Makalah Sesi 8 Daskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SESI 8 DASAR KESEHATAN MASYARAKAT



Alifia Hanika Geren



2106762111



Asti Nur Attriani



2106762212



Dhea Salsabila Andrijanto



2106762263



Dinda Ayu Reihanisa



2106762300



UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT EKSTENSI SEMESTER 1



DAFTAR ISI Daftar Isi



1



Bab I



2



Bab II A. Kesehatan Lingkungan



3



B. Lingkungan



5



C. Program Kesehatan Lingkungan di Indonesia



6



Bab III A. Kesimpulan



10



B. Saran



10



Daftar Pustaka



11



1



BAB I PENDAHULUAN Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kesehatan lingkungan yang baik jika ingin menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila mereka mampu menjaga lingkungan dengan baik secara tanggung jawab, munculnya banyak penyakit, yang umumnya dikarenakan adanya lingkungan kotor, dapat dihindari. Saat melakukan proses inisiasi pengenalan kesehatan lingkungan, dibutukan kesadaran segenap elemen masyarakat sehingga tujuan dari terciptanya kesehatan secara menyeluruh dapat dirasakan oleh semua pihak yang nantinya manfaat dari kesehatan lingkungan juga dapat menguntungkan segenap masyarakat. Komitmen kuat dari dalam diri masing-masing orang di satu lingkungan tersebut menjadi proses awal yang harus dibangun. Tanpa adanya kesepakatan dan komitmen bersama, mustahil kesehatan lingkungan dapat tercipta mengingat jika lingkungan satu tidak terjaga kebersihannya, maka hal ini akan mempengaruhi buruknya kebersihan daerah lainnya. Saat menggerakkan masyarakat agar sadar pentingnya kebersihan bagi kehidupan, mereka memerlukan contoh konkret yang bisa dilihat dari program pemerintah dalam mendukung kesehatan lingkungan juga menjadi bentuk dukungan pemerintah agar masyarakatnya tetap berfokus pada penciptaan lingkungan yang lebih baik. Dalam program tersebut, pemerintah perlu mendukung dalam memberikan peralatan atau menyediakan segala sesuatu yang terkait dalam mendukung upaya masyarakat terhadap kesehatan lingkungan tersebut sehingga komunikasi dapat terjalin dan sinergi antara masyarakat dengan pemerintah. Pihak terkait seperti dinas kesehatan juga memiliki kontribusi signifikan dalam memonitor serta memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk menciptakan kesehatan lingkungan.



2



BAB II ISI A. Kesehatan Lingkungan Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan lingkungan adalah keseimbangan ekologis yang harus ada antara manusia dan lingkungan untuk menjamin keadaan manusia



yang



sehat. Himpunan Ahli Kesehatan



Lingkungan (HAKLI)



mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan Ekologi dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mencapai kesehatan dan kebahagiaan. kualitas hidup manusia (Mundiatun dan Daryanto, 2015). Kesehatan lingkungan merupakan keadaan kesehatan yang sangat penting bagi berfungsinya kehidupan penduduk asli, karena lingkungan merupakan tempat tinggal manusia. Suatu lingkungan dapat dikatakan sehat jika memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungan merupakan bagian integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang mengkhususkan diri dalam merawat dan mengeksplorasi hubungan antara manusia dan lingkungan dalam keseimbangan ekologi. Sehingga kesehatan lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Dalam Teori Blum, Hendrik L.Blum mengemukakan model tentang sistem pada kesehatan masyarakat. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.



3



Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan, yakni : A. Faktor keturunan, mengarah pada kondisi individu yang berkaitan dengan asal usul keluarga, ras, dan jenis golongan darah. B. Faktor pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh seberapa jauh pelayanan kesehatan yang diberikan. C. Faktor perilaku berhubungan dengan perilaku individu atau masyarakat, perilaku petugas kesehatan, dan perilaku para pejabat pengelola pemerintahan (pusat dan daerah) serta perilaku pelaksana bisnis. D. Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan,dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Dalam Konsep Determinan Dasar Kesehatan Lingkungan ditentukan oleh interaksi lingkungan dan komunitas, dan perlu ditunjang oleh sebuah infrastruktur. Faktor- faktor determinan dasar kesehatan lingkungan yaitu : 1. Lingkungan Faktor ruang atau fisik (ketinggian, kedalaman) , faktor biologis, dan faktor kimia 2. Komunitas Faktor Sehat , dan agen pembawa penyakit (karier, penderita sakit) 3. Infrastruktur



4



Infrastruktur dibagi menjadi dua yaitu faktor masyarakat dan klinik.



B. Lingkungan Lingkungan merupakan sesuatu yang mempengaruhi organisme selama hidupnya, lingkungan terdiri dari faktor Fisik, faktor Kimia, dan faktor Biologi. Lingkungan ini berpengaruh terhadap genetik, sosial, budaya, ekonomi. Peran Lingkungan dalam menimbulkan penyakit: 1. Lingkungan sebagai faktor predisposisi (faktor kecenderungan) 2. Lingkungan sebagai penyebab penyakit (penyebab langsung penyakit) 3. Lingkungan sebagai media transmisi penyakit (sebagai perantara penularan penyakit) 4. Lingkungan sebagai faktor mempengaruhi perjalanan suatu penyakit (faktor penunjang) Ruang Lingkup Penyakit dan Cedera terkait Lingkungan ada tiga yaitu: 1. Lingkungan alami, contohnya adalah paparan alami dari sinar matahari yang dapat menyebabkan kanker kulit 2. Lingkungan yang dapat diubah, contohnya adalah produk kimia, radiasi dan biologis 3. Lingkungan buatan, contohnya adalah lingkungan fisik sebagai hasil dari pembangunan oleh manusia



5



Dampak terhadap Lingkungan : 1. Jalur Paparan : jalur paparan seperti logam berat (merkuri, timbal, kadmium) dengan dampak paparan nya masuk melalui kulit, mata saluran pernapasan, atau saluran pencernaan 2. Waktu Paparan : dampak paparan tinggi dalam waktu singkat sering tidak sama dengan dampak paparan dalam waktu yang lama, walaupun paparan total dan jalur paparannya sama 3. Tahap Kehidupan : dampak terhadap anak-anak, ibu hamil, dan orang lanjut usia kemungkinan besar berbeda dengan dampak terhadap orang dewasa 4. Penyakit lainnya : keberadaan penyakit lainnya akan mempengaruhi dampak paparan lingkungan pada tubuh 5. Sensitivitas Spesial : beberapa individu akan berdampak hipersensitif pada paparan lingkungan pada tubuh Pendekatan untuk mengurangi beban penyakit : 1. Penilaian Risiko adalah proses yang bertujuan untuk mengukur potensi dampak dari suatu bahaya 2. Penilaian Kesehatan Masyarakat merupakan muatan data paparan di komunitas 3. Penilaian Ekologis adalah fokus pada dampak paparan terhadap tumbuhan, hewan dan ekosistem 4. Analisis Interaksi adalah strategi untuk membahas lebih dari satu masalah dalam satu waktu 5. Analisis Sistem adalah fokus pada interaksi antara beberapa faktor yang membentuk suatu rangkaian keterkaitan C. Program Kesehatan Lingkungan di Indonesia Program prioritas kegiatan tahun 2020 sd 2024 dalam penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah : 1. Persentase desa/ kelurahan Stop Buang-air-besar Sembarangan (SBS) sebanyak 90% 2. Jumlah kabupaten / kota sehat sebanyak 420 kabupaten/kota 3. Persentase sarana minum air yang diawasi / diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar sebanyak 76%



6



Pertanyaan Diskusi 1. Sebutkan dan beri contoh 4 langkah proses Penilaian Risiko! 2. Jelaskan yang dimaksud dengan Silent Spring! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan interaksi multiplikatif! 4. Berikan contoh pendekatan sistem analis! 5. Berikan contoh program-program kesehatan lingkungan lain yang ada di Indonesia! Jawab 1. Penilaian Risiko adalah proses yang bertujuan untuk mengukur potensi dampak dari suatu bahaya. Ada 4 langkah proses penilaian risiko yaitu : 1. Identifikasi Bahaya, adalah identifikasi aktivitas atau situasi kerja apa yang dapat menyebabkan penularan virus. Contohnya : virus covid dapat disebarkan melalui kontak fisik dari individu ke individu lainnya. 2. Penilaian Dosis Respons ( Dose Response Asessment), adalah langkah yang dilakukan untuk menetapkan nilai kuantitatif atau bisa disimpulkan tentang siapa yang dapat berisiko. Contohnya adalah orang yang sangat berisiko terpapar oleh virus covid adalah orang yang memiliki penyakit degeneratif, lansia, dan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien. 3. Analisis Pajanan, yaitu banyaknya orang yang terpapar oleh. Contohnya, virus covid-19 sudah mencapai angka global 34.724.785 orang. 4. Karakteristik Risiko, yaitu tindakan untuk menghapuskan atau membatasi aktivitas atau situasi, dan jika tidak memungkikan yaitu mengendalikan risiko.Contohnya, virus ini akan menyebabkan kematian dan dari data global sudah mencapai 1.030.160 angka kematian. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu kebijakan pemerintah yang dapat disebut juga kebiasaan baru atau new normal. 2. Pada tahun 1962 telah diterbitkan sebuah buku berjudul Silent Spring (Musim Bunga yang Bisu, dan ada yang menerjemahkannya menjadi Musim Semi yang Sepi), yang ditulis oleh Rachel Carson. Dalam buku tersebut diuraikan secara panjang lebar bahwa lingkungan hidup telah tercemar luas oleh ulah manusia. Buku ini secara luas memacu timbulnya pergerakan sadar lingkungan atau mari peduli lingkungan. Carson pun mengkritisi akibat kurangnya kehati-hatian dalam penggunaan pestisida terhadap kerusakan lingkungan, menginspirasi pembacanya terhadap pestisida dan polusi lingkungan. Sayangnya, tidak seorangpun yang menyadari kerusakan lingkungan yang meluas akibat pemakaian DDT. Buku ini mendokumentasikan tentang efek 7



buruk pestisida terhadap lingkungan, khususnya unggas. Carson menuliskan bahwa penggunaan DDT telah mengakibatkan penipisan cangkang telur, gangguan reproduksi, bahkan kematian. Ia juga menuding pihak industri kimia dan pemerintah yang kurang kritis menyikapi hal ini. DDT (diklorodifeniltrikloroetana) adalah senyawa hidrokarbon terklorinasi. DDT diproduksi secara massal pada tahun 1939, berkat penemuan seorang ahli kimia, Paul Herman Moller. Moller menemukan bahwa DDT dapat membunuh hampir semua jenis serangga dengan cara mengganggu sistem sarafnya. Penemuan ini mendapat anugerah nobel pada tahun 1948. Saat itu, DDT dianggap sebagai insektisida alternatif yang murah dan aman dibandingkan dengan senyawa lain yang berbahan arsenik dan raksa. Seperti yang kita ketahui, malaria timbul di 90 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan menjadi penyebab kematian dalam jumlah besar terutama daerah ekuatorial Afrika. Sayangnya, tidak seorangpun yang menyadari kerusakan lingkungan yang meluas akibat pemakaian DDT. Masalah baru timbul pada akhir tahun 1940-an. Banyak spesies serangga yang resisten terhadap DDT. Selain itu, DDT juga diketahui sangat beracun bagi ikan. Sebagai senyawa persisten, DDT sulit terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana di alam. DDT memiliki waktu paruh hingga delapan tahun, berarti saat DDT memasuki rantai makanan, setengah dari dosis DDT yang terkonsumsi baru akan terurai setelah delapan tahun. Saat tercerna oleh hewan, DDT akan terakumulasi di dalam jaringan lemak dan hati. Konsentrasi DDT meningkat setiap kali DDT tercerna oleh hewan/makhluk yang berada pada taraf trofi lebih tinggi. Pada konsep makanan dimakan dalam rantai makanan. Aplikasi pestisida jenis apa pun tidak selamanya efisien. Barang 1% (bahkan lebih) senyawa tersebut tetap mengenai sasaran non-target dan akhirnya terbuang ke tanah, mengalir bersama air, dan mencemari lingkungan. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada kehidupan kita bila penggunaan DDT terus menerus diperbolehkan. Sekitar 1 juta eksemplar telah dibaca dalam setengah tahun setelah peluncuran, dan beberapa negara telah mengambil pembatasan hukum pada pestisida organoklorin berdasarkan Silent Spring. Di Amerika Serikat, Kongres merevisi hukum insektisida, sterilisasi dan pengendalian rodentisida pada tahun 1964, dan sejak tahun 1970 dan seterusnya, seperti Undang-undang Pengendalian Zat Beracun, Undang-undang Keselamatan Pasokan Air, undang-undang Peraturan tentang Peraturan Pertanian Kimia yang direvisi untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari zat kimia 30 Penetapan hukum terkait sesuatu terus berlanjut. “Silent Spring” menyajikan kondisi lingkungan yang 8



terganggu oleh pestisida sintetis, terutama DDT. Setelah pestisida ini masuk biosfer, Carson berpendapat bahwa DDT tidak hanya membunuh hama tetapi juga memutus ekosistem hama atas rantai makanan yang mengancam burung dan populasi ikan yang akhirnya bisa menyebabkan sakit pada anak-anak. 3. Menurut KBBI Interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi; antarhubungan. Sedangkan multiplikatif artinya cenderung atau memiliki kemampuan untuk menjadi banyak. Dalam Reigelman (2019) menjelaskan bahwa dalam membuat asumsi pendekatan penilaian risiko setiap eksposur atau pajanan akan berdiri sendiri. Jika ada lebih dari satu jenis pajanan, diperlukan untuk membuat hipotesis bahwa jumlah dari dua dampak adalah dampak total. Misalnya, jika satu paparan memiliki risiko relatif 4 dan yang kedua memiliki risiko risiko relatif 6, maka dapat diasumsikan bahwa paparan keduanya menghasilkan risiko relatif 10. Sering kali, menjumlahkan risiko relatif memang memberikan perkiraan dua risiko atau lebih pajanan. Namun, dalam peningkatan sejumlah situasi, adanya interaksi antar pajanan tersebut menghasilkan kehadiran kedua eksposur sehingga dampak keseluruhan jauh lebih besar dari yang diharapkan. Misalnya, kita mungkin menemukan bahwa adanya dua pajanan memiliki menghasilkan hasil risiko relatif yang buruk 4 kali 6, atau 24, bukannya 10. Hal ini sering disebut dengan interaksi multiplikatif. 4. Mengatasi masalah lubang di lapisan ozon. Pada tahun 1985 pertama kali diakui bahwa lapisan ozon di atas Antartika sedang menipis. Ozon diketahui melindungi dari radiasi yang merusak dari matahari. Kekhawatiran muncul bahwa lubang di ozon akan meluas dengan cepat secara alami dan terkait dengan banyak interaksi manusia. Penggunaan CFC dalam produk seperti lemari es dan AC diidentifikasi sebagai kontributor utama. Akumulasi data yang tepat waktu, pemahaman yang cepat dari berbagai kontributor masalah dan kampanye media di seluruh dunia segera mengumpulkan tanggapan yang efektif terhadap masalah. Pada tahun 1987 sebuah perjanjian internasional “Montreal Protocol” dikembangkan dan cepat diterapkan oleh sebagian Negara. Kesepakatan dan revisi selanjutnya menghasilkan : Penghapusan cepat sebagian besar penggunaan CFC, dengan penghapusan CFC secara bertahap diperangkat medis. 5. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Klinik Sanitasi di Puskesmas Program Pengelolaan Limbah dan Sampah 9



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kesehatan lingkungan adalah keseimbangan ekologis yang harus ada antara manusia dan lingkungan untuk menjamin keadaan manusia yang sehat. Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Di Indonesia sendiri



terdapat berbagai macam



program kesehatan lingkungan, salah satunya yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Dengan adanya berbagai kegiatan dan program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup di Indonesia, serta untuk mencegah masyarakat dari bahaya penyakit. B. Saran Diharapkan makalah ini bisa sebagai acuan untuk sumber informasi dan evaluasi, tentang kesehatan lingkungan dan penanggulangan permasalahan kesehatan.



10



DAFTAR PUSTAKA Riegelman, R. 2019. Public Health 101. Jones & Bartlett Learning, LLC, an Ascend Learning Company. https://www.scribd.com/doc/317044075/Terjemahan-Silent-Spring



11