Makalah Sasaran Keselamatan Pasien Vi Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2 1.3 Tujuan............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Standar SKP 6................................................................................................3 2.2 Maksud dan Tujuan SKP 6............................................................................3 2.3 Elemen Penilaian SKP 6................................................................................4 2.4 Dampak Yang Ditimbulkan Dari Insiden Pasien Jatuh.................................5 2.5 Upaya Penanggulangan Resiko Pasien Jatuh.................................................5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...................................................................................................7 3.2 Saran.............................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Insiden keselamatan pasien menjadi salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Monitoring variasi insiden sebagai kontrol dalam melakukan upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien. Keselamatan pasien saat ini menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan rumah sakit sejak tahun 2000 yang didasarkan atas meningkatnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ). Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) merupakan suatu peristiwa yang dapat menyebabkan hal yang tak terduga atau tak diinginkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat kesehatan termasuk pasien atau orang lain. Klasifikasi Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) merupakan Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ), Kejadian Tidak Cedera ( KTC ), Kejadian Potensial Cedera ( KPC ), dan Kejadian Sentinel. Menurut Bea, et al 2013 bahwa ketidakpedulian akibat keselamatan pasien akan menyebabkan dampak yang merugikan bagi pasien dan pihak rumah sakit, seperti biaya yang harus ditanggung pasien menjadi lebih besar, pasien semakin lama dirawat di rumah sakit dan terjadinya resistansi obat. Kerugian bagi rumah sakit yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar. Menurut ( KARS, 2013 ) Sasaran Keselamatan Pasien ( SKP ) menjadi indikator standar dasar yang utama dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit. Hal ini berupaya untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas dari tenaga kesehatan maupun seluruh warga rumah sakit untuk meminimalisir Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ). Menurut Permenkes Nomor 1691, 2011 ada enam sasaran keselamatan pasien. Salah satunya yaitu pada pasien cedera akibat jatuh. Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan melakukan upaya mengurangi resiko pasien jatuh. Rumah sakit membuat program untuk mengurangi pasien jatuh yang meliputi managemen resiko dan assesmen ulang secara berkala dipopulasi pasien dan atau lingkungan tempat pelayanan asuhan itu diberikan. 1



1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana standar dari SKP.6 ? 2. Apa saja maksud dan tujuan dari SKP.6 ? 3. Apa saja elemen dari penilaian SKP.6 ? 4. Bagaimana upaya penanggulangan resiko pasien jatuh ? 1.3 TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dapat dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu memahami standar dari SKP.6 2. Mampu memahami tujuan dari SKP.6 3. Mampu memahami elemen-elemen dari penilaian SKP.6 4. Mampu memahami upaya dari penaggulangan resiko pasien jatuh



2



BAB II PEMBAHASAN A. Standar SKP 6 Rumah sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera akibat pasien jatuh. B. Maksud dan Tujuan SKP.6 Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan akibat pasien jatuh, berbagai faktor yang meningkatkan risiko pasien jatuh antara lain: 1. Kondisi pasien 2. Gangguan fungsional pasien (contoh gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, atau perubahan status kognitif) 3. Lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit 4. Riwayat jatuh pasien 5. Konsumsi obat tertentu 6. Konsumsi alcohol Pasien yang pada assisment awal dinyatakan berisiko rendah untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh operasi dan atau anestesi, perubahan mendadak kondisi pasien, serta penyesuaian pengobatan. Banyak pasien memerlukan assisment selama dirawat inap di rumah sakit. Rumah sakit harus menetapkan kriteria untuk identifikasi pasien yang dianggap risiko tinggi jatuh. Contoh situasional risiko adalah jika pasien yang datang ke unit rawat jalan dengan ambulan dari fasilitas rawat inap lainnya untuk pemeriksaan radiologi. Pasien ini berisiko jatuh waktu dipindah dari brankar ke meja periksa radiologi, atau waktu berubah posisi sewaktu berada di meja sempit tempat pemeriksaan radiologi. Lokasi spesifik dapat menyebabkan risiko jatuh bertambah karena layanan yang diberikan. Misal, terapi fisik (rawat jalan dan rawat inap) memiliki banyak



3



peralatan spesifik digunakan pasien yang dapat menambah risiko pasien jatuh seperti paralel bars, freestanding staircases, dan peralatan lainnya untuk latihan. Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan melakukan upaya mengurangi risiko pasien jatuh. Rumah sakit membuat program untuk mengurangi pasien jatuh yang meliputi manajemen risiko dan assessment ulang secara berkala di populasi pasien dan atau lingkungan tempat pelayanan dan asuhan itu diberikan. Rumah sakit bertanggung jawab untuk identifikasi lokasi (seperti unit terapi fisik), situasi (pasien datang dengan ambulan, transfer pasien, dan kursi roda atau CART), tipe pasien, serta gangguan fungsional pasien yang mungkin berisiko tinggi untuk jatuh. Rumah sakit menjalankan program pengurangan pasien jatuh dengan menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan lingkungan dan fasilitas rumah sakit. Program ini mencangkup monitoring terhadap kesenjangan dan atau ketiidaksengajaan dari kejadian jatuh. Misalnya, pembatasan gerak (restrain) atau pembatasan intake cairan. C. Elemen Penilaian SKP.6 1. Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh. 2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses assessment terhadap semua pasien rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, dan lokasi terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai dengan regulasi. 3. Rumah sakit melaksanakan proses assessment awal, assessment lanjutan, assessment ulang dari pasien rawat inap inap yang berdasarkan atas catatan teridentifikasi risiko jatuh. 4. Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh.



4



D. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Insiden Pasien Jatuh Beberapa kasus pasien jatuh mengakibatkan patah tulang, luka robek, atau pendarahan internal dengan menambah biaya dan sumber daya ( Ganz, 2013 ). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Stanley ( 2006 ) dimana dampak dari tidak terlaksananya penerapan patient safety resiko jatuh yaitu mengakibatkan beberapa jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian pasien jatuh yaitu patah tulang panggul. Fraktur yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah syok, anxiety,



distress,



depresi, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari dan phobia jatuh. E. Upaya Penanggulangan Resiko Pasien Jatuh Standar



joint



commission



international



(JCI)



terdapat



upaya



penanggulangan kejadian pasien jatuh di rumah sakit. Terutama disebutkan pada International Patient Safety Goals (IPSG), yaitu mengurangi resiko pasien jatuh. Menurut Kepmenkes No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS bahwa standar tidak adanya pasien jatuh adalah 100 %. [ CITATION Bud19 \l 1057 ]



Pelaksanaan pengkajian resiko jatuh pada pasien pada pasien yang tidak terlaksana dengan baik dapat menyebabkan suatu bahaya bagi pasien. Contohcontoh insiden pasien jatuh antara lain : pasien jatuh dari bed, pasien jatuh di kamar mandi, pasien jatuh di kamar, pasien jatuh pingsan saat menunggu antrian, pasien jatuh akibat kursi roda tidak dikunci, pasien jatuh akibat lantai basah. Sebagian besar cidera pada pasien karena jatuh di kamar, di mana dalam hal ini pihak rumah sakit seharusnya melaksanakan asesmen resiko jatuh, evaluasi resiko pasien terhadap jatuh dan segera bertindak mengurangi resiko jatuh serta cedera yang diakibatkannya menjadi sangat diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko jatuh menimbulkan cedera yang cukup fatal hingga pasien harus dilakukan reposisi dengan GA keesokan harinya. [ CITATION Bud19 \l 1057 ]



5



Pencegahan pasien resiko jatuh adalah serangkaian tindakan keperawatan yang merupakan acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan keselamatan pasien yang beresiko jatuh dengan melakukan pengkajian melalui Morse Fall Scale ( MFS ). MFS bertujuan untuk memberikan keselamatan pasien dewasa di Rumah Sakit, mencegah terjadinya pasien jatuh di Rumah Sakit. Intervensi pencegahan pasien jatuh antara lain: Penilaian MFS, Memasang gelang identifikasi pasien resiko jatuh bewarna kuning pada pergelangan pasien, tanda pencegahan jatuh ( Label Segitiga Kuning/ Merah ) di papan tempat tidur, menuliskan papan di whiteboard pada nurse station, mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan prosedur pencegahan pasien jatuh, memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan terpasang, pada pasien gelisah menggunakan restrain atau baju Apollo. ( Setyorini, 2013 ) F. SOP Pada Pencegahan Resiko Pasien Jatuh Salah satu indikator tercapainya keselamatan pasien yaitu kepatuhan perawat dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) pada pencegahan resiko pasien jatuh di instalasi rawat inap. Mengurangi atau meminimalkan resiko pasien jatuh merupakan salah satu dari sasaran keselamatan pasien



yang juga menjadi salah satu standar joint commission internasional



( JCI ) bagian tersebut dikembangkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang berpotensi menimbulkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) khususnya pada pengurangan resiko pasien jatuh. Apabila perawat tidak patuh terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur pencegahan pasien jatuh maka tujuan dibuat Standar Operasional Prosedur tidak tercapai sehingga maksud sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit pun tidak tercapai. [ CITATION Sus15 \l 1057 ]



6



Standar Operasional Prosedur Pencegahan Resiko Pasien Jatuh



Nomor Dokumen STANDAR



PROSEDUR PENCEGAHAN RESIKO JATUH Revisi Halaman Tanggal Terbit Ditetapkan oleh



PROSEDUR



Direktur RS Gunung Sawo



OPERASIONAL ( SPO ) Pengertian



( dr. Luciana Dewi ) Merupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa



Tujuan



perawatan di rumah sakit 1. Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh 2. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cedera bila sampai jatuh 3. Terpeliharanya mutu pelayanan



Kebijakan



4. Terjaganya keselamatan pasien 1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 2. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Gunung



Prosedur



Sawo



Temanggung



NOMOR



001/SPO-



RSGS/XI/2011 A. Persiapan Alat 1. Status Rekam Medis pasien 2. Tanda resiko pasien jatuh ( gelang kuning ) 3. Form pengkajian resiko jatuh ( skala jatuh morse ) 4. Form pengkajian Humpy Dumpty untuk anak-anak 5. Form dokumentasi informasi pasien jatuh B. Pelaksanaan Tindakan I. Tindakan pencegahan umum 1. Ucapkan salam 2. Sebutkan nama dan peran anda 3. Informasikan kepada pasien atau keluarga pasien tentang



kegiatan



pengkajian



resiko



jatuh



yang



dilakukan beserta tujuannya. 4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format



7



pengkajian resiko pasien jatuh 5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang , tinggi 6. Informasikan pada pasien atau keluarga pasien tentang tindakan yang dilakukan untuk mencegah resiko pasien jatuh sesuai format dokumentasi pemberian informasi resiko pasien jatuh 7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan ruang perawatan dan petugas yang merawat 8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin 9. Pasang pengaman tempat tidur di kedua sisi terutama untuk pasien resiko sedang dan tinggi 10. Kunci roda tempat tidur ( sesuaikan fasilitas tempat tidur) 11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (bel dan barangbarang yang dibutuhkan oleh pasien) 12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan kebutuhan pasien 13. Lakukan



pemantauan



terhadap



obat-obat



yang



digunakan 14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga 15. Ucapkan



terimakasih



setelah



selesai



melakukan



kegiatan pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh. II.



Untuk pasien yang beresiko jatuh (resiko sedang dan tinggi) 1. Lakukan semua pencegahan umum 2. Pasang tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning) 3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan resiko jatuh 4. Berikan informasi resiko pasien jatuh kepada 8



pasien dan keluarga 5. Dokumentasikan



pemberian



informasi



pada



formulir dokumentasi informasi pasien jatuh 6. Beri tahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi 7. Observasi secara teratur kenyamanan pasien 8. Kaji ulang resiko jatuh tiap sift 9. Komunikasikan resiko pasien jatuh saat timbang telinga pasien antar sift. 10. Dokumentasikan



semua



kegiatan



pencegahan



resiko jatuh pada catatan kegiatan III.



Untuk pasien setelah kejadian jatuh 1. Perawat segera memeriksa pasien 2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih lanjut. 3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga. 4. Jika ada gangguan kognitif diberitahukan kepada keluarga untuk menekan alaram atau bel yang tersedia, jika tidak ada bel anjurkan untuk segera melaporkan ke perawat. 5. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda tanda vital. 6. Pasien di perbolehkan turun dari tempat tidur dengan seizin perawat dan didampingi oleh keluarga



untuk



24



jam



pertama



kemudian



dilakukan asessment ulang. 7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami kejadian jatuh dan kemungkinan cidera yang mungkin timbul. 8. Catat Kejadian Jatuh di Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 9



9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh mengisi laporan kejadian dan memberikan kepada



perawat



dan



meneruskan



ke



Tim



jatuh



dan



Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 10. Perawat



melengkapi



formulir



menyertakan laporan kejadian. 11. Mmemberikan edukasi mengenai resiko jatuh dan pencegahan kepada pasien dan keluarga. 12. Resiko jatuh pasien akan di nilai ulang dengan menggunakan “Asessment Resiko Jatuh Harian” kemudian di tentukan intervensi dan pemilihan alat Instalasi terkait



pengaman yang sesuai. 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Gawat Darurat 3. High Nursing Deppendency (HND) 4. Bagian Poli Klinik Rawat Jalan.



BAB III PENUTUP 10



3.1



Kesimpulan



Adapun Sasaran Keselamatan Pasien 6 yaitu mengurangi resiko cedera pada pasien akibat terjatuh di Rumah Sakit. Oleh sebab itu, banyak pasien memerlukan asesmen selama di Rumah Sakit. Rumah Sakit harus menetapkan kriteria untuk identifikasi pasien yang dianggap beresiko tinggi jatuh. Hal ini berupaya untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas dari tenaga kesehatan maupun seluruh warga rumah sakit untuk meminimalisir Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) berupa insiden paien jatuh. 3.2



Saran 3.2.1 Bagi Pembaca Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya



terhadap makalah ini dan membaca referensi lain untuk menambah wawasan tentang Sasaran Keselamatan Pasien 6 3.2.2 Bagi Perawat Diharapkan kepada perawat dan tenaga medis lainnya mengetahui tentang penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan keselamatan pasien yang beresiko jatuh dengan melakukan pengkajian dan serangkaian intervensi pencegahan pasien jatuh.



DAFTAR PUSTAKA



11



Budi Savitri Citra, d. (2019). Variasi Insiden Berdasarkan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 67.



Ganz, D.A., Huang, C., Saliba, D., et al. (2013). Preventing Falls in Hospitals : A Toolkit for Improving Quality of Care.Boston. AHRQ Publication. Ranti,



S. (2015). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Operasional Prosedur Menurunkan Resiko Cedera Akibat Jatuh di Ruang Perawatan Dewasa RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Keperawatan, 14-15.



Setyorini, Elizabeth Ari, dan Lusiana Lina Herlina, (2013). Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pencegahan Pasien Resiko Jatuh di Gedung Yosep 3 Dago dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus. Jurnal Kesehatan. STIKes Santo Borromeus.



Stanley. (2006). Buku Ajaran Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.



12