Makalah Sistitis [PDF]

  • Author / Uploaded
  • tsara
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM PERKEMIHAN “Sistitis”



Tingkat 3 Keperawatan Kelompok Anggota : 1. Anis Annivva 2. Desi Retno N 3. Dhea Kness 4. Dodik Muranto 5. Indah Muladiatin 6. Mariska Safitri 7. Maryam Ulfah 8. Putri Ajeng Santosa 9. Putri Jati Intan A 10. Rika Aprilita 11. Syifa Desfia 12. Tsara Febrilia Angeline 13. Wahyu Surono



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG Jl. Prabu Siliwangi (Jl. Raya Pasar Kemis) Km.3 Tangerang-Banten Telp. (021) 592 1132 – Fax (021) 592 1132



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sholawat beserta salam kita junjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada ibu Ns. Meynur Rohmah, S.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Perkemihan dan semua teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga dapat terselesaikannya tugas ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan untuk penyempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Tangerang, November 2016



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….



i



DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan



……………………………………………………………. 1 …………………………………………….……………… 1 ………………………………………….………………… 2



BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. H. I.



Definisi ……………………………………………………………………. Etiologi ……………………………………………………………………. Manifestasi Klinik ……………………………………………………………. Pathway ……………………………………………………………………. Komplikasi ……………………………………………………………………. Penatalaksanaan ……………………………………………………………. Pemeriksaan Penunjang …….……………………………………………… Pencegahan ……………………………………………………………………. Asuhan Keperawatan ………….…………………………………………………



3 3 3 3 3 4 4 5 7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan …….……………………………………………………………... 14 B. Saran ……………………………………………………………………………. 14 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… LAMPIRAN



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistitis, jenis ISK (Infeksi saluran kemih) yang paling umum terjadi, adalah inflamasi dari kandung kemih, biasanya disebabkan bakteri ascending atau pola buang air kecil yang obstruktif yang menyebabkan aliran urin yang menurun atau resistensi urin. (Black, 2014). Infeksi ini ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru kahir hingga orang tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis disbanding pria. Kejadia sistitis rata-rata 9,3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2,5-11% pada pria diatas 65 tahun. Sistitis pada neonates banyak terdapat pada laki-laki (2,7%) disbanding bayi perempuan (0,7%). Insidensi sistitis menjadi terbalik seiring bertambahnya usia, yaitu pada masa sekolah sistitis pada anak perempuan sekitar 3% sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insidensi sistitis pada usia remaja wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan terus meningkat insidensinya pada usia lanjut. Morbiditas dan mortalitas sistitis paling banyak terjadi pada usia kurang dari satu tahun dan usia lebih dari 65 tahun. Sistitis merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat menyerang berjuta-juta orang tiap tahunnya. Jumlah pasien sistitis mencapai 150 juta pertahun, dan di Amerika dilaporkan 6 juta pasien dating ke dokter dengan diagnosis sistitis. Sistitis merupakan infeksi nosocomial tersering yang mencapai kira-kira 40-60%. Sistitis menempati urutan kedua dan masuk dalam sepuluh besar penyakit disalah satu rumah sakit di Yogyakarta.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu definisi sistitis ? 2. Apa penyebab dari penyakit sistitis ? 3. Bagaimana manifestasi dari penyakit sistitis ? 4. Bagaimana perjalanan penyakit / pathway dari penyakit sistitis ? 5. Apa komplikasi dari penyakit sistitis ? 6. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit sistitis ? 7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada pasien sistitis ? 8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien sistitis ? 1



2



C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi sistitis 2. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit sistitis 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit sistitis 4. Untuk mengetahui perjalanan penyakit / pathway dari penyakit sistitis 5. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit sistitis 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit sistitis 7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien sistitis 8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien sistitis



BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Sistitis, jenis ISK (Infeksi saluran kemih) yang paling umum terjadi, adalah inflamasi dari kandung kemih, biasanya disebabkan bakteri ascending atau pola buang air kecil yang obstruktif yang menyebabkan aliran urin yang menurun atau resistensi urin. (Black, 2014) B. Etiologi 1. Bakteri penyebab ISK yang paling umum adalah organisme gram negative yang ditemukan di usus 2. Escherichia coli mungkin menyebabkan 80% ISK 3. Klebsiella menyebabkan sekitar 5% ISK 4. Enterobacter dan proteus ditemukan pada 2% kasus C. Manifestasi Klinis 1. Nyeri seperti terbakar saat buang air kecil (dysuria) 2. Sering buang air kecil 3. Sulit menahan 4. Buang air kecil sedikit-sedikit 5. Tidak bisa buang air kecil 6. Buang air kecil tidak tuntas 7. Urin yang keruh 8. Hematuria (darah pada urin) 9. Bacteriuria asimtomatik (bakteri pada urin) didapatkan pada 10% kasus, paling sering pada lansia D. Pathway Terlampir E. Komplikasi 1. Masalah pencernaan 2. Kandidiasis vagina 3. Pielonefritis



3



4



F. Penatalaksanaan 1. Terapi antibiotic 2. Memodifikasi diet Makanan tertentu diketahui mengiritasi kandung kemih, seperti kafein, alcohol, tomat, makanan pedas, cokelat dan beberapa jenis beri. Klien harus didorong untuk menghindari iritan kandung kemih selama fase akut ISK. Jus kranberi dan asam karbonat (vitamin C) telah digunakan untuk mengasamkan urin. Penggunaan metode diet yang bervariasi ini sedang di teliti. Tannin proantosianidin diprediksi mengeblok bakteri agar tidak menempel pada dinding kandung kemih, sehingga dapat membuangnya melalui system kemih. 3. Meningkatkan asupan cairan Untuk mengobati dan mencegah ISK, dorong klien untuk meningkatkan asupan cairan, terutama air, jika klien tidak dibatasi asupan cairannya. Jumah yang disarankan yaitu 3-4 L/hari. G. Pemeriksaan Penunjang 1. Kultur urin Kultur urin adalah alat diagnostic yang pling akurat. Untuk awalnya, tes dipstick untuk leukosit esterase dan ativitas nitrit dapat mendekteksi bateriuria, sehingga terapi antibiotic spectrum luas dapat segera dimulai. Namun, tes dipstick tidak boleh digunakan untuk alat diagnostic eksklusif untuk ISK. Beberapa bakteri, seperti enterokokus, tidak mengubah nitrit menjadi nitrit positif. Oleh karena itu, kultur urin penting untuk semua klien dengan tanda sistitis atau tes disptik positif. Tes sensitifitas dapat menentukan antibiotic mana yang berespon terhadap bakteri tertentu. 2. Specimen urin Specimen urin yang diambil dari kateter memberikan hasil yang lebih akurat daripada specimen dari buang air keci langsung. Lihat fitur uji diagnostic terintegrasi untuk informasi yang lebih banyak yang berhubungan dengan diagnostis ISK. 3. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan pemeriksaan kimia urin Merupakan pemeriksaan urin yang paling sering diminta oleh klinisi untuk mendiagnosis sistitis. Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2. 4. Pemeriksaan nitrit urin Sering digunakan sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur urin. Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab sistitis dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang



5



sederhana dan cepat. Pasien yang dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif. 5. Pemeriksaan USG Pemeriksaan USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya pengukuran tebal dinding kandung kemih untuk kasus yang berhubungan dengan kelainan pada kandung kemih. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara tebal dinding kandung kemih (bladder wall thickness) dengan beberapa kelainan. Kelainan tersebut diantaranya bladder dysfucntion karena neurogenic bladder pada muskulus detrussor, obstruksi di luar kandung kemih akibat massa atau infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari organ disekitarnya atau pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi pada kandung kemih. H. Pencegahan Pencegahan ISK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama, pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain : 1. Pencegahan Primer Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit ISK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit ISK. Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah menderita penyakit ISK. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk menghindari terjadinya penyakit ISK. Usahakan buang air kecil dipagi hari, buang air kecil dapat mengeluarkan bakteri dari kandung kemih yang akan keluar bersama urin. Dianjurkan banyak minum air putih 6-8 gelas perhari untuk mendorong bakteri keluar, jangan menahan buang air kecil, segeralah buang air kecil saat terasa 2. Pencegahan Sekunder Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit ISK. Kegiatan yang dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Infeksi Saluran Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis.



6



Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah organ yang bersangkutan : a. Keluhan nyeri seperti terbakar pada saat buang air kecil, Sering buang air kecil, Sulit menahan, Buang air kecil sedikit-sedikit, Tidak bisa buang air kecil, Buang air kecil tidak tuntas, Urin yang keruh, Hematuria (darah pada urin) b. Bacteriuria asimtomatik (bakteri pada urin) didapatkan pada 10% kasus, paling sering pada lansia Diagnosis ISK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis yaitu: a. Kultur urin Kultur urin adalah alat diagnostic yang pling akurat. Untuk awalnya, tes dipstick untuk leukosit esterase dan ativitas nitrit dapat mendekteksi bateriuria, sehingga terapi antibiotic spectrum luas dapat segera dimulai. b. Specimen urin Specimen urin yang diambil dari kateter memberikan hasil yang lebih akurat daripada specimen dari buang air keci langsung. Lihat fitur uji diagnostic terintegrasi untuk informasi yang lebih banyak



yang berhubungan dengan



diagnostis ISK. c. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan pemeriksaan kimia urin Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2. d. Pemeriksaan nitrit urin Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat. Pasien yang dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif. e. Pemeriksaan USG Pemeriksaan USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya pengukuran tebal dinding kandung kemih untuk kasus yang berhubungan dengan kelainan pada kandung kemih. Kelainan tersebut diantaranya bladder dysfucntion karena neurogenic bladder pada muskulus detrussor, obstruksi di luar kandung kemih akibat massa atau infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari organ disekitarnya atau pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi pada kandung kemih.



7



3. Pencegahan Tersier Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita penyakit ISK agar penyakitnya tidak bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama kandung kemih yang bermasalah akibat dari ISK sehingga fungsi organ tersebut dapat maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit ISK , dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya. I. Asuhan Keperawatan Kasus : Ny. D 30Th datang ke RS.Sari Asih dengan keluhan sering BAK sedikit-sedikit, mengeluh nyeri sejak 1 minggu yang lalu, nyeri seperti terbakar saat BAK dengan skala 6 di bagian saluran kemih dan mengeluh demam. Pasien tampak meringis kesakitan dan tidak dapat mengatur proses berkemih, Setelah dilakukan pemeriksaan TD: 120/70, S : 38,50C, R: 23, N: 100x/mnt. Leukosit : 4.500/µL ANALISA DATA



NO 1.



Analisa Data



Dx. NANDA



DS: Pasien mengatakan sering BAK Domain 3 Eliminasi dan Pertukaran sedikit-sedikit DO : Pasien tampak tidak dapat Class 1 Fungsi Berkemih mengatur proses berkemih



Dx 00016 Gangguan Eliminasi Urine



2.



DS : Pasien mengeluh demam DO :  S : 38,50C  leukosit : 4.500/µL



Domain 11 Perlindungan/Proteksi Class 1 Infeksi Dx 00004 Resiko Infeksi



3.



DS : Pasien mengeluh nyeri Domain 12 Kenyamanan P : Sering BAK Class 1 Kenyamanan Fisik Q: Seperti terbakar R: Saluran kemih Dix 00132 Nyeri Akut S: 6 T: 1 minggu DO : Pasin tampak meringis kesakitan



8



RENCANA KEPERAWATAN No 1



Dx. Kep NANDA



Kriteria hasil NOC



Intervensi NIC



Domain 3 Eliminasi



Domain 2 Fisiologi :



dan Pertukaran



Kesehatan



Class 1 Fungsi



Kelas F Eliminasi



Eliminasi



0503 Eliminasi Urine



0590 Manajemen Eliminasi



Berkemih Dx 00016 Gangguan Eliminasi Urine



Domain 1 Fisiologis : Dasar Class B Manajemen



Urine



Setelahkan dilakukan tindakan keperawatan



Tindakan :



manajemen eliminasi urine



1. Monitor eliminasi urin



selama 30-45 menit



termasuk frekuensi,



diharapkan klien tidak



konsistensi, bau, volume,



sering BAK dengan kriteria hasil :



dan warna yang sesuai 2. Monitor tanda-tanda dan



-



050301 Memantau pola



gejala retensi urin 3. Ajarkan tanda dan gejala



-



eliminasi pasien (2-3) 050302



infeksi saluran kemih pasien 4. Perhatikan waktu



Mengidentifikasi bau -



urine pasien (2-3) 050303 Memonitoring



eliminasi urine terakhir yang sesuai 5. Anjurkan pasien atau



jumlah urine paasien -



(2-3) 050304



keluarga untuk merekam



Mengidentifikasi warna -



output urine yang sesuai



urine pasien (2-3) 050307 Memonitoring asupan cairan pasien



2



Domain



(2-3) 11 Domain IV



Pengetahuan Domain IV Keselamatan



Perlindungan/Proteksi Kesehatan & Perilaku Class 1 Infeksi Kelas T Kontrol Resiko 1924 Resiko Kontrol Dx 00004 Resiko Proses Infeksi Infeksi



Class V Management Resiko :



6540 Kontrol Resiko



Setelah dilakukan tindakan Tindakan: keperawatan selama 31-45 1. Bersihkan



lingkungan



9



menit resiko infeksi dapat teratasi



dengan



kriteria



hasil:



tepat setelah digunakan pasien 2. Berikan terapi antibiotik



yang sesuai - 192404 Mengidentifikasi 3. Tingkatkan asupan nutrisi risiko



infeksi



kegiatan



pada



sehari-hari



dengan skala (2-4) - 192405 Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi dengan skala (2-3) - 192421 Mengambil tindakan segera untuk mengurangi



risiko



dengan skala (3-4)



yang tepat 4. Anjurkan pasien



untuk



minum antibiotik seperti yang di tentukan 5. Ajarkan pasien anggota



dan



keluarga



bagaimana infeksi 6. Anjurkan



menghindari pasien



keluarga



tentang



dan tanda



dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkan kepada



penyedia



keperawatan kesehatan 7. Pakailah sarung tangan sebagai



mana



kebijakan



oleh



penyegahan



yang universal 8. Cuci tangan sebelum dan setelah 3



setiap



kegiatan



perawatan pasien Domain 1 Fisiologi : Dasar



Domain 12 Kenyamanan



Domain 4 Pengetahuan Kesehatan & Perilaku



Class 1 Kenyamanan Fisik



Kelas Q Perilaku Kesehatan



Class E Promosi Kesehatan Fisik



1605 Kontrol Nyeri



1400 Management Nyeri



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lebih dari 1 jam nyeri akut teratasi sebagian dengan kriteria hasil :



Tindakan :



Dx 00132 Nyeri Akut



-



160510 Menganalisis skala nyeri pasien setiap 24 jam (2-3)



1. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengakui pengalaman rasa sakit dan menyampaikan penerimaan respon pasien



10



-



160503 Meggunakan Langkah-langkah pencegahan Nyeri akut (2-3)



-



160504 menggunakan langkah langkah bantuan non analgesic (2-3)



-



160505 menggunakan analgesic seperti yang dianjurkan (2-3)



2.



3.



4.



5.



6.



7.



terhadap nyeri. Eksplorasi pengetahuan dan keyakinan tentang rasa sakit pasien Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan memberikan dukungan Tentukan frekuensi diperlukan untuk membuat penilaian kenyamanan pasien dan melaksanakan rencana pemantauan Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu, kamar, pencahayaan, kebisingan) Pilih dan Terapkan berbagai langkah-langkah (misalnya, farmakologi, nonfarmakologi, interpersonal) untuk memfasilitasi penghilang rasa sakit, yang sesuai Dorong pasien untuk memantau nyeri sendiri dengan tepat



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN



No 1.



Dx. Kep NANDA Domain 3 Eliminasi dan Pertukaran Class 1 Fungsi



Implementasi 1. Memonitor eliminasi urin



Evaluasi S : Pasien mengatakan



termasuk frekuensi, konsistensi,



sudah tidak sakit saat



bau, volume, dan warna yang



BAK O : Pasien sudah bisa



Berkemih



sesuai 2. Memonitor tanda-tanda dan



Dx 00016 Gangguan



gejala retensi urin 3. Mengajarkan tanda dan gejala



berkemih A : Masalah gangguan



infeksi saluran kemih pasien 4. Memperhatikan waktu eliminasi



eliminasi urine teratasi



Eliminasi Urine



mengatur



proses



11



urine terakhir yang sesuai 5. Menganjurkan pasien atau



P : Hentikan Intervensi



keluarga untuk merekam output 2.



Domain



urine yang sesuai 11 1. Membersihkan lingkungan tepat S : Pasien mengatakan



Perlindungan/Proteksi setelah digunakan pasien sudah tidak merasa panas Class 1 Infeksi 2. Memberikan terapi antibiotik lagi Dx 00004 Resiko yang sesuai O : S : 36,50C, Leukosit Infeksi 3. Meningkatkan asupan nutrisi kembali normal 7000/µL yang tepat A : Masalah resiko infeksi 4. Menganjurkan pasien untuk teratasi minum antibiotik seperti yang P : Hentikan Intervensi di tentukan 5. Mengajarkan anggota



pasien



keluarga



dan



bagaimana



menghindari infeksi 6. Menganjurkan pasien keluarga



tentang



dan



tanda



dan



gejala infeksi dan kapan harus melaporkan kepada penyedia keperawatan kesehatan 7. Memakai sarung tangan sebagai mana



oleh



kebijakan



penyegahan yang universal 8. Mencuci tangan sebelum dan setelah 3.



Domain 12 Kenyamanan Class 1 Kenyamanan Fisik Dx 00132 Nyeri Akut



setiap



kegiatan



perawatan pasien 1. Menggunakan komunikasi



strategi S : Pasien mengatakan



terapeutik



untuk sudah tidak merasa sakit O : Pasien tidak tampak mengakui pengalaman rasa sakit kesakitan dan menyampaikan penerimaan A : Masalah nyeri teratasi respon pasien terhadap nyeri. P : Hentikan Intervensi 2. Mengeksplorasi pengetahuan dan keyakinan tentang rasa sakit pasien 3. Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan memberikan



12



dukungan 4. Menentukan diperlukan



frekuensi untuk



membuat



penilaian kenyamanan pasien dan



melaksanakan



pemantauan 5. Mengendalikan lingkungan



rencana factor



yang



dapat



mempengaruhi respon pasien terhadap



ketidaknyamanan



(misalnya,



suhu,



kamar,



pencahayaan, kebisingan) 6. Memilih dan menerapkan berbagai (misalnya,



langkah-langkah farmakologi,



nonfarmakologi, interpersonal) untuk memfasilitasi penghilang rasa sakit, yang sesuai 7. Mendorong pasien



untuk



memantau nyeri sendiri dengan tepat



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistitis adalah inflamasi dari kandung kemih yang disebabkan bakteri ascending atau pola buang air kecil yang obstruktif yang menyebabkan aliran urin yang menurun. Penyebab penyakit ini salah satunya adalah oranisme gram ngativ yang ditemukan di usus. Adapun tanda dan gejala penyakit sistitis adalah nyeri seperti terbakar saat buang air kecil, buang air keci sedikit-sedikit bahkan sampai tidak bisa buang air kecil, urin yang keruh dan hematuria. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien yang terkena sistitis adalah terapi antibiotic, memodifikasi diet dan meningkatkan asupan cairan. Penyakit lanjut yang dapat terjadi adalah masalah pencernaan, kandidiasis vagina dan pielonefritis. B. Saran Berdasarkan tinjauan dan pembahasan kasus, kesimpulan diatas



penulis



memberikan sedikit masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan agar institusi pendidikan dapat meningkatkan atau menambah referensi, sehingga dapat membantu penulis atau mahasiswa yang akan membahas materi yang sama. 2. Bagi Mahasiswa Makalah ini



diharapkan



dapat



menambah



pengetahuan



dan



dapat



mengaplikasikan asuhan keperawatan terutama yang berkaitan dengan informasi penyakit sistitis.



14



DAFTAR PUSTAKA   



Black, J.M., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2. Singapore : Elsevier Bulechek, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Intervention Clatification (NIC): Elsevier Mosby Blackwell, Wiley. 2014. Nursing Diagnoses Definitions and Clatification 2015-2017:



 



Publishing: NANDA International Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcome Clatification (NOC): Elsevier Mosby http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/4/Chapter%20II.pdf (dikutip pada







tanggal 15 November 2016 pukul 10.20 WIB ) http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t23699.pdf (dikutip pada tanggal 15 November 2016







pukul 10.00 WIB) http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t23699.pdf (dikutip pada tanggal 16 November 2016







pukul 19.20 WIB ) https://www.scribd.com/doc/117885122/LP-Cystitis (dikutip pada tanggal 15 November 2016 pukul 10.20 WIB )



iii



LAMPIRAN PATHWAY



Infeksi Bakteri



Jamur



Non infeksi Paparan bahan Radio terapi kimia



Parasit



Reaksi imunologi



Pertahanan tubuh menurun Infeksi Urin dan bakteri menembus dinding mukosa bladder Refluks kedalam kandung kemih Infeksi saluran kemih bawah : SISTITIS



Disuria Inkontinensia



Pengosongan kandung kemih tidak sempurna



Gangguan eliminasi urin



Retensi urin



Resiko infeksi



Nyeri tulang punggung



Nyeri suprapubik



Nyeri akut