Makalah SPM Inc [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS STANDAR PELAYANAN MINIMAL



“INC”



DOSEN PEMBIMBING : Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 : 1. Lutfiah Nurilaili



(P17321183014)



2. Merita Meliyafara Pratiwi



(P17321183019)



3. Faizatul Azimah



(P17321183026)



4. Victoria Adelina Khoirunisa



(P17321183038)



5. Rossa Bella Miliyanto



(P17321183041)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Asuhan Kebidanan Komunitas ini dengan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.



Kediri, 22 Februari 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3 BAB I.....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN..................................................................................................................................4 1.1.



LATAR BELAKANG...........................................................................................................4



1.2.



RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4



1.3.



TUJUAN................................................................................................................................5



BAB II....................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN....................................................................................................................................6 2.1. PENGERTIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN INTRANATAL CARE 6 2.2.



STANDAR PELAYANAN MINIMAL ALAT....................................................................7



2.3.



STANDAR PELAYANAN MINIMAL TEMPAT..............................................................7



2.4. STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN INTRANATAL CARE DI KOMUNITAS...................................................................................................................................9 2.5.



MANAJEMEN ASUHAN INTRANATAL CARE...........................................................11



2.6.



PERSIAPAN IBU & KELUARGA MENJELANG PERSALINAN...............................13



2.7.



PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN INTRANATAL CARE24



BAB III.................................................................................................................................................25 PENUTUP............................................................................................................................................25 3.1.



KESIMPULAN...................................................................................................................25



3.2.



SARAN................................................................................................................................25



LAMPIRAN.........................................................................................................................................26 Gambar.............................................................................................................................................26 Naskah Role Play.............................................................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................31



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



LATAR BELAKANG Pemahaman tentang persalinan sebagai multifaktor akan memberikan dasar terhadap pendekatan yang berpusat pada ibu dalam menejemen asuhan intranatal. Menejemen asuhna intranatal di komunitas merupakan suatu pendekatan yang terpusat kepada individu dimasyarakat yang membutuhkan kemampuan analisis tinggi dan cepat terutama yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat. Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai standar, diharapkan dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan pada saat persalinan. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawabmemberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandumaupun polindes.Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa,dalam menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakatdesa dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermututinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapatmenyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalammenaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupunkeluarga dan masyarakat sekitarnya



1.2.



RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian Standar Pelayanan Minimal Asuhan Intranatal Care? 2. Bagaimana Standar Pelayanan Minimal alat dalam Asuhan Intranatal Care? 3. Bagaimana Standar Pelayanan Minimal tempat dalam Asuhan Intranatal Care? 4. Bagaimana Standar Pelayanan Minimal dalam komunitas? 5. Bagaimana Manajemen Asuhan Intranatal Care? 6. Bagaimana persiapan ibu dan keluarga menjelang persalinan? 7. Apa saja pedoman Standar Pelayanan Minimal Asuhan Intranatal Care?



1.3.



TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian Standar Pelayanan Minimal Asuhan Intranatal Care 2. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Minimal alat dalam Asuhan Intranatal Care 3. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Minimal tempat dalam Asuhan Intranatal Care 4. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Minimal dalam komunitas 5. Untuk mengetahui Manajemen Asuhan Intranatal Care 6. Untuk mengetahui persiapan ibu dan keluarga menjelang persalinan 7. Untuk mengetahui Pedoman Standar Pelayanan Minimal Asuhan Intranatal Care



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



PENGERTIAN



STANDAR



PELAYANAN



MINIMAL



ASUHAN



INTRANATAL CARE Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Setiap warga negara sesuai dengan kodratnya berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan memanfaatkan seluruh potensi manusiawi yang dimilikinya. Sebaliknya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban menjamin agar setiap warga negara dapat menggunakan haknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa hambatan atau halangan dari pihak manapun Konsep



standar



pelayanan



minimal



berubah



dari



Kinerja



Program



Kementerian menjadi Kinerja Pemda yang memiliki konsekuensi reward dan punishment, sehingga Pemda diharapkan untuk memastikan tersedianya sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga dan uang/biaya) yang cukup agar proses penerapan SPM berjalan adekuat. Standar pelayanan minimal merupakan salah satu program strategis nasional. Pada Pasal 68 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Kepala Daerah yang tidak melaksanakan program strategis nasional akan dikenai sanksi yaitu sanksi administratif, diberhentikan sementara selama 3 (tiga)bulan, sampai dengan diberhentikan sebagai kepala daerah. Asuhan intranatal care adalah asuhan yang diberikan seorang bidan kepada ibu yang sedang menjalani proses melahirkan. Asuhan intranatal care diberikan dalam bentuk : a. Memberikan pelayanan secara penuh dengan mengutamakan kepuasan klien dan mempertimbangkan pemenuhan hak klien, rasa aman, dan menghargai b. Mengidentifikasi adanya resiko komplikasi yang mungkin di hadapi saat melahirkan c. Memberikan dukungan kepada ibu dengan memberikan Pendidikan kesehatan terkait ibu dan janin guna meningkatkan kualitas selama kehamilan hingga persalinan



d. Memfokuskan kebutuhan ibu hamil tidak hanya pada fisik dan sosial tetapi juga emosi dan keterlibatan Ketika dihadapkan pada keputusan yang sulit e. Memberikan asuhan yang mengarah pada aspek keamanan sesuai standar klinik, mengupayakan persalinan yang normal, dan meningkatkan pengetahuan kesehatan untuk diri sendiri bayi dan keluarga f. Memberikan keputusan Ketika di perlukan rujukan segera 2.2. No 1 2



3



STANDAR PELAYANAN MINIMAL ALAT 1. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa Barang Jumlah Fungsi - Instrumen Sejumlah sasaran Formulir partograf pemantauan ibu bersalin persalinan Kartu ibu (rekam Terintegrasi - Form rekam medis medis) dengan ibu hamil bagi ibu - Pencatatan kesehatan ibu dan Terintegrasi anak sampai umur Buku KIA dengan ibu hamil 6 tahun - Media KIE bagi ibu dan keluarganya



2. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan Tenaga kesehatan meliputi: a. Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau b. Bidan, atau c. Perawat’ 2.3. STANDAR PELAYANAN MINIMAL TEMPAT Merupakan bangunan permanen dan menetap. Dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak berpori dan mudah dibersihkan. Lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan mudah dibersihkan. Akses/pintu keluar masuk ke ruang praktik terpisah dari rumah tinggal keluarga. Memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas/rawat inap, kamar mandi/WC, ruang pemrosesan alat dengan syarat- syarat tertentu. 1. Ruang tunggu 



Ruangan bersih dan nyaman







Dilengkapi dengan bangku tunggu







Tersedia media informasi kesehatan



2. Ruang Periksa







Ukuran minimal 3×2 m2







Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.







Ruangan bersih dan tidak berdebu







Dilengkapi tempat tidur untuk pemeriksaan dengan ukuran sesuai standar, meja dan kursi







Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik







Tersedia media informasi kesehatan ibu dan anak.



3. Ruang Tindakan 



Ukuran minimal 3 x 4 m2 untuk 1 (satu) tempat tidur persalinan dengan ukuran sesuai standar







Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin







Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm







Ruangan bersih dan tidak berdebu







Tersedia meja resusitasi untuk neonatal dan set resusitasi.







Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik



4. Kamar Mandi/WC 



Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.







Pintu terbuka keluar, lebar daun pintu minimal 90 cm, mudah dibuka dan ditutup.







Dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail), kloset diutamakan kloset duduk.







Tersedia shower/gayung



5. Ruang Pemrosesan Barang Limbah 



Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.







Tersedia wastafel khusus pencucian alat dengan air mengalir







Tersedia alat dan tempat pemrosesan alat sesuai standar.







Untuk pengelolaan limbah padat tersedia tempat sampah tertutup yang terpisah untuk limbah medis dan limbah domestik, dilapisi kantong plastik. Limbah medis yang infeksius hanya boleh disimpan maksimal 48 jam.







Untuk pengelolaan limbah cair diperlukan septic tank yang kedap air terpisah dari limbah rumah tangga



6. Persyaratan Prasarana 



Sirkulasi udara 15% x Luas lantai (dalam hal tidak terpenuhi 15%, maka bisa ditambah alat pengatur sirkulasi udara seperti: AC, kipas angin)







Cahaya terang dan tidak menyilaukan







Pintu dapat dikunci, dan terbuka keluar







Tersedia sketsel, gorden yang mudah dibersihkan







Tersedia air mengalir







Tersedia sistem kelistrikan yang sesuai dengan peralatan yang digunakan







Tersedia minimal 1 titik kelistrikan tiap ruangan, sedangkan khusus ruangan tindakan minimal 2.







Tersedia minimal 1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam kondisi siap pakai



2.4.



STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN INTRANATAL CARE DI KOMUNITAS



1. Standar pelayanan kebidanan a.Asuhan saat persalinan b. Persalinan yang aman c. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi. 2. Persiapan Bidan Bidan yang bekerja di desa,puskesmas,maupun pustu dilihat dari tugasnyatugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidan dalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi,sehingga dapat memberikan pelayanan yang bersih dan aman.



3. Situasi dan Kondisi 



Polindes cukup aman dan hangat







Tersedia ruangan untuk proses persalinan







Tersedia air mengalir







Terjamin kebersihannya







Tersedia sarana media komunikasi







Ruangan sebaiknya cukup luas







Adanya penerangan yang cukup







Tempat nyaman







Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan



4. Persiapan alat / bidan kit Perlengkapan yang harus disiapkan untuk melakukan persalinan di Polindes : Persiapan untuk pertolongan persalinan 



Tensimeter







Stetoskop







Funandoskop







Jam yang mempunyai detik







Termometer







Partus set







Heacting set







Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)







Vitamin K







Set kegawatdaruratan







Bengkok







Tempat sampah basah,kering dan tajam







Alat –alat proteksi diri/APD



5. Persiapan  Persalinan 



Waskom besar







Ember penyediaan air







Tempat untk cuci tangan,sabun,handuk kering







Baju ganti ibu



2.5.







2 kain panjang







Gurita







Pembalut







Handuk







Sabun







Waslap







Perlengkapan pakaian bayi







Selimut bayi



MANAJEMEN ASUHAN INTRANATAL CARE



1. Asuhan Persalinan Kala I Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya . ada tugas dan proses atau langkah-langkah yang harus dilalui dalam memberikan asuhan persalinan pada kala I, yaitu : 1. Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai 2. Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu 3. Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan 4. Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat 5. Mengizinkan adanya pendamping 2. Asuhan Persalinan Kala II Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi. Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan. Tugas yang harus dikerjakan bidan dalam asuhan persalinan kala II adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pertolongan persalinan bersih dan aman 2. Menghargai hak ibu sebagai pribadi 3. Menghargai tradisi setempat 4. Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalinan Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala II antara lain, sebgai berikut : a. Hindari untuk meminta ibu mengejan jika dalam posisi telentang



b. Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, bersih tempat persalinan, pengikatan, dan pemotongan tali pusat c. Pimpin ibu mengejan apabila ada keinginan untuk mengejan d. Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan e. Terapkan konsep sayang ibu f. Lakukan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan 3. Asuhan Persalinan Kala III Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen aktif kala III  Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu. Oleh karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala III, tersedianya peralatan dan perlengkapan menejemen aktif kala III dan pencegahan infeksi, tersedianya obat-obatan dan metode efektif dalan peniympanan, serta sistem rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang efektif. Asuhan persalinan kala III diberikan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan selapu janin secara lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi dan mencegah terjadinya retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mempunyai tugas rutin, yaitu melakukan penatalaaksanna aktif persalinan kala III (menejemen aktif kala III). Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala III adalah sebgai berikut : a. Penyimpanan oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8oC dan hindarkan dari paparan cahaya secara langsung. b. Pada suhu 30oC oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, pada suhu 40oC oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu. c. Tidak dianjurkan untuk memberikan Ergometrin dan Metergin, sebelum bayi lahir. d. Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan baik, keluarnya darah dari vagina, serta tali pusat memanjang.



e. Pada saat melahirkan pasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat secra berlebihan. f. Lakukan penanganan tali pusat dengan hati-hati g. Hentikan pegangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan h. Apabila merasa tidak yakin plasenta tidak dapat dilahirkan dengan lengkap, ikuti prosedur tetap penatalaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk. 4. Asuhan Persalinan Kala IV Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir. Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.  Asuhan persalinan kala IV merupakan asuhan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia uteri. Kehilangan darah biasanya dikarenakan pelepasan plasenta atau robekan serviks dan perineum. Jumlah darah yang keluar harus diukur (1 bengkok = ± 500 cc), apabila jumlah perdarahan lebih dari 500 cc harus dicari penyebabnya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada asuhan persalinan kala IV, yaitu sebagai berikut : a. Kontraksi uterus b. Perdarahan c. Kantong kemih d. Adanya luka e. Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap f. Tanda-tanda vital g. Keadaan bayi 2.6.



PERSIAPAN IBU & KELUARGA MENJELANG PERSALINAN 2.6.1 Pengertian Persalinan



Persalinan adalah proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan persiapan penting yang sangat



ditunggu oleh setiap pasangan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang membahagiakan setiap keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahtera ibu dan janin. Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membrane dari dalam janin melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai. 2.6.1



Persiapan persalinan Persiapan diartikan sebagai suatu program instruksi yang bertujuan tertentu dan berstruktur Persiapan persalinan bertujuan untuk menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan. Persiapan persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak oleh ibu hamil. Persiapan persalinan pada trimester III meliputi faktor resiko ibu dan janin, perubahan psikologi dan fisiologi, tanda-tanda bahaya dan bagaimana meresponnya, perasaan mengenai melahirkan dan perkembangan bayi, tanda-tanda saat hendak melahirkan, respon terhadap kelahiran, ukuran-ukuran kenyamanan situasi kelahiran cesar dan perawatan yang terpusat pada keluarga. Persiapan persalinan merupakan salah satu program pada desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Dalam program desa siaga dimana para bidan desa, tokoh masyarakat, ikut aktif berperan menangani kesehatan dan membantu persalinan kepada ibu hamil dan ibu melahirkan dan melakukan pemeriksaan ibu.



Persiapan persalinan meliputi beberapa hal : 1. Persiapan fisik Proses persalinan adalah proses yang banyak melelahkan, untuk itu perlunya dilakukan persiapan fisik semenjak kehamilan memasuki bulan ke 8 kehamilan, hal ini disebabkan persalinan bisa terjadi kapan saja. Persiapan fisik berkaitan dengan masalah kondisi kesehatan ibu, dimana ibu perlu menyiapkan kondisi fisik sebelum hamil. Ibu memahami berupa adanya perubahan fisiologi sebelum terjadi persalinan kira-kira 2 minggu, dimana ibu akan lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala janin mulai masuk ke



dalam pintu atas pinggul (PAP), Ibu akan sering buang air kecil (BAK) karena turunnya kepala janin ke dalam PAP yang menekan vesika urinaria serta ibu merasakan adanya gambaran his palsu yaitu kadang-kadang perut mengejang. Makan makanan bergizi dan minum yang cukup banyak, serta tetap melakukan aktivitas seperti berjalan pagi, atau kegiatan rumah lainnya (untuk yang bekerja dipastikan sudah cuti), dan tetap istirahat yang cukup. Hal tersebut di atas dimaksudkan bahwa dengan aktivitas, istirahat dan gizi yang baik, energi dan tenaga untuk menghadapi persalinan nanti diharapkan cukup baik, dan dapat membantu prosesnya agar lancar dan cepat, ibu juga tidak anemia dan mengalami lemas kehabisan energi, karena proses persalinan bisa berbeda-beda waktunya pada setiap orang, ada yang lama, ada yang cepat, dan umumnya melelahkan Persiapan fisik persiapan persalinan meliputi kesiapan kondisi kesehatan ibu, meliputi kesiapan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama hamil sampai menjelang persalinan. pengaturan kebutuhan nutrisi saat kehamilan, serta upaya perencanaan persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi yang mencakup tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda persalinan Dalam menyiapkan kondisi fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan bergizi dan minum yang cukup banyak. Tetap melakukan aktivitas seperti berjalan pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat yang cukup juga merupakan persiapan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu. Dengan mengetahui teknik mengedan dan bernafas yang baik juga dapat memperlancar dan memberikan ketenangan dalam proses persalinan Penting untuk ibu menjaga kebersihan badan dan kesesuaian pakaian. Kebersihan badan menjelang persalinan bermanfaat karena dapat mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan). Persiapan fisik lain yang perlu diperhatikan adalah dengan melakukan olah raga misalnya senam hamil, karena seorang perempuan memerlukan fisik yang fit untuk melahirkan. Kondisi fit ini ada hubungannya juga dengan ada atau tidaknya penyakit berat yang diidap oleh calon ibu. Jika ditemukan riwayat darah tinggi atau asma berat, misalnya, berarti tidak bisa dilakukan persalinan normal. sehingga sejak awal kehamilan, sudah harus direncanakan kelahiran dengan operasi.



Senam hamil ini hanya bisa dilakukan ketika kandungan berusia 22-36 minggu. Namun, yang perlu diperhatikan, tidak semua kondisi ibu hamil dapat melakukan treatment ini, sehingga disarankan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter pendamping kandungan. Ada dua tipe kondisi wanita yang tidak bisa melakukan senam hamil, yaitu yang bersifat relatif (riwayat kebidanan jelek, janin kembar, menderita diabetes, letak bayi sungsang). Sementara yang bersifat mutlak tidak boleh dilakukan senam hamil adalah (menderita penyakit jantung, hipertensi, resiko kalahiran prematur). Latihan senam ini harus dihentikan jika terjadi keluhan nyeri di bagian dada, nyeri kepala, dan nyeri persendian, kontraksi rahim yang sering, keluar cairan, denyut jantung meningkat > 140/menit, kesulitan untuk berjalan, dan mual, serta muntah yang menetap. Senam hamil dibagi menjadi empat tahap berdasarkan usia kandungan. Tahap pertama (usia kehamilan 22-25 minggu), tahap kedua (usia kehamilan 26-30 minggu), tahap ketiga (31-35 minggu) dan tahap keempat (36-melahirkan). Persiapan fisik yang lain adalah rutinitas dalam memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan. Setiap trimester masa kehamilan memiliki proses tersendiri. Karena itu, penting bagi ibu hamil mengetahui pertanyaan apa saja yang tepat diajukan setiap kali berkonsultasi ke dokter berkaitan dengan kondisi kehamilannya. Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, umumnya baru bisa merasakan gerakan janin di sekitar usia kehamilan 18 minggu. Bagi yang sudah pernah hamil, akan terasa lebih awal, misalnya usia 16 minggu. Gerakan janin pada awalnya hanya berupa getaran kecil. Ibu hamil trimester 1 dan 2 dianjurkan dapat memeriksakan kehamilannya setiap satu bulan sekali, dan untuk trimester 3 dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya 2 minggu sekali. Zat gizi berperan vital dalam pertumbuhan janin. Selama kehamilan, metabolisme energi meningkat akibat perubahan sistem tubuh dan perkembangan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan energi dan zat gizi harus ditingkatkan. Kebutuhan-kebutuhan zat gizi tersebut harus memenuhi. 1) Kalori Selama trimester kedua dan ketiga kehamilan membutuhkan 300 kalori per hari. Walaupun peningkatan ini tidak digunakan dalam trimester pertama, bukan berarti keseimbangan nutrisi tidak penting. Kalori tambahan ini diperlukan agar berat badan meningkat (total 12



hingga 16 kg selama hamil). Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan berat badan bayi yang cukup saat dilahirkan. Sebaiknya pada trimester pertama, pertambahan bobot hanya 0, 5 kg setiap bulannya. Sedangkan pada trimester kedua, 0, 5 kg setiap minggunya. Sedangkan di trimester terakhir (bulan ke9), hanya boleh 0, 5 hingga 1 kg. Kalori bisa dapatkan dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, buah, sereal, beras merah, sayur, kentang. 2) Protein Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan janin optimal. Protein bisa dapatkan dengan mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu, dan telur. 3) Kalsium Penelitian menunjukkan bahwa janin memerlukan 13 mg kalsium dari darah ibu. Janin memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya. Jika jumlah kalsium yang didapatkan kurang, maka akan diambil dari tulang. Akibatnya dapat mengalami pelunakan tulang (osteomalasia). Kalsium bisa didapatkan dengan mengkonsumsi produk susu, tahu, brokoli, kacang-kacangan. 4) Zat besi Kekurangan zat besi akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin menjadi terhambat. Kekurangan zat besi dapat meningkatkan resiko cacat (mortalitas) pada ibu dan janin. Karena kebutuhan zat besi sulit dipenuhi dari diet pola makan, maka terkadang pemakaian suplemen disarankan. Zat besi bisa didapatkan dengan mengkonsumsi bayam, daging merah, hati, ikan, unggas, kerang, telur, kedelai. 5) Asam folat (vitamin B) Asam folat yang dikonsumsi sejak masa pembuahan dan awal kehamilan mampu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Penelitian menunjukkan resiko kelainan tulang belakang (spina bifida) dan kelainan ronggga otak (anensefali) menurun hingga 50%. Sangat disarankan untuk mendapatkan 400 mg asam folat per hari. Asam folat bisa didapatkan dengan mengkonsumsi jus jeruk bayam, oatmeal, brokoli, stoberi, dan roti. 6) Cairan Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah. Minum setidaknya 8 hingga 10 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan tidak akan mengurangi bengkak yang



dialami. Namun dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Konsumsi cairan yang terbaik adalah air putih, selain itu juga dapat mengkonsumsi sup, jus, dan teh. 7) Garam Garam dapat membantu mengatur air dalam darah. Kebutuhan tubuh akan garam sedikit, sekitar 2000 hingga 8000 mg per hari. Beberapa ibu yang terkena darah tinggi atau preeklamsia bahkan tidak memerlukan tambahan akan konsumsi garam. Selain hal di atas ibu perlu memahami gambaran jelas dan sistemis tentang jalannya persalinan, mengetahui teknik mengedan dan bernafas yang baik, harus menjaga kebersihan badan dan kesesuaian pakaian. Persiapan fisik berupa kebersihan badan menjelang persalinan karena bermanfaat jika dengan mandi dan membersihkan badan akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan. 2. Persiapan psikologis Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan dan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan (Sjafriani dalam Harumawati, 2012). Perasaan takut dalam persalinan dapat diatasi dengan meminta keluarga atau suami untuk memberikan sentuhan kasih sayang,



meyakinkan



ibu



bahwa



persalinan



dapat



berjalan



lancar,



mengikutsertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu atau keluarga (Sjafriani dalam Harumawati, 2012) Persiapan pada ibu primigravida umumnya belum mempunyai bayangan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya saat persalinan terjadi. Salah satu yang harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang, dimana ibu hamil dapat melalui saatsaat persalinan dengan baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang terdekat, perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan. Keluarga



baik dari orang tua maupun suami merupakan bagian terdekat bagi calon ibu yang dapat memberikan pertimbangan serta bantuan sehingga bagi ibu yang akan melahirkan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan. Dalam mengatasi perasaan takut dalam persalinan, ibu dapat mengatasinya dengan meminta keluarga atau suami untuk memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu/ keluarga serta memberikan bimbingan untuk berdo’a sesuai agama dan keyakinan. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh para ibu primigravida ini adalah dengan cara mencari pengetahuan seluas-luasnya tentang masalah kehamilan dan persalinan dengan membaca buku atau hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah kehamilan serta konsultasi kepada petugas kesehatan. Perasaan cemas pada ibu hamil bisa berdampak pada janin, untuk itu perlu adanya stimulus dari untuk menentramkan hati ibu. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara mendengarkan musik 3. Persiapan finansial Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung



sampai



persalinan



seperti



menyiapkan



biaya



persalinan,



menyiapkan popok bayi dan perlengkapan lainnya. Menyiapkan pendonor darah ketika dibutuhkan transfusi darah setelah persalinan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan. Persiapan finansial bagi ibu yang akan melahirkan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak harus disiapkan, dimana persiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan. Kondisi ekonomi berkaitan dengan kemampuan ibu untuk menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi dan perlengkapan lainnya, persalinan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu sebaiknya Ibu sudah menganggarkan biaya untuk persalinan. Biaya bisa Ibu atau keluarga anggarkan disesuaikan dengan tarif persalinan di tempat di mana rencana persalinan akan berlangsung. Selain anggaran biaya persalinan perlu juga menentukan tempat kelahiran sesuai



kemampuan kita, misalnya rumah bersalin atau di rumah dengan mendatangkan bidan. Perencanaan yang adekuat meliputi penentuan tempat yang tepat dengan pertimbangan dalam memilih tempat bersalin dengan mempertimbangkan jarak tempat bersalin dengan rumah, kualitas pelayanannya, ketersediaan tenaga penolong, fasilitas yang dimiliki, kemampuan pembiayaan dimana setiap klinik/rumah sakit memiliki ketentuan tarif yang beragam 4. Persiapan kultural Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup yang kurang baik terhadap kehamilan, dan berusaha mencegah akibat itu. Persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan yang tidak baik sebelum kehamilan untuk dihindari selama kehamilan terjadi. Faktor budaya sangat penting dimana terdapat tradisi untuk membawa plasenta ke rumah, cara berperilaku yang benar selama kehamilan dengan menjaga sikap dan perilaku. Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang kurang baik terhadap kehamilan agar persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan tidak baik selama kehamilan dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku yang pantas selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon suami maupun petugas kesehatan terhadap kebutuhan ibu. Menurut Kemenkes RI dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu (2013) menyebutkan bahwa yang termasuk persiapan persalinan, yaitu pertanyaanpertanyaan mengenai siapa yang akan menolong persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan, metode transportasi bila diperlukan rujukan, dan dukungan biaya. 3. Faktor yang mempengaruhi persiapan persalinan 1) Umur Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan (Padila, 2014). Umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya



penyulit pada waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat, sehingga akan meningkatkan kecemasan. Bobak (2004) mengatakan bahwa wanita usia lanjut tidak terlalu khawatir akan kehamilannya dan dapat menyesuaikan diri dengan baik saat memasuki trimester III. Akan tetapi, pada kenyataannya, perawatan anak terbukti sulit bagi mereka. Ibu yang terbiasa dengan stimulasi dan kontak dengan sesama orang dewasa merasa sulit menerima diri mereka terisolasi dengan bayinya 2) Pendidikan Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan mempengaruhi proses belajar. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima infromasi. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menerima dan memakai pengetahuan atau informasi. Suami yang mengikuti kelas pendidikan kesehatan ibu hamil, maka ia memiliki kesempatan untuk belajar tentang cara menjadi pasangan yang terlibat dan aktif dalam proses menjadi orang tua. 3) Pekerjaan Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil. Bekerja merupakan aktivitas yang menyita waktu dan ibu hamil akan fokus ke pekerjaannya. Ibu hamil yang bekerja dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga dapat menambah pengetahuan. Selain itu, bekerja dapat menambah penghasilan keluarga untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan. Pada penelitian Sumiati (2015) didapatkan hasil bahwa pekerjaan berkaitan langsung dengan pendapatan atau kondisi ekonomi keluarga dalam



mencukupi kebutuhan selama



kehamilan hingga



persalinan. Kondisi ekonomi yang cukup dapat memenuhi kebutuhan kehamilan antara lain makanan sehat, perlengkapan bayi, obat-obatan, tenaga kesehatan, serta trasnportasi. 4) Pendapatan (ekonomi) Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan



lainnya dengan baik (Wawan dan Dewi, 2010). Banyak pria menyatakan kekhawatirannya akan ekonomi keluarga yang aman. Penyesuaian dalam keuangan harus dilakukan untuk melakukan menyesuaikan diri terhadap penurunan pendapatan dan peningkatan pengeluaran karena kehadiran seorang anggota keluarga baru 5) Dukungan sosial Dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orangorang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi. Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang positif yang diberikan oleh orang-orang tertentu terhadap individu dalam kehidupannya serta dalam lingkungan sosial tertentu sehingga individu yang menerima merasa diperhatikan, dihargai, dihormati, dicintai. Dukungan sosial merupakan koping keluarga, baik dukungandukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat dan telah terkonseptualisasi dalam studi-studi tentang dukungan keluarga. Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, ptaktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal. antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak. Dukungan dalam persalinan seperti pujian, penentraman hati, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Dalam hal ini ibu yang bersalin harus ditemani orang yang ia percayai dan membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangan, sahabat, atau anggota keluarga. Dukungan suami dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangatlah berarti, dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat yang tidak didapatkan dari seorang tenaga kesehatan dalam menghadapi proses persalinan. Dukungan suami dapat berupa dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaiaan dan finansial a) Jenis-jenis dukungan sosial 1. Dukungan emosional



Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpati, empati, kepedulian, kepercayaan, dan perhatian terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat



individu



memiliki



perasaan



nyaman,



yakin,



dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol b) Dukungan instrumental Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Tujuan dari dukungan ini adalah untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, kebutuhan makan dan minum, serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena individu



dapat



langsung



memecahkan



masalahnya



yang



berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah c) Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi). Keluarga memberikan dukungan yang baik berdasarkan karakteristik hubungan dengan pasien, dapat diketahui suami adalah bagian keluarga yang paling dekat dengan istri yang senantiasa memberikan nasehat, saran, maupun pemberian informasi tentang kesehatan pasien yang diperoleh dari petugas kesehatan. Keluarga menyediakan bantuan informasi agar dapat digunakan oleh



seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah d) Dukungan penghargaan Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik membimbing dan menengahi pemecahan masalah, serta sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Dukungan ini berbentuk suatu penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilian yang positif Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif dari individu, pemberian



semangat,



persetujuan



pada



pendapat



individu,



perbandingan yang positif pada individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi. 2.7.



PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN INTRANATAL CARE







Permenkes No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pasal 1 Ayat 2 : Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.







Permenkes No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan BAB III tentang Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin



BAB III PENUTUP 3.1.



KESIMPULAN Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenagakesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinanyang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialiskebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan,dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanankesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan.



3.2.



SARAN Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan dan pembaca mengetahui tentang eklamsia baik pada kehamilan, persalinan dan nifas supaya dapat mecegahnya dan segera meminta pertolongan tenaga medis. Dan sebagai mahasiswa dan tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan asuhan kagawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan prosedur untuk mengurangi AKI dan AKB. Agar kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya periksalah ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas)yang di dalamnya terdapat tenaga kesehatan yang terlatih seperti bidan/dokter. Dari laporan pendahuluan ini, penyusun menyadari banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar dalam pembuatan laporan pendahuluan yang akan datang lebih baik dan tidak terjadi kesalahan lagi



LAMPIRAN Gambar



Naskah Role Play 1. Rosa sebagai penulis dalam skrip 2. Victoria sebagai bidan 3. Faizatul sebagai pasien atau bumil 4. Merita sebagai mertua + asisten bidan 5. Lutfiah sebagai suami Materi Tentang IMD IMD singkatan dari inisiasi menyusu dini, adalah usaha aktif bayi untuk menyusu dalam satu jam pertama kelahiran, baik persalinan normal maupun seksio sesaria dengan difasilitasi oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan yang menolong persalinan). Bayi diletakkan di perut dan dada ibu segera setelah lahir dan diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri dengan cara merangkak mencari payudara (the breast crawl) dan membiarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya selama satu jam bahkan lebih sampai bayi menyusu sendiri. Jam pertama bayi menemukan payudara ibunya adalah awal suatu ”life-sustaining between mother and child” A. Tujuan imd •



Memperkenalkan “bonding attachment” dengan ibu sesegera mungkin melalui inisiasi menyusu dini.







Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal







Mencegah hipotermi







Mencegah perdarahan pasca persalinan







Mempercepat produksi ASI







Memberi perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi



B. Keuntungan imd bagi ibu dan bayi Keuntungan menyusu dini untuk bayi: 



Merangsang kolostrum segera keluar







ASI/kolostrum merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal sesuai dengan kebutuhan bayi







Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi; kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi







Meningkatkan kecerdasan







Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan napas







Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi







Mencegah kehilangan panas



Keuntungan menyusu dini untuk ibu: 



Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin







Meningkatkan keberhasilan produksi ASI







Meningkatkan jalinan kasih saying ibu-bayi



Dialog Pada suatu hari tetcatat ibu hamil bernama Ny. Faizatul, ia Bersama ibu mertuanya Ny Merita mendatangi polindes. Kemudian bidan victoria untuk memeriksakan kehamilan faizatul yang usia kehamilan nya sudah menginjak usia 39 minggu. Pada pemeriksaan ini dilakukan untuk yang terakhir kali sebelum Ny. Faizatul melakukan persalinan. Bidan victoria : kondisi bayi sama ibunya sehat ya ini setelah saya periksa, kepala bayinya juga sudah masuk panggul ya, kemudian untuk perkiraan persalinan mungkin kurang 3 atau 4 hari lagi. Ny faizatul : baik bu bidan terimakasih, saya senang jika bayi yang saya kandung sehat selalu Bidan victor : iya ibu dijaga terus ya kesehatannya. Jika ibu merasakan mulas,keluar cairan dari kemaluan seperti ingin melahirkan segera datang ke polindes ya, karena hal itu bisa menjadi tanda persalinan Ny faizatul: oh begitu ya bu bidan, baiklah kalo begitu terimakasih, saya sudah tidak sabar melihat bayi saya nanti



Ny merita : iya bu bidan saya sudah tidak sabar untuk melihat cucu saya, semoga nanti kalo sudah waktunya persalinan diberikan kelancaran Bidan victoria : iya ibu semoga diberikan kelancaran saat persalinan nanti dan bayi yang dilahirkan juga sehat. Jangan lupa menjelang persalinan yang perlu dipersiapkan itu persiapan fisik seperti ibu mulai dari makanan bergizi yang di konsumsi, istirahat cukup dijaga kesehatannya. Ibu juga tidak perlu khawatir akan persalinan, ibu tenang saja saya yakin persalinannya nanti akan berjalan aman. ibu mempersiapkan diri karena setelah ini akan mempunyai peran sebagai ibu. Dan juga harus mempersiapkan transportasi, anggaran dana untuk biaya persalinan, tas yang akan di bawa saat persalinan sudah dipersiapkan sejak jauh jauh hari yang isinya seperti baju ibu, baju bayi, pembalut, popok, handuk Ny. Faizatul : iya bu, sudah saya siapkan semua alhamdulillah Ny merita : baik kalau begitu terimakasih bu Bidan victoria : baik bu sama sama, hati hati Setelah selesai melakukan pemeriksaan di polindes kepada bidan victoria, Ny faizatul dan ibu mertuanya yaitu Ny merita pergi meninggalkan polindes dan pulang kerumahnya. 3 hari kemudian pada suatu sore Ny faizatul merasakan mulas mulas seperti ingin melahirkan, kemudian Ny faizatul di antar oleh ibu mertuanya datang ke polindes. Saat di polindes ternyata Ny faizatul sudah mengalami pembukaan 5 dan ketuban masih utuh, setelah menunggu beberapa lama akhirnya Ny faizatul melahirkan bayinya dengan normal dan lancar. Bidan victoria : alhamdulillah bayinya sudah lahir dengan selamat Ny merita : alhamdulillah, terimakasih bu bidan, akhirnya cucu saya lahir dengan sehat. Permisi ya bu bidan saya mau menghubungi anak saya yang lagi diluar kota untuk memberi tahu bahwa istrinya sudah melahirkan dan bayinya juga selamat dan dalam keadaan yang sehat Kemudian Ny merita menghubungi tuan lutfiah Ny merita : halo assalamualaikum, nak istrimu sudah melahirkan jenis kelamin laki-laki, beratnya 3kg alhamdulillah ibu dan bayi selamat dan sehat Tn lutfiah : iya halo Waalaikumsalam bu, ya Allah alhamdulillah anakku sudah lahir Ny merita : iya nak, terus kapan kamu pulang? Tn lutfiah : minggu depan bu saya akan pulang, saya titip anak dan istri saya ya bu Ny merita : ya sudah baiklah nak, hati hati dijalan anak istri dan ibu menunggumu dirumah. ya sudah ibu tutup dulu ya telfonnya, assalamualaikum Tn lutfiah: iya bu Waalaikumsallam



Kemudian asisten bidan memberikan bayi Ny faizatul untuk dilakukan IMD Asisten Bidan : permisi bu ini bayinya telah saya keringkan, selanjutnya melakukan IMD selama 30-60 pasca persalinan. Begini bu IMD itu adalah langkah penting untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan pada dada atau perut ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Jadi agar bayi dapat belajar menyusu pada ibu dengan cepat Ny faizatul : oh begitu baik bu bidan akan saya lakukan hal itu agar bayi saya dapat meminum ASI dengan lancar, terimakasih bu bidan atas informasi nya Selanjutnya bidan victoria melanjutkan persalinan kala III dan melakukan massase untuk mengeluarkan plasenta.



DAFTAR PUSTAKA Putri, Sentya.2019. Asuhan Kebidanan Komunikasi.Yogyakarta:PT Pustaka Baru Permenkes No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan https://id.scribd.com/document/430719888/MAKALAH-komunitas-Rev1



(diakses



22



Februari 2021 pukul 12.54) https://id.scribd.com/doc/129390543/73989520-ASUHAN-INTRANATAL



(diakses



22



Februari 2021 pukul 13.07) https://www.academia.edu/17073510/TUGAS_MAKALAH_ASUHAN_INTRANATAL_D ALAM_KEBIDANAN_KOMUNITAS (diakses 22 Februari 2021 pukul 13.12) https://www.google.com/amp/s/galihendradita.wordpress.com/2017/09/09/persyaratanpraktik-mandiri-bidan/amp/ (diakses 24 Februari 2021 pukul 10.49) http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4841 (diakses 23 Februari 2021 pukul 11.23) http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3555/4/chapter%202.pdf. (diakses 23 Februari 2021 pukul 11.23)