencatatan kedaalm kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi.



12



➢ Praktik yang sehat 1. Surat permintaan pembelianbernomor urut tercetak dengan pemakaiannya dipertanggungjawabkan



oleh



fungsi



gudang.



Untuk menciptakan praktik yang sehat formulir penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut cetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkann oleh manajer yang memilki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. 2. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dengan pemakaiannya dipertanggungjawabkan



oleh



fungsi



pembelian.



Pemasok harus dipilih berdasarkan perbandingan penawaran harga bersaing yang diterima dari berbagai pemasok. 3. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan. 4. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok. 5. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. 6. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya



dengan



tembusan



surat



order



pembelian.



Agar perusahaan dapat memperoleh barang yang dibeli sesuai dengan yang dipesan, fungsi penerimaan harus melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima dari pemasok denan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut serta membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian. 7. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. 8. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembentu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di rekening kontrol utang dalam buku besar, praktik yang sehat emngharuska secara periodik diadakan rekonsiliasi antara jumlah utang menurut arsip



13



bukti kas keluar yang belum dibayar dengan rekening kontrol utang dalam buku besar. 9. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. 10. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas” oleh fungsi peneluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.



14



BAB III PENUTUP 3.1.1. Kesimpulan Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk melaksanakan pengadaan barang kebutuhan perusahaan. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi kemudian adalah : prosedur pembelian, prosedur permintaan penawaran harga, dan pemilihan pemasok, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang, dan prosedur distribusi pembelian. Perusahaan seringkali menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagai berikut : (1) sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung, (2) sistem akuntansi pembelian dengan menunjukkan langsung, (3) surat order pembelian, (4) laporan penerimaan barang, (5) surat perubahan order, (6) bukti kas keluar. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah: (1) register bukti kas keluar (voucher register), (2) jurnal pembelian, (3) kartu utang, (4) kartu persediaan.



15



DAFTAR PUSTAKA Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Empat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mulyadi. 2017. Sistem Akuntansi Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Romney, Marshall B., Paul John Steibart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.



16